Artikel itu juga menyertakan beberapa foto. Di salah satu fotonya, Gina dan Siska berdiri bersama dengan ekspresi acuh tak acuh. Di foto lainnya, Siska menatap punggung Gina dengan ekspresi kesepian dan sedih.Kelihatannya seperti Gina menindas Siska, sengaja mempermalukannya di acara tersebut. Kelihatannya seperti Gina menggunakan senioritasnya untuk menindas pendatang baru.Awalnya, film baru Pak Nathan menarik perhatian netizen. Ini adalah film pertama Gina setelah kembali dari luar negeri. Perhatian semua orang tertuju pada film tersebut. Bisa dibilang film ini sudah populer sebelum syuting.Oleh karena itu, sedikit saja berita negatif tentang film atau artis yang membintanginya pasti akan menyebabkan kegemparan di internet.Dua artikel yang masuk trending topic itu sama-sama tidak menguntungkan bagi Gina, namun komentar netizen hampir semuanya malah mendukung Gina. Dalam artikel pertama, siapapun dengan mata yang normal dapat melihat bahwa Gina terlihat lebih cantik, sehingga puji
Sonia mengangkat alis. Pihak yang diuntungkan dari kejadian ini memang adalah Gina dan tim produksi film.“Biarkanlah mereka bertengkar. Siapapun yang kena getahnya, aku tetap senang!” ujar Ranty dengan bersemangat.Sonia tersenyum dan berkata, “Nggak ada kerjaan di hari Senin?”“Ada berita yang membahagiakan pagi-pagi sekali. Aku harus memberitahu kamu secepatnya, dong!” Ranty tertawa dan berkata, “Oke, aku mau rapat. Bye, sayang!”Sonia juga menutup telepon, menenangkan diri dan bekerja dengan serius.***Memang bukan tim Siska yang membuat artikel-artikel itu. Akun Twitter-nya diserang sekarang. Dia juga sangat kesal dan bingung.Manajernya menelepon ke mana-mana, sibuk mencari orang untuk menghapus dan mengontrol komentar.Pihak perusahaan menelepon Devi dan menanyakan apa yang terjadi.Devi merasa dituduh. “Artikel itu bukan kami yang buat. Siska difitnah!”Thomas berkata di telepon, “Perusahaan menghentikan semua pekerjaan Siska untuk sementara dan menyuruhnya menulis di Twitter
Di gedung perkantoran Gunawan Group.Sebelum pulang kerja, Luna memberikan sebuah gambar pada Kelly dan memintanya untuk menyelesaikan rencana desain arsitektur yang belum selesai serta memeriksa datanya.Ini awalnya adalah tugas yang diberikan supervisor pada Luna. Luna ada janji malam ini, jadi dia menyerahkannya pada Kelly untuk sementara.Kelly harus lembur sampai pukul delapan lewat untuk menyelesaikannya. Dia meregangkan pinggangnya dengan ekspresi santai. Saat hendak mengemasi barang-barangnya dan pulang, dia mendengar seseorang berjalan mendekat. Sebuah suara yang familier berkata, “Sudah kuduga kamu pasti lembur lagi!”Kelly mendongak dan tersenyum malu, “Kamu juga lembur?”“Aku kembali ke kantor untuk mengambil beberapa barang, lalu melihat lampu di kantormu masih menyala,” kata Jason dengan senyuman kecil di wajah tampannya. “Ayo, aku akan mengantarmu pulang.”“Nggak perlu, aku bisa naik kereta sendiri!” kata Kelly.“Sudah jangan banyak alasan lagi. Cepat bereskan barang-bar
