Tentu saja di atas menu juga tertera dari mana asal cokelat dan keju itu diimpor. Misalnya, keju yang digunakan untuk membuat kue tar itu berasal dari Prancis. Bahkan teh yang digunakan untuk membuat teh lemon itu juga diimpor dari luar negeri. Pokoknya, makanan dan minuman yang disajikan toko kue ini boleh dikatakan berkualitas tinggi dan organik. Itulah sebabnya harga hidangan bisa semahal itu.Sonia memesan dua gelas teh susu, dua potong kue tar cokelat, dua potong kue keju, dan satu potong kue lapis rasa durian.Kelly mengedip-ngedipkan matanya terhadap Sonia, lalu berbisik, “Sudahlah, sudah cukup!”Sonia mengangguk. Pada akhirnya dia juga memesan dua es krim rasa markisa.Setelah pelayan pergi, mereka berdua mulai mengobrol. Sonia bertanya, “Apa Michael dan yang lainnya masih ke rumah lagi?”Kelly tersenyum menjawab, “Mereka nggak datang lagi. Sekarang Monica nggak sering di rumah. Kami juga nggak sering ketemu.”Sonia mengangguk. “Baguslah kalau begitu!”“Besok ibuku suruh aku d
Sonia menoleh, lalu tampak ada dua orang wanita sedang berdiri di belakangnya. Salah satunya adalah teman sekelas Sonia, Vero, dan satunya lagi adalah Melia.Sudah lama Sonia tidak bertemu dengan Melia. Setahu Sonia, setelah Melia tamat kuliah, dia pun bekerja di perusahaan ayahnya. Sekarang penampilannya sudah lebih modis daripada sewaktu kuliah dulu. Melia tidak menyukai Sonia. Ketika bertemu dengan Sonia, wajahnya otomatis menjadi muram.Selain itu, Vero pun salah paham dengan Sonia mengenai masalah ulang tahun ketua kelas waktu itu. Berhubung hari ini mereka malah ketemu di sini, Vero tidak berencana melepaskan Sonia. Dia pun berkata dengan nada menyindir, “Lho, ternyata orang miskin juga bisa makan di sini?”Melia tersenyum sinis. “Mungkin cuma numpang foto doang!”Baru saja Melia selesai melontarkan ucapannya, seorang lelaki berjalan masuk ke toko. Dia terlihat syok ketika melihat Sonia.Lelaki itu tak lain adalah lelaki yang pernah mengejar Sonia sebelumnya, Andre.Andre datang
Melia memegang pipinya sambil menatap Melvin dengan terkejut!Tampak Melvin sedang menggenggam pergelangan tangan Sonia. Dia melirik Melia dan Andre sekilas, lalu tersenyum licik. “Dasar nggak tahu diri! Berani-beraninya menindas kesayanganku! Biasanya aku nggak pernah pukul cewek, tapi barang siapa yang berani menindas wanita kesayanganku, aku akan pukul dia!”Si lelaki memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana. Semua orang kembali terdiam ketika mendengar ucapan si lelaki.Kali ini Melia tidak berani membuat keonaran lagi. Dia hanya berkata, “Sonia itu pacarnya Tuan Melvin? Jadi, kenapa dia pakai uang Andre?”Entah kenapa Melia yakin Sonia sudah menghabiskan uang kekasihnya!Melvin tersenyum, lalu menyindir, “Mana mungkin cewekku pakai uang cowok lain? Memangnya kamu ada bukti?”Melia tidak berbicara lagi.Melvin melirik Andre, lalu berkata, “Kamu beri tahu cewekmu sendiri, apa Sonia pernah pakai uangmu atau nggak?”Saat ini Andre juga sudah menenangkan dirinya. Dia melirik Soni
Sonia memang adalah bos dari GK Jewelry dan juga Arkava Studio, tapi dia tidak pernah menerima sambutan sehangat ini.Melvin merasa ekspresi bengong Sonia sangatlah lucu. Dia menunduk, lalu berbisik di samping Sonia, “Hei, bilang saja semuanya sudah bekerja keras!”Sonia memelototi Melvin, lalu mengikuti apa yang dikatakannya tadi. “Semuanya sudah bekerja keras!”Sherly langsung berkata, “Bu Sonia terlalu sungkan. Ini memang kewajiban kami!”Melia, Vero, dan Andre menatap Sonia dengan tatapan terkejut. Mereka sungguh tidak menyangka!Flower Garden Bakery adalah sebuah perusahaan terbuka dengan bintang lima. Ternyata toko kue ini milik Sonia? Bagaimana mungkin?Andre menarik Melia keluar, lalu berkata, “Apa kamu nggak merasa malu? Cepat pergi!”Melia malah menyingkirkan tangan Andre. “Memangnya kenapa? Aku itu member VIP toko kue ini. Tamu itu raja!”Manajer toko kue, Sherly, melirik Melia, lalu segera berpesan kepada resepsionis, “Kembalikan saldo deposit dua kali lipat kepada Nona itu
Sonia memalingkan kepalanya. Dia sudah malas berdebat dengan Melvin.“Tuan Melvin!”Terdengar suara lembut dari belakang. Sonia spontan menoleh, lalu tampak si mahasiswi Akademi Seni Jembara sedang berjalan menuruni tangga.“Kelak jangan ikut campur dalam masalahku lagi. Kalau kamu suka sama dia, jalani hubungan kalian dengan baik!” bisik Sonia.Selesai berbicara, Sonia langsung pergi mencari Kelly.Melvin pun tersenyum sinis. Entah kenapa hatinya terasa sangat penat.Nancy sudah berjalan kemari, dia berkata dengan lembut, “Bukannya kamu bilang kamu pergi telepon? Kenapa kamu bisa ada di sini? Siapa cewek itu?”Nancy menatap bayangan punggung Sonia. Dia spontan meningkatkan kewaspadaannya.Melvin tersenyum. “Teman!” Dia lalu berjalan hendak naik ke lantai dua. “Ayo!”Kedua mata Nancy masih tertuju pada diri Sonia. Firasatnya mengatakan bahwa hubungan mereka bukan sebatas teman biasa saja.…Setelah kembali ke tempat duduk, Kelly bertanya dengan kaget, “Sonia, apa benar kamu itu bos dar
Jantung Nancy langsung berdegup kencang. Melvin sudah mengajaknya bertemu untuk beberapa kali, tapi Nancy tidak menunjukkan sikapnya. Hubungan mereka tidak tergolong jauh dan tidak tergolong dekat. Jangan-jangan Melvin ingin mengutarakan perasaannya?Wajah Nancy spontan merona lantaran tersipu malu. Dia merangkai kata-kata, lalu melontarkannya dengan tulus, “Sebelumnya ayahku bawa aku menghadiri acara amal. Aku pernah melihat Reza dari kejauhan. Dia memang tampan dan juga kaya, tapi ….”Nancy seketika tersenyum. “Aku merasa Tuan Melvin lebih baik daripada dia. Kalau aku disukai kalian berdua, tentu saja aku akan memilih Tuan Melvin!”Melvin tersenyum, lalu menundukkan kepalanya sambil mengaduk teh merah di gelasnya. Dia pun bergumam, “Padahal Nancy saja bisa buat pilihan, kenapa dia nggak bisa?!”“Apa?” tanya Nancy.“Nggak kenapa-napa!” Melvin bersandar di sofa, dan memandang ke luar jendela.Hati Nancy spontan berdetak kencang. Dia melirik sekilas, lalu memanggil dengan suara pelan, “
Tak lama kemudian, Bondan menyuruh wanita itu pergi duluan. Dia duduk di seberang Jason, lalu bertanya dengan tersenyum, “Kenapa? Ada masalah?”Jason menatap Bondan dengan tatapan sinis. “Kalau kamu suka sama Kelly, jangan berhubungan dengan cewek lain lagi. Jangan goda cewek lain! Kalau nggak, jangan dekati Kelly!”Bondan menunjukkan ekspresi kaget. “Kenapa? Apa Kelly nggak kasih tahu kamu?”“Kasih tahu apa?” Jason mengerutkan keningnya.Bondan menyalakan sebatang rokok, lalu berkata, “Kelly sudah terus terang sama aku. Dia nggak suka sama aku, bahkan nggak akan berteman sama aku. Aku juga sudah janji untuk nggak ganggu dia lagi!”Ucapan Bondan sungguh mengejutkan Jason. “Kenapa bisa begitu? Kamu utarain perasaanmu sama dia?”“Padahal aku belum sempat utarain perasaanku, aku pun sudah ditolak mentah-mentah!” Bondan tersenyum getir, lalu menjelaskan semua yang terjadi waktu itu.Jason berpikir sejenak. “Kejadian minggu lalu?”Bondan mengangguk. “Iya, minggu lalu. Gimana kamu bisa tahu?
Bondan segera menjawab, “Aku nggak sanggup. Aku lebih suka cewek yang penurut dan lembut!”Johan mengangkat-angkat bahunya tanda dirinya merasa tidak berdaya. “Sekarang kalian sudah tahu. Nanti jangan sindir kami lagi, jangan bikin aku makin canggung lagi!”“Iya, tenang saja!” Bondan menjamin.Di ruang sebelah, ada beberapa wanita sedang duduk di sofa. Mereka semua adalah teman-teman wanita yang datang bersama dengan Yusa dan yang lainnya. Dandanan mereka semua sangatlah cantik bagai boneka saja.Tere mulai memperkenalkan mereka kepada Frida. Frida menyapa mereka, lalu duduk di sofa paling ujung.Salah seorang wanita yang bernama Isabella bertanya pada Tere. “Tere, hari ini Kak Gina datang nggak?”“Seharusnya sih datang!” Baru saja Tere membalas, ponselnya tiba-tiba berdering. Dia melirik sekilas, lalu memperlihatkannya kepada yang lain. “Baru saja dibahas, ini Kak Gina telepon!”Tere segera mengangkat panggilan. “Kak Gina!”Gina berkata dengan tersenyum, “Tere, kalian semua sudah samp
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m