Kelly mengerutkan kening dan berkata, “Itu urusanmu sendiri. Nggak usah bilang padaku!”“Semua gara-gara kamu!” Yvonne mengepalkan tinjunya dan berteriak sambil menatap Kelly dengan kesal, “Kamu menyuruh Jason untuk menyuap dokter agar melakukan tes DNA, ‘kan? Kalau bukan karena kamu, mana mungkin aku menjadi seperti sekarang ini?”Kelly berkata dengan marah, “Kamu bisa jadi seperti ini semua karena salahmu sendiri! Kamu mengkhianati kakakku dan hamil anak orang lain. Kamu maunya kakakku dimanfaatkan dan menikahimu?”“Apa kamu nggak pernah memikirkan kesalahanmu sendiri?”Wajah Yvonne sangat masam dan menakutkan. “Nggak, aku nggak salah. Kalau bukan karena kamu, aku dan kakakmu sudah berdiskusi untuk menikah. Kami akan hidup bahagia!”“Kamu membenciku karena aku menggoda Jason, karena aku mengambil uang dari keluarga Alterio, makanya kamu mau membalas dendam padaku!”Kelly menggelengkan kepalanya dan berkata, “Kamu benar-benar nggak bisa diajak bicara baik-baik. Cepat keluar dari sini,
Pintu kamar tidur utama dibuka. Monica keluar dari dalam dan kaget melihat keduanya berkelahi di ruang tamu.Kelly kewalahan melawan Yvonne yang sudah gila. Dia melihat ujung pisau yang tajam semakin dekat dengannya dan mulai panik. Dia berjuang mati-matian sambil berkata, “Monica, lapor polisi. Tolong bantu aku lapor polisi!”Monica tercengang di tempat dengan linglung. Alih-alih membantu Kelly melapor polisi, dia malah tersenyum kejam, berbalik badan dan kembali ke kamarnya lalu menutup pintu dengan rapat.Kelly semakin panik ketika mendengar suara pintu ditutup. Dia merasa putus asa, seolah berada di ambang pintu kematian. Dia tidak bisa menahan tangis dan berteriak, “Tolong, tolong!”“Pergilah ke neraka!” Yvonne memelototinya dengan marah. Dia sudah gila.Kelly merasa ujung pisau itu telah menyentuh kelopak matanya. Dia menggertakkan gigi dan tanpa sadar menutup matanya. Tiba-tiba, “Buk!”Pintu ditendang terbuka. Kemudian, sosok yang tinggi dan besar bergegas mendekat.Kelly mende
“Oke!” Kelly mencium aroma enak dari tubuh Jason. Pikirannya jadi terganggu, namun dia merasa sangat nyaman.Jason membersihkan lukanya dengan pelan, kemudian menggunakan disinfektan untuk mendisinfeksinya.Saat disinfektan menyentuh lukanya, Kelly tanpa sadar mengerutkan kening. Jason juga menjadi cemas dan berkata, “Sakit?”“Nggak sakit!” Kelly mengerutkan bibirnya.Jason jadi melakukannya dengan semakin lambat dan pelan.Kulit Kelly putih dan lukanya tidak besar. Namun, luka itu membuat Jason sangat sedih melihatnya. Jason memoleskan obat dengan hati-hati dan berkata dengan suara yang dalam, “Kamu tetap harus ke rumah sakit nanti. Jangan sampai berbekas.”Kelly mundur sedikit dan berkata dengan acuh tak acuh, “Masih hidup saja sudah bersyukur! Nggak apa-apa kalau lukanya berbekas!”“Kamu nggak bisa dapat pacar nanti kalau berbekas,” ujar Jason, lalu tertawa kecil.Kelly berkata dengan tidak peduli, “Lagi pula, aku juga nggak berencana mencari pacar!”Jason membereskan kotak obat tad
Kelly memelototi Jason dan bergumam, “Kenapa kamu ngotot sekali hari ini?”Jason tersenyum dingin dan berkata, “Biasanya aku terlalu baik padamu!”Kelly tersipu malu, menghela napas, lalu menggigit bibir bawahnya dan mengangguk. “Baiklah!”Jason menatapnya dan tersenyum, lalu menyalakan mobil dan menyetir pergi.Keduanya kembali ke rumah kontrakan Kelly terlebih dahulu. Jason menunggu di sofa, sementara Kelly pergi ke kamar untuk mengemasi barang-barangnya.Barang Kelly tidak banyak. Panci dan wajan yang dia beli tidak akan dibutuhkan lagi, jadi dia hanya perlu mengemasi pakaian dan buku-bukunya.Hanya butuh satu koper dan satu kardus untuk membawa semua barangnya.Jason datang untuk mengambil kardus itu dan mendapati ada dua rakitan Lego berbentuk kastil di dalamnya. Yang satu adalah hadiah ulang tahun dari ayah Kelly ketika wanita itu masih kecil, dan yang satu lagi adalah hadiah dia berikan untuk wanita itu pada hari ulang tahunnya tahun ini.Melihat dua kastil itu, dia merasa aneh
Jason mengerutkan kening dan menatap Reza. “Kalau, aku bilang kalau, aku dan Kelly jadian. Kamu jadinya dianggap kerabatku atau kerabat Kelly?”Reza duduk di sofa dan berkata, “Tergantung Sonia mau jadi kerabat siapa!”“Kalau gitu nggak perlu ditanya lagi!” Jason mendengus, “Sahabat selama 12 tahun kalah dari seorang wanita! Ckck. Kalau kamu dan Sonia putus nanti, jangan nangis dan datang padaku.”Reza mengangkat alisnya dan berkata, “Jangan khawatir. Apapun yang terjadi, kami nggak akan putus!”Jason mencibir dan berkata, “Belum tentu!”Reza jelas-jelas tahu Jason sedang bercanda, tapi dia tiba-tiba merasa tidak nyaman dan bahkan kesal. Dia mengubah topik pembicaraan dan berkata, “Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Kelly kembali lagi?”Jason secara singkat menceritakan apa yang terjadi kemarin. “Untung saja aku mengantarnya pulang kemarin. Kalau nggak, aku nggak tahu apa yang akan terjadi!”Reza mengangguk pelan dan berkata, “Nggak apa-apa, jadinya Kelly jadi pindah kembali ke sini!
“Hah?” Sonia menoleh sambil menyesap tehnya.“Aku sudah memikirkannya. Karena kamu nggak mengizinkan aku menjemputmu, aku akan membelikanmu mobil, sehingga kamu nggak perlu naik kereta lagi setiap hari. Lagi pula, kamu bisa bawa mobil.”Sonia menggigit sedotannya dan berpikir sejenak. “Nggak perlu, lagi pula nggak terlalu jauh. Bawa mobil kalau macet akan lebih repot.”Reza menatapnya dan berkata, “Apa kamu nggak mau karena karena aku memberikannya padamu?”“Bukan!” kata Sonia segera.“Sonia, kamu itu pacarku. Kalau aku memberi sesuatu untukku, itu sangat normal,” kata Reza dengan lembut.Dia bisa melihat Sonia sepertinya sangat takut berutang budi pada orang lain.Sonia berkata dengan ekspresi lembut, “Aku tahu. Aku akan bilang padamu kalau aku membutuhkannya.”Reza tersenyum kecil, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Hujan semakin deras dan jalanan macet. Ketika mereka sampai di Imperial Garden, waktu sudah menunjukkan pukul enam kurang.Sonia keluar dari mobil dan melihat Porsche 911 m
“Aku bersedia diperbudak!” Reza terlihat tenang. Dia melemparkan pandangan mengejek ke arah Jason dan berkata, “Kamu nggak mengerti. Diberi tahu juga nggak guna!”Melihat tampang angkuh pria itu, Jason merasa dirinya sangat direndahkan.Reza mencuci tomat, mengirisnya dan meletak potongan-potongannya di mangkuk kaca transparan, lalu menambahkan gula ke dalamnya. Dia mengambil satu sendok dan memberikannya kepada Sonia. “Aku sudah mencicipinya. Tomatnya pas, sudah matang.”Gerakannya terampil dan ekspresinya lembut.Jason memegang bawang putih dan menatap kosong ke arah dua orang itu. Untuk sesaat, dia dikejutkan oleh kekuatan cinta!Mereka berempat menyiapkan makan bersama, sehingga makanan dimasak lebih cepat dari biasanya.Setelah mengupas bawang putih, Jason pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan. Setelah mencuci tangannya, dia merasa lengannya juga ada bau bawang putih, jadi dia pun mencuci lengannya. Lalu, dia merasa bajunya juga ada bau bawang putih. Akhirnya, dia memutuskan u
“Pak Reza!” Semua orang berdiri untuk menyapa Reza, lalu memberikan tempat duduk utama untuknya.Reza melihat sekeliling. Tatapannya berhenti sejenak ketika melihat Sonia. Dia kemudian tersenyum dan berkata, “Kebetulan aku ada waktu, jadi aku datang untuk melihat-lihat. Kalian lanjut saja, nggak usah pedulikan aku!”Semua orang mengira Reza datang karena Gina ada di sini. Gina tidak bisa menahan senyumnya, berkata dengan nada akrab, “Kamu nggak sibuk?”“Nggak!” jawab Reza dengan datar. “Kalian boleh lanjut!”Pak Nathan memberi Reza salinan draf desain yang ada. Reza melihat gambar-gambar itu dan mengerutkan dahinya sedikit.Ruang rapat itu menjadi sunyi. Tak lama kemudian, orang lain juga menyadari ada yang tidak beres dan membicarakannya dengan suara rendah. Semua mata tertuju pada Mandy dan Silvia.Akhirnya, Pak Nathan berkata, “Aku sudah melihat gambar desain dari beberapa desainer, dan sepertinya ada sedikit masalah.”Telapak tangan Stella berkeringat. Dia menegakkan tubuhnya, lalu
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m