Setengah jam kemudian, ketika Johan menunggu hingga hampir ketiduran, sopir pun datang.Sopir melihat seseorang sedang berjongkok di tepi jalan. Dia pun terbengong sejenak, lalu memastikan. “Tuan?”Johan mengangkat kepalanya, dan dia langsung memaki, “Kamu ke mana saja? Kenapa datangnya semalam ini?!”“Saya sudah ngebut, Tuan!”Johan malas berdebat dengan sopirnya lagi. Dia langsung memasuki mobil dengan kesalnya.Sepulangnya ke rumah, amarah di hati Johan malah tidak sedikit pun mereda. Melihat ibunya masih berada di ruang tamu, dia langsung pergi mendekati ibunya untuk memberi tahu apa yang terjadi.Namun baru saja Johan berjalan memasuki ruang tamu, Maria langsung menyambutnya dengan tersenyum lebar. “Nak, akhirnya kamu pulang juga! Ayo kemari!”Johan terbengong. Entah kenapa dia memiliki firasat buruk.Maria masih menunjukkan senyumnya. Dia membuka ponselnya, lalu memperlihatkan 7-8 lembar foto wanita kepada Johan. “Ini putrinya Bu Sandra. Dia baru pulang dari luar negeri. Ibu suda
Johan menatap ibunya dengan tatapan terkejut. “Kenapa Ibu lebih sayang sama menantu?”Maria langsung memelototi Johan. “Pokoknya besok kamu pergi cari Frida. Ajak dia nonton atau jalan-jalan! Jangan pulang sebelum malam!”Selesai berbicara, Maria langsung naik ke lantai atas!Johan berkata dengan tidak berdaya, “Ibu, besok libur!”Kali ini Maria langsung menghentikan langkahnya, dan langsung memarahi Johan, “Libur apaan! Kalau kamu nggak berhasil membujuk menantuku, kamu nggak usah pulang lagi!”Johan terdiam membisu. Dasar “ibu tiri”!Setelah Reza mengantar Kelly pulang. Waktu pun sudah hampir jam 12 malam ketika mereka pulang ke Imperial Garden.Sewaktu Reza sedang mandi, Sonia pun kepikiran dengan Yandi. Berhubung sekarang sudah larut malam, Sonia tidak menelepon Yandi, melainkan mengirim pesan kepadanya.[ Sudah tidur belum? ]Yandi langsung melakukan panggilan video. Sonia berjalan ke balkon, lalu mengangkatnya. Dari dalam video, dapat dilihat bahwa Yandi sedang berada di dalam
Kedua mata Sonia bergerak. Dia lalu menjawab dengan perlahan, “Kita bekerja sama-sama. Yandi juga adalah teman kakakku. Dia yang ajari aku teknik memanah.”Reza masih ingin bertanya lagi. Tiba-tiba Sonia menjinjit kakinya, lalu mengecup bibir Reza. Dia menyipitkan matanya sambil bergumam, “Sudah malam, kita tidur yuk?”Reza langsung menggendong Sonia, menciumnya sambil berjalan ke sisi ranjang.Kali ini Reza tidak lanjut bertanya lagi. Masa lalu Sonia tidaklah penting. Masa depannya bersama Sonia barulah penting.Sonia ditindih di atas ranjang. Dia melilit leher Reza, fokus membalas kecupannya.Reza mencium kening Sonia, lalu beralih mencium matanya. “Sonia, kita akan pisah selama dua malam.”Saat ini kedua mata Sonia sudah berlinangkan air mata. Suaranya juga terdengar lembut. “Emm.”Reza lalu beralih mencium tulang selangkanya.“Kamu mesti kangen sama aku!”…Keesokan siangnya, Reza mengendarai mobil mengantar Sonia ke bandara. Kemudian, Sonia menaiki pesawat pribadi Reza menuju ke A
Reza berjalan memasuki rumah dengan perlahan. Hari ini dia sedang mengenakan busana santai berwarna krim. Tubuhnya tegapnya membuat Reza terlihat sangat berkelas.Ketika si lelaki berjalan mendekat, jantung Gina langsung berdegup kencang. Namun, dia berlagak tenang dengan menyesap teh.“Bu! Kak!” sapa Reza.Diana bertanya, “Sonia sudah naik pesawat?”“Emm!” Reza mengangguk dengan perlahan.Lysa pun berkata, “Tadi ayahmu suruh kamu ke ruang bacanya. Kamu pergi sana.”Reza mengangguk, lalu berjalan naik ke lantai dua.Gina merasa agak kecewa ketika menyadari Reza pergi tanpa menyapanya.…Reza mengetuk pintu ruang baca. Ketika melihat si lelaki sedang membaca di belakang rak buku, Reza pun berkata, “Ayah, Ayah cari aku?”Tommy mengangkat kepalanya, melepaskan kacamata, lalu menunjuk sofa di sampingnya dengan wajah serius. “Duduk!”Setelah Reza duduk, Tommy bertanya, “Kenapa kamu nggak pulang selama beberapa hari ini?”“Banyak pertemuan di malam hari. Jadi, belakangan ini aku tinggal di a
Sewaktu Sonia hampir sampai di rumah, dia menerima panggilan dari Hendri. Suaranya masih terdengar lembut seperti biasanya, seperti seorang ayah yang lembut. “Sonia, hari ini libur, kamu pulang ke rumah, ya!”Sonia membalas, “Aku sudah pulang ke Atria!”“Ke Atria?” Hendri merasa agak terkejut. “Kamu pergi jenguk kakekmu?”“Iya!”Hendri berkata dengan tersenyum, “Kalau begitu, sampaikan salamku kepadanya. Uangmu masih cukup nggak? Sekarang aku transfer ke rekening kamu, ya. Belikan makanan enak untuk dia.”“Nggak usah, aku sudah beli!” balas Sonia.Ketika menyadari sikap dingin Sonia, Hendri pun tidak tahu harus berkata apa lagi. “Kalau begitu, kamu hati-hati di jalan!”“Ayah!” Tiba-tiba Sonia memanggil Hendri.Hendri merasa agak syok. “Ya?”Sonia berkata, “Kelak jangan cari Reza lagi!”Kali ini Hendri terdiam beberapa saat. Dia merasa sangat canggung. Hendri bisa mencari Reza juga karena kondisi agak mendesak. Kondisi bisnisnya semakin memburuk. Jadi, dia ingin meminta bantuan dari Ke
Sonia menggeleng. “Nggak.”Reviana menghela napas. “Kamu jangan kasih tahu orang lain. Kalau nggak, kamu pasti akan dipermalukan!”Stella menunjukkan ekspresi sedih. “Aku juga nggak takut dipermalukan. Aku hanya merasa aku nggak bisa bantu Kak Sonia, aku merasa bersalah, makanya aku nggak bilang sama yang lain.”“Keputusanmu sudah benar!” Tatapan Reviana langsung berkilauan. Dia menebak, “Dia bisa bekerja di Arkava Studio sepertinya demi mempersulit kamu. Kamu mesti lebih hati-hati!”Hendri langsung menyela, “Apa kamu sudah berpikir kebanyakan? Sonia, dia masih kecil, nggak mungkin punya pemikiran jahat seperti itu.”“Sonia itu iri banget sama Stella. Waktu itu dia mengambil hati Cindy dan Ferdi untuk menghadapi Stella. Aku nggak pernah ketemu anak yang lebih licik daripada dia!” ucap Reviana dengan kesal.Hendri mengerutkan keningnya dan berkata, “Sepertinya ucapanmu sudah kelewatan. Bagaimanapun juga, Sonia itu putri kita!”Reviana melipat kedua tangannya di depan dada, lalu berkata
Sandora lekas berkata, “Yvonne, kamu jangan emosi. Kita itu satu keluarga. Semuanya bisa dibicarakan dengan baik!”“Apa yang perlu dibicarakan lagi?” ucap Yvonne dengan ketus. “Tadi aku sudah bilang sama Kelly. Kalau Kelly nggak tanda tangan surat permohonan maaf mereka, aku akan gugurin anak ini!”Kelly langsung mengangkat kepalanya. “Anak apaan?”Sandora berkata, “Kelly, kakak iparmu lagi mengandung.”Kelly menatap Yvonne dengan terkejut. Pantas saja dia bisa bersikap searogan ini. Ternyata dia sudah hamil!Yvonne duduk di kursi sambil menyilangkan kakinya dan melingkari kedua tangan di depan dadanya. “Pokoknya anakku nggak boleh tinggal di rumah kontrakan. Jadi, uang 600 juta itu akan aku gunakan sebagai uang renovasi rumah. Aku nggak akan kembalikan kepada Keluarga Cendana. Kalau kamu masih menginginkan keponakanmu, kamu cabut gugatanmu!”Kenzo merasa serba salah. Dia pun berkata, “Kelly, anggap saja kamu lagi bantu kakakmu, ya?”Kelly sungguh tidak tahu harus berkata apa lagi. Dia
