Melvin berkata, “Tugasku hari ini adalah menjadi pasanganmu!”Sonia terdiam membisu.Pada saat ini, tiba-tiba ponsel Sonia bergetar. Dia menerima pesan masuk dari Kelly dan Frida. Mereka sudah tiba. Mereka sedang bertanya di mana Sonia sekarang?Sonia berjalan menuruni gedung. “Aku pergi cari teman dulu. Kamu sibuk sana.”“Hari ini tugasku itu menemanimu. Aku akan ikut ke mana kamu pergi!” Melvin mengikuti langkah Sonia sembari memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana. Senyuman nakal di wajah Melvin membuatnya kelihatan bagai pria nakal saja.Sonia tidak menghiraukannya, lalu berjalan menuruni tangga.Setelah mereka pergi, Rafael berusaha untuk membuka matanya. Dia melirik bayangan punggung Melvin dengan tatapan sinis.Saat Sonia berada di dalam taman, Kelly sudah membawa Yana untuk mengganti pakaian di lantai dua. Frida pun sedang mengobrol dengan Ranty.Ranty pun tersenyum ketika melihat Melvin. “Ternyata kamu memang nggak bisa bersabar, ya?”Melvin tersenyum. “Dengan tidak mudah
Lantaran ada banyak orang di sekitar, wajah Kelly seketika menjadi merona. Dia pun sedikit mengangguk.Jason menggendong Yana ke lantai bawah. Yana melambaikan tangan terhadap Ranty. “Nanti aku akan kembali!”Ranty tersenyum lebar. “Oke, aku tunggu!”Setelah Yana pergi, penata rias berjalan ke dalam ruangan. “Ranty, sekarang giliran ganti gaun pengantin utama!”Kebetulan ponsel Ranty berdering. Dia melihat ponsel sekilas, lalu berkata kepada penata rias, “Sebentar!”Ranty menerima pesan masuk dari Matias.[ Pak Jemmy dan Pak Aska sudah datang. Mereka sedang duduk di ruangan istirahat VIP. Ayah juga lagi di sana. Kamu tidak usah khawatir. ]Ranty membalas pesan Matias, lalu menoleh untuk menatap Sonia. “Kakek sudah sampai. Dia lagi di ruang istirahat.”Sonia tersenyum. “Kalau begitu, aku pergi cari Kakek dulu!”Rose segera berkata, “Aku juga mau ikut. Sudah lama aku nggak ketemu Kakek.”Kelly berkata, “Kalian pergi sana. Biar aku temani Ranty di sini.”Sonia mengangguk. “Kami akan seger
Aminah segera berkata, “Aku lihat ada temanku di sana. Aku cari mereka dulu.”Sutini bertanya, “Kenapa Tuan Reza masih belum datang?”Aminah membalas, “Aku dengar dari Celine, dia lagi dinas. Lagi pula hari ini Kepala Keluarga Herdian juga sudah hadir. Tuan Reza tidak usah ke sini lagi.”Sutini merendahkan nada bicaranya. “Tuan Reza lagi sibuk di luar. Ingat suruh Celine sering telepon buat tanya kabarnya.”Tatapan Aminah menjadi berkilauan. Dia berkata dengan suara rendah, “Aku mengerti.”…Sonia dan Rose berjalan melewati aula, lalu berjalan ke dalam ruang istirahat VIP. Saat ini, di dalamnya ada Jemmy, Aska, anggota Keluarga Herdian, dan juga ada anggota Keluarga Winata.Di dalam ruangan istirahat yang megah ini ada enam orang pelayan yang sedang berdiri di samping.Begitu Sonia memasuki ruangan, Tommy berkata dengan tersenyum, “Hari ini Sonