Saat ini, Jason sedang mengendarai mobil ke Kediaman Herdian.Begitu pintu dibuka, Tandy segera keluar untuk menyambutnya. Namun, dia merasa terkejut. โPaman Jason!โโSonia yang suruh aku ke sini. Gimana kondisi pamanmu?โ Jason menepuk-nepuk pundak Tandy berusaha untuk menenangkannya.Tandy menjawab, โPaman masih nggak mau makan obat.โDokter pribadi juga sudah datang. Dia menunjukkan ekspresi serbasalah. โIni pertama kalinya aku melihat Tuan Reza begitu keras kepala.โโTidak apa-apa, biar aku saja.โ Jason tersenyum lembut, lalu melangkahkan kakinya ke dalam kamar.Saat ini, hanya dinyalakan satu lampu di atas nakas. Reza telungkup di atas ranjang, memamerkan punggung yang kekar. Ketika mendengar suara langkah kaki, dia memalingkan kepala untuk melihat. Keningnya spontan dikerutkan. Kemudian, dia kembali menunduk.Raut wajahnya terlihat merona. Dapat diketahui bahwa Reza sedang demam tinggi. Tatapan yang biasanya tajam itu kelihatan agak capek.โApa kamu merasa kecewa?โ tanya Jason den
Jason menunggu sekitar satu jam. Setelah melihat Reza tidur dengan lelap, dia mengukur suhu badan Reza, baru meninggalkan rumah setelah demamnya turun.Tandy dan dokter pribadi masih menunggu di luar sana. Setelah mengetahui demam Reza sudah turun, mereka pun menghela napas panjang.Sekarang sudah larut malam. Jason menyuruh sopir untuk mengantar dokter pulang, lalu menyuruh Tandy untuk tidur.Mereka berdua berjalan keluar rumah. Jason bertanya, โKenapa cuma kalian berdua di rumah?โTandy menjawab, โKakek pergi rapat di ibu kota. Jadi, Kakek bawa Nenek ke sana. Orang tuaku juga lagi dinas, sedangkan kakakku ada kegiatan di sekolah. Jadi, dia tinggal di sekolah.โโPamanmu sudah baik-baik saja. Kamu tidak usah mengkhawatirkannya,โ ucap Jason dengan tersenyum.โKamu bisa hubungi aku kalau ada apa-apa.โโEmm!โSetelah mengantar kepergian Jason, Tandy kembali ke lantai tiga untuk melihat Reza sekilas. Menyadari Reza sedang tidur dengan lelap, Tandy baru kembali ke kamarnya.Tandy berpikir s
Tiga hari kemudian, Thalia baru kembali bekerja di lokasi syuting. Sementara, paparazi menemukan Reza juga telah kembali bekerja di perusahaan. Semuanya membuktikan bahwa mereka sedang bersama selama beberapa hari ini.Sonia pergi ke ruang rias untuk membereskan busana. Di balik sebuah tirai, Thalia dan Liana sedang mengobrol.โThalia, sudah lama aku nggak ketemu sama kamu. Aku kangen banget sama kamu,โ bicara Liana dengan nada menjilat.Thalia pun tersenyum lembut. โBeberapa hari ini aku ada sedikit masalah. Jadinya mengganggu jadwal syuting. Maaf, ya.โโNggak ada yang salahin kamu, kok!โ balas Liana, โKenapa kamu masih rahasiain aku, ayo cepat jujur! Beberapa hari ini, kamu lagi temani Tuan Reza, โkan?โThalia melirik tirai biru sekilas, lalu membalas dengan nada manja, โAku juga nggak berdaya. Kalau aku nggak temani dia, dia nggak mau makan obat. Dia seperti anak-anak saja!โLiana menutup bibirnya. โKurasa Tuan Reza sengaja cari alasan biar kamu bisa temani dia. Masa kamu nggak nger
Teddy khawatir ada salah paham di antara Thalia dengan Sonia, dia pun menenangkan Thalia. Setelah itu, Teddy menyuruh wakil sutradara untuk menenangkan Sonia. Dia berharap masalah pribadi mereka tidak berpengaruh terhadap pekerjaan mereka.Wakil sutradara bernama Hardy. Dia berumur 30-an tahun, masih belum menikah. Setelah berkali-kali mencari Sonia, dia malah memendam maksud lain.Hari ini Hardy datang mencari Sonia untuk membahas masalah pekerjaan. Ketika menyadari tidak ada orang di sekeliling, dia tiba-tiba mendekati Sonia, lalu berbicara dengan menatap wajahnya, โSonia, kamu cantik sekali, apa kamu pernah kepikiran untuk menjadi artis?โEkspresi Sonia sangat datar. โNggak pernah.โHardy pun tersenyum. โSayang sekali wajah secantik ini nggak jadi artis. Serius! Dunia hiburan ini kurang wanita seperti kamu.โSonia masih tidak tertarik. โAku nggak berbakat dalam akting.โHardy segera berkata, โNggak masalah kalau kamu nggak berbakat! Bakat bisa dibimbing! Mungkin kamu nggak tahu, ada