Kelly mengerutkan kening dan berkata, “Itu urusanmu sendiri. Nggak usah bilang padaku!”“Semua gara-gara kamu!” Yvonne mengepalkan tinjunya dan berteriak sambil menatap Kelly dengan kesal, “Kamu menyuruh Jason untuk menyuap dokter agar melakukan tes DNA, ‘kan? Kalau bukan karena kamu, mana mungkin aku menjadi seperti sekarang ini?”Kelly berkata dengan marah, “Kamu bisa jadi seperti ini semua karena salahmu sendiri! Kamu mengkhianati kakakku dan hamil anak orang lain. Kamu maunya kakakku dimanfaatkan dan menikahimu?”“Apa kamu nggak pernah memikirkan kesalahanmu sendiri?”Wajah Yvonne sangat masam dan menakutkan. “Nggak, aku nggak salah. Kalau bukan karena kamu, aku dan kakakmu sudah berdiskusi untuk menikah. Kami akan hidup bahagia!”“Kamu membenciku karena aku menggoda Jason, karena aku mengambil uang dari keluarga Alterio, makanya kamu mau membalas dendam padaku!”Kelly menggelengkan kepalanya dan berkata, “Kamu benar-benar nggak bisa diajak bicara baik-baik. Cepat keluar dari sini,
Pintu kamar tidur utama dibuka. Monica keluar dari dalam dan kaget melihat keduanya berkelahi di ruang tamu.Kelly kewalahan melawan Yvonne yang sudah gila. Dia melihat ujung pisau yang tajam semakin dekat dengannya dan mulai panik. Dia berjuang mati-matian sambil berkata, “Monica, lapor polisi. Tolong bantu aku lapor polisi!”Monica tercengang di tempat dengan linglung. Alih-alih membantu Kelly melapor polisi, dia malah tersenyum kejam, berbalik badan dan kembali ke kamarnya lalu menutup pintu dengan rapat.Kelly semakin panik ketika mendengar suara pintu ditutup. Dia merasa putus asa, seolah berada di ambang pintu kematian. Dia tidak bisa menahan tangis dan berteriak, “Tolong, tolong!”“Pergilah ke neraka!” Yvonne memelototinya dengan marah. Dia sudah gila.Kelly merasa ujung pisau itu telah menyentuh kelopak matanya. Dia menggertakkan gigi dan tanpa sadar menutup matanya. Tiba-tiba, “Buk!”Pintu ditendang terbuka. Kemudian, sosok yang tinggi dan besar bergegas mendekat.Kelly mende
“Oke!” Kelly mencium aroma enak dari tubuh Jason. Pikirannya jadi terganggu, namun dia merasa sangat nyaman.Jason membersihkan lukanya dengan pelan, kemudian menggunakan disinfektan untuk mendisinfeksinya.Saat disinfektan menyentuh lukanya, Kelly tanpa sadar mengerutkan kening. Jason juga menjadi cemas dan berkata, “Sakit?”“Nggak sakit!” Kelly mengerutkan bibirnya.Jason jadi melakukannya dengan semakin lambat dan pelan.Kulit Kelly putih dan lukanya tidak besar. Namun, luka itu membuat Jason sangat sedih melihatnya. Jason memoleskan obat dengan hati-hati dan berkata dengan suara yang dalam, “Kamu tetap harus ke rumah sakit nanti. Jangan sampai berbekas.”Kelly mundur sedikit dan berkata dengan acuh tak acuh, “Masih hidup saja sudah bersyukur! Nggak apa-apa kalau lukanya berbekas!”“Kamu nggak bisa dapat pacar nanti kalau berbekas,” ujar Jason, lalu tertawa kecil.Kelly berkata dengan tidak peduli, “Lagi pula, aku juga nggak berencana mencari pacar!”Jason membereskan kotak obat tad
Kelly memelototi Jason dan bergumam, “Kenapa kamu ngotot sekali hari ini?”Jason tersenyum dingin dan berkata, “Biasanya aku terlalu baik padamu!”Kelly tersipu malu, menghela napas, lalu menggigit bibir bawahnya dan mengangguk. “Baiklah!”Jason menatapnya dan tersenyum, lalu menyalakan mobil dan menyetir pergi.Keduanya kembali ke rumah kontrakan Kelly terlebih dahulu. Jason menunggu di sofa, sementara Kelly pergi ke kamar untuk mengemasi barang-barangnya.Barang Kelly tidak banyak. Panci dan wajan yang dia beli tidak akan dibutuhkan lagi, jadi dia hanya perlu mengemasi pakaian dan buku-bukunya.Hanya butuh satu koper dan satu kardus untuk membawa semua barangnya.Jason datang untuk mengambil kardus itu dan mendapati ada dua rakitan Lego berbentuk kastil di dalamnya. Yang satu adalah hadiah ulang tahun dari ayah Kelly ketika wanita itu masih kecil, dan yang satu lagi adalah hadiah dia berikan untuk wanita itu pada hari ulang tahunnya tahun ini.Melihat dua kastil itu, dia merasa aneh
Jason mengerutkan kening dan menatap Reza. “Kalau, aku bilang kalau, aku dan Kelly jadian. Kamu jadinya dianggap kerabatku atau kerabat Kelly?”Reza duduk di sofa dan berkata, “Tergantung Sonia mau jadi kerabat siapa!”“Kalau gitu nggak perlu ditanya lagi!” Jason mendengus, “Sahabat selama 12 tahun kalah dari seorang wanita! Ckck. Kalau kamu dan Sonia putus nanti, jangan nangis dan datang padaku.”Reza mengangkat alisnya dan berkata, “Jangan khawatir. Apapun yang terjadi, kami nggak akan putus!”Jason mencibir dan berkata, “Belum tentu!”Reza jelas-jelas tahu Jason sedang bercanda, tapi dia tiba-tiba merasa tidak nyaman dan bahkan kesal. Dia mengubah topik pembicaraan dan berkata, “Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Kelly kembali lagi?”Jason secara singkat menceritakan apa yang terjadi kemarin. “Untung saja aku mengantarnya pulang kemarin. Kalau nggak, aku nggak tahu apa yang akan terjadi!”Reza mengangguk pelan dan berkata, “Nggak apa-apa, jadinya Kelly jadi pindah kembali ke sini!
Tenaga tangan Kelly yang meremas kemeja Jason semakin kuat lagi. Dia kepikiran dengan ucapan yang dikatakan sebelumnya, seketika terlintas ekspresi canggung di wajahnya.Ketika Jason melihat wajah merona si wanita, dia tidak bisa menahan dirinya. Jason langsung mencubit dagu Kelly, lalu menciumnya dengan kuat.Bulu mata Kelly bergetar. Napasnya bagai direnggut saja. Hanya terasa napas di pria saja. Rasa tidak tenang, takut, bimbang di hati Kelly seketika ditekan oleh aura mengerikan si pria.Setelah dicium hingga seluruh tubuh Kelly terasa lemas, Jason pun menggendong Kelly. Dia membalikkan tubuhnya berjalan ke sisi kamar. Ciuman yang diberikan Jason masih sangat membara, sepertinya dia sudah tidak bisa menunggu lagi.Tiba-tiba ponsel Jason berdering. Kelly langsung membuka matanya, lalu menahan lengan Jason. “Telepon!”“Tidak usah pedulikan!” Jason membaringkan Kelly di atas ranjang, lalu membalikkan tubuh untuk menindih Kelly. Napasnya terasa berat dan juga buru-buru.Begitu pula den
Setelah pulang kerja, Kelly mengendarai mobil ke Imperial Garden. Setelah memasuki kompleks perumahan, rasa familier dirasakan oleh Kelly.Saat itu, Kelly pernah tinggal di sini. Sonia dan Reza tinggal di lantai atas. Jason sering ke rumah. Mereka pun sering berkumpul bersama, mengobrol, minum, bermain bersama ….Ketika Kelly melewati kehidupan pahitnya sewaktu di luar negeri, dia akan selalu kepikiran dengan masa-masa tinggal di sini. Entah kenapa hati Kelly akan terasa hangat, dia pun merasa ada tenaga yang mendukungnya di dalam masa suram.Kelly tidak pernah menyesal untuk bertemu dengan Jason. Dia menganggap memori kebersamaan mereka sebagai hal yang sangat berharga.Setelah naik ke lantai 30, Kelly berhenti di depan pintu. Memori itu terasa semakin nyata saja, seolah-olah begitu pintu dibuka, dia bisa melihat gambaran mereka berdua sedang duduk di balkon. Mereka berdua saling bersenda gurau bersama.Tidak disangka, masalah itu sudah masalah beberapa tahun silam.Kelly memasukkan k
Reza menceritakan kembali kepada Jason, masalah anggotanya menyadari Sandora membawa pergi Yana.Jason tidak menyangka Sandora berkaitan dengan kejadian kali ini. Seketika terlintas rasa dingin di dalam tatapannya. Dia mengangguk dengan perlahan. “Aku pergi bujuk Kelly dulu. Nanti aku baru akan perhitungkan semuanya dengan perlahan!”…Mereka berdua mengobrol hingga larut malam. Ketika melihat Reza pulang ke arah Gedung Anggrek, tiba-tiba Jason merasa sangat cemburu!Setelah pulang ke rumah, Jason sengaja mencari Yana. Tiba-tiba dia kepikiran semuanya sudah tidur. Kemudian, dia baru berusaha untuk menahan dirinya.Jason kembali ke kamarnya sendiri, tetapi dia masih tidak merasa mengantuk. Dia duduk di balkon sembari merokok. Jason kepikiran untuk menelepon Kelly, tapi dia takut akan membangunkan Kelly.Hari ini Kelly telah mengalami syok berat. Apalagi identitas Yana sudah terbongkar. Jadi, Jason membiarkan Kelly untuk tidur sejenak.Ketika kepikiran dengan pertama kalinya bertemu deng
Jason mengangguk. “Baru tidur saja!”Saskia tersenyum ramah. “Kamu belum pernah jaga anak. Biarkan Yana tidur di kamar kami saja. Aku gendong dia, ya. Aku jamin tidak akan membangunkannya.”Jason segera memiringkan tubuhnya untuk menghalangi langkah ibunya. “Aku bisa jaga Yana!”“Jaga apaan! Bagaimana kalau nanti malam kamu menimpa tubuh Yana ketika tidur?” Saskia menepuk pundak Jason. “Semua ini maksud ayahmu. Ranjang kami sangat besar. Yana bisa tidur di tengah. Jadi, dia juga tidak akan jatuh.”Jason masih tidak bersedia. “Nanti Yana akan nangis kalau tidak bisa melihatku.”“Kalau nangis, aku akan bangunin kamu!”Jason didorong paksa untuk Saskia. Kemudian, tanpa sungkan dia langsung menggendong Yana yang tidur lelap itu meninggalkan kamar. Tiba-tiba Saskia menoleh untuk memperingati Jason. “Jangan ke kamar kami, ya. Kalau sampai kamu membangunkan Yana, ayahmu pasti tidak akan melepaskanmu!”Jason terdiam membisu. Sepertinya Yana adalah putrinya? Setelah putrinya “dirampas”, Jason
“Begini!” Jason menjelaskan, “Tiga tahun lalu, aku mabuk dan meniduri seorang wanita. Setelah dia hamil, dia tidak beri tahu aku, malah ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Tahun ini saat dia kembali dari luar negeri, kami bertemu lagi. Aku juga baru tahu Yana itu putriku.”“Sesederhana itu?” Aldrich tidak percaya.Jason mengangguk. “Iya, ceritanya memang begitu!”Aldrich tersenyum dingin. “Tapi aku dengar dari ibumu, latar belakang keluarga wanita itu agak rumit. Sebelumnya dia memanfaatkan Yana untuk mendekatimu!”“Ayah!” Ujung bibir Jason melengkung ke atas. “Sekarang masalahnya dia saja tidak bersedia untuk menerimaku. Jadi, setelah aku berhasil mengejarnya, kami baru akan diskusikan masalah pernikahan.”Kedua mata Aldrich terbelalak lebar. “Siapa yang membahas masalah pernikahan sama kamu?”“Kamu saja sudah bahas masalah latar belakang keluarga ibunya Yana. Bukannya kamu ingin membahas soal pernikahan?” tanya Jason dengan mengangkat-angkat alisnya.Aldrich terdiam membi
Sonia mengantar Jason keluar. Saat berjalan ke depan pintu, terdengar suara datarnya. “Kak Jason, aku yang nggak perbolehin Reza buat bocorin identitas Yana sama kamu. Itulah alasannya kenapa dia nggak bicara. Kamu jangan salahkan dia, ya!”Tiba-tiba Jason kepikiran dengan sindiran Reza sebelumnya. Dia spontan tersenyum tipis. “Aku tidak salahin dia. Aku cuma mau gebukin dia saja!”Kedua mata Sonia terbelalak lebar.“Bercanda!” Jason tersenyum dengan lembut. “Demi kamu, aku akan maafin dia!”Sonia pun tersenyum. “Terima kasih, Kak Jason!”“Bantu aku bujuk Kelly. Tolong, ya!” ucap Jason dengan serius.“Oke!” Jason mengangguk sedikit kepalanya, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.Setelah Jason pergi, Sonia mengetuk pintu kamar Kelly. “Kelly, ini aku, Sonia.”Dengan segera, Kelly membuka pintu. Di dalam ruangan kamar yang gelap, ekspresi Kelly kelihatan panik. “Sonia, aku nggak tahu gimana caranya hadapi dia!”Sonia berkata, “Kamu cinta sama Jason. Dia juga suka sama kamu. Ngg
“Bagaimana dengan sekarang? Sekarang kamu sudah tahu Yana itu putrimu. Apa rencanamu selanjutnya?” tanya Sonia.Jason menatap Sonia dengan tatapan sakit dan juga tegas. “Aku mencintainya, ingin menikah dengannya. Meskipun aku tidak tahu Yana itu anakku, aku juga sudah memiliki pemikiran seperti ini!”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke, aku percaya sama omonganmu!”“Apa kamu bisa beri tahu aku masalahnya di Kowloon?” tanya Jason, “Dia melahirkan Yana di rumah sakit mana? Dia tinggal di mana?”“Oke, aku akan beri tahu semua yang ingin kamu ketahui!”Sonia menceritakan kondisi Kelly ketika baru tiba di Kowloon, juga menceritakan dia bertemu dengan ibu kos yang ramah dan juga kehidupan Kelly selama di Kowloon. Dia memberi tahu semuanya kepada Jason dengan saksama.“Saat kandungan Kelly genap berusia delapan bulan, dokter mengatakan tali pusar melilit leher Yana. Yana memiliki risiko kehilangan oksigen kapan saja. Jadi, aku dan Ranty pun memutuskan mempercepat persalinan Yana melalui o
Jason mengendarai mobil dengan kecepatan kencang. Saat tiba di Gedung Anggrek, hari sudah sore hari.Setelah memasuki rumah, tidak ada siapa pun di dalam ruang tamu. Namun, pintu kamar malah dalam keadaan dikunci.Jason mengetuk pintu. “Kelly, buka pintu!”Tidak terdengar suara dari dalam.“Kelly, kamu selalu bersembunyi di saat ada masalah. Kapan kamu bisa mengubah kebiasaan burukmu ini?” Jason menopang dinding dengan dua tangannya. Kemudian, salah satu tangannya diangkat untuk menekan-nekan keningnya. “Buka pintunya. Kita bicarakan masalah ini dulu!”“Kelly, malam itu aku kehilangan kesadaranku. Aku tidak ingat kalau wanita itu adalah kamu. Tapi, kamu sendiri yang taruh obat. Kamu juga tidak bisa menyalahkanku!”“Kelly, apa kamu benar-benar berencana untuk merebut hakku sebagai ayahnya Yana?”Tiba-tiba terdengar suara buka pintu rumah. Sonia pun mengerutkan keningnya. “Kak Jason?”Jason berjalan ke dalam. “Sonia.”“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Sonia.“Aku tahu Yana itu putrik
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im