Kelly mengangguk. “Kalau anak di dalam perutnya itu adalah punya Kak Kenzo, aku akan menandatangani surat permintaan maaf mereka. Kelak aku nggak akan ungkit masalah ini lagi. Kalau bukan ….”Sepertinya berita ini adalah berita yang menggemparkan bagi keluarganya Kelly!Hanya saja, lebih baik sedih di awal, daripada mengetahui kenyataan setelah membesarkan anak itu!“Emm!” Jason mengangguk. “Hari ini masih libur. Beberapa hari lagi aku akan suruh orang menyelidiki masalah ini.”Kelly sungguh berterima kasih terhadap Jason. “Terima kasih!”“Nanti kamu mau ke mana?” tanya Jason dengan tersenyum.Kelly terbengong sejenak. “Pulang.”“Ke rumah kontrakanmu? Aku dengar dari Sonia, teman serumahmu sering bawa pacarnya ke rumah. Hari ini lagi libur, mereka berdua pasti lagi di rumah. Ngapain kamu pulang secepat ini?”Saat ini Kelly menundukkan kepalanya dan tidak berbicara lagi. Hanya saja, Kelly tidak tahu harus pergi ke mana selain pulang.Jason berkata, “Ibuku suruh aku pulang. Tapi aku bisa
Setelah mereka selesai menonton bioskop, hari pun sudah malam. Jason bertanya pada Kelly, “Gimana? Suasana hatimu sudah baikan?”Kelly tersenyum sambil mengangguk. “Emm, sudah baikan. Orang tuamu pasti sedang menunggumu. Kak Jason cepat pulang sana!”“Aku antar kamu pulang!” ucap Jason.Kelly memasuki mobil, lalu duduk bersebelahan dengan Jason di baris belakang. Sekarang perasaan Kelly sudah mulai tenang. Sepertinya selama ada Jason, semua masalah pun bisa diselesaikan.Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil berhenti di bawah gedung kontrakan. Kelly bertanya, “Sekarang sudah malam begini, orang tuamu nggak bakal marahin kamu, ‘kan?”“Memangnya aku itu anak-anak? Bakal dihukum kalau pulangnya malam?” Jason tersenyum dengan lembut. “Naik sana. Kalau ada masalah, ingat telepon aku. Jangan menangis sendiri!”Ucapan Jason memang membuat Kelly merasa canggung. Namun selain rasa canggung, hati Kelly juga terasa sangat hangat. Dia sungguh terharu dengan semua yang dila
Kebetulan ada pesan masuk di ponsel Sonia. Dia menundukkan kepalanya untuk membaca ponsel, dan tidak meladeni Kakek Jemmy lagi.Kakek Indra tersenyum sambil membujuk, “Pak, pemikiran anak muda zaman sekarang sudah berbeda. Nona Sonia punya pemikirannya sendiri. Anda hanya perlu percaya sama Nona!”Jemmy mendengus. “Aku takut dia dibutakan oleh cowok itu!”Indra tersenyum menuangkan teh untuk Jemmy. “Nona Sonia nggak akan seperti itu!”Sonia sedang membaca pesan dari Cindy. Dari pesan yang diketik Cindy, dapat diketahui bahwa dia sedang marah saat ini.[ Hari ini semuanya kumpul di rumah, cuma kamu saja yang nggak datang. Jadi, Bibi Aminah mulai cari masalah lagi. Alhasil, Nenek juga jadi marah sama kamu. Kata Nenek, hatimu nggak di Keluarga Dikara, hatimu hanya ada di tempat kakek miskin itu. Aku bilang kamu itu bukan orang yang lupa akar, kamu tahu balas budi. Mereka malah marah aku nggak pengertian. Kesal sekali! ]Sonia mengangkat-angkat alisnya. Dia tahu Cindy masih sudah menyingka
Keesokan harinya.Sonia bangun sangat pagi. Dia pun pergi jalan pagi dengan Kakek Jemmy. Pemandangan di sekitar gunung sangatlah indah, dan udara juga sangatlah sejuk.Sonia menemani Jemmy berjalan hingga ke sekitar kaki gunung. Dia menginjak daun yang bertebaran di lantai sambil menghirup udara segar di pagi hari.…Sewaktu mereka sedang menyantap sarapan, ada tamu yang datang berkunjung. Sonia pun pergi ke ruang baca.Saat hari sudah hampir siang, Juno pun menghubungi Sonia. Dia mengatakan dirinya sedang berada di rumah guru. Tak lama kemudian, Aska pun melakukan panggilan video. “Sonia, kamu pulang ke Atria lagi?”Sonia tersenyum. “Iya.”“Pantas saja si Jemmy kegirangan semalam. Dia bahkan pamerin kue gula aren ke aku. Heh!”Sonia berkata dengan tersenyum, “Setelah aku pulang nanti, aku akan pergi kunjungi Guru!”“Tepati janjimu, ya?” ucap Aska dengan langsung.“Pasti!”Saat mereka berdua sedang mengobrol, kebetulan Jemmy lewat. Dia pun menjerit, “Hei Pak Tua, apa kamu lagi gosipin
Jason berjalan mendekati Reza. Dia pun tersenyum ketika melihat Reza bagai kehilangan arwah itu. “Sonia pulang ke rumahnya?”“Emm.” Reza mengangguk. “Dari semalam.”“Baru saja pulang sehari, kamu malah seperti kehilangan arwah saja?” sindir Jason. “Waktu itu siapa yang bilang cuma ingin main-main sama dia?”Tatapan Reza berubah tajam. Setelah mendengar ucapan Jason, dia pun menertawakan dirinya sendiri. “Apa daya? Siapa suruh dia imut sekali?!”Reza tidak tahu sejak kapan dia bersikap serius terhadap Sonia. Dia juga tidak tahu kenapa Sonia selalu terbayang-bayang di benaknya. Reza sempat berusaha mengendalikan perasaannya, tapi pada akhirnya dia malah merasa tersiksa.Jason tersenyum. Dia pun tidak lagi menyindir Reza. Dia melirik Gina sekilas, lalu menghela napas. “Kalau kamu suka sama Sonia, jelaskan sama Gina.”Reza mengerutkan keningnya. “Bahkan kamu saja sadar kalau aku suka sama Sonia, ‘kan?”“Emm!” balas Jason tanpa ragu sama sekali.“Kalau semuanya bisa sadar, seharusnya Gina j
Sonia duduk di taman sejenak. Setelah langit sudah hampir gelap, dia baru mengayuh sepedanya kembali ke rumah.Setibanya di rumah, tampak Indra sedang sibuk mempersiapkan makan malam.Sementara itu, Jemmy pun menunggu Sonia untuk makan malam bersama. Semua masakan hari ini adalah makanan kesukaan Sonia.Sonia dan kakaknya sudah tidak memiliki orang tua lagi, sedangkan Kakek Jemmy juga tidak bisa bersikap sangat perhatian terhadap mereka. Boleh dikatakan bahwa Kakek Jemmy sama sekali tidak mengurus mereka. Hanya saja, Jemmy selalu mengingat semua hobi dan makanan kesukaan kedua cucunya. …Selesai makan, Sonia menemani Jemmy duduk di taman sejenak. Saat waktu menunjukkan hampir pukul sembilan malam, Sonia baru kembali ke kamar.Sonia mengeluarkan ponselnya, tapi dia tidak menemukan pesan dari Reza.Kali ini Sonia merasa agak aneh. Biasanya Reza akan selalu menghubunginya setiap satu atau dua jam sekali. Namun, sejak panggilan video tadi sore, Reza malah tidak mencarinya lagi.Apa mungki
Sonia menyandarkan kepalanya di atas dada Reza. Kemudian, kedua tangannya meremas jaket Reza dengan erat. Satu-satunya hal yang ingin dilakukan Sonia saat ini hanyalah memeluk lelaki di hadapannya.Beberapa saat kemudian, Reza menempelkan wajahnya di samping wajah Sonia. “Kita pergi ke rumahmu atau di hotel?”Sonia terdiam sejenak, lalu membalas dengan suara kecil. “Hotel.”Reza spontan tersenyum, dan detak jantungnya berdegup kencang. Dia langsung menggendong Sonia, membawanya ke dalam mobil.Sonia merasa agak canggung. Dia berusaha meronta. Untung saja sekarang sudah larut malam. Tidak banyak mobil yang lewat.Reza memegang setir mobil dengan satu tangan, lalu memalingkan kepalanya untuk bertanya, “Apa kata kakekmu ketika tahu kamu keluar malam-malam?”Sonia mengedipkan matanya. “Aku keluarnya diam-diam!”Reza pun tersenyum. “Bagaimana kalau dicari kakekmu?”“Dia sudah tidur, nggak mungkin akan menyadarinya. Besok pagi aku akan diam-diam kembali ke rumah,” balas Sonia dengan serius.
Sewaktu pergi, Reza pun memeluk Sonia lagi, dan berpesan untuk pulang di siang hari.Setelah Sonia masuk ke dalam lift, dia baru menghela napas panjang. Dia spontan mengangkat kepalanya, melihat wajahnya dari cermin di dalam lift. Bibirnya sudah membengkak dan kedua pipinya sangat merona ….Sonia tertegun sejenak. Hatinya seketika bergejolak, dan kedua telinganya mulai memerah.Setelah keluar hotel, Sonia pergi membeli kue isi telur untuk Kakek.Meskipun sudah tidak cocok untuk dijadikan sarapan, Sonia tetap membelikan pesanan Kakek. Kalau tidak, dia pasti akan dimarahi nantinya!Setelah pulang ke rumah, Jemmy melihat bungkusan kue di tangan Sonia. Dia sengaja berlagak marah, lalu bertanya, “Kamu beli makan siang?”Sonia merasa canggung. Dia pun tertawa untuk menyembunyikan rasa canggungnya. “Aku masih belum sarapan. Kakek temani aku sarapan bareng, ya.”Indra mengambil bungkusan dari tangan Sonia, lalu berkata, “Pak Jemmy juga masih belum makan. Dia lagi nungguin Nona!”Jemmy tersenyu
Tenaga tangan Kelly yang meremas kemeja Jason semakin kuat lagi. Dia kepikiran dengan ucapan yang dikatakan sebelumnya, seketika terlintas ekspresi canggung di wajahnya.Ketika Jason melihat wajah merona si wanita, dia tidak bisa menahan dirinya. Jason langsung mencubit dagu Kelly, lalu menciumnya dengan kuat.Bulu mata Kelly bergetar. Napasnya bagai direnggut saja. Hanya terasa napas di pria saja. Rasa tidak tenang, takut, bimbang di hati Kelly seketika ditekan oleh aura mengerikan si pria.Setelah dicium hingga seluruh tubuh Kelly terasa lemas, Jason pun menggendong Kelly. Dia membalikkan tubuhnya berjalan ke sisi kamar. Ciuman yang diberikan Jason masih sangat membara, sepertinya dia sudah tidak bisa menunggu lagi.Tiba-tiba ponsel Jason berdering. Kelly langsung membuka matanya, lalu menahan lengan Jason. “Telepon!”“Tidak usah pedulikan!” Jason membaringkan Kelly di atas ranjang, lalu membalikkan tubuh untuk menindih Kelly. Napasnya terasa berat dan juga buru-buru.Begitu pula den
Setelah pulang kerja, Kelly mengendarai mobil ke Imperial Garden. Setelah memasuki kompleks perumahan, rasa familier dirasakan oleh Kelly.Saat itu, Kelly pernah tinggal di sini. Sonia dan Reza tinggal di lantai atas. Jason sering ke rumah. Mereka pun sering berkumpul bersama, mengobrol, minum, bermain bersama ….Ketika Kelly melewati kehidupan pahitnya sewaktu di luar negeri, dia akan selalu kepikiran dengan masa-masa tinggal di sini. Entah kenapa hati Kelly akan terasa hangat, dia pun merasa ada tenaga yang mendukungnya di dalam masa suram.Kelly tidak pernah menyesal untuk bertemu dengan Jason. Dia menganggap memori kebersamaan mereka sebagai hal yang sangat berharga.Setelah naik ke lantai 30, Kelly berhenti di depan pintu. Memori itu terasa semakin nyata saja, seolah-olah begitu pintu dibuka, dia bisa melihat gambaran mereka berdua sedang duduk di balkon. Mereka berdua saling bersenda gurau bersama.Tidak disangka, masalah itu sudah masalah beberapa tahun silam.Kelly memasukkan k
Reza menceritakan kembali kepada Jason, masalah anggotanya menyadari Sandora membawa pergi Yana.Jason tidak menyangka Sandora berkaitan dengan kejadian kali ini. Seketika terlintas rasa dingin di dalam tatapannya. Dia mengangguk dengan perlahan. “Aku pergi bujuk Kelly dulu. Nanti aku baru akan perhitungkan semuanya dengan perlahan!”…Mereka berdua mengobrol hingga larut malam. Ketika melihat Reza pulang ke arah Gedung Anggrek, tiba-tiba Jason merasa sangat cemburu!Setelah pulang ke rumah, Jason sengaja mencari Yana. Tiba-tiba dia kepikiran semuanya sudah tidur. Kemudian, dia baru berusaha untuk menahan dirinya.Jason kembali ke kamarnya sendiri, tetapi dia masih tidak merasa mengantuk. Dia duduk di balkon sembari merokok. Jason kepikiran untuk menelepon Kelly, tapi dia takut akan membangunkan Kelly.Hari ini Kelly telah mengalami syok berat. Apalagi identitas Yana sudah terbongkar. Jadi, Jason membiarkan Kelly untuk tidur sejenak.Ketika kepikiran dengan pertama kalinya bertemu deng
Jason mengangguk. “Baru tidur saja!”Saskia tersenyum ramah. “Kamu belum pernah jaga anak. Biarkan Yana tidur di kamar kami saja. Aku gendong dia, ya. Aku jamin tidak akan membangunkannya.”Jason segera memiringkan tubuhnya untuk menghalangi langkah ibunya. “Aku bisa jaga Yana!”“Jaga apaan! Bagaimana kalau nanti malam kamu menimpa tubuh Yana ketika tidur?” Saskia menepuk pundak Jason. “Semua ini maksud ayahmu. Ranjang kami sangat besar. Yana bisa tidur di tengah. Jadi, dia juga tidak akan jatuh.”Jason masih tidak bersedia. “Nanti Yana akan nangis kalau tidak bisa melihatku.”“Kalau nangis, aku akan bangunin kamu!”Jason didorong paksa untuk Saskia. Kemudian, tanpa sungkan dia langsung menggendong Yana yang tidur lelap itu meninggalkan kamar. Tiba-tiba Saskia menoleh untuk memperingati Jason. “Jangan ke kamar kami, ya. Kalau sampai kamu membangunkan Yana, ayahmu pasti tidak akan melepaskanmu!”Jason terdiam membisu. Sepertinya Yana adalah putrinya? Setelah putrinya “dirampas”, Jason
“Begini!” Jason menjelaskan, “Tiga tahun lalu, aku mabuk dan meniduri seorang wanita. Setelah dia hamil, dia tidak beri tahu aku, malah ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Tahun ini saat dia kembali dari luar negeri, kami bertemu lagi. Aku juga baru tahu Yana itu putriku.”“Sesederhana itu?” Aldrich tidak percaya.Jason mengangguk. “Iya, ceritanya memang begitu!”Aldrich tersenyum dingin. “Tapi aku dengar dari ibumu, latar belakang keluarga wanita itu agak rumit. Sebelumnya dia memanfaatkan Yana untuk mendekatimu!”“Ayah!” Ujung bibir Jason melengkung ke atas. “Sekarang masalahnya dia saja tidak bersedia untuk menerimaku. Jadi, setelah aku berhasil mengejarnya, kami baru akan diskusikan masalah pernikahan.”Kedua mata Aldrich terbelalak lebar. “Siapa yang membahas masalah pernikahan sama kamu?”“Kamu saja sudah bahas masalah latar belakang keluarga ibunya Yana. Bukannya kamu ingin membahas soal pernikahan?” tanya Jason dengan mengangkat-angkat alisnya.Aldrich terdiam membi
Sonia mengantar Jason keluar. Saat berjalan ke depan pintu, terdengar suara datarnya. “Kak Jason, aku yang nggak perbolehin Reza buat bocorin identitas Yana sama kamu. Itulah alasannya kenapa dia nggak bicara. Kamu jangan salahkan dia, ya!”Tiba-tiba Jason kepikiran dengan sindiran Reza sebelumnya. Dia spontan tersenyum tipis. “Aku tidak salahin dia. Aku cuma mau gebukin dia saja!”Kedua mata Sonia terbelalak lebar.“Bercanda!” Jason tersenyum dengan lembut. “Demi kamu, aku akan maafin dia!”Sonia pun tersenyum. “Terima kasih, Kak Jason!”“Bantu aku bujuk Kelly. Tolong, ya!” ucap Jason dengan serius.“Oke!” Jason mengangguk sedikit kepalanya, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.Setelah Jason pergi, Sonia mengetuk pintu kamar Kelly. “Kelly, ini aku, Sonia.”Dengan segera, Kelly membuka pintu. Di dalam ruangan kamar yang gelap, ekspresi Kelly kelihatan panik. “Sonia, aku nggak tahu gimana caranya hadapi dia!”Sonia berkata, “Kamu cinta sama Jason. Dia juga suka sama kamu. Ngg
“Bagaimana dengan sekarang? Sekarang kamu sudah tahu Yana itu putrimu. Apa rencanamu selanjutnya?” tanya Sonia.Jason menatap Sonia dengan tatapan sakit dan juga tegas. “Aku mencintainya, ingin menikah dengannya. Meskipun aku tidak tahu Yana itu anakku, aku juga sudah memiliki pemikiran seperti ini!”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke, aku percaya sama omonganmu!”“Apa kamu bisa beri tahu aku masalahnya di Kowloon?” tanya Jason, “Dia melahirkan Yana di rumah sakit mana? Dia tinggal di mana?”“Oke, aku akan beri tahu semua yang ingin kamu ketahui!”Sonia menceritakan kondisi Kelly ketika baru tiba di Kowloon, juga menceritakan dia bertemu dengan ibu kos yang ramah dan juga kehidupan Kelly selama di Kowloon. Dia memberi tahu semuanya kepada Jason dengan saksama.“Saat kandungan Kelly genap berusia delapan bulan, dokter mengatakan tali pusar melilit leher Yana. Yana memiliki risiko kehilangan oksigen kapan saja. Jadi, aku dan Ranty pun memutuskan mempercepat persalinan Yana melalui o
Jason mengendarai mobil dengan kecepatan kencang. Saat tiba di Gedung Anggrek, hari sudah sore hari.Setelah memasuki rumah, tidak ada siapa pun di dalam ruang tamu. Namun, pintu kamar malah dalam keadaan dikunci.Jason mengetuk pintu. “Kelly, buka pintu!”Tidak terdengar suara dari dalam.“Kelly, kamu selalu bersembunyi di saat ada masalah. Kapan kamu bisa mengubah kebiasaan burukmu ini?” Jason menopang dinding dengan dua tangannya. Kemudian, salah satu tangannya diangkat untuk menekan-nekan keningnya. “Buka pintunya. Kita bicarakan masalah ini dulu!”“Kelly, malam itu aku kehilangan kesadaranku. Aku tidak ingat kalau wanita itu adalah kamu. Tapi, kamu sendiri yang taruh obat. Kamu juga tidak bisa menyalahkanku!”“Kelly, apa kamu benar-benar berencana untuk merebut hakku sebagai ayahnya Yana?”Tiba-tiba terdengar suara buka pintu rumah. Sonia pun mengerutkan keningnya. “Kak Jason?”Jason berjalan ke dalam. “Sonia.”“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Sonia.“Aku tahu Yana itu putrik
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im