Bondan segera menjawab, “Aku nggak sanggup. Aku lebih suka cewek yang penurut dan lembut!”Johan mengangkat-angkat bahunya tanda dirinya merasa tidak berdaya. “Sekarang kalian sudah tahu. Nanti jangan sindir kami lagi, jangan bikin aku makin canggung lagi!”“Iya, tenang saja!” Bondan menjamin.Di ruang sebelah, ada beberapa wanita sedang duduk di sofa. Mereka semua adalah teman-teman wanita yang datang bersama dengan Yusa dan yang lainnya. Dandanan mereka semua sangatlah cantik bagai boneka saja.Tere mulai memperkenalkan mereka kepada Frida. Frida menyapa mereka, lalu duduk di sofa paling ujung.Salah seorang wanita yang bernama Isabella bertanya pada Tere. “Tere, hari ini Kak Gina datang nggak?”“Seharusnya sih datang!” Baru saja Tere membalas, ponselnya tiba-tiba berdering. Dia melirik sekilas, lalu memperlihatkannya kepada yang lain. “Baru saja dibahas, ini Kak Gina telepon!”Tere segera mengangkat panggilan. “Kak Gina!”Gina berkata dengan tersenyum, “Tere, kalian semua sudah samp
Si wanita hanya berani menggosip Sonia di belakang saja. Hanya saja, dia tidak berani benar-benar menyinggung Sonia. Sebab, mereka tahu ada Reza yang akan melindunginya! Jangankan mereka, bahkan pacar mereka juga tidak berani bersikap lancang di hadapan Sonia!Frida tidak memarahi Tere, dia hanya memelototinya, lalu berjalan meninggalkan ruangan!Setelah Frida meninggalkan ruangan, Isabella bertanya pada Tere, “Tadi kamu bilang dia itu pacarnya Johan?”Johan dan Gina memiliki hubungan yang cukup baik. Jadi, mereka merasa Frida seharusnya berada di pihak Gina. Siapa tahu Frida malah akan membela Sonia?Apa yang terjadi?Tere berbicara dengan gugup, “Mana aku tahu? Dia datang sama Johan, dan aku dengar sendiri kalau dia bilang dia itu pacarnya Johan!”Isabella juga sedikit gugup. “Jangan-jangan dia bakal aduin kita kepada Sonia?”Wajah Tere langsung berubah muram. “Siapa suruh kamu sembarangan bicara? Kenapa kamu nggak bisa jaga mulutmu!”Kedua mata Isabella langsung terbelalak. Memangny
Sonia tidak berbicara. Frida melirik Johan sekilas, lalu memerintah, “Ambil beberapa botol air ke sini!”Johan terlihat agak kaget. “Kamu lagi perintah aku? Kamu kira kamu itu pacarku?”Frida mengeluarkan ponsel untuk memotretnya. “Kamu boleh bersikap kurang ajar. Silakan! Tapi bagaimana kalau aku kirim foto kamu kepada Bi Maria?”Raut wajah Johan langsung berubah. Dia mengepal erat tangannya, lalu segera mengangguk. “Frida, kamu menang kali ini!”Selesai berbicara, Johan langsung pergi mengambil minuman.Kelly bertanya dengan penasaran, “Frida, gimana ceritanya kamu bisa jadian sama Tuan Johan?”Frida meletakkan ponselnya, dan berkata, “Dia kurang kerjaan ingin diberi pelajaran. Kebetulan belakangan ini aku lagi nggak ada kerjaan.”Sonia melirik Frida sekilas, lalu menatap pemandangan malam di luar pagar. Dia pun tersenyum.Tiba-tiba ponselnya berdering. Sonia melihat sekilas, lalu berdiri ke sisi pagar untuk mengangkat panggilan. “Ranty!”“Sonia, malam malam bareng yuk? Aku kangen ba
“Penggemarmu bahkan rela kasih bunga pemberian pacarnya sendiri, sepertinya dia itu penggemar beratmu!” Johan menunjukkan ekspresi mengaguminya.Tere, Isabella, dan yang lainnya datang mengerumuni Gina untuk menyapanya.Berhubung semua orang sudah hadir, mereka pun mulai makan, lalu bermain kartu dan bernyanyi. Suasana di dalam ruangan seketika menjadi ramai.Gina duduk di samping Reza, lalu bertanya dengan tersenyum, “Besok siang aku berencana ke rumahmu untuk kunjungi Bibi. Besok kamu di rumah, ‘kan?”“Nggak,” balas Reza dengan singkat.Kedua mata Gina langsung berkilauan. “Bukannya besok libur? Memangnya ada kerjaan di kantor?”Reza langsung menjawab, “Bukan, Sonia mau pulang ke rumah kakeknya. Aku mau antar dia!”Senyuman di wajah Gina spontan terkaku. “Sepertinya kamu sudah terlalu baik sama dia. Masa kamu turun tangan buat antar guru bimbel Tandy pulang ke rumah kakeknya. Kenapa nggak suruh sopir saja?”“Aku ingin antar dia!” balas Reza dengan terus terang.Gina terbengong hingga
