Reza menyuruh Robi mengantarnya ke Imperial Garden.Sekarang sudah jam sebelas malam. Reza tidak menuruni mobil. Dia tinggal beberapa saat di mobil, lalu menghubungi Sonia, โSudah tidur?โNada bicara Sonia terdengar agak malas. โBaru saja berbaring. Kamu belum pulang?โReza tertegun sejenak, lalu berkata dengan suara datar, โBelum, mungkin hari ini agak malam. Kamu tidur dulu, tidak usah menungguku!โโOke, jangan minum terlalu banyak,โ balas Sonia.โEmm, aku tutup dulu!โRobi mengintip Reza dari spion tengah. Wajah yang tadinya tidak berekspresi mulai mengerutkan keningnya.Reza bersandar di tempat duduk beberapa saat. Kemudian, dia menyuruh Robi mengantarnya ke Kediaman Herdian. Saat ini Reza perlu menenangkan dirinya. Dia harus kembali memikirkan hubungannya dengan Sonia.Tommy masih belum tidur. Menyadari Reza pulang, dia juga tidak menanyakan masalah Sonia. Dia hanya berkata, โBaru saja aku mau telepon kamu. Kamu tinggal di rumah saja untuk sementara waktu ini!โReza sedang berjala
Namun Reza seolah-olah tidak dapat merasakan Sonia sedang merindukannya. Dia membalas, โTidak usah, semuanya sudah disediakan.โโOke, nanti kabari aku setelah kamu sampai!โPanggilan diakhiri. Sonia pun tidak selera makan lagi. Dia sedang memikirkan masalah Reza. Dia merasa masalah perusahaan di Berline sangatlah serius. Itulah sebabnya Reza terlihat sangat aneh. Hanya saja, Sonia mesti memercayai Reza. Dia pasti bisa mengatasi masalah ini. Dia hanya perlu menunggu kepulangan Reza saja.Di Kediaman Herdian.Reza meletakkan ponselnya, lalu memandang ke luar jendela dalam waktu lama. Kemudian, dia baru berjalan turun ke lantai bawah.Tandy baru saja pulang dari lari pagi. Dia sedang bermain gim ponsel dengan keringat di wajahnya. Ketika menyadari kedatangan Reza, dia pun menyapa, โPaman!โReza berbicara dengan nada datar, โAkhir pekan ini kamu belajar sendiri. Mulai minggu depan, akan ada guru bimbel baru yang mengajarimu!โKali ini Tandy spontan mengangkat kepalanya. โGuru bimbel baru?
Hari ini Darren sangatlah santai. Dia melihat akun Instagram-nya, lalu menyadari Thalia mengunggah postingan pada jam 12 malam dengan akun rahasianya. Thalia mengunggah foto dirinya menghadiri suatu acara pesta.Latar di belakang foto selfie-nya adalah aula dari sebuah hotel mewah. Kemudian, tampak seorang lelaki berbadan tegap berdiri di belakang Thalia. Lelaki itu terlihat sangat familier.Darren memperbesar foto, lalu melihat bayangan punggung si lelaki dengan saksama. Semakin dilihat-lihat, lelaki itu semakin mirip dengan Reza.Namun saat Sonia datang ke lokasi syuting pada dua hari lalu, cuaca sangatlah buruk. Thalia bertanya apakah Pak Reza akan datang menjemputnya atau tidak. Sonia malah menjawab Reza sedang dinas. Dia akan kembali sekitar satu minggu kemudian.Jika Reza sedang dinas, kenapa dia bisa muncul di dalam foto Thalia?Setelah dipikir-pikir, Darren berencana untuk bertanya pada Thalia.Saat Thalia sedang istirahat, Darren memanggilnya, lalu memperlihatkan foto kepadany
Jika terjadi salah paham di antara sepasang kekasih, pasti akan ada sedikit keretakan di hubungan mereka. Seiring berjalannya waktu, bisa jadi kedua sejoli akan berpisah!Setelah Sonia putus dengan Reza nanti, Thalia akan mengejar Reza. Dengan begitu, Thalia tidak tergolong merebut lelakinya Sonia. Dia juga tidak melakukan hal yang bersalah pada Sonia!Thalia menyimpan ponselnya. Dia pun pergi bekerja dengan gembira.โฆSore harinya, saat Reza tidak berada di rumah, Welly kembali mengunjungi Kediaman Herdian.Setelah memasuki pintu gerbang, tampak Max sedang bermain di atas rerumputan. Dia langsung berjalan ke sisinya, bagai sedang masuk ke rumahnya sendiri saja.Max menggonggong kuat, alhasil menarik perhatian para pelayan.Kali ini, orang yang keluar bukanlah pelayan waktu itu. Dia tidak kenal dengan Welly. Jadi, dia pun bertanya siapa si Welly?โAku adalah adik dari istri bos kalian!โ jawab Welly dengan blak-blakan. Tiba-tiba, dia mengangkat jarinya menunjuk pelayan berambut pendek l