Liana mendorong kacamatanya ke atas, lalu melanjutkan, โKelihatan sekali gaun itu dirusak oleh seseorang. Semua orang juga tahu, gaun itu sangat mahal, bahkan ada berlian asli di atasnya. Jangan-jangan ada yang sengaja ingin mengambil manik-manik emas dan berlian di atas gaun itu?โThalia mengedipkan matanya, lalu berkata dengan menggeleng, โNggak mungkin, deh. Meskipun perhiasan itu lepas, semuanya masih ada di sini!โLiana berkata dengan tersenyum sinis, โBukannya akan sangat mencolok kalau dicuri semuanya? Ada yang sengaja melepaskan perhiasannya, saat gaun dikeluarkan dari kotak, perhiasan itu akan jatuh ke lantai. Nantinya semua berlian itu belum pasti bisa ditemukan. Alasannya nyangkut di dalam semak-semak atau lubang.โThalia pun mengangguk, lalu bertanya pada Caroline, โDi mana kamu taruh gaun ini tadi?โCaroline melirik Sonia sekilas, lalu menunduk dan tidak berbicara.Sonia mengangkat kepalanya, lalu berkata, โTaruh di laciku.โLiana pun mengangkat-angkat alisnya dan tidak be
Tatapan Thalia menjadi berkilauan. Dia sedang menebak siapa yang sedang membantu Sonia?Jason atau Bondan?Hanya saja, Thalia berani memastikan Sonia tidak mungkin akan mencari Reza!Saat ini Darren yang sudah mendengar kabar itu pun berlari ke sisi Sonia. Dia bertanya apa yang terjadi.Sonia menjawab, โGaun sudah dirusak. Jadi, perlu diganti yang baru.โDarren melirik sekilas gaun yang dirusak, lalu berkata dengan mengerutkan keningnya, โKerjaan siapa?โLiana sedang menggesek kukunya sambil berkata, โSiapa lagi kalau bukan orang dalam?โโNggak apa-apa!โ Sonia berkata dengan tenang, โAda kamera CCTV di dalam ruangan itu. Semuanya akan terjawab setelah memeriksa rekaman CCTV.โBegitu ucapan dilontarkan, raut wajah beberapa orang di dalam kerumunan langsung berubah.Hardy bertanya dengan ragu, โCCTV? Sepertinya ruangan itu nggak ada kamera CCTV?โโAku pasang sendiri. Gimanapun, gaun ini terlalu mahal. Aku takut akan terjadi sesuatu. Jadi, aku pasang CCTV di tempat tersembunyi tanpa beri
Jeremy yang merupakan tokoh utama dalam sinetron kali ini berjalan mendekati. โCantik sekali gaunnya!โDarren mengacungkan jempol ke sisi Sonia. โSonia, kamu hebat sekali! Tak disangka kamu benar-benar bisa meminta gaun baru!โHardy masih merasa bingung. โGimana caranya kamu bisa melakukannya?โSonia berkata, โAku sudah berhasil mendapatkan gaun. Apa syuting sudah bisa dilanjutkan?โโNggak usah buru-buru!โ Hardy memalingkan kepalanya menatap Thalia. โThalia, apa kamu ingin mencoba gaunnya dulu?โโNggak usah dicoba lagi!โ Thalia berdiri, lalu berjalan ke hadapan gaun baru. Dia tampak mengerutkan keningnya. โAku nggak suka sama gaun ini. Aku lebih suka yang sebelumnya.โTatapan Sonia seketika menjadi dingin. Darren yang tidak bisa bersabar itu pun langsung memaki, โThalia, kamu jangan keterlaluan, ya. Kalau berani, kamu lawan aku saja!โThalia memalingkan kepalanya, lalu berkata dengan berlagak lugu, โSejak kapan aku keterlaluan? Gaun sebelumnya dirancang khusus buat aku. Aku merasa gaun
Hardy mendengus dingin. โHari ini jadwalnya syuting adegan ini. Kalau ada yang nggak ingin kerja lagi, segera tinggalkan tempat ini!โRaut wajah Darren berubah muram. Dia menarik pergelangan tangan Sonia hendak membawanya pergi. Tiba-tiba terdengar suara dingin dari belakang. โAda apa ini?โSetelah mendengar suara itu, sekujur tubuh Sonia menjadi tegang.Thalia memalingkan kepalanya, lalu muncul senyuman manis di wajahnya. โReza!โHardy juga spontan membalikkan kepalanya. Seketika senyuman di wajahnya menjadi semakin lebar. โTuan Reza, kenapa kamu bisa ke sini?โSepertinya karena ada banyak orang di sekeliling, Thalia tidak berani terlalu dekat dengan Reza. Dia hanya bertanya dengan penuh perhatian, โGimana lukamu?โโTidak apa-apa!โ balas Reza dengan tersenyum tipis. Tatapannya seketika tertuju pada gaun di tangan asisten Sonia. Dia pun bertanya, โApa yang terjadi?โHardy segera menambahkan minyak di atas kobaran api. Dia mendorong semua tanggung jawab ke diri Sonia. Dia mengatakan se
Hallie menggeleng. โKetika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!โAska menatap Hallie dengan ramah. โAnak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.โโIbuku?โ tanya Hallie dengan penasaran.โIya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!โ Suara Aska terdengar terisak-isak. โSelama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!โMata Hallie memerah. โAku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!โSaat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.โPak Guru!โ Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
โEmm, aku tidur siang!โ Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, โBagaimana dengan pertemuan tadi siang?โTheresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, โSepertinya nggak begitu cocok.โMorgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.โNggak cocok?โ Ranty merasa agak kecewa. โKenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?โTheresia berkata dengan nada bercanda, โKami saling nggak suka.โโJadi, kalian nggak nonton opera?โโNggak!โโKakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, โHanya ada daun teh, coba dicicipi.โโOke, tidak masalah!โ Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?โEmm!โTheresia mengangguk. โSetelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.โMorgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, โApa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?โโIya!โ Morgan mengangguk. โSementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.โTheresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, โAku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. โAku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.โโEmm!โ Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. โTuan Morgan!โWanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. โCuaca sudah cerah?โโIya, sudah cerah!โ Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. โApa suasana hatimu sudah membaik?โSonia meregangkan tubuhnya. โSuasana hatiku selalu baik!โKemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. โApa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?โโKamu pergi bersamaku!โ Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.โNggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.โ Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. โSekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.โโKalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!โโOke!โReza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. โJadi, jangan harap untuk meninggalkanku!โSonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. โAku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!โSuara Reza terdengar serak. โSayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?โโPeduli!โโSekarang aku sangat panik!โSonia memeluknya. โAku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?โโTapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!โ Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.โSonia!โ Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. โKematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.โSonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.โAku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, โKamu mau muntahin ke dalam air lagi?โTangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, โAku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.โโAku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?โโSelain m