Sonia tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum saat melihat pria itu dibawa pergi dengan menyedihkan. Kemudian, dia melihat ada sky garden di depannya. Dia pun melangkah ke sana.Sonia berhenti di sebuah teras setelah berjalan melewati taman, seperti yang disuruh Reza.Lingkungan di sekitarnya sangat sunyi, dengan lampu kuning yang menerangi tempat itu, serta lantai dan pagar yang terbuat dari kayu. Di kejauhan ada sky garden dengan tanaman yang ketinggiannya bervariasi. Di seberang sky corridor yang terbuat dari kaca, tampak sebuah vila yang terletak di lereng gunung. Vila itu tidak terlihat begitu jelas di malam hari. Dia hanya bisa melihat lampu redup yang hidup di dalam vila tersebut, yang sangat kontras dengan lampu hotel yang bersinar dengan terang.Sonia berdiri di depan pagar kayu itu sebentar, menikmati angin malam. Dia merasa agak mabuk, ekspresinya malas dan lelah.Tak lama kemudian, dia mendengar langkah kaki di belakangnya. Dia menoleh dan melihat satu sosok pria tamp
Reza bergumam mengiyakan lagi dan terus menciumnya.Sonia menghindari ciuman pria itu dan menatapnya, “Sudah dibangun sebelum kamu bertemu denganku, ‘kan? Kamu mau menikmatinya dengan siapa?”Reza tertegun.Sonia tampak serius, menunggu jawabannya.Wajah Reza terlihat gugup. “Jangan terlalu dipikirkan. Aku hanya mendesainnya. Setelah aku membangunnya, aku nggak pernah tinggal di dalamnya.”Sonia berkata dengan tenang, “Aku tahu. Aku hanya ingin bertanya, ketika kamu mendesainnya, kamu ingin tinggal di sana bersama siapa?”“Denganmu!” kata pria itu dengan cepat.Sonia mengerutkan kening dan berkata, “Di mana aku saat itu?”Reza tersenyum, menundukkan kepalanya dan mencium bibirnya, “Aku nggak bohong. Nggak ada siapa-siapa. Itu hanya ideku sebagai seorang desainer.”Ponselnya tiba-tiba berdering. Dia mengeluarkannya dan melihatnya. Gina yang menelepon. Mungkin mau menanyakan dia pergi ke mana.Reza langsung mematikan panggilan itu, meraih pinggang Sonia, menatap mata wanita itu, dan berk
Ketika Sonia kembali ke aula acara, acaranya telah berakhir.Mandy bertanya, “Kamu ke mana tadi? Aku nggak menemukanmu di mana pun.”Sonia berkata, “Aku ke taman di luar, keluar untuk menghirup udara segar.”“Yah, baguslah kalau kamu nggak tersesat,” ujar Mandy dengan bercanda. “Acara akan segera berakhir. Kita bisa pulang lebih awal. Mau pulang sekarang, nggak?”“Oke.”Wendy sedang mengobrol dengan beberapa asisten sutradara. Mellie dan Silvia juga masih bersenang-senang, sementara Winnie sedang minum-minum dengan manajer produser. Mereka sepertinya tidak akan meninggalkan tempat ini untuk sementara waktu.Mandy menghampiri Wendy dan mengatakan sesuatu, lalu mengajak Sonia pergi lebih dulu.Ketika mereka sampai di bawah, Mandy bertanya, “Kamu pulang naik apa? Aku bawa mobil sendiri ke sini dan aku sudah memanggil sopir pengganti. Mau nggak kuantar pulang?”“Nggak sejalan, nggak usah repot-repot. Nanti aku naik taksi saja!” kata Sonia.“Oke, ini sudah larut malam. Berhati-hatilah!” Man
Mandy berkata, “Aku sudah menghubungi tim Prosper Jewelry. Hal itu akan segera diputuskan!”Wendy memujinya, “Keren sekali!”Mellie berkata sambil tersenyum kaku, “Mandy paling hebat dalam mendesain perhiasan. Meskipun dia nggak bisa terpilih sebagai desainer film, dia bisa bekerja sama dengan Prosper Jewelry. Hal ini juga merupakan hasil yang dia dapatkan dari acara kemarin!”Silvia sengaja menyela, “Mellie, kamu nggak bisa bilang seperti itu sekarang. Terlalu cepat untuk menilai. Draf desainnya saja belum diberikan kepada Pak Nathan. Jadinya masih belum pasti perusahaan mana yang akan terpilih.Mellie mengeluarkan cermin wajah untuk membubuhkan lipstiknya. “Kalau begitu mari kita lihat nanti!”Stella teringat akan tiga draf desain yang dia lihat dari Mandy. Dia merasa sedikit gelisah, berpikir apa jangan-jangan Mandy menyembunyikan kemampuannya, sengaja untuk membuat orang lain lengah.Namun, tidak masalah. Mandy dan Sonia pasti akan kalah!Wendy berkata, “Siapapun yang terpilih nant
Artikel itu juga menyertakan beberapa foto. Di salah satu fotonya, Gina dan Siska berdiri bersama dengan ekspresi acuh tak acuh. Di foto lainnya, Siska menatap punggung Gina dengan ekspresi kesepian dan sedih.Kelihatannya seperti Gina menindas Siska, sengaja mempermalukannya di acara tersebut. Kelihatannya seperti Gina menggunakan senioritasnya untuk menindas pendatang baru.Awalnya, film baru Pak Nathan menarik perhatian netizen. Ini adalah film pertama Gina setelah kembali dari luar negeri. Perhatian semua orang tertuju pada film tersebut. Bisa dibilang film ini sudah populer sebelum syuting.Oleh karena itu, sedikit saja berita negatif tentang film atau artis yang membintanginya pasti akan menyebabkan kegemparan di internet.Dua artikel yang masuk trending topic itu sama-sama tidak menguntungkan bagi Gina, namun komentar netizen hampir semuanya malah mendukung Gina. Dalam artikel pertama, siapapun dengan mata yang normal dapat melihat bahwa Gina terlihat lebih cantik, sehingga puji
Sonia mengangkat alis. Pihak yang diuntungkan dari kejadian ini memang adalah Gina dan tim produksi film.“Biarkanlah mereka bertengkar. Siapapun yang kena getahnya, aku tetap senang!” ujar Ranty dengan bersemangat.Sonia tersenyum dan berkata, “Nggak ada kerjaan di hari Senin?”“Ada berita yang membahagiakan pagi-pagi sekali. Aku harus memberitahu kamu secepatnya, dong!” Ranty tertawa dan berkata, “Oke, aku mau rapat. Bye, sayang!”Sonia juga menutup telepon, menenangkan diri dan bekerja dengan serius.***Memang bukan tim Siska yang membuat artikel-artikel itu. Akun Twitter-nya diserang sekarang. Dia juga sangat kesal dan bingung.Manajernya menelepon ke mana-mana, sibuk mencari orang untuk menghapus dan mengontrol komentar.Pihak perusahaan menelepon Devi dan menanyakan apa yang terjadi.Devi merasa dituduh. “Artikel itu bukan kami yang buat. Siska difitnah!”Thomas berkata di telepon, “Perusahaan menghentikan semua pekerjaan Siska untuk sementara dan menyuruhnya menulis di Twitter
Di gedung perkantoran Gunawan Group.Sebelum pulang kerja, Luna memberikan sebuah gambar pada Kelly dan memintanya untuk menyelesaikan rencana desain arsitektur yang belum selesai serta memeriksa datanya.Ini awalnya adalah tugas yang diberikan supervisor pada Luna. Luna ada janji malam ini, jadi dia menyerahkannya pada Kelly untuk sementara.Kelly harus lembur sampai pukul delapan lewat untuk menyelesaikannya. Dia meregangkan pinggangnya dengan ekspresi santai. Saat hendak mengemasi barang-barangnya dan pulang, dia mendengar seseorang berjalan mendekat. Sebuah suara yang familier berkata, “Sudah kuduga kamu pasti lembur lagi!”Kelly mendongak dan tersenyum malu, “Kamu juga lembur?”“Aku kembali ke kantor untuk mengambil beberapa barang, lalu melihat lampu di kantormu masih menyala,” kata Jason dengan senyuman kecil di wajah tampannya. “Ayo, aku akan mengantarmu pulang.”“Nggak perlu, aku bisa naik kereta sendiri!” kata Kelly.“Sudah jangan banyak alasan lagi. Cepat bereskan barang-bar
Kelly mengerutkan kening dan berkata, “Itu urusanmu sendiri. Nggak usah bilang padaku!”“Semua gara-gara kamu!” Yvonne mengepalkan tinjunya dan berteriak sambil menatap Kelly dengan kesal, “Kamu menyuruh Jason untuk menyuap dokter agar melakukan tes DNA, ‘kan? Kalau bukan karena kamu, mana mungkin aku menjadi seperti sekarang ini?”Kelly berkata dengan marah, “Kamu bisa jadi seperti ini semua karena salahmu sendiri! Kamu mengkhianati kakakku dan hamil anak orang lain. Kamu maunya kakakku dimanfaatkan dan menikahimu?”“Apa kamu nggak pernah memikirkan kesalahanmu sendiri?”Wajah Yvonne sangat masam dan menakutkan. “Nggak, aku nggak salah. Kalau bukan karena kamu, aku dan kakakmu sudah berdiskusi untuk menikah. Kami akan hidup bahagia!”“Kamu membenciku karena aku menggoda Jason, karena aku mengambil uang dari keluarga Alterio, makanya kamu mau membalas dendam padaku!”Kelly menggelengkan kepalanya dan berkata, “Kamu benar-benar nggak bisa diajak bicara baik-baik. Cepat keluar dari sini,
Regan menunduk dengan panik, lalu menjelaskan dengan suara kecil, “Setelah datang ke sini, hidup kita sudah nggak ada pilihan lagi. Kalau aku tidak bermanfaat sama sekali, aku pun sudah dibunuh ketika membantu Hallie untuk menyelamatkanmu.”Sonia mengangguk. Kali ini, dia tidak mengatakan apa pun, langsung meninggalkan kamar.Setiap orang memiliki pengalaman hidup dan pilihan masing-masing. Tidak ada orang yang bisa benar-benar merasakan pengalaman hidup orang lain, juga tidak bisa menilai benar atau salahnya pilihan hidup orang lain!Tiba-tiba Regan berkata, “Nona Sonia, aku harap kamu tidak beri tahu masalah ini kepada Hallie. Biarkan dia mengira aku serakah dan sudah mengecewakannya.”Sonia berucap, “Oke, aku akan bantu kamu rahasiakan masalah ini!”Tatapan Sonia kelihatan berkilauan. “Aku sungguh berterima kasih karena sudah menyelamatkanku. Kalau kamu butuh bantuanku, kamu bisa mencariku kapan saja!”Ekspresi Regan kelihatan sedikit linglung. Dia mengangguk dengan perlahan. “Aku t
Pohon Natal setinggi belasan meter kelihatan berkilauan di tengah istana. Rayden menyuruh pelayannya untuk menggantung hadiah berupa emas, perak asli, dan perhiasan lainnya di bagian teratas. Ada banyak orang ingin memanjat ke bagian teratas untuk merebut berlian sepuluh karat itu. Mereka semua saling memukul, tidak sedikit orang terjatuh dari paling atas.Ketika Sonia dan Theresia melewati, mereka melihat ada yang terjatuh hingga muntah darah, tetapi tidak ada yang menyelamatkan mereka. Mereka malah diinjak oleh yang lain demi bisa memanjat ke atas.Theresia berkata dengan tersenyum, “Orang-orang di sini bagai nggak punya arwah saja.”Hanya ada rasa serakah di diri mereka.Sonia berucap, “Apa kamu nggak merasa Rayden sengaja memperbesar rasa serakah mereka?”Theresia mengangkat-angkat alisnya. “Memang begitu. Sebenarnya apa yang ingin dia lakukan?”Sonia menggeleng. “Aku hanya merasa orang itu aneh sekali!”Malam hari ini, Rayden melakukan jamuan. Bondala dan Kase diundang. Sonia dan
Sonia memutar bola matanya. Angin sepoi-sepoi mengembus rambut di samping telinga Sonia. Rambut itu melayang ke pipi putih mulus Sonia. Kelembutannya sungguh meluluhkan hati orang-orang yang melihatnya.Pada saat ini, Sonia menggigit bibirnya sembari tersenyum. “Kalau nggak, kamu cari dia untuk bahas soal energi terbarukan.”Reza tersenyum dingin. “Aku lebih ingin bahas soal papan nama Suki di altar persembahan kediamannya!”Sonia menarik napas dalam-dalam. “Kamu sudah tahu?”Reza menyipitkan matanya. “Ternyata kamu juga tahu! Kamu beri tahu dia kalau kamu itu Suki?”Sonia segera menggeleng. “Nggak!”Suki sudah “meninggal”. Sonia tidak mungkin mengungkitnya terhadap siapa pun!Tatapan Reza masih kelihatan dingin. “Sebelumnya kalian sudah saling kenal? Apa kalian punya hubungan dekat sewaktu di medan perang?”Sonia berpikir sejenak. “Jujur saja, sebelum bertemu dengan dia, aku sama sekali nggak mengingatnya.”“Bagaimana setelah bertemu dengannya? Ketika melihat dia membangun altar untuk
Kase berkata dengan serius, “Banyak sekali pekerjaanku, contohnya mesti menghadapi wajah muram si Rayden setiap hari.”Sonia terdiam membisu. Ketika melihat wajah Kase, tiba-tiba Sonia kepikiran dengan sosok Melvin.Tidak! Melvin jauh lebih imut daripada Kase!…Sore harinya, Sonia menghubungi Johan dan Frida. Dia menyuruh mereka untuk tetap tinggal di Hondura dan jangan bertindak gegabah. Sonia sudah menemukan sasarannya. Dia akan mulai menyusun rencana pembunuhannya. Kemudian, dia akan mengutus orang untuk memasukkan Firda dan Johan ke dalam Istana Fers.[ Eka: Bos, apa Kak Reza marah sekali? Dia tidak persulit kamu, ‘kan? ][ Ariel: Kamu lagi mencemaskan Bos? Tapi kenapa sekarang kamu kelihatan sangat bersemangat? Apa maksudmu? ][ Eka: Kenapa kamu membongkarku? ][ Ariel: Aku hanya nggak berharap Bos dikelabui saja! ]Tidak ada lagi yang bersuara. Beberapa menit kemudian, Eka baru mengirim pesan lagi.[ Kita bahas soal serius dulu! Bos, bagaimana dengan sasaran kita? ][ Sonia: Sed
Kaki panjang Reza menindih Sonia. Lengannya menopang di samping wajah si wanita. Dia memberi ciuman hangat dan membara kepada Sonia. Saking lamanya ciuman yang diberikan Reza, sekujur tubuh Sonia terasa lemas. Dia mengangkat tangannya untuk menahan wajah Reza, menggigit bibirnya dengan perlahan dengan mata berlinang air mata.“Reza, pergilah! Tinggalkan Istana Fers! Kamu bisa tunggu aku di Hondura. Setelah misiku selesai, aku akan pergi mencarimu.”Lantai B12 itu bukanlah tempat yang sederhana. Demi menghalangi kepergian Tensiro, Rayden pasti bukan hanya mengandalkan bujukan dan iming-iming.Begitu senjata gelombang mikro diaktifkan, seluruh Istana Fers akan berubah menjadi puing-puing.Sonia memiliki firasat kuat jika Rayden benar-benar diprovokasi, dia akan melakukan tindakan yang sangat gila. Ini adalah misi yang dijalankan Sonia. Dia juga tidak berharap gara-gara dirinya, semuanya akan terjebak dalam bahaya.Reza menyandarkan dagunya di atas kening Sonia, seolah-olah dia tahu apa
Tidak lama kemudian, Rayden menyadari Bondala sedang menatapnya. Dia segera mengalihkan pandangannya, lalu menyuruh Winston untuk mempersiapkan data energi terbarukan.Tatapan Reza menjadi suram, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.…Saat kembali ke vila tempat tinggal sementara Reza, Theresia menutupi pintu. Nada bicaranya seketika menjadi santai. “Mau minum apa? Gimana kalau alkohol?”“Tidak usah, cukup air saja!” ucap Sonia dengan suara lembut.“Kalau begitu, kopi saja, deh. Rayden suruh anggotanya untuk antar biji kopi berkualitas tinggi. Aromanya cukup wangi!” Theresia berjalan ke depan meja, lalu mulai membuatkan kopi untuk Sonia.Sonia duduk di kursi tinggi depan meja bar sembari menatap Theresia yang sedang menimbang biji kopi dan menggilingnya. Gerakannya kelihatan sangat santai dan elegan.Saat pertama kali bertemu, kesan Sonia terhadap Theresia sangat bagus. Pada saat itu, dia kira Theresia adalah temannya Ranty.Saat bertemu kali ini, dia baru menyadari sebenarnya semua
Langit biru jernih membentang luas. Sungai kecil mengalir deras. Rerumputan hijau tumbuh lebat di tepiannya. Bayangan pohon willow keemasan terpantul di permukaan air, mengikuti aliran sungai. Sementara di seberang sungai sana, pegunungan menjulang dengan lanskap yang begitu luas dan megah.Theresia berjalan ke tepi sungai. Airnya kelihatan sungguh nyata. Saking jernihnya, terlihat batu-batu kerikil yang indah di bawah sana. Bahkan, beberapa ekor ikan kecil dan udang juga kelihatan sedang berenang di dalamnya.Apakah mereka benar-benar sedang berada di lantai 12 bawah tanah?Wanita berambut pirang duduk di bawah tenda. Di atas taplak meja yang bersih itu diletakkan berbagai jenis buah-buahan dan juga camilan. Ada juga ayunan dengan dua tempat duduk di sebelah. Sepertinya biasanya wanita berambut pirang dan Tensiro sering bersantai di sini.Setelah duduk beberapa saat di sini, wanita berambut pirang membawa Sonia dan Theresia kembali ke koridor. Pintu yang satu lagi dibuka, terlihat pa
Rayden membawa orang-orang untuk berjalan melewati koridor. Pada akhirnya, mereka tiba di sebuah ruangan yang sangat amat luas. Di dalamnya terdapat ruang baca, ruang tamu, ruang makan, dan juga kamar.Saat ini, ada seorang pria berusia sekitar 40-an berpakaian putih dan bermasker sedang duduk di ruang tamu. Dia berdiri di depan komputernya. “Tuan Rayden.”Rayden memperkenalkan kepada mereka, “Dia adalah penanggung jawab di sini, Profesor Tensiro!”Tensiro kelihatan sangat waspada ketika melihat kedatangan banyak orang. Dia mengamati mereka sejenak, lalu mengangguk dengan perlahan.Sonia spontan menurunkan tangannya. Pria itu memang mengenakan masker, tetapi Sonia bisa mengenali pria itu dari sepasang matanya. Pantas saja Sonia tidak bisa menemukannya selama ini!Ketika melihat lingkungan sekitar, sepertinya pria ini akan selalu tinggal di tempat ini. Kedua mata Sonia berkilauan. Dia menatap bayangan punggung Reza. Tiba-tiba dia bisa mengajukan untuk berkunjung ke laboratorium gelomba
Himawan datang untuk menyapa, “Tuan Kase, Nona Ruila, Tuan Rayden tahu kalian akan ke sini. Dia sudah menunggu kalian dari tadi!”Kase pun berkata dengan tersenyum, “Kalau begitu, ayo kita ke atas!”“Silakan, Tuan Kase!” Himawan sedikit menunduk. Rambut ikal cokelat keemasan yang agak panjang tergerai di sisi telinganya, membuatnya kelihatan sangat tegas dan serius.Semua orang berjalan bersama menuju lantai atas dan masuk ke kantor Rayden. Saat ini, Rayden dan Winston langsung melangkah maju untuk menyambut mereka.Setelah berbasa-basi, mereka duduk di tempat. Kali ini, Rayden berkata dengan serius, “Pertama-tama, aku ucapkan selamat datang kepada Raja Bondala dan Tuan Kase ke Istana Fers. Kalau jamuanku kurang memuaskan, aku harap kalian bisa memakluminya.”“Anggota Istana Fers, sudah mengerahkan tenaga dan uang banyak dalam pengembangan energi terbarukan. Sekarang kami butuh kalian berdua sebagai mitra kerja sama untuk mengembangkannya ke pasaran. Kalau kalian punya persyaratan atau