Beberapa saat kemudian, Kelly mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Jason.Panggilan tersambung dengan cepat. Kemudian, terdengar suara lembut si lelaki. “Kelly!”Kelly berdeham berlagak tenang. “Kak Jason, sebelumnya aku mau minta maaf. Aku … gimana kalau kamu suruh pengacaramu cabut gugatanmu terhadap Chelsea?”Jason terdiam selama beberapa detik, lalu bertanya, “Apa yang terjadi?”Kelly tidak membalas.Kemudian, Jason kembali bertanya, “Siapa yang sudah mempersulitmu?”Kali ini Kelly tidak bisa menahan rasa pilu di hatinya lagi. Air mata spontan menetes, lalu terdengar suara isak tangis dari ujung telepon.Suara Jason berubah serius. “Kelly? Kamu lagi di mana? Kita ketemu langsung!”“Aku nggak apa-apa. Kamu nggak usah ke sini!” jawab Kelly.Jason semakin panik. “Kamu lagi di mana?”Kelly menggeleng sambil menangis. “Aku tutup dulu!”Begitu panggilan ditutup, Jason langsung menghubunginya lagi. Namun, Kelly langsung memutuskan panggilan.Kelly sudah lama duduk di pinggir jalan. Na
Himawan menjabat tangan Sonia dengan senyuman ramah yang tulus, lalu berucap, "Selamat datang, Cantik. Semoga kamu bersenang-senang di sini!"Sonia membalas sambil mengangguk, "Makasih!"Kemudian, Himawan mengatur tempat tinggal untuk mereka berdua dan menyuruh pelayan untuk mengantar mereka.Tempat yang disiapkan untuk mereka adalah sebuah vila kecil. Lantai bawahnya terdiri dari ruang tamu dan ruang baca, sementara di lantai atas ada tiga kamar tidur. Dari tampilannya, tempat ini memang sengaja disediakan untuk para tamu yang berkunjung.Malam telah tiba. Begitu mereka masuk ke dalam, semua lampu di ruangan menyala secara otomatis.Seorang pelayan mendorong troli makan ke dalam, lalu menata berbagai makanan lezat di atas meja makan dan diakhiri dengan sebotol anggur merah Lafite yang mewah. Pelayan itu berujar dengan sikap hormat, "Semoga kalian menikmati makan malam ini."“Kehadiranku mungkin akan sedikit mengganggu seleramu, tapi malam ini kita harus makan bersama!" ucap Kase sambi
“Belum!” Kase tersenyum. “Aku haus mau minum kopi. Kamu mau?”Sonia memalingkan kepalanya. Dia melihat memang ada sebuah toko kopi kecil di pinggir jalan. Saat ini, Sonia menggeleng. “Nggak mau. Kamu pergi sendiri saja!”“Kalau begitu, aku pergi dulu, tidak lama, kok!” Kase menuruni mobil, lalu berjalan ke sisi toko kopi.Sonia melihat bayangan tubuh si pria. Dia melihat setelah Kase selesai membeli kopi, dia tidak segera kembali ke mobil, melainkan mengobrol dengan wanita dengan rambut dikuncir tinggi.Sonia menopang kepalanya sembari melihat ponselnya. Saat Sonia mengangkat kepalanya lagi, tiba-tiba tidak kelihatan sosok tubuh Kase lagi. Raut wajah Sonia berubah dingin dalam seketika. Dia segera menuruni mobil dan berlari ke sisi toko kopi.Saat tiba di depan pintu toko, langkah kaki Sonia berhenti. Dia melihat di bawah pohon tinggi, Kase sedang berpelukan dan berciuman dengan wanita yang baru dikenalnya tadi.Sonia terdiam membisu. Apa-apaan ini! Sonia pun kembali ke mobil.Setelah