Wajah Tasya menjadi merona. Belum sempat Yandi menjawab, dia duluan melambaikan tangannya. โBukan, kami hanya teman biasa!โโJadi, yang tadi itu baru pacarmu?โ Rasa ingin tahu si dokter cukup tinggi. โCantik juga. Kamu sungguh beruntung!โYandi tersenyum datar. โTerima kasih!โTasya sungguh kecewa ketika mendengar balasan Yandi. Dia menunduk dan tidak berkata apa-apa.Setelah dokter berjalan keluar, Tasya baru berkata dengan tersenyum, โSebelumnya kamu bilang kamu nggak tertarik sama wanita. Ternyata kamu sukanya sama Sonia. Pantas saja kamu baik banget sama dia!โYandi menurunkan pakaiannya. Awalnya dia ingin mengatakan dirinya malas menjelaskan panjang lebar kepada dokter. Tiba-tiba Yandi berubah pikiran. โKita sudah berhubungan lama, wajar kalau ada perasaan. Apa ada yang aneh?โโNggak aneh! Lagi pula, Sonia memang cantik!โ Tasya duduk di seberangnya sambil menggoyangkan kedua kakinya. Hatinya merasa agak gugup. Dia melihat si lelaki, lalu memastikan sekali lagi. โApa benar kamu suk
Reza menatap ke depan. Wajahnya terlihat sangat marah saat ini. Dia berkata, โSonia, mari kita bicara!โKali ini Reza memanggilnya โSoniaโ.Sonia merasa kaget dan memiliki firasat buruk. Dia pun mengangguk dengan perlahan. โOke!โMereka berdua kembali ke Imperial Garden. Sepanjang perjalanan tidak ada yang berbicara sama sekali.Setibanya di rumah, Sonia akhirnya mengerti. Dia bertanya pada Reza, โKamu nggak dinas, โkan?โReza menatap Sonia dengan datar. โSonia, aku beri kamu satu kesempatan. Beri tahu aku, sebenarnya ada berapa banyak hal yang kamu rahasiakan dari aku!โโKesempatan?โ Sonia menatap si lelaki dengan merengut. โApa maksudmu? Mengenai masalah Yandi? Aku sudah jelaskan sebelumnya. Hubungan aku sama dia cuma teman saja, nggak lebih dari itu.โโOke!โ Nada bicara Reza sangat dingin. โKalau begitu, coba beri tahu aku bagaimana kalian bisa saling kenal? Sudah kenal berapa lama?โReza yang seperti ini sangatlah asing bagi Sonia. Dia menggeleng. โApa kamu sedang interogasi aku?โ
Satu kata โbosanโ membuat Sonia tidak bisa berkata-kata lagi. Dia melihat si lelaki dengan tatapan tidak percaya. Dia berdiri dengan perlahan, lalu berjalan mundur dengan kedua mata merah. Dia terlihat sangat sakit hati.Sebenarnya Sonia sudah menyadari masalah ini, โkan? Sejak Reza tidak tidur sambil memeluknya, ditambah lagi Reza tidak pulang setelah acara pesta, semua itu sudah terasa aneh bagi Sonia.Hanya saja, Sonia tidak menyangka badai akan datang secepat ini! Tak disangka, hati seseorang akan berubah dengan secepat ini!Ternyata Reza tidak dinas. Dia hanya tidak ingin bersama dengan Sonia lagi. Hanya saja, dia tidak tahu bagaimana mengajukan putus. Itulah sebabnya dia bersembunyi!Reza melihat tatapan sedih si wanita. Hatinya hampir saja luluh. Pada saat yang sama, dia berpikir lagi, apa Sonia benar-benar sedih atau sedang berakting?Jadi, mereka sudah tidak bisa bersama lagi. Sebab, mereka saling mencurigai satu sama lain. Sudah saatnya hubungan ini berakhir. Jika hubungan in
Bahkan kosmetik di atas meja rias dan pakaian di dalam lemari, semuanya adalah pembelian Reza.Saat Sonia meninggalkan rumah ini, dia membalikkan kepalanya melihat tempat yang ditinggalinya selama satu tahun ini. Dia kepikiran dengan hubungan mesranya dengan Reza selama ini. Dia sungguh merasa semuanya bagai mimpi saja. Sonia tidak mengendarai mobil yang diberikan Reza kepadanya. Dia seorang diri berjalan ke Jembara University. Sonia berdiri di depan halte bus melihat mobil yang lalu lalang di hadapannya. Seketika Sonia tidak tahu dirinya harus ke mana.Ponsel di dalam saku celana berbunyi. Sonia mengambilnya, lalu mengangkat, โYandi!โโTadi sewaktu di rumah sakit, aku bilang aku suka kamu cuma demi hadapi Tasya saja. Aku juga tidak menyangka akan kedengaran oleh Reza. Kalian baik-baik saja, โkan?โSonia menarik napas dalam-dalam. Dia menatap lampu rambu lintas di ujung sana, lalu berkata dengan datar, โKami sudah putus!โYandi terdiam sejenak, seakan-akan tidak menyangka mereka akan
โEmm, aku tidur siang!โ Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, โBagaimana dengan pertemuan tadi siang?โTheresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, โSepertinya nggak begitu cocok.โMorgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.โNggak cocok?โ Ranty merasa agak kecewa. โKenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?โTheresia berkata dengan nada bercanda, โKami saling nggak suka.โโJadi, kalian nggak nonton opera?โโNggak!โโKakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, โHanya ada daun teh, coba dicicipi.โโOke, tidak masalah!โ Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?โEmm!โTheresia mengangguk. โSetelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.โMorgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, โApa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?โโIya!โ Morgan mengangguk. โSementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.โTheresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, โAku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. โAku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.โโEmm!โ Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. โTuan Morgan!โWanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. โCuaca sudah cerah?โโIya, sudah cerah!โ Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. โApa suasana hatimu sudah membaik?โSonia meregangkan tubuhnya. โSuasana hatiku selalu baik!โKemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. โApa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?โโKamu pergi bersamaku!โ Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.โNggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.โ Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. โSekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.โโKalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!โโOke!โReza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. โJadi, jangan harap untuk meninggalkanku!โSonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. โAku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!โSuara Reza terdengar serak. โSayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?โโPeduli!โโSekarang aku sangat panik!โSonia memeluknya. โAku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?โโTapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!โ Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.โSonia!โ Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. โKematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.โSonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.โAku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, โKamu mau muntahin ke dalam air lagi?โTangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, โAku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.โโAku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?โโSelain m
Saat makan malam, Rose sudah kelihatan bersemangat saat turun ke lantai bawah. Ketika melihat Juno, dia pun memberi salam dengan terkejut, โJuno, kapan kamu pulangnya?โJuno tidak ingin menghiraukan Rose. Dia hanya melirik Rose sekilas, lalu membalikkan tubuhnya berjalan ke ruang makan.โKenapa malah nggak hiraukan aku?โ Rose mengejarnya. โApa hanya karena aku nggak tunggu kamu, lebih dulu kembali dari Kota Kibau saja? Aku merindukan Sonia!โLangkah kaki Juno semakin cepat lagi. Dia masih saja tidak berbicara.โKenapa, sih!โ Rose mengejar, lalu mengadang di hadapan Juno. Dia memutar bola matanya dan bertanya, โJangan-jangan kamu marah karena aku tidur di ranjangmu?โBola mata di balik kacamata Juno kelihatan dingin dan datar. โAku takut kamu tular flumu ke aku, boleh, โkan?โโAku malah mau tularin ke kamu!โ Rose membelalakinya. โBiar kita sama-sama sakit. Namanya juga senasib sepenanggungan!โJuno menatap Rose, lalu mengangkat tangannya untuk memegang kening Rose. โApa kamu masih demam?
Tenggorokan Juno bergerak. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuh Rose.Rose malah langsung membukanya lagi. โPanas! Panas sekali!โJuno kembali menarik selimut, lalu menahan Rose tidak mengizinkannya untuk bergerak. Keningnya sendiri juga ikut berkeringat.Biasanya orang yang demam akan merasa kedinginan. Kenapa Rose malah berbeda?Juno mencari pakaian Rose, lalu memasukkannya ke dalam selimut. Dia meraba-raba mulai memakaikan pakaian di tubuh Rose. Meskipun hendak memanggil pelayan, Rose juga mesti duluan mengenakan pakaiannya. Jika tidak, bagaimana pemikiran orang lain ketika melihat Rose tidak mengenakan apa-apa di dalam kamarnya?Mungkin karena merasa gugup dan tidak pernah membantu orang lain untuk mengenakan pakaian dalam, Juno pun meneliti beberapa saat baru berhasil mengenakannya. Di antaranya, tentu saja tersentuh bagian yang tidak seharusnya tersentuh. Juno memaksakan dirinya untuk menganggap Rose sebagai anak kecil yang baru datang ke rumah Aska saja.Pada akhirnya, Juno m