Sandora lekas berkata, “Yvonne, kamu jangan emosi. Kita itu satu keluarga. Semuanya bisa dibicarakan dengan baik!”“Apa yang perlu dibicarakan lagi?” ucap Yvonne dengan ketus. “Tadi aku sudah bilang sama Kelly. Kalau Kelly nggak tanda tangan surat permohonan maaf mereka, aku akan gugurin anak ini!”Kelly langsung mengangkat kepalanya. “Anak apaan?”Sandora berkata, “Kelly, kakak iparmu lagi mengandung.”Kelly menatap Yvonne dengan terkejut. Pantas saja dia bisa bersikap searogan ini. Ternyata dia sudah hamil!Yvonne duduk di kursi sambil menyilangkan kakinya dan melingkari kedua tangan di depan dadanya. “Pokoknya anakku nggak boleh tinggal di rumah kontrakan. Jadi, uang 600 juta itu akan aku gunakan sebagai uang renovasi rumah. Aku nggak akan kembalikan kepada Keluarga Cendana. Kalau kamu masih menginginkan keponakanmu, kamu cabut gugatanmu!”Kenzo merasa serba salah. Dia pun berkata, “Kelly, anggap saja kamu lagi bantu kakakmu, ya?”Kelly sungguh tidak tahu harus berkata apa lagi. Dia
Beberapa saat kemudian, Kelly mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Jason.Panggilan tersambung dengan cepat. Kemudian, terdengar suara lembut si lelaki. “Kelly!”Kelly berdeham berlagak tenang. “Kak Jason, sebelumnya aku mau minta maaf. Aku … gimana kalau kamu suruh pengacaramu cabut gugatanmu terhadap Chelsea?”Jason terdiam selama beberapa detik, lalu bertanya, “Apa yang terjadi?”Kelly tidak membalas.Kemudian, Jason kembali bertanya, “Siapa yang sudah mempersulitmu?”Kali ini Kelly tidak bisa menahan rasa pilu di hatinya lagi. Air mata spontan menetes, lalu terdengar suara isak tangis dari ujung telepon.Suara Jason berubah serius. “Kelly? Kamu lagi di mana? Kita ketemu langsung!”“Aku nggak apa-apa. Kamu nggak usah ke sini!” jawab Kelly.Jason semakin panik. “Kamu lagi di mana?”Kelly menggeleng sambil menangis. “Aku tutup dulu!”Begitu panggilan ditutup, Jason langsung menghubunginya lagi. Namun, Kelly langsung memutuskan panggilan.Kelly sudah lama duduk di pinggir jalan. Na
Beberapa saat kemudian, Kelly keluar dari pelukan Jason. Dia pun menyadari kemeja Jason sudah basah karena terkena air matanya. Dia semakin tidak enak hati lagi. Kelly menundukkan kepalanya, lalu berbicara dengan terisak-isak, “Aku nggak kenapa-napa lagi.”Jason melirik sekeliling, lalu bertanya, “Kamu belum makan siang, ‘kan? Di depan sana ada kafe, ayo kita ke sana.”Kelly mengangguk, lalu mengikuti Jason masuk ke kafe.Hujan semakin lebat saja. Jason langsung melepaskan jasnya untuk menutupi kepala Kelly. Dia dengan penuh hati-hati menggandeng Kelly melewati jalan raya, lalu berjalan ke arah kafe.Saat ini Kelly dapat mencium aroma parfum yang wangi dari tubuh si lelaki. Ketika dia dilindungi oleh Jason, entah kenapa Kelly akan merasa sangat aman.Tiba-tiba Kelly merindukan ayahnya. Dia teringat sewaktu masih SD dulu, ayahnya akan memboncengnya pulang sekolah. Saat di pertengahan jalan, tiba-tiba turun hujan lebat. Ayahnya langsung melepaskan jaketnya untuk menutupi kepala Kelly.Ke
Kelly mengangguk. “Kalau anak di dalam perutnya itu adalah punya Kak Kenzo, aku akan menandatangani surat permintaan maaf mereka. Kelak aku nggak akan ungkit masalah ini lagi. Kalau bukan ….”Sepertinya berita ini adalah berita yang menggemparkan bagi keluarganya Kelly!Hanya saja, lebih baik sedih di awal, daripada mengetahui kenyataan setelah membesarkan anak itu!“Emm!” Jason mengangguk. “Hari ini masih libur. Beberapa hari lagi aku akan suruh orang menyelidiki masalah ini.”Kelly sungguh berterima kasih terhadap Jason. “Terima kasih!”“Nanti kamu mau ke mana?” tanya Jason dengan tersenyum.Kelly terbengong sejenak. “Pulang.”“Ke rumah kontrakanmu? Aku dengar dari Sonia, teman serumahmu sering bawa pacarnya ke rumah. Hari ini lagi libur, mereka berdua pasti lagi di rumah. Ngapain kamu pulang secepat ini?”Saat ini Kelly menundukkan kepalanya dan tidak berbicara lagi. Hanya saja, Kelly tidak tahu harus pergi ke mana selain pulang.Jason berkata, “Ibuku suruh aku pulang. Tapi aku bisa
Setelah mereka selesai menonton bioskop, hari pun sudah malam. Jason bertanya pada Kelly, “Gimana? Suasana hatimu sudah baikan?”Kelly tersenyum sambil mengangguk. “Emm, sudah baikan. Orang tuamu pasti sedang menunggumu. Kak Jason cepat pulang sana!”“Aku antar kamu pulang!” ucap Jason.Kelly memasuki mobil, lalu duduk bersebelahan dengan Jason di baris belakang. Sekarang perasaan Kelly sudah mulai tenang. Sepertinya selama ada Jason, semua masalah pun bisa diselesaikan.Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil berhenti di bawah gedung kontrakan. Kelly bertanya, “Sekarang sudah malam begini, orang tuamu nggak bakal marahin kamu, ‘kan?”“Memangnya aku itu anak-anak? Bakal dihukum kalau pulangnya malam?” Jason tersenyum dengan lembut. “Naik sana. Kalau ada masalah, ingat telepon aku. Jangan menangis sendiri!”Ucapan Jason memang membuat Kelly merasa canggung. Namun selain rasa canggung, hati Kelly juga terasa sangat hangat. Dia sungguh terharu dengan semua yang dila
Kebetulan ada pesan masuk di ponsel Sonia. Dia menundukkan kepalanya untuk membaca ponsel, dan tidak meladeni Kakek Jemmy lagi.Kakek Indra tersenyum sambil membujuk, “Pak, pemikiran anak muda zaman sekarang sudah berbeda. Nona Sonia punya pemikirannya sendiri. Anda hanya perlu percaya sama Nona!”Jemmy mendengus. “Aku takut dia dibutakan oleh cowok itu!”Indra tersenyum menuangkan teh untuk Jemmy. “Nona Sonia nggak akan seperti itu!”Sonia sedang membaca pesan dari Cindy. Dari pesan yang diketik Cindy, dapat diketahui bahwa dia sedang marah saat ini.[ Hari ini semuanya kumpul di rumah, cuma kamu saja yang nggak datang. Jadi, Bibi Aminah mulai cari masalah lagi. Alhasil, Nenek juga jadi marah sama kamu. Kata Nenek, hatimu nggak di Keluarga Dikara, hatimu hanya ada di tempat kakek miskin itu. Aku bilang kamu itu bukan orang yang lupa akar, kamu tahu balas budi. Mereka malah marah aku nggak pengertian. Kesal sekali! ]Sonia mengangkat-angkat alisnya. Dia tahu Cindy masih sudah menyingka
Keesokan harinya.Sonia bangun sangat pagi. Dia pun pergi jalan pagi dengan Kakek Jemmy. Pemandangan di sekitar gunung sangatlah indah, dan udara juga sangatlah sejuk.Sonia menemani Jemmy berjalan hingga ke sekitar kaki gunung. Dia menginjak daun yang bertebaran di lantai sambil menghirup udara segar di pagi hari.…Sewaktu mereka sedang menyantap sarapan, ada tamu yang datang berkunjung. Sonia pun pergi ke ruang baca.Saat hari sudah hampir siang, Juno pun menghubungi Sonia. Dia mengatakan dirinya sedang berada di rumah guru. Tak lama kemudian, Aska pun melakukan panggilan video. “Sonia, kamu pulang ke Atria lagi?”Sonia tersenyum. “Iya.”“Pantas saja si Jemmy kegirangan semalam. Dia bahkan pamerin kue gula aren ke aku. Heh!”Sonia berkata dengan tersenyum, “Setelah aku pulang nanti, aku akan pergi kunjungi Guru!”“Tepati janjimu, ya?” ucap Aska dengan langsung.“Pasti!”Saat mereka berdua sedang mengobrol, kebetulan Jemmy lewat. Dia pun menjerit, “Hei Pak Tua, apa kamu lagi gosipin
Jason berjalan mendekati Reza. Dia pun tersenyum ketika melihat Reza bagai kehilangan arwah itu. “Sonia pulang ke rumahnya?”“Emm.” Reza mengangguk. “Dari semalam.”“Baru saja pulang sehari, kamu malah seperti kehilangan arwah saja?” sindir Jason. “Waktu itu siapa yang bilang cuma ingin main-main sama dia?”Tatapan Reza berubah tajam. Setelah mendengar ucapan Jason, dia pun menertawakan dirinya sendiri. “Apa daya? Siapa suruh dia imut sekali?!”Reza tidak tahu sejak kapan dia bersikap serius terhadap Sonia. Dia juga tidak tahu kenapa Sonia selalu terbayang-bayang di benaknya. Reza sempat berusaha mengendalikan perasaannya, tapi pada akhirnya dia malah merasa tersiksa.Jason tersenyum. Dia pun tidak lagi menyindir Reza. Dia melirik Gina sekilas, lalu menghela napas. “Kalau kamu suka sama Sonia, jelaskan sama Gina.”Reza mengerutkan keningnya. “Bahkan kamu saja sadar kalau aku suka sama Sonia, ‘kan?”“Emm!” balas Jason tanpa ragu sama sekali.“Kalau semuanya bisa sadar, seharusnya Gina j
Juno berkata, “Masuklah! Dingin!”Baru saja Sonia membalikkan tubuhnya, tiba-tiba seorang pelayan berlari ke sisinya. “Nona Sonia!”Juno bertanya dengan datar, “Ada masalah apa?”Pelayan menjawab, “Di luar sana ada yang mengaku sebagai ayahnya Nona Sonia. Katanya, dia ingin bertemu sama Nona Sonia!”Raut wajah Sonia berubah datar. Anggota Keluarga Dikara masih menunggu di luar?Tadi Juno juga sudah melihatnya. Raut wajahnya masih kelihatan datar. “Kasih tahu mereka, Nona Sonia tidak akan bertemu mereka!”Pelayan segera mengiakan, lalu membalikkan tubuh.Juno melihat ke sisi Sonia. “Kelak jangan bertemu dengan anggota Keluarga Dikara lagi.”Sonia menunjukkan ekspresi lembut. “Aku mengerti.”“Ayo, pergi!”Juno merangkul pundak Sonia, lalu berjalan ke sisi taman bunga.Saat Sonia memasuki taman, tiba-tiba dia menerima sebuah pesan masuk. Dia membacanya, ternyata ada pesan masuk dari Melvin. Dia menghela napas ringan. Dia hampir saja melupakan Melvin!Melvin mengirim pesan.[ Sonia, masih a
Di dalam taman bunga, Devin sedang duduk di atas bangku panjang sembari merokok.Rose berjalan mendekatinya, lalu membungkus tubuh Devin dengan jasnya. “Kenapa kamu nggak pakai jasmu? Apa kamu nggak kedinginan?”“Ada matahari. Aku merasa cukup hangat.” Devin mengisap rokok, lalu mengembuskan asap rokok.“Kenapa kamu nggak ngobrol di dalam? Malah keluar?” Rose bersandar di tubuh Devin. Dulu Rose paling tidak suka dengan bau rokok. Sekarang gara-gara Devin, dia pun mulai menyukai bau itu.Mungkin karena merintis pekerjaan terlalu banyak rintangan, Devin pun semakin sering merokok.Devin membalas, “Tuan Reza dan Tuan Matias tidak merokok. Mungkin mereka juga tidak suka dengan bau ini.”“Mereka semua merokok, kok!” ucap Rose.Tatapan Devin seketika berubah tajam. “Tadi mereka menolak rokok pemberianku. Sepertinya mereka tidak suka dengan rokokku.”Rose tertegun sejenak, lalu segera menjelaskan, “Bukan, dulu mereka memang merokok. Sekarang mungkin mereka lagi program anak, makanya ….”“Kamu
Sekarang teknik kecerdasan buatan yang dikuasai Herdian Group boleh dikatakan terdepan di seluruh dunia, juga telah memonopoli pasar. Seandainya ada yang ingin mendapatkan keuntungan dari bidang ini, mereka pun mesti menjalin hubungan baik dengan Herdian Group.Ekspresi Reza kelihatan lembut. Tidak kelihatan ekspresi spesial lainnya. “Bakal ada kesempatan.”Saat mereka sedang mengobrol, beberapa kali Devin tidak bisa berbaur dalam perbincangan mereka. Dia pun mencari alasan untuk pergi, lalu berjalan pergi melalui pintu samping taman bunga.Rose sedang mengobrol dengan Sonia. Ketika menyadari Devin berjalan pergi, dia segera mengambil jas Devin, kemudian mengikuti langkah Devin.Ranty melihat bayangan punggung mereka berdua sembari mengunyah kacang. “Si Devin itu nggak pantas untuk bersama Rose.”“Emm?” Sonia memilih permen. Usai mendengar, dia mengangkat kelopak matanya. “Ada apa?”Sonia jarang bertemu dengan Devin. Hanya saja, di mata Sonia, Devin adalah seorang pria yang ambisius da
Reaksi Reviana sangat cepat. “Dia itu muridnya Tuan Aska!”“Iya!” Tobias mengangguk. “Mungkin kita bisa mengandalkan hubungan itu agar bisa menemui Tuan Jemmy.”Namun, Reviana merasa harapan itu tidaklah besar. Dia berkata dengan nada dingin, “Dengan karakter Sonia, apa dia akan membantu kita?”“Apa kalian punya cara lain?” Kening Tobias berkerut. Tiba-tiba dia kepikiran dengan Stella. “Bagaimana hubungan Stella dengan gurunya, Tuan Welmus?”Raut wajah Reviana semakin muram saja. Dia terdiam membisu.Setelah Stella terkenal waktu itu, dia mengatakan kata-kata yang arogan dan sempat terjadi hal tidak menyenangkan dengan Welmus. Sejak saat itu, mereka berdua sudah putus hubungan.Sepertinya Welmus juga tidak menganggap Stella sebagai muridnya lagi. Jika mereka pergi mencari Welmus, seharusnya tidak ada harapan juga!Begitu melihat ekspresi mereka berdua, Tobias juga tidak menaruh harapan di diri Stella lagi. Dia semakin gusar saja. “Cepat atau lambat kalian akan hancur di tangan Stella!”
Tommy juga berkata, “Sepertinya terlalu lama?”Reza berkata dengan tersenyum datar, “Tidak lama. Hanya diundur beberapa bulan saja.”Lysa merasa gelisah. “Berarti masih harus menunggu beberapa bulan lagi. Pemandangan musim dingin di Kota Jembara juga sangat cantik, kok!”Lysa masih ingin mengadakan resepsi pernikahan sebelum Tahun Baru. Dengan begitu, mereka bisa merayakan hari raya bersama Sonia!Jemmy bertanya dengan serius, “Ini ide siapa?”Sonia ingin menjawab, tetapi Reza malah menggenggam tangan Sonia, lalu berkata dengan suara lembut, “Semua ini ideku. Perusahaan sangat sibuk di akhir tahun. Aku takut aku tidak ada waktu untuk mempersiapkan pernikahan. Aku tidak ingin mengecewakan Sonia. Jadi, aku butuh waktu yang lebih panjang untuk mengaturnya.”Sonia mengintip raut wajah Jemmy. Dia takut Jemmy akan menyalahkan Reza. Dia pun segera menimpali, “Aku juga berpikir seperti itu. Semua ini usulan aku dan Reza.”Jemmy tidak berbicara. Suasana di ruang makan menjadi berat. Pada saat i
Suasana di rumah Aska sangat ramai hari ini lantaran kedatangan banyak tamu. Ada Tommy, Lysa, Ranty, Matias, Rose, dan juga kekasihnya, Devin. Selain itu, juga kedatangan Reza dan Sonia.Begitu Reza dan Sonia datang, mereka langsung disindir oleh Ranty. Sonia dan Ranty adalah buah hati Jemmy. Dia pun menyaksikan dengan tersenyum.Aska membela, “Sonia bisa datang juga karena menghormatiku. Aku sungguh gembira!” Aska memalingkan kepalanya untuk melihat Tommy. “Jangan terlalu keras terhadap anak muda!”Tommy menyesap tehnya, lalu berkata dengan tersenyum, “Sonia bisa seunggul ini juga berkat diajari guru unggul seperti Tuan Aska!”Aska tertawa terbahak-bahak. “Jangan bicara seperti ini. Nanti ada yang cemburu!”Jemmy yang berdiri di samping mendengus dingin. “Jangan semakin tidak tahu diri! Kamu malah sengaja buat orang-orang merasa betapa sempitnya hatiku!”Semua orang spontan tertawa. Pelayan berjalan kemari, lalu mengatakan makan siang sudah dipersiapkan. Mereka semua bersama-sama ber
“Hah?” Sonia mengangkat kepalanya dengan syok.Reza berkata dengan perlahan, “Tadi pagi Ayah dan Ibu telepon. Mereka mau mengunjungi Kakek. Jadi, mereka tanya apa kita mau ikut. Aku bilang kamu masih tidur, tidak usah tunggu kita.”Kedua mata Sonia terbelalak lebar. “Kenapa kamu nggak bangunin aku? Bukannya aku jadi kelihatan nggak sopan?”Reza tersenyum tipis. “Memangnya sopan lebih penting daripada tidurmu? Lagi pula, kita itu sekeluarga. Kamu tidak usah berpikir terlalu banyak. Mereka sama seperti Kakek, sama-sama menyayangimu!”Sonia merasa alangkah baiknya untuk bersikap lebih sopan di hadapan senior. Hanya saja, berhubung mereka sudah telat, Sonia juga tidak mempermasalahkannya lagi. Dia hanya bertanya, “Ada urusan apa mereka mencari Kakek?”Reza membalas, “Tentu saja … ada urusan yang sangat penting!”Sonia bertanya, “Ada urusan apa?”“Soal pernikahan kita!”Sonia terdiam membisu. Dia menarik pergelangan tangan Reza. “Kita laksanakan setelah Tahun Baru, ya?”“Tidak!” Reza langsu
Akhirnya Sonia mulai bangun. Dia melirik Reza sekilas, lalu bertanya pada Ranty, “Apa kamu sibuk banget hari ini?”“Nggak, kok. Aku lagi di rumahnya Matias. Aku nggak ada kerjaan sama sekali. Apa nanti kalian berencana untuk mengunjungi Kakek? Aku juga mau ikut,” ucap Ranty.Sonia kepikiran sesuatu. Hari ini dia mau bertemu dengan Jemmy. Namun, sekarang waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi.Sonia menggaruk rambutnya. “Kalian pergi dulu. Nanti kita ketemuan di rumah Pak Guru!”“Oke, sampai jumpa!” balas Ranty dengan nada bicara manis. Setelah itu, dia pun mengakhiri panggilan.Reza menyingkirkan ponselnya, lalu membungkukkan tubuhnya untuk memberi ciuman di bibir Sonia.Sonia mengelak. “Belum gosok gigi. Lagi pula, sekarang sudah saatnya untuk bangun. Kalau aku nggak sampai rumah Pak Aska sebelum makan siang, aku pasti akan dimarah Kakek.”“Tidak apa-apa. Kalaupun dimarah, aku yang akan dimarah!” Reza suka melihat Sonia yang malas untuk bangun itu. Dia mencium Sonia beberapa saat,
Sonia memelototi Reza. “Tuan Reza harap mengerti. Keputusan ada di tanganku.”Kening Reza sedikit berkerut. “Sayang, kamu akan segera pulang. Waktu kebersamaan kita hanya tersisa dua hari saja. Kita baru saja bersama, sebentar lagi kita malah mesti berpisah.”Nada bicara Reza sangat normal. Hanya saja, tatapannya kelihatan sangat tajam dan nada bicaranya juga terdengar kesal. Saat dia mengatakan perpisahan, kebetulan kata-kata itu menusuk hati Sonia.Sonia menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan pakaiannya. “Hanya sekali saja!”Reza mengambil pakaian itu dengan penuh penasaran. “Ini memang sekali pakai, ‘kan? Memangnya kamu ingin pakai beberapa kali?”Sonia terdiam membisu. Sepertinya ucapannya itu mubazir.Reza mengambil pakaiannya. Tatapannya kelihatan semakin tajam. Dia langsung menggendong Sonia. “Tenang saja, kamu tidak usah turun tangan. Aku bersedia untuk melayanimu!”Sonia membalikkan tubuhnya, lalu kedua pahanya mengapit pinggang Reza. Tiba-tiba dia bertanya, “Apa ada cow