Jason lanjut berkata, “Meskipun kamu berencana untuk maafin Chelsea, dan berencana nggak permasalahin masalah itu lagi, mereka juga nggak bisa kabur dari jeratan hukum. Mereka sudah pasti akan dipenjara!”“Aku nggak akan maafin dia!” Terlintas ekspresi galak di wajahnya.Jason menyadari tubuh Kelly sedang gemetar. Dia pun mengerutkan keningnya. Tiba-tiba Jason merasa menyesal untuk memberi tahu semua ini kepadanya. Kali ini Jason merendahkan nada bicaranya mencoba untuk menenangkan Kelly. “Mulai sekarang polisi nggak akan cari kamu lagi. Aku akan bantu kamu tangani masalah selanjutnya. Semuanya sudah berlalu, nggak usah dipikirkan lagi!”Kelly langsung menatap Jason. Dia menyadari betapa lembut dan tajam tatapan lelaki di hadapannya. Detak jantungnya spontan berdegup kencang. Kelly lekas mengalihkan tatapannya, lalu membalas, “Terima kasih, Kak Jason. Aku terus berutang budi sama kamu!”“Semua ini bisa terjadi juga gara-gara aku. Kamu nggak berutang apa-apa sama aku. Hanya saja, aku b
Frida mengangkat-angkat alisnya, lalu berbicara dengan santai, “Aku benar-benar nggak nyangka! Aku kira anak tamatan Kibau University sangat berpendidikan, ternyata ada pengecualiannya!”Amarah Johan langsung membara. Kalau bukan karena ada banyak orang di sekitar, sepertinya dia ingin mengajukan putus dengan Frida!Johan pasti sudah gila! Makanya dia baru setuju untuk pura-pura berpacaran dengan Frida!Gina segera berkata, “Sudah, jangan berantem lagi! Johan, apa kamu nggak bisa ngalah? Dia itu pacarmu!”Johan tersenyum sinis.Sonia memberi isyarat mata kepada Frida, menyuruhnya untuk jangan berbicara lagi.…Saat waktu menunjukkan pukul sebelas malam, akhirnya mereka semua berpamitan dan bubar.Reza juga dengan terang-terangan mengajak Sonia untuk menaiki mobil, sekaligus mengantar Kelly pulang.Sonia berpamitan dengan Frida, Jason, dan yang lainnya. Saat memalingkan kepalanya, Sonia menyadari tatapan sinis Gina. Dia terlihat sangat geram saat ini.Namun, Sonia tidak menghiraukannya,
Setengah jam kemudian, ketika Johan menunggu hingga hampir ketiduran, sopir pun datang.Sopir melihat seseorang sedang berjongkok di tepi jalan. Dia pun terbengong sejenak, lalu memastikan. “Tuan?”Johan mengangkat kepalanya, dan dia langsung memaki, “Kamu ke mana saja? Kenapa datangnya semalam ini?!”“Saya sudah ngebut, Tuan!”Johan malas berdebat dengan sopirnya lagi. Dia langsung memasuki mobil dengan kesalnya.Sepulangnya ke rumah, amarah di hati Johan malah tidak sedikit pun mereda. Melihat ibunya masih berada di ruang tamu, dia langsung pergi mendekati ibunya untuk memberi tahu apa yang terjadi.Namun baru saja Johan berjalan memasuki ruang tamu, Maria langsung menyambutnya dengan tersenyum lebar. “Nak, akhirnya kamu pulang juga! Ayo kemari!”Johan terbengong. Entah kenapa dia memiliki firasat buruk.Maria masih menunjukkan senyumnya. Dia membuka ponselnya, lalu memperlihatkan 7-8 lembar foto wanita kepada Johan. “Ini putrinya Bu Sandra. Dia baru pulang dari luar negeri. Ibu suda
Johan menatap ibunya dengan tatapan terkejut. “Kenapa Ibu lebih sayang sama menantu?”Maria langsung memelototi Johan. “Pokoknya besok kamu pergi cari Frida. Ajak dia nonton atau jalan-jalan! Jangan pulang sebelum malam!”Selesai berbicara, Maria langsung naik ke lantai atas!Johan berkata dengan tidak berdaya, “Ibu, besok libur!”Kali ini Maria langsung menghentikan langkahnya, dan langsung memarahi Johan, “Libur apaan! Kalau kamu nggak berhasil membujuk menantuku, kamu nggak usah pulang lagi!”Johan terdiam membisu. Dasar “ibu tiri”!Setelah Reza mengantar Kelly pulang. Waktu pun sudah hampir jam 12 malam ketika mereka pulang ke Imperial Garden.Sewaktu Reza sedang mandi, Sonia pun kepikiran dengan Yandi. Berhubung sekarang sudah larut malam, Sonia tidak menelepon Yandi, melainkan mengirim pesan kepadanya.[ Sudah tidur belum? ]Yandi langsung melakukan panggilan video. Sonia berjalan ke balkon, lalu mengangkatnya. Dari dalam video, dapat dilihat bahwa Yandi sedang berada di dalam
Reza menceritakan kembali kepada Jason, masalah anggotanya menyadari Sandora membawa pergi Yana.Jason tidak menyangka Sandora berkaitan dengan kejadian kali ini. Seketika terlintas rasa dingin di dalam tatapannya. Dia mengangguk dengan perlahan. “Aku pergi bujuk Kelly dulu. Nanti aku baru akan perhitungkan semuanya dengan perlahan!”…Mereka berdua mengobrol hingga larut malam. Ketika melihat Reza pulang ke arah Gedung Anggrek, tiba-tiba Jason merasa sangat cemburu!Setelah pulang ke rumah, Jason sengaja mencari Yana. Tiba-tiba dia kepikiran semuanya sudah tidur. Kemudian, dia baru berusaha untuk menahan dirinya.Jason kembali ke kamarnya sendiri, tetapi dia masih tidak merasa mengantuk. Dia duduk di balkon sembari merokok. Jason kepikiran untuk menelepon Kelly, tapi dia takut akan membangunkan Kelly.Hari ini Kelly telah mengalami syok berat. Apalagi identitas Yana sudah terbongkar. Jadi, Jason membiarkan Kelly untuk tidur sejenak.Ketika kepikiran dengan pertama kalinya bertemu deng
Jason mengangguk. “Baru tidur saja!”Saskia tersenyum ramah. “Kamu belum pernah jaga anak. Biarkan Yana tidur di kamar kami saja. Aku gendong dia, ya. Aku jamin tidak akan membangunkannya.”Jason segera memiringkan tubuhnya untuk menghalangi langkah ibunya. “Aku bisa jaga Yana!”“Jaga apaan! Bagaimana kalau nanti malam kamu menimpa tubuh Yana ketika tidur?” Saskia menepuk pundak Jason. “Semua ini maksud ayahmu. Ranjang kami sangat besar. Yana bisa tidur di tengah. Jadi, dia juga tidak akan jatuh.”Jason masih tidak bersedia. “Nanti Yana akan nangis kalau tidak bisa melihatku.”“Kalau nangis, aku akan bangunin kamu!”Jason didorong paksa untuk Saskia. Kemudian, tanpa sungkan dia langsung menggendong Yana yang tidur lelap itu meninggalkan kamar. Tiba-tiba Saskia menoleh untuk memperingati Jason. “Jangan ke kamar kami, ya. Kalau sampai kamu membangunkan Yana, ayahmu pasti tidak akan melepaskanmu!”Jason terdiam membisu. Sepertinya Yana adalah putrinya? Setelah putrinya “dirampas”, Jason
“Begini!” Jason menjelaskan, “Tiga tahun lalu, aku mabuk dan meniduri seorang wanita. Setelah dia hamil, dia tidak beri tahu aku, malah ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Tahun ini saat dia kembali dari luar negeri, kami bertemu lagi. Aku juga baru tahu Yana itu putriku.”“Sesederhana itu?” Aldrich tidak percaya.Jason mengangguk. “Iya, ceritanya memang begitu!”Aldrich tersenyum dingin. “Tapi aku dengar dari ibumu, latar belakang keluarga wanita itu agak rumit. Sebelumnya dia memanfaatkan Yana untuk mendekatimu!”“Ayah!” Ujung bibir Jason melengkung ke atas. “Sekarang masalahnya dia saja tidak bersedia untuk menerimaku. Jadi, setelah aku berhasil mengejarnya, kami baru akan diskusikan masalah pernikahan.”Kedua mata Aldrich terbelalak lebar. “Siapa yang membahas masalah pernikahan sama kamu?”“Kamu saja sudah bahas masalah latar belakang keluarga ibunya Yana. Bukannya kamu ingin membahas soal pernikahan?” tanya Jason dengan mengangkat-angkat alisnya.Aldrich terdiam membi
Sonia mengantar Jason keluar. Saat berjalan ke depan pintu, terdengar suara datarnya. “Kak Jason, aku yang nggak perbolehin Reza buat bocorin identitas Yana sama kamu. Itulah alasannya kenapa dia nggak bicara. Kamu jangan salahkan dia, ya!”Tiba-tiba Jason kepikiran dengan sindiran Reza sebelumnya. Dia spontan tersenyum tipis. “Aku tidak salahin dia. Aku cuma mau gebukin dia saja!”Kedua mata Sonia terbelalak lebar.“Bercanda!” Jason tersenyum dengan lembut. “Demi kamu, aku akan maafin dia!”Sonia pun tersenyum. “Terima kasih, Kak Jason!”“Bantu aku bujuk Kelly. Tolong, ya!” ucap Jason dengan serius.“Oke!” Jason mengangguk sedikit kepalanya, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.Setelah Jason pergi, Sonia mengetuk pintu kamar Kelly. “Kelly, ini aku, Sonia.”Dengan segera, Kelly membuka pintu. Di dalam ruangan kamar yang gelap, ekspresi Kelly kelihatan panik. “Sonia, aku nggak tahu gimana caranya hadapi dia!”Sonia berkata, “Kamu cinta sama Jason. Dia juga suka sama kamu. Ngg
“Bagaimana dengan sekarang? Sekarang kamu sudah tahu Yana itu putrimu. Apa rencanamu selanjutnya?” tanya Sonia.Jason menatap Sonia dengan tatapan sakit dan juga tegas. “Aku mencintainya, ingin menikah dengannya. Meskipun aku tidak tahu Yana itu anakku, aku juga sudah memiliki pemikiran seperti ini!”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke, aku percaya sama omonganmu!”“Apa kamu bisa beri tahu aku masalahnya di Kowloon?” tanya Jason, “Dia melahirkan Yana di rumah sakit mana? Dia tinggal di mana?”“Oke, aku akan beri tahu semua yang ingin kamu ketahui!”Sonia menceritakan kondisi Kelly ketika baru tiba di Kowloon, juga menceritakan dia bertemu dengan ibu kos yang ramah dan juga kehidupan Kelly selama di Kowloon. Dia memberi tahu semuanya kepada Jason dengan saksama.“Saat kandungan Kelly genap berusia delapan bulan, dokter mengatakan tali pusar melilit leher Yana. Yana memiliki risiko kehilangan oksigen kapan saja. Jadi, aku dan Ranty pun memutuskan mempercepat persalinan Yana melalui o
Jason mengendarai mobil dengan kecepatan kencang. Saat tiba di Gedung Anggrek, hari sudah sore hari.Setelah memasuki rumah, tidak ada siapa pun di dalam ruang tamu. Namun, pintu kamar malah dalam keadaan dikunci.Jason mengetuk pintu. “Kelly, buka pintu!”Tidak terdengar suara dari dalam.“Kelly, kamu selalu bersembunyi di saat ada masalah. Kapan kamu bisa mengubah kebiasaan burukmu ini?” Jason menopang dinding dengan dua tangannya. Kemudian, salah satu tangannya diangkat untuk menekan-nekan keningnya. “Buka pintunya. Kita bicarakan masalah ini dulu!”“Kelly, malam itu aku kehilangan kesadaranku. Aku tidak ingat kalau wanita itu adalah kamu. Tapi, kamu sendiri yang taruh obat. Kamu juga tidak bisa menyalahkanku!”“Kelly, apa kamu benar-benar berencana untuk merebut hakku sebagai ayahnya Yana?”Tiba-tiba terdengar suara buka pintu rumah. Sonia pun mengerutkan keningnya. “Kak Jason?”Jason berjalan ke dalam. “Sonia.”“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Sonia.“Aku tahu Yana itu putrik
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im
Jason juga tidak menghiraukan Kelly. Dia menatap Yerin yang menunjukkan ekspresi bingung, lalu berkata dengan datar, “Katakanlah! Apa yang sebenarnya terjadi pada tiga tahun lalu? Setelah kamu mengatakannya, aku akan suruh anggotaku untuk transfer uang ke kamu. Tapi, aku hanya ingin mendengar kenyataan. Jangan ada yang ketinggalan!”Yerin bahkan tidak berani bernapas terlalu kuat. Reza menyerahkan laporan tes DNA kepadanya. Jelas sekali Jason tertarik dengan masalah itu! Kelly baru pulang dari luar negeri. Dia melihat sikap Jason terhadap Yana bagai sedang melihat orang asing saja, dia mengira Kelly dan Jason tidak pernah bertemu lagi sebelumnya. Jadi, dia pun ingin mengambil kesempatan untuk menipu uang Jason.Lagi pula, setelah Jason merespons nanti, Yerin juga sudah melarikan diri. Uang itu cukup untuk menyelamatkan kekasihnya, bahkan cukup untuk hidupnya!Siapa sangka Jason malah memanggil Kelly kemari!Saat ini, Yerin baru menyadari bahwa dirinya telah dimanfaatkan oleh Reza! Yeri
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe