Pintu kamar tidur utama dibuka. Monica keluar dari dalam dan kaget melihat keduanya berkelahi di ruang tamu.Kelly kewalahan melawan Yvonne yang sudah gila. Dia melihat ujung pisau yang tajam semakin dekat dengannya dan mulai panik. Dia berjuang mati-matian sambil berkata, “Monica, lapor polisi. Tolong bantu aku lapor polisi!”Monica tercengang di tempat dengan linglung. Alih-alih membantu Kelly melapor polisi, dia malah tersenyum kejam, berbalik badan dan kembali ke kamarnya lalu menutup pintu dengan rapat.Kelly semakin panik ketika mendengar suara pintu ditutup. Dia merasa putus asa, seolah berada di ambang pintu kematian. Dia tidak bisa menahan tangis dan berteriak, “Tolong, tolong!”“Pergilah ke neraka!” Yvonne memelototinya dengan marah. Dia sudah gila.Kelly merasa ujung pisau itu telah menyentuh kelopak matanya. Dia menggertakkan gigi dan tanpa sadar menutup matanya. Tiba-tiba, “Buk!”Pintu ditendang terbuka. Kemudian, sosok yang tinggi dan besar bergegas mendekat.Kelly mende
“Oke!” Kelly mencium aroma enak dari tubuh Jason. Pikirannya jadi terganggu, namun dia merasa sangat nyaman.Jason membersihkan lukanya dengan pelan, kemudian menggunakan disinfektan untuk mendisinfeksinya.Saat disinfektan menyentuh lukanya, Kelly tanpa sadar mengerutkan kening. Jason juga menjadi cemas dan berkata, “Sakit?”“Nggak sakit!” Kelly mengerutkan bibirnya.Jason jadi melakukannya dengan semakin lambat dan pelan.Kulit Kelly putih dan lukanya tidak besar. Namun, luka itu membuat Jason sangat sedih melihatnya. Jason memoleskan obat dengan hati-hati dan berkata dengan suara yang dalam, “Kamu tetap harus ke rumah sakit nanti. Jangan sampai berbekas.”Kelly mundur sedikit dan berkata dengan acuh tak acuh, “Masih hidup saja sudah bersyukur! Nggak apa-apa kalau lukanya berbekas!”“Kamu nggak bisa dapat pacar nanti kalau berbekas,” ujar Jason, lalu tertawa kecil.Kelly berkata dengan tidak peduli, “Lagi pula, aku juga nggak berencana mencari pacar!”Jason membereskan kotak obat tad
Kelly memelototi Jason dan bergumam, “Kenapa kamu ngotot sekali hari ini?”Jason tersenyum dingin dan berkata, “Biasanya aku terlalu baik padamu!”Kelly tersipu malu, menghela napas, lalu menggigit bibir bawahnya dan mengangguk. “Baiklah!”Jason menatapnya dan tersenyum, lalu menyalakan mobil dan menyetir pergi.Keduanya kembali ke rumah kontrakan Kelly terlebih dahulu. Jason menunggu di sofa, sementara Kelly pergi ke kamar untuk mengemasi barang-barangnya.Barang Kelly tidak banyak. Panci dan wajan yang dia beli tidak akan dibutuhkan lagi, jadi dia hanya perlu mengemasi pakaian dan buku-bukunya.Hanya butuh satu koper dan satu kardus untuk membawa semua barangnya.Jason datang untuk mengambil kardus itu dan mendapati ada dua rakitan Lego berbentuk kastil di dalamnya. Yang satu adalah hadiah ulang tahun dari ayah Kelly ketika wanita itu masih kecil, dan yang satu lagi adalah hadiah dia berikan untuk wanita itu pada hari ulang tahunnya tahun ini.Melihat dua kastil itu, dia merasa aneh
Jason mengerutkan kening dan menatap Reza. “Kalau, aku bilang kalau, aku dan Kelly jadian. Kamu jadinya dianggap kerabatku atau kerabat Kelly?”Reza duduk di sofa dan berkata, “Tergantung Sonia mau jadi kerabat siapa!”“Kalau gitu nggak perlu ditanya lagi!” Jason mendengus, “Sahabat selama 12 tahun kalah dari seorang wanita! Ckck. Kalau kamu dan Sonia putus nanti, jangan nangis dan datang padaku.”Reza mengangkat alisnya dan berkata, “Jangan khawatir. Apapun yang terjadi, kami nggak akan putus!”Jason mencibir dan berkata, “Belum tentu!”Reza jelas-jelas tahu Jason sedang bercanda, tapi dia tiba-tiba merasa tidak nyaman dan bahkan kesal. Dia mengubah topik pembicaraan dan berkata, “Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Kelly kembali lagi?”Jason secara singkat menceritakan apa yang terjadi kemarin. “Untung saja aku mengantarnya pulang kemarin. Kalau nggak, aku nggak tahu apa yang akan terjadi!”Reza mengangguk pelan dan berkata, “Nggak apa-apa, jadinya Kelly jadi pindah kembali ke sini!
“Hah?” Sonia menoleh sambil menyesap tehnya.“Aku sudah memikirkannya. Karena kamu nggak mengizinkan aku menjemputmu, aku akan membelikanmu mobil, sehingga kamu nggak perlu naik kereta lagi setiap hari. Lagi pula, kamu bisa bawa mobil.”Sonia menggigit sedotannya dan berpikir sejenak. “Nggak perlu, lagi pula nggak terlalu jauh. Bawa mobil kalau macet akan lebih repot.”Reza menatapnya dan berkata, “Apa kamu nggak mau karena karena aku memberikannya padamu?”“Bukan!” kata Sonia segera.“Sonia, kamu itu pacarku. Kalau aku memberi sesuatu untukku, itu sangat normal,” kata Reza dengan lembut.Dia bisa melihat Sonia sepertinya sangat takut berutang budi pada orang lain.Sonia berkata dengan ekspresi lembut, “Aku tahu. Aku akan bilang padamu kalau aku membutuhkannya.”Reza tersenyum kecil, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Hujan semakin deras dan jalanan macet. Ketika mereka sampai di Imperial Garden, waktu sudah menunjukkan pukul enam kurang.Sonia keluar dari mobil dan melihat Porsche 911 m
“Aku bersedia diperbudak!” Reza terlihat tenang. Dia melemparkan pandangan mengejek ke arah Jason dan berkata, “Kamu nggak mengerti. Diberi tahu juga nggak guna!”Melihat tampang angkuh pria itu, Jason merasa dirinya sangat direndahkan.Reza mencuci tomat, mengirisnya dan meletak potongan-potongannya di mangkuk kaca transparan, lalu menambahkan gula ke dalamnya. Dia mengambil satu sendok dan memberikannya kepada Sonia. “Aku sudah mencicipinya. Tomatnya pas, sudah matang.”Gerakannya terampil dan ekspresinya lembut.Jason memegang bawang putih dan menatap kosong ke arah dua orang itu. Untuk sesaat, dia dikejutkan oleh kekuatan cinta!Mereka berempat menyiapkan makan bersama, sehingga makanan dimasak lebih cepat dari biasanya.Setelah mengupas bawang putih, Jason pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan. Setelah mencuci tangannya, dia merasa lengannya juga ada bau bawang putih, jadi dia pun mencuci lengannya. Lalu, dia merasa bajunya juga ada bau bawang putih. Akhirnya, dia memutuskan u
“Pak Reza!” Semua orang berdiri untuk menyapa Reza, lalu memberikan tempat duduk utama untuknya.Reza melihat sekeliling. Tatapannya berhenti sejenak ketika melihat Sonia. Dia kemudian tersenyum dan berkata, “Kebetulan aku ada waktu, jadi aku datang untuk melihat-lihat. Kalian lanjut saja, nggak usah pedulikan aku!”Semua orang mengira Reza datang karena Gina ada di sini. Gina tidak bisa menahan senyumnya, berkata dengan nada akrab, “Kamu nggak sibuk?”“Nggak!” jawab Reza dengan datar. “Kalian boleh lanjut!”Pak Nathan memberi Reza salinan draf desain yang ada. Reza melihat gambar-gambar itu dan mengerutkan dahinya sedikit.Ruang rapat itu menjadi sunyi. Tak lama kemudian, orang lain juga menyadari ada yang tidak beres dan membicarakannya dengan suara rendah. Semua mata tertuju pada Mandy dan Silvia.Akhirnya, Pak Nathan berkata, “Aku sudah melihat gambar desain dari beberapa desainer, dan sepertinya ada sedikit masalah.”Telapak tangan Stella berkeringat. Dia menegakkan tubuhnya, lalu
Silvia menatap Pak Nathan dengan gugup.Pak Nathan sebenarnya menganggap tentu saja desain Mandy yang lebih bagus, tetapi mengingat Gina memilih desain Silvia, dia hanya bisa berkata dengan bijaksana, “Karena ada tiga desain yang sama, kalau kita hanya membandingkan dari tiga desain yang lain, desainnya Silvia juga bagus, cuma desain Mandy yang memadukan perhiasan dengan cheongsam lebih menarik.”Mandy menambahkan aksesori pada cheongsam yang dirancang oleh Sonia, sehingga paduannya menjadi sangat mengagumkan.Ada perbedaan pendapat, sehingga Pak Nathan meminta setiap desainer untuk mengutarakan pendapat mereka.Mellie meminta Winnie untuk mewakili dirinya. Winnie menjelaskan dari bagaimana dia menggabungkan budaya Timur dan Barat, karena budaya Barat menjadi tren yang dicari oleh para wanita.Pak Nathan tersenyum dan berkata, “Itu benar, tetapi tokoh di dalam film ini nggak pernah belajar di luar negeri, jadi mereka mungkin nggak terekspos budaya Barat seperti yang kamu pikirkan.”Win
Tenaga tangan Kelly yang meremas kemeja Jason semakin kuat lagi. Dia kepikiran dengan ucapan yang dikatakan sebelumnya, seketika terlintas ekspresi canggung di wajahnya.Ketika Jason melihat wajah merona si wanita, dia tidak bisa menahan dirinya. Jason langsung mencubit dagu Kelly, lalu menciumnya dengan kuat.Bulu mata Kelly bergetar. Napasnya bagai direnggut saja. Hanya terasa napas di pria saja. Rasa tidak tenang, takut, bimbang di hati Kelly seketika ditekan oleh aura mengerikan si pria.Setelah dicium hingga seluruh tubuh Kelly terasa lemas, Jason pun menggendong Kelly. Dia membalikkan tubuhnya berjalan ke sisi kamar. Ciuman yang diberikan Jason masih sangat membara, sepertinya dia sudah tidak bisa menunggu lagi.Tiba-tiba ponsel Jason berdering. Kelly langsung membuka matanya, lalu menahan lengan Jason. “Telepon!”“Tidak usah pedulikan!” Jason membaringkan Kelly di atas ranjang, lalu membalikkan tubuh untuk menindih Kelly. Napasnya terasa berat dan juga buru-buru.Begitu pula den
Setelah pulang kerja, Kelly mengendarai mobil ke Imperial Garden. Setelah memasuki kompleks perumahan, rasa familier dirasakan oleh Kelly.Saat itu, Kelly pernah tinggal di sini. Sonia dan Reza tinggal di lantai atas. Jason sering ke rumah. Mereka pun sering berkumpul bersama, mengobrol, minum, bermain bersama ….Ketika Kelly melewati kehidupan pahitnya sewaktu di luar negeri, dia akan selalu kepikiran dengan masa-masa tinggal di sini. Entah kenapa hati Kelly akan terasa hangat, dia pun merasa ada tenaga yang mendukungnya di dalam masa suram.Kelly tidak pernah menyesal untuk bertemu dengan Jason. Dia menganggap memori kebersamaan mereka sebagai hal yang sangat berharga.Setelah naik ke lantai 30, Kelly berhenti di depan pintu. Memori itu terasa semakin nyata saja, seolah-olah begitu pintu dibuka, dia bisa melihat gambaran mereka berdua sedang duduk di balkon. Mereka berdua saling bersenda gurau bersama.Tidak disangka, masalah itu sudah masalah beberapa tahun silam.Kelly memasukkan k
Reza menceritakan kembali kepada Jason, masalah anggotanya menyadari Sandora membawa pergi Yana.Jason tidak menyangka Sandora berkaitan dengan kejadian kali ini. Seketika terlintas rasa dingin di dalam tatapannya. Dia mengangguk dengan perlahan. “Aku pergi bujuk Kelly dulu. Nanti aku baru akan perhitungkan semuanya dengan perlahan!”…Mereka berdua mengobrol hingga larut malam. Ketika melihat Reza pulang ke arah Gedung Anggrek, tiba-tiba Jason merasa sangat cemburu!Setelah pulang ke rumah, Jason sengaja mencari Yana. Tiba-tiba dia kepikiran semuanya sudah tidur. Kemudian, dia baru berusaha untuk menahan dirinya.Jason kembali ke kamarnya sendiri, tetapi dia masih tidak merasa mengantuk. Dia duduk di balkon sembari merokok. Jason kepikiran untuk menelepon Kelly, tapi dia takut akan membangunkan Kelly.Hari ini Kelly telah mengalami syok berat. Apalagi identitas Yana sudah terbongkar. Jadi, Jason membiarkan Kelly untuk tidur sejenak.Ketika kepikiran dengan pertama kalinya bertemu deng
Jason mengangguk. “Baru tidur saja!”Saskia tersenyum ramah. “Kamu belum pernah jaga anak. Biarkan Yana tidur di kamar kami saja. Aku gendong dia, ya. Aku jamin tidak akan membangunkannya.”Jason segera memiringkan tubuhnya untuk menghalangi langkah ibunya. “Aku bisa jaga Yana!”“Jaga apaan! Bagaimana kalau nanti malam kamu menimpa tubuh Yana ketika tidur?” Saskia menepuk pundak Jason. “Semua ini maksud ayahmu. Ranjang kami sangat besar. Yana bisa tidur di tengah. Jadi, dia juga tidak akan jatuh.”Jason masih tidak bersedia. “Nanti Yana akan nangis kalau tidak bisa melihatku.”“Kalau nangis, aku akan bangunin kamu!”Jason didorong paksa untuk Saskia. Kemudian, tanpa sungkan dia langsung menggendong Yana yang tidur lelap itu meninggalkan kamar. Tiba-tiba Saskia menoleh untuk memperingati Jason. “Jangan ke kamar kami, ya. Kalau sampai kamu membangunkan Yana, ayahmu pasti tidak akan melepaskanmu!”Jason terdiam membisu. Sepertinya Yana adalah putrinya? Setelah putrinya “dirampas”, Jason
“Begini!” Jason menjelaskan, “Tiga tahun lalu, aku mabuk dan meniduri seorang wanita. Setelah dia hamil, dia tidak beri tahu aku, malah ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Tahun ini saat dia kembali dari luar negeri, kami bertemu lagi. Aku juga baru tahu Yana itu putriku.”“Sesederhana itu?” Aldrich tidak percaya.Jason mengangguk. “Iya, ceritanya memang begitu!”Aldrich tersenyum dingin. “Tapi aku dengar dari ibumu, latar belakang keluarga wanita itu agak rumit. Sebelumnya dia memanfaatkan Yana untuk mendekatimu!”“Ayah!” Ujung bibir Jason melengkung ke atas. “Sekarang masalahnya dia saja tidak bersedia untuk menerimaku. Jadi, setelah aku berhasil mengejarnya, kami baru akan diskusikan masalah pernikahan.”Kedua mata Aldrich terbelalak lebar. “Siapa yang membahas masalah pernikahan sama kamu?”“Kamu saja sudah bahas masalah latar belakang keluarga ibunya Yana. Bukannya kamu ingin membahas soal pernikahan?” tanya Jason dengan mengangkat-angkat alisnya.Aldrich terdiam membi
Sonia mengantar Jason keluar. Saat berjalan ke depan pintu, terdengar suara datarnya. “Kak Jason, aku yang nggak perbolehin Reza buat bocorin identitas Yana sama kamu. Itulah alasannya kenapa dia nggak bicara. Kamu jangan salahkan dia, ya!”Tiba-tiba Jason kepikiran dengan sindiran Reza sebelumnya. Dia spontan tersenyum tipis. “Aku tidak salahin dia. Aku cuma mau gebukin dia saja!”Kedua mata Sonia terbelalak lebar.“Bercanda!” Jason tersenyum dengan lembut. “Demi kamu, aku akan maafin dia!”Sonia pun tersenyum. “Terima kasih, Kak Jason!”“Bantu aku bujuk Kelly. Tolong, ya!” ucap Jason dengan serius.“Oke!” Jason mengangguk sedikit kepalanya, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.Setelah Jason pergi, Sonia mengetuk pintu kamar Kelly. “Kelly, ini aku, Sonia.”Dengan segera, Kelly membuka pintu. Di dalam ruangan kamar yang gelap, ekspresi Kelly kelihatan panik. “Sonia, aku nggak tahu gimana caranya hadapi dia!”Sonia berkata, “Kamu cinta sama Jason. Dia juga suka sama kamu. Ngg
“Bagaimana dengan sekarang? Sekarang kamu sudah tahu Yana itu putrimu. Apa rencanamu selanjutnya?” tanya Sonia.Jason menatap Sonia dengan tatapan sakit dan juga tegas. “Aku mencintainya, ingin menikah dengannya. Meskipun aku tidak tahu Yana itu anakku, aku juga sudah memiliki pemikiran seperti ini!”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke, aku percaya sama omonganmu!”“Apa kamu bisa beri tahu aku masalahnya di Kowloon?” tanya Jason, “Dia melahirkan Yana di rumah sakit mana? Dia tinggal di mana?”“Oke, aku akan beri tahu semua yang ingin kamu ketahui!”Sonia menceritakan kondisi Kelly ketika baru tiba di Kowloon, juga menceritakan dia bertemu dengan ibu kos yang ramah dan juga kehidupan Kelly selama di Kowloon. Dia memberi tahu semuanya kepada Jason dengan saksama.“Saat kandungan Kelly genap berusia delapan bulan, dokter mengatakan tali pusar melilit leher Yana. Yana memiliki risiko kehilangan oksigen kapan saja. Jadi, aku dan Ranty pun memutuskan mempercepat persalinan Yana melalui o
Jason mengendarai mobil dengan kecepatan kencang. Saat tiba di Gedung Anggrek, hari sudah sore hari.Setelah memasuki rumah, tidak ada siapa pun di dalam ruang tamu. Namun, pintu kamar malah dalam keadaan dikunci.Jason mengetuk pintu. “Kelly, buka pintu!”Tidak terdengar suara dari dalam.“Kelly, kamu selalu bersembunyi di saat ada masalah. Kapan kamu bisa mengubah kebiasaan burukmu ini?” Jason menopang dinding dengan dua tangannya. Kemudian, salah satu tangannya diangkat untuk menekan-nekan keningnya. “Buka pintunya. Kita bicarakan masalah ini dulu!”“Kelly, malam itu aku kehilangan kesadaranku. Aku tidak ingat kalau wanita itu adalah kamu. Tapi, kamu sendiri yang taruh obat. Kamu juga tidak bisa menyalahkanku!”“Kelly, apa kamu benar-benar berencana untuk merebut hakku sebagai ayahnya Yana?”Tiba-tiba terdengar suara buka pintu rumah. Sonia pun mengerutkan keningnya. “Kak Jason?”Jason berjalan ke dalam. “Sonia.”“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Sonia.“Aku tahu Yana itu putrik
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im