Setelah makan, Sonia pergi menemui Kase.Saat Kase menatap Sonia hanya berpakaian kaus putih dengan celana jeans, keningnya spontan berkerut. “Sepertinya cara berpakaianmu tidak mirip seperti pasanganku?”Sonia menjawab, “Orang-orang juga nggak bakal heran dengan bagaimana penampilan pasangan yang kamu miliki!”Kase tertawa terbahak-bahak. “Kenapa aku selalu suka dengan setiap kata-katamu?” Dia membuka kotak kulit kambing di sampingnya. “Ini untukmu!”Sonia berjalan mendekat untuk melihatnya. Ada sebuah pistol di dalamnya dengan model terbaru MP22 yang bisa memuat 20 butir peluru. Fungsi tetap berjalan stabil di suhu cuaca tinggi maupun dingin. Pistol ini juga memiliki fungsi cahaya layar, membuat pengguna lebih gampang menggunakannya di malam hari.Sonia mengambil pistol. Tiba-tiba dia merasa aman sekarang. “Terima kasih!”“Jangan sungkan. Aku juga mempersiapkannya demi keselamatanku sendiri.” Kase menjulurkan tangannya ke sisi Sonia. “Aku harap kerja sama kita menyenangkan!”Sonia ti
Iya! Ada dirinya di atas papan almarhum.Suki!Tiba-tiba Sonia merasa dunia ini sangat ajaib. Jika dia tidak datang ke Hondura, selamanya dia tidak akan tahu ada orang yang membangun altar untuknya di sini. Perasaan ini benar-benar tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata!Sonia mengambil dupa tersebut. Saat melihat papan namanya sendiri, dia pun tertegun. Kase berjalan ke dalam, lalu mengambil dupa dari tangannya. Setelah dupa dinyalakan, Kase pun memasangnya.Setelah itu, Kase menyeka papan nama itu dengan lembut. Dia bahkan mencium papan nama itu.Kening Sonia berkerut. Dia sungguh tidak tahu harus berbuat apa. “Dia itu wanita idamanmu?”Tatapan Kase tertuju pada nama di atas papan. “Iya, namanya Suki. Namanya bagus, ‘kan?”Sonia tidak menjawab, melainkan bertanya, “Apa kamu nggak tahu biasanya hanya leluhur saja yang diletakkan di dalam aula persembahan seperti ini?”Kase meletakkan papan nama itu kembali ke posisi semula, lalu membalikkan kepalanya untuk berkata, “Dia itu wanit
Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Musuhmu?”“Mana mungkin?” Kase tertawa. Dia mengedipkan matanya ke sisi Sonia. “Dia itu wanita idamanku!”Sonia berkata dengan datar, “Sepertinya kamu juga panggil Julie dan Laura yang semalam sebagai wanita idamanmu.”Kase tersenyum tipis. “Apa mereka bisa disamakan?” Usai berbicara, Kase melihat ke sisi Sonia. “Jujur saja, matamu sungguh mirip dengan wanita idamanku!”Semalam saat bertemu Sonia di luar bar, Kase sungguh merasa syok. Dia hampir saja mengira Sonia adalah wanita di dalam foto. Sayangnya, wanita idamannya sudah tidak berada di muka bumi ini lagi.Hanya saja, semua itu tidaklah penting. Hal yang paling penting adalah wanita idamannya akan selalu hidup di dalam hatinya.Sonia berkata dengan suara datar, “Oh, ya?”“Iya! Ngomong-ngomong aku masih tidak tahu namamu?” tanya Kase.“Sonia!”Kase mengangguk. “Nama yang sangat bagus!”Sonia bertanya, “Ada urusan apa kamu mencariku?”Kase tersenyum lembut. “Aku mau pergi ke Istana Fers untuk membah
Pelayan berjalan di depan untuk memandu jalan. Ketika melewati koridor gantung di luar kastil, Sonia melihat sebuah bangunan bergaya tradisional yang sangat mencolok di belakang kastil.Bangunan itu tersembunyi di antara pepohonan, tampak seperti sebuah aula leluhur.Di dalam sebuah kastil kuno seperti ini, keberadaan aula bergaya tradisional terasa agak aneh dan tidak selaras dengan keseluruhan desain. Namun, mengingat Keluarga Milana juga memiliki garis keturunan dari Negara Cendania, sepertinya wajar jika para tetua menyukai gaya kuno seperti ini.Sonia tidak berpikir kebanyakan. Dia melewati koridor dan terus berjalan ke depan.Beberapa saat kemudian, Sonia tiba di ruang kerja Kase. Ruang kerja yang klasik dan elegan itu memiliki luas sekitar 100 meter persegi. Satu sisi dindingnya adalah jendela besar, sisi lainnya adalah area istirahat, sementara dua sisi lainnya dipenuhi rak buku dari kayu merah yang menjulang tinggi hingga ke langit-langit. Pemandangan itu terasa begitu menges
Kase juga tidak menyangkal, malah bertanya dengan tersenyum, “Bagaimana menurutmu?”Raut wajah pengurus rumah kelihatan serius. “Belakangan ini, Nona Linda akan datang ke Hondura untuk mengunjungi Tuan. Kalau Tuan sudah punya wanita yang kamu sukai, lebih baik kamu jangan bawa dia ke rumah.”Kase tersenyum sinis. “Dia itu calon menantu yang disukai ayahku, bukan yang aku sukai. Aku saja tidak setuju!”Pengurus rumah berkata, “Suaramu tidak penting!”Kase sedang berjalan ke dalam rumah. Saat mendengar ucapan itu, dia langsung memalingkan kepalanya menatap pengurus rumah yang bersikap hormat itu, tapi yang suka membatasi gerak-geriknya. “Akhirnya aku tahu kenapa ayahku bisa mengutusmu untuk bekerja di sisiku?”“Emm?” Pengurus rumah mengangkat kepalanya menatap Kase dengan bingung.“Karena ….” Kase tersenyum sinis. “Ayahku pasti juga sangat membencimu!”Raut wajah pengurus rumah berubah dalam seketika. “Aku lebih memilih untuk dibenci majikanku daripada menjadi orang yang munafik.”Kase s
Sonia menggerakkan alisnya. “Ada apa?”Tatapan Kase menjadi lembut. Mata indahnya mengeluarkan cahaya indah. Dia terus menatap Sonia sembari tersenyum. “Ternyata kamu secantik yang aku bayangkan!”Sonia bertanya lagi, “Apa kamu kekurangan pengawal?”“Tentu saja!” Kase tersenyum cengengesan menunjukkan gigi putihnya. “Aku kekurangan satu pengawal cantik.”Sonia berkata, “Kalau kamu mau aku jadi pengawalmu, harganya bakal mahal!”Kase mendekatinya. Kedua matanya masih tertuju pada diri Sonia. “Katakanlah! Biar aku tahu semahal apa?”“Mungkin ….” Tatapan Sonia menjadi sinis. “Aku menginginkan nyawamu!”“Haha!” Kase tertawa terbahak-bahak. Dia tertawa dengan sangat bahagia. “Kalau kamu menginginkan nyawaku, aku akan berikan malam ini!”Sonia memalingkan kepalanya. Isi pikiran pria ini selalu saja melenceng. Sonia pun tidak menghiraukannya.“Katakanlah, kamu minta berapa!” tanya Kase dengan nada memelas.Sonia berpikir sejenak, lalu berkata, “Satu juta … pound sterwing! Masa kerja satu bula
Pelayan mengangguk, lalu menyerahkan sebotol air yang belum dibuka segelnya kepada Sonia.Sonia meneguk minumannya. Dia menyadari si pria sedang memeluk seorang wanita seksi dan mencium bibir si wanita. Para wanita lainnya juga segera mendekati si pria. Sonia menarik napasnya dalam-dalam berusaha untuk tetap bersikap tenang.Pria yang bernama Kase ini tidak kelihatan berbahaya. Sonia mengeluarkan ponselnya untuk membalas pesan, lalu membuang waktu dengan bermain gim.Sekitar setengah jam kemudian, Sonia mengangkat kepalanya untuk melihat permainan mereka. Saat ini, seorang wanita berambut biru sedang melepaskan atasannya dan duduk di atas pangkuan Kase. Dia menuang alkohol di gelasnya ke bagian lehernya sendiri. Kase pun menunduk untuk meminumnya ….Sonia melirik sekilas, lalu lanjut bermain gim ponselnya.Saat level terbaru belum berhasil dilewati Sonia, seorang wanita berpakaian terusan tali dua berjalan mendekat. Dia menatap Sonia dengan tatapan provokasi. “Kamu kekasih barunya Kase