Sonia mengangkat Monica, lalu melemparnya di atas lantai. Kemudian, dia membalikkan badannya untuk melirik orang-orang di dalam rumah. Mereka semua semakin ketakutan lagi.Tak sampai setengah jam, rumah sudah dibersihkan dengan sangat bersih. Bahkan, kompor di dapur juga sudah digosok hingga mengkilap.Padahal mereka semua tidak pernah melakukan pekerjaan rumah. Hanya saja, mereka semua melakukannya dengan terpaksa dan menyelesaikannya dengan sangat baik.Selesai membereskan rumah, mereka semua berbaris dengan rapi seperti tentara saja.Reza masih bersandar di dahan pintu menyaksikan orang-orang yang sedang ketakutan lantaran diberi pelajaran oleh Sonia. Dia spontan ingin tertawa.Sonia menyuruh Kelly untuk memeriksa setiap kamar.Kelly pergi memeriksanya, lalu kembali dan berkata, “Semuanya sudah bersih.”Sonia mengangguk, lalu berkata pada semuanya, “Pulang sana!”Mereka semua bagai burung yang dibebaskan dari sangkar saja, langsung berbondong-bondong meninggalkan rumah. Sepertinya k
Beberapa saat kemudian, Reza baru berhenti. Jari-jari tangannya mengelus ujung bibir Sonia. Dia lalu berkata dengan suara serak, “Sonia, sewaktu di bawah, kamu sudah tahu orang-orang itu akan menindas Kelly, ‘kan? Lain kali kalau kamu bertemu kejadian seperti ini lagi, meski kamu ingin bantu Kelly, bisa nggak kamu ajak aku juga?”Hati Sonia sedikit tergerak. “Maaf!”Tatapan Reza sangat tajam. “Aku nggak mau ucapan maaf dari kamu. Aku ingin kamu ingat kalau aku itu pacarmu!”Sonia menggigit bibirnya. “Aku bisa selesaikan sendiri ….”Belum sempat Sonia menyelesaikan omongannya, dia pun menyadari Reza sedang mengerutkan keningnya. Sonia segera terdiam, lalu berkata, “Iya, iya!”“Pintar!” Ujung bibir Reza spontan melengkung ke atas. Dia lalu bertanya, “Sepertinya kamu bukan cuma pernah latihan seni bela diri?”Sonia sedikit terkejut, lalu bertanya dengan pelan, “Apa kamu sangat terkejut dengan kehebatanku?”Reza menatap Sonia. “Emm, agak terkejut. Tapi aku lebih merasa kasihan dan bingung.
Sonia turun di dua stasiun bus baru sampai di Arkava Studio. Sonia berangkat pada pukul 07.40, dan tiba di Arkava Studio hampir jam 08.30.Awalnya Sonia mengira Winnie yang interview bersamanya tidak akan datang hari ini. Siapa sangka Sonia akan bertemu dengannya di depan gedung.Winnie tidak menyukai Sonia. Dia pun mendengus langsung berjalan ke dalam gedung.Resepsionis memberi tahu Sonia bahwa dia disuruh untuk menunggu di ruang rapat. Nanti Wakil Direktur, Wendy, akan mengatur pekerjaan. Kemudian, resepsionis memberinya satu set daftar nama pekerja di studio.Sonia berterima kasih, lalu berjalan pergi ke ruang rapat.Saat ini Winnie juga sedang berada di dalam ruang rapat. Ketika melihat Sonia berjalan memasuki ruangan, dia sengaja memalingkan kepalanya, seolah-olah ingin membuat jarak dengan Sonia yang tidak profesional itu.Sonia membaca daftar nama pekerja di studio. Bos Arkava Studio: Juno dan King.Direktur Desainer: King dan Rose.Wakil Direktur Desainer: Wendy.Desainer: Ma
Rapat mingguan dimulai. Wendy mengatur pekerjaan untuk desainer, lalu memuji Stella. Dia mengatakan hasil desain Stella sangat bagus, dan mendapat pujian dari pelanggan.Stella sedang duduk di samping Silvia. Dia pun berlagak rendah hati. “Itu semua berkat bimbingan Kak Silvia.”Silvia pun tersenyum sungkan.Setelah rapat hampir selesai, Wendy pun mengatur pekerjaan untuk Sonia dan Winnie. “Sonia, kamu jadi asistennya Mellie.”Desainer yang bernama Mellie langsung menolak. “Aku nggak mau!”Wendy mengerutkan keningnya. “Kenapa?”Mellie melirik Sonia sekilas, dan berkata dengan ekspresi risi, “Aku baru menerima proyek berlian. Belakangan ini aku sangat sibuk, nggak ada waktu buat ajari anak baru. Aku juga nggak mungkin berharap dia bisa membantuku! Kamu atur dia jadi asisten yang lain saja!”Stella menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan senyumannya.Sementara itu, Winnie malah tidak menyembunyikan senyumannya.Mandy melirik Sonia, dan tampak ekspresi tenangnya. Dia tidak terlihat kes
Waktu sehari berlalu dengan cepat. Setelah Sonia pulang kerja, dia pun pergi ke swalayan di seberang Imperial Garden untuk belanja bahan makanan. Sonia berencana untuk masak malam ini.Begitu Sonia memasuki rumah, tampak lampu di dapur dalam keadaan menyala. Setelah berjalan mendekat, Sonia baru menyadari ternyata Reza sedang memasak sup. Aroma wangi sup tercium sampai ke luar dapur. Tidak dipungkiri, Reza yang sedang memasak itu terlihat sangat tampan.Reza memasukkan iga daging dan jagung ke dalam sup, lalu berjalan ke sisi Sonia. Dia mencium kening Sonia, lalu bertanya, “Kamu sudah pulang? Aku sudah masak untuk rayain hari pertama kamu bekerja.”Sonia mengulurkan tangannya untuk memeluk Reza. “Kenapa kamu baik sekali, sih?”“Kalau kamu merasa aku baik sama kamu, peluknya yang erat. Jangan lepasin!” Reza tersenyum.Sonia tersenyum, mengangkat kepalanya untuk mengecup dagu Reza. “Aku pergi mandi dulu.”“Pergi sana!”Setelah Sonia melepaskan Reza, dia pun pergi ke kamar.Reza sudah me
Tentu saja di atas menu juga tertera dari mana asal cokelat dan keju itu diimpor. Misalnya, keju yang digunakan untuk membuat kue tar itu berasal dari Prancis. Bahkan teh yang digunakan untuk membuat teh lemon itu juga diimpor dari luar negeri. Pokoknya, makanan dan minuman yang disajikan toko kue ini boleh dikatakan berkualitas tinggi dan organik. Itulah sebabnya harga hidangan bisa semahal itu.Sonia memesan dua gelas teh susu, dua potong kue tar cokelat, dua potong kue keju, dan satu potong kue lapis rasa durian.Kelly mengedip-ngedipkan matanya terhadap Sonia, lalu berbisik, “Sudahlah, sudah cukup!”Sonia mengangguk. Pada akhirnya dia juga memesan dua es krim rasa markisa.Setelah pelayan pergi, mereka berdua mulai mengobrol. Sonia bertanya, “Apa Michael dan yang lainnya masih ke rumah lagi?”Kelly tersenyum menjawab, “Mereka nggak datang lagi. Sekarang Monica nggak sering di rumah. Kami juga nggak sering ketemu.”Sonia mengangguk. “Baguslah kalau begitu!”“Besok ibuku suruh aku d
Sonia menoleh, lalu tampak ada dua orang wanita sedang berdiri di belakangnya. Salah satunya adalah teman sekelas Sonia, Vero, dan satunya lagi adalah Melia.Sudah lama Sonia tidak bertemu dengan Melia. Setahu Sonia, setelah Melia tamat kuliah, dia pun bekerja di perusahaan ayahnya. Sekarang penampilannya sudah lebih modis daripada sewaktu kuliah dulu. Melia tidak menyukai Sonia. Ketika bertemu dengan Sonia, wajahnya otomatis menjadi muram.Selain itu, Vero pun salah paham dengan Sonia mengenai masalah ulang tahun ketua kelas waktu itu. Berhubung hari ini mereka malah ketemu di sini, Vero tidak berencana melepaskan Sonia. Dia pun berkata dengan nada menyindir, “Lho, ternyata orang miskin juga bisa makan di sini?”Melia tersenyum sinis. “Mungkin cuma numpang foto doang!”Baru saja Melia selesai melontarkan ucapannya, seorang lelaki berjalan masuk ke toko. Dia terlihat syok ketika melihat Sonia.Lelaki itu tak lain adalah lelaki yang pernah mengejar Sonia sebelumnya, Andre.Andre datang
Melia memegang pipinya sambil menatap Melvin dengan terkejut!Tampak Melvin sedang menggenggam pergelangan tangan Sonia. Dia melirik Melia dan Andre sekilas, lalu tersenyum licik. “Dasar nggak tahu diri! Berani-beraninya menindas kesayanganku! Biasanya aku nggak pernah pukul cewek, tapi barang siapa yang berani menindas wanita kesayanganku, aku akan pukul dia!”Si lelaki memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana. Semua orang kembali terdiam ketika mendengar ucapan si lelaki.Kali ini Melia tidak berani membuat keonaran lagi. Dia hanya berkata, “Sonia itu pacarnya Tuan Melvin? Jadi, kenapa dia pakai uang Andre?”Entah kenapa Melia yakin Sonia sudah menghabiskan uang kekasihnya!Melvin tersenyum, lalu menyindir, “Mana mungkin cewekku pakai uang cowok lain? Memangnya kamu ada bukti?”Melia tidak berbicara lagi.Melvin melirik Andre, lalu berkata, “Kamu beri tahu cewekmu sendiri, apa Sonia pernah pakai uangmu atau nggak?”Saat ini Andre juga sudah menenangkan dirinya. Dia melirik Soni
Reza menceritakan kembali kepada Jason, masalah anggotanya menyadari Sandora membawa pergi Yana.Jason tidak menyangka Sandora berkaitan dengan kejadian kali ini. Seketika terlintas rasa dingin di dalam tatapannya. Dia mengangguk dengan perlahan. “Aku pergi bujuk Kelly dulu. Nanti aku baru akan perhitungkan semuanya dengan perlahan!”…Mereka berdua mengobrol hingga larut malam. Ketika melihat Reza pulang ke arah Gedung Anggrek, tiba-tiba Jason merasa sangat cemburu!Setelah pulang ke rumah, Jason sengaja mencari Yana. Tiba-tiba dia kepikiran semuanya sudah tidur. Kemudian, dia baru berusaha untuk menahan dirinya.Jason kembali ke kamarnya sendiri, tetapi dia masih tidak merasa mengantuk. Dia duduk di balkon sembari merokok. Jason kepikiran untuk menelepon Kelly, tapi dia takut akan membangunkan Kelly.Hari ini Kelly telah mengalami syok berat. Apalagi identitas Yana sudah terbongkar. Jadi, Jason membiarkan Kelly untuk tidur sejenak.Ketika kepikiran dengan pertama kalinya bertemu deng
Jason mengangguk. “Baru tidur saja!”Saskia tersenyum ramah. “Kamu belum pernah jaga anak. Biarkan Yana tidur di kamar kami saja. Aku gendong dia, ya. Aku jamin tidak akan membangunkannya.”Jason segera memiringkan tubuhnya untuk menghalangi langkah ibunya. “Aku bisa jaga Yana!”“Jaga apaan! Bagaimana kalau nanti malam kamu menimpa tubuh Yana ketika tidur?” Saskia menepuk pundak Jason. “Semua ini maksud ayahmu. Ranjang kami sangat besar. Yana bisa tidur di tengah. Jadi, dia juga tidak akan jatuh.”Jason masih tidak bersedia. “Nanti Yana akan nangis kalau tidak bisa melihatku.”“Kalau nangis, aku akan bangunin kamu!”Jason didorong paksa untuk Saskia. Kemudian, tanpa sungkan dia langsung menggendong Yana yang tidur lelap itu meninggalkan kamar. Tiba-tiba Saskia menoleh untuk memperingati Jason. “Jangan ke kamar kami, ya. Kalau sampai kamu membangunkan Yana, ayahmu pasti tidak akan melepaskanmu!”Jason terdiam membisu. Sepertinya Yana adalah putrinya? Setelah putrinya “dirampas”, Jason
“Begini!” Jason menjelaskan, “Tiga tahun lalu, aku mabuk dan meniduri seorang wanita. Setelah dia hamil, dia tidak beri tahu aku, malah ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Tahun ini saat dia kembali dari luar negeri, kami bertemu lagi. Aku juga baru tahu Yana itu putriku.”“Sesederhana itu?” Aldrich tidak percaya.Jason mengangguk. “Iya, ceritanya memang begitu!”Aldrich tersenyum dingin. “Tapi aku dengar dari ibumu, latar belakang keluarga wanita itu agak rumit. Sebelumnya dia memanfaatkan Yana untuk mendekatimu!”“Ayah!” Ujung bibir Jason melengkung ke atas. “Sekarang masalahnya dia saja tidak bersedia untuk menerimaku. Jadi, setelah aku berhasil mengejarnya, kami baru akan diskusikan masalah pernikahan.”Kedua mata Aldrich terbelalak lebar. “Siapa yang membahas masalah pernikahan sama kamu?”“Kamu saja sudah bahas masalah latar belakang keluarga ibunya Yana. Bukannya kamu ingin membahas soal pernikahan?” tanya Jason dengan mengangkat-angkat alisnya.Aldrich terdiam membi
Sonia mengantar Jason keluar. Saat berjalan ke depan pintu, terdengar suara datarnya. “Kak Jason, aku yang nggak perbolehin Reza buat bocorin identitas Yana sama kamu. Itulah alasannya kenapa dia nggak bicara. Kamu jangan salahkan dia, ya!”Tiba-tiba Jason kepikiran dengan sindiran Reza sebelumnya. Dia spontan tersenyum tipis. “Aku tidak salahin dia. Aku cuma mau gebukin dia saja!”Kedua mata Sonia terbelalak lebar.“Bercanda!” Jason tersenyum dengan lembut. “Demi kamu, aku akan maafin dia!”Sonia pun tersenyum. “Terima kasih, Kak Jason!”“Bantu aku bujuk Kelly. Tolong, ya!” ucap Jason dengan serius.“Oke!” Jason mengangguk sedikit kepalanya, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.Setelah Jason pergi, Sonia mengetuk pintu kamar Kelly. “Kelly, ini aku, Sonia.”Dengan segera, Kelly membuka pintu. Di dalam ruangan kamar yang gelap, ekspresi Kelly kelihatan panik. “Sonia, aku nggak tahu gimana caranya hadapi dia!”Sonia berkata, “Kamu cinta sama Jason. Dia juga suka sama kamu. Ngg
“Bagaimana dengan sekarang? Sekarang kamu sudah tahu Yana itu putrimu. Apa rencanamu selanjutnya?” tanya Sonia.Jason menatap Sonia dengan tatapan sakit dan juga tegas. “Aku mencintainya, ingin menikah dengannya. Meskipun aku tidak tahu Yana itu anakku, aku juga sudah memiliki pemikiran seperti ini!”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke, aku percaya sama omonganmu!”“Apa kamu bisa beri tahu aku masalahnya di Kowloon?” tanya Jason, “Dia melahirkan Yana di rumah sakit mana? Dia tinggal di mana?”“Oke, aku akan beri tahu semua yang ingin kamu ketahui!”Sonia menceritakan kondisi Kelly ketika baru tiba di Kowloon, juga menceritakan dia bertemu dengan ibu kos yang ramah dan juga kehidupan Kelly selama di Kowloon. Dia memberi tahu semuanya kepada Jason dengan saksama.“Saat kandungan Kelly genap berusia delapan bulan, dokter mengatakan tali pusar melilit leher Yana. Yana memiliki risiko kehilangan oksigen kapan saja. Jadi, aku dan Ranty pun memutuskan mempercepat persalinan Yana melalui o
Jason mengendarai mobil dengan kecepatan kencang. Saat tiba di Gedung Anggrek, hari sudah sore hari.Setelah memasuki rumah, tidak ada siapa pun di dalam ruang tamu. Namun, pintu kamar malah dalam keadaan dikunci.Jason mengetuk pintu. “Kelly, buka pintu!”Tidak terdengar suara dari dalam.“Kelly, kamu selalu bersembunyi di saat ada masalah. Kapan kamu bisa mengubah kebiasaan burukmu ini?” Jason menopang dinding dengan dua tangannya. Kemudian, salah satu tangannya diangkat untuk menekan-nekan keningnya. “Buka pintunya. Kita bicarakan masalah ini dulu!”“Kelly, malam itu aku kehilangan kesadaranku. Aku tidak ingat kalau wanita itu adalah kamu. Tapi, kamu sendiri yang taruh obat. Kamu juga tidak bisa menyalahkanku!”“Kelly, apa kamu benar-benar berencana untuk merebut hakku sebagai ayahnya Yana?”Tiba-tiba terdengar suara buka pintu rumah. Sonia pun mengerutkan keningnya. “Kak Jason?”Jason berjalan ke dalam. “Sonia.”“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Sonia.“Aku tahu Yana itu putrik
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im
Jason juga tidak menghiraukan Kelly. Dia menatap Yerin yang menunjukkan ekspresi bingung, lalu berkata dengan datar, “Katakanlah! Apa yang sebenarnya terjadi pada tiga tahun lalu? Setelah kamu mengatakannya, aku akan suruh anggotaku untuk transfer uang ke kamu. Tapi, aku hanya ingin mendengar kenyataan. Jangan ada yang ketinggalan!”Yerin bahkan tidak berani bernapas terlalu kuat. Reza menyerahkan laporan tes DNA kepadanya. Jelas sekali Jason tertarik dengan masalah itu! Kelly baru pulang dari luar negeri. Dia melihat sikap Jason terhadap Yana bagai sedang melihat orang asing saja, dia mengira Kelly dan Jason tidak pernah bertemu lagi sebelumnya. Jadi, dia pun ingin mengambil kesempatan untuk menipu uang Jason.Lagi pula, setelah Jason merespons nanti, Yerin juga sudah melarikan diri. Uang itu cukup untuk menyelamatkan kekasihnya, bahkan cukup untuk hidupnya!Siapa sangka Jason malah memanggil Kelly kemari!Saat ini, Yerin baru menyadari bahwa dirinya telah dimanfaatkan oleh Reza! Yeri
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe