Silvia menatap Pak Nathan dengan gugup.Pak Nathan sebenarnya menganggap tentu saja desain Mandy yang lebih bagus, tetapi mengingat Gina memilih desain Silvia, dia hanya bisa berkata dengan bijaksana, “Karena ada tiga desain yang sama, kalau kita hanya membandingkan dari tiga desain yang lain, desainnya Silvia juga bagus, cuma desain Mandy yang memadukan perhiasan dengan cheongsam lebih menarik.”Mandy menambahkan aksesori pada cheongsam yang dirancang oleh Sonia, sehingga paduannya menjadi sangat mengagumkan.Ada perbedaan pendapat, sehingga Pak Nathan meminta setiap desainer untuk mengutarakan pendapat mereka.Mellie meminta Winnie untuk mewakili dirinya. Winnie menjelaskan dari bagaimana dia menggabungkan budaya Timur dan Barat, karena budaya Barat menjadi tren yang dicari oleh para wanita.Pak Nathan tersenyum dan berkata, “Itu benar, tetapi tokoh di dalam film ini nggak pernah belajar di luar negeri, jadi mereka mungkin nggak terekspos budaya Barat seperti yang kamu pikirkan.”Win
Mandy bangkit dan menjabat tangan Pak Nathan, lalu berkata dengan bersemangat, “Ini merupakan kehormatan bagi kami. Ke depannya, kami harap Pak Nathan bisa memberikan banyak bimbingan dan saran selama kerja sama kita!”Wendy juga bangkit dan mewakili Arkava Studio untuk menandatangani perjanjian kerjasama dengan tim produksi film.Mandy kembali ke tempat duduk dengan senyuman lebar di wajahnya, lalu mengulurkan tangan ke arah Sonia.Sonia mengangkat tangannya dan memberi tos pada wanita itu sambil tersenyum.Pak Nathan dan yang orang-orangnya masih punya janji dengan pihak lain. Setelah Wendy menandatangani kontrak itu, dia dan orang-orangnya pun pergi.Ketika keluar dari gedung, Sonia mendapat pesan dari Reza, “Jangan pulang dulu. Tunggu aku di lantai satu.”“Ada apa?” tanya Sonia.“Mau merayakannya denganmu. Merayakan Sonia yang semakin dekat dengan impiannya menjadi desainer.”Sonia tertawa sambil melihat ponselnya. “Malam nanti saja merayakannya. Aku mau pulang ke studio dulu bersa
Stella muncul dari lantai bawah, memegang draf desain di tangannya. Dia menatap Sonia dengan marah dan berkata, “Sonia, menurutmu masalah ini sudah selesai begitu saja? Bukankah kamu seharusnya memberikan penjelasan di depan Bu Wendy dan semua desainer lainnya?”Sonia mengernyit dan bertanya, “Penjelasan apa?”Silvia menyilangkan tangannya di depan data dan berkata sambil mencibir, “Kenapa kamu pura-pura bodoh? Tiga draf desain kita sama. Mari kita bahas hal itu. Siapa yang membuat tiga draf desain itu? Kamu atau Mandy?”Mellie tertawa dingin dan berkata, “Aku sampai lupa dengan hal itu!”Dia juga tidak habis pikir. Bagaimana Sonia bisa menghasilkan karya yang begitu matang?Sonia berkata dengan ekspresi dingin, “Aku yang membuatnya.”“Akui saja kalau itu memang kamu!” Stella menoleh ke arah Wendy dan berkata dengan wajah serius, “Bu Wendy, Sonia menjiplak draf desainku. Bagaimana menurut Ibu?”Wendy berkata dengan wajah muram, “Studio ini nggak akan pernah membenarkan perilaku plagiar
Stella mengedipkan matanya. Dia memutar otak dengan cepat, lalu berkata dengan wajah percaya diri, “Coba saja dicek!”Ekspresi di wajah Wendy dingin. Dia menelepon ruang pemantauan CCTV di lantai bawah. Tak lama kemudian, ada orang yang membawakan rekaman CCTV yang lengkap. Di dalam rekaman itu bisa terlihat, Sonia memang menerima telepon sebelum pergi ke meja Stella.Namun, karena angle kamera CCTV-nya, mereka tidak bisa melihat laci itu isinya alamat atau draf desain. Ditambah lagi, tubuh Sonia menghalangi pandangan, jadi mereka tidak bisa melihat dengan jelas.Stella buru-buru berkata, “Pasti Sonia yang sudah memikirkan alasannya sebelum diam-diam melihat desainku, makanya dia pura-pura menelepon terlebih dahulu.”Mandy meliriknya dan berkata, “Kalau begitu, Sonia hebat sekali, sampai membuat persiapan lengkap sebelum menjiplak, bahkan mencoba menutupinya dengan menelepon. Kalau dia berpikir sampai segitunya, kenapa dia nggak kepikiran kamera CCTV? Bukankah itu sangat kontradiktif?”
Sebelum Wendy membuka suara, Stella sudah maju selangkah terlebih dahulu. Air matanya berlinang dan dia berkata dengan sedih, “Pak Juno, Sonia menjiplak draf desain yang aku buat dan menggunakannya untuk berpartisipasi dalam pemilihan desainer kostum film. Hasilnya, Kak Silvia dan aku kalah dalam pemilihan itu. Bapak harus menegakkan keadilan di sini!”Juno melirik Sonia dan mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan datar, “Maksud kamu, Sonia memplagiat desainmu?”Stella langsung mengangguk dan berkata, “Iya!”Juno tersenyum dan maksud ekspresi di wajahnya tidak mudah ditebak. Dia menoleh ke Sonia dan berkata, “Ternyata ada masalah seperti itu?”Ekspresi Sonia rumit. Dia tidak mengatakan apa-apa.Wendy berkata, “Kalau dilihat dari rekaman CCTV, memang benar Sonia melihat draf desain Stella.”Mandy langsung berkata, “Pak Juno, masalahnya seperti ini. Saat itu, Stella menelepon dan meminta Sonia untuk membantunya mencari sebuah alamat di dalam laci. Kalau dari rekaman CCTV-nya, nggak bi
Mellie bertanya dengan heran, “Kenapa kamu bisa memutar ulang keseluruhan proses desainmu?”Mandy tampak lebih santai, tersenyum dan berkata, “Teman Sonia yang memperbarui software-nya, menambahkan banyak fungsi canggih. Sebelumnya kamu pernah ditanya mau atau nggak, kamu bilang nggak perlu.”Mellie ingat, dia memang pernah ditanyai seperti itu.Sonia sendiri tidak menyangka, dia meminta Frida untuk membantunya memperbarui software desainnya tanpa tujuan apapun. Namun, hal itu malah membantunya saat ini!Mandy menghela nafas lega dan berkata, “Oke, semuanya sudah jelas sekarang! Kurasa sudah jelas, kan, siapa yang menjiplak siapa!”Silvia tampak malu, menoleh ke arah Stella dan bertanya dengan suara dingin, “Apa yang terjadi?”Wajah Stella pucat. Dia merasa panik dan kesal dalam hati. Ternyata komputer Sonia bisa memutar ulang keseluruhan proses gambarnya. Kenapa tidak bilang dari awal dan baru menunjukkannya setelah Juno datang?Dia memandang Silvia dengan panik, menggelengkan kepalan
Silvia menjadi pucat karena marah. Dia segera berkata kepada Juno dan Wendy, “Aku benar-benar nggak tahu tentang hal ini. Aku nggak mungkin menjiplak desain dari seorang asisten! Stella yang melakukannya sendiri!”Mandy mencibir, “Sebelumnya waktu memfitnah Sonia, bukan hanya Stella, kan!”Silvia sangat cemas dan rasanya ingin menangis, “Aku terlalu percaya padanya, sama sekali nggak menyangka kalau dia orang yang seperti itu!”Mellie berkata di samping, “Semua ini benar-benar mengejutkan!”Stella merasa malu dan terus menangis sambil menutupi wajahnya.Pada saat ini, resepsionis datang membawakan makan siang yang dipesan. Juno bangkit dan menatap Wendy dengan dingin. “Kalau nggak ada bukti yang kuat, jangan langsung mengambil kesimpulan. Kamu bisa menghancurkan hidup seseorang!”Wendy berkata dengan malu, “Iya, aku juga bersalah atas masalah ini. Aku minta maaf pada Sonia!”Setelah mengatakan itu, dia menatap Sonia dan berkata dengan canggung, “Maafkan aku!”Sonia menjawab dengan data
Reviana berkata dengan takut, “Stella, kamu di mana? Apa yang terjadi? Jangan impulsif. Beri tahu Mama kamu ada. Mama akan segera menemuimu!”Stella terus menangis di telepon.Hati Reviana hancur mendengarnya. “Kamu lagi kerja? Mama akan segera ke sana. Stella, jangan melakukan hal bodoh. Mama akan menyelesaikannya untukmu. Kamu tunggu Mama datang!”Reviana tidak berani menutup telepon dan menyetir dengan cepat. Ketika melihat Stella duduk di pinggir jalan sambil menangis, dia segera berlari dan memeluk putrinya. “Stella!”Mata Stella merah dan bengkak karena menangis. Dia melemparkan dirinya ke pelukan Reviana dan berkata, “Ma, mereka semua menindasku!”“Siapa yang menindasmu?” Reviana berkata dengan marah, “Rekan-rekan kerjamu? Mama akan mencari mereka!”Setelah mengatakan itu, dia bangkit dan hendak berjalan ke gedung kantor.“Ma, jangan!” Stella memeluk Reviana dan berkata, “Jangan ke sana. Aku ingin pulang. Aku hanya ingin pulang sekarang!”“Oke, oke. Ayo pulang dulu!” Melihat sua
Sonia menggenggam erat tangan Reza. “Malam ini kita ke Imperial Garden saja!”Reza mengangkat-angkat alisnya. Dia melirik Sonia sekilas. “Apa kamu ingin mengenang kembali?”Sonia berlagak tenang. “Iya, sejak aku kembali, aku belum pernah ke Imperial Garden!”Reza bertanya, “Bagaimana dengan kostum yang kamu pesan?”Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia malah melupakannya!“Kamu lupa?” Reza menatap Sonia dengan tatapan tidak berdaya dan manja. “Biar aku saja?”“Nggak usah. Aku pesan sekarang!” Sonia segera mengeluarkan ponselnya. Lebih baik Sonia pesan sendiri saja. Jika Reza yang memesan pakaian itu, bisa jadi bos toko akan mengira Reza membuka toko grosir!Saat Sonia sedang membuka foto, dia pun semakin syok hingga kedua mata terbelalak lebar.Reza mengintip sekilas, lalu menunjuk salah satu foto di atas. “Yang ini!”“Nggak mau!” Sonia langsung menolak. Kostum yang dipilih Reza malah lebih kekurangan bahan daripada yang diberikan Ranty.“Bukannya kamu bilang kamu akan turuti kemauanku?
Jemmy kembali ke ruang baca. Begitu memasuki ruangan, dia melihat Aska yang sedang menunjukkan ekspresi menyindir. Emosi Jemmy semakin meluap saja. “Penerus Keluarga Dikara memang tidak berguna!”Aska malah kelihatan gembira. “Siapa suruh kamu bersikeras ingin menemui mereka? Rasakan!”Jemmy menggeleng, lalu berkata dengan serius, “Temperamen Sonia terlalu tidak bagus. Dia tidak gampang dekat dengan orang yang tidak akrab dengannya. Tadinya aku berpikir apa ada salah paham di antara Keluarga Dikara terhadapnya, biar aku bisa menghangatkan hubungan mereka. Sonia tidak punya ibu sejak kecil. Mana mungkin dia tidak mengharapkan kasih sayang dari seorang ibu?”Namun ketika melihat Reviana yang arogan, Hendri yang takut terkena masalah, dan juga Tobias yang hanya mengutamakan keuntungan, Jemmy tahu harapannya tidak mungkin akan terkabulkan.Aska menatap Tobias dengan tatapan dingin. “Terkadang ada hal yang tidak bisa dipaksakan. Cukup kita saja yang menyayangi Sonia!”Lysa berkata dengan te
Ketika Reviana menyadari Tobias tidak berbicara lagi, dia pun buka suara untuk membantu, “Mungkin Tuan Jemmy tidak tahu. Keluarga Dikara sudah menghabiskan banyak dana dan tenaga dalam proyek Kota Kibau. Tadinya proyek itu berjalan lancar, tapi gara-gara ulah Sonia, kami pun terkena dampaknya. Keluarga Tamara tergolong sangat berkuasa di Kota Kibau. Kami yang berasal dari luar kota itu tentu tidak bisa mengalahkannya.”Kening Hendri spontan berkerut. Dia menarik ujung pakaian Reviana, menyuruhnya untuk jangan berbicara kebanyakan.Jemmy mengangkat kepalanya melihat ke sisi Reviana. Dia berkata tanpa gusar, “Apa kamu merasa masalah ini salah Sonia?”Reviana langsung membalas, “Tentu saja salah dia!”Ketika Tobias menyadari ada yang aneh dengan sikap Jemmy, dia langsung meneriaki Reviana, “Kamu nggak berhak untuk bicara di sini!”Raut wajah Reviana kelihatan sangat muram. Dia langsung bungkam.Kali ini, wajah Jemmy kelihatan dingin. “Kamu itu ibunya Sonia. Saat dia ditindas oleh Keluarga
Di luar gerbang, ketika mereka bertiga tahu kabar Jemmy bersedia menemui mereka, mereka merasa sangat syok dan juga gembira. Mereka bertiga bergegas mengikuti pelayan berjalan ke dalam rumah.Mereka juga tidak fokus dengan pemandangan di sekitar taman bunga, hanya terus mengikuti langkah si pelayan saja, menuju ke ruang baca.Sesampainya di depan pintu, si pelayan membuka pintu ruangan, kemudian berkata dengan hormat, “Tuan Jemmy, tamu sudah datang!”Jemmy duduk di sofa sembari meletakkan gelas teh. “Masuklah!”Ketiga anggota Keluarga Dikara berjalan ke dalam ruangan dengan penuh rasa hormat. Tobias berjalan di paling depan. Tobias yang mengenakan jas kelihatan sangat bugar. Hanya saja, dia masih kalah telak jika dibandingkan dengan wibawa Jemmy.Tobias mengulurkan tangan kanannya, lalu berkata dengan sopan, “Tuan Jemmy, aku dengar kabar kamu berkunjung ke Kota Jembara. Aku tidak berkesempatan untuk menyapamu ketika di acara resepsi pernikahan semalam. Jadi, hari ini kami sengaja datan
Juno berkata, “Masuklah! Dingin!”Baru saja Sonia membalikkan tubuhnya, tiba-tiba seorang pelayan berlari ke sisinya. “Nona Sonia!”Juno bertanya dengan datar, “Ada masalah apa?”Pelayan menjawab, “Di luar sana ada yang mengaku sebagai ayahnya Nona Sonia. Katanya, dia ingin bertemu sama Nona Sonia!”Raut wajah Sonia berubah datar. Anggota Keluarga Dikara masih menunggu di luar?Tadi Juno juga sudah melihatnya. Raut wajahnya masih kelihatan datar. “Kasih tahu mereka, Nona Sonia tidak akan bertemu mereka!”Pelayan segera mengiakan, lalu membalikkan tubuh.Juno melihat ke sisi Sonia. “Kelak jangan bertemu dengan anggota Keluarga Dikara lagi.”Sonia menunjukkan ekspresi lembut. “Aku mengerti.”“Ayo, pergi!”Juno merangkul pundak Sonia, lalu berjalan ke sisi taman bunga.Saat Sonia memasuki taman, tiba-tiba dia menerima sebuah pesan masuk. Dia membacanya, ternyata ada pesan masuk dari Melvin. Dia menghela napas ringan. Dia hampir saja melupakan Melvin!Melvin mengirim pesan.[ Sonia, masih a
Di dalam taman bunga, Devin sedang duduk di atas bangku panjang sembari merokok.Rose berjalan mendekatinya, lalu membungkus tubuh Devin dengan jasnya. “Kenapa kamu nggak pakai jasmu? Apa kamu nggak kedinginan?”“Ada matahari. Aku merasa cukup hangat.” Devin mengisap rokok, lalu mengembuskan asap rokok.“Kenapa kamu nggak ngobrol di dalam? Malah keluar?” Rose bersandar di tubuh Devin. Dulu Rose paling tidak suka dengan bau rokok. Sekarang gara-gara Devin, dia pun mulai menyukai bau itu.Mungkin karena merintis pekerjaan terlalu banyak rintangan, Devin pun semakin sering merokok.Devin membalas, “Tuan Reza dan Tuan Matias tidak merokok. Mungkin mereka juga tidak suka dengan bau ini.”“Mereka semua merokok, kok!” ucap Rose.Tatapan Devin seketika berubah tajam. “Tadi mereka menolak rokok pemberianku. Sepertinya mereka tidak suka dengan rokokku.”Rose tertegun sejenak, lalu segera menjelaskan, “Bukan, dulu mereka memang merokok. Sekarang mungkin mereka lagi program anak, makanya ….”“Kamu
Sekarang teknik kecerdasan buatan yang dikuasai Herdian Group boleh dikatakan terdepan di seluruh dunia, juga telah memonopoli pasar. Seandainya ada yang ingin mendapatkan keuntungan dari bidang ini, mereka pun mesti menjalin hubungan baik dengan Herdian Group.Ekspresi Reza kelihatan lembut. Tidak kelihatan ekspresi spesial lainnya. “Bakal ada kesempatan.”Saat mereka sedang mengobrol, beberapa kali Devin tidak bisa berbaur dalam perbincangan mereka. Dia pun mencari alasan untuk pergi, lalu berjalan pergi melalui pintu samping taman bunga.Rose sedang mengobrol dengan Sonia. Ketika menyadari Devin berjalan pergi, dia segera mengambil jas Devin, kemudian mengikuti langkah Devin.Ranty melihat bayangan punggung mereka berdua sembari mengunyah kacang. “Si Devin itu nggak pantas untuk bersama Rose.”“Emm?” Sonia memilih permen. Usai mendengar, dia mengangkat kelopak matanya. “Ada apa?”Sonia jarang bertemu dengan Devin. Hanya saja, di mata Sonia, Devin adalah seorang pria yang ambisius da
Reaksi Reviana sangat cepat. “Dia itu muridnya Tuan Aska!”“Iya!” Tobias mengangguk. “Mungkin kita bisa mengandalkan hubungan itu agar bisa menemui Tuan Jemmy.”Namun, Reviana merasa harapan itu tidaklah besar. Dia berkata dengan nada dingin, “Dengan karakter Sonia, apa dia akan membantu kita?”“Apa kalian punya cara lain?” Kening Tobias berkerut. Tiba-tiba dia kepikiran dengan Stella. “Bagaimana hubungan Stella dengan gurunya, Tuan Welmus?”Raut wajah Reviana semakin muram saja. Dia terdiam membisu.Setelah Stella terkenal waktu itu, dia mengatakan kata-kata yang arogan dan sempat terjadi hal tidak menyenangkan dengan Welmus. Sejak saat itu, mereka berdua sudah putus hubungan.Sepertinya Welmus juga tidak menganggap Stella sebagai muridnya lagi. Jika mereka pergi mencari Welmus, seharusnya tidak ada harapan juga!Begitu melihat ekspresi mereka berdua, Tobias juga tidak menaruh harapan di diri Stella lagi. Dia semakin gusar saja. “Cepat atau lambat kalian akan hancur di tangan Stella!”
Tommy juga berkata, “Sepertinya terlalu lama?”Reza berkata dengan tersenyum datar, “Tidak lama. Hanya diundur beberapa bulan saja.”Lysa merasa gelisah. “Berarti masih harus menunggu beberapa bulan lagi. Pemandangan musim dingin di Kota Jembara juga sangat cantik, kok!”Lysa masih ingin mengadakan resepsi pernikahan sebelum Tahun Baru. Dengan begitu, mereka bisa merayakan hari raya bersama Sonia!Jemmy bertanya dengan serius, “Ini ide siapa?”Sonia ingin menjawab, tetapi Reza malah menggenggam tangan Sonia, lalu berkata dengan suara lembut, “Semua ini ideku. Perusahaan sangat sibuk di akhir tahun. Aku takut aku tidak ada waktu untuk mempersiapkan pernikahan. Aku tidak ingin mengecewakan Sonia. Jadi, aku butuh waktu yang lebih panjang untuk mengaturnya.”Sonia mengintip raut wajah Jemmy. Dia takut Jemmy akan menyalahkan Reza. Dia pun segera menimpali, “Aku juga berpikir seperti itu. Semua ini usulan aku dan Reza.”Jemmy tidak berbicara. Suasana di ruang makan menjadi berat. Pada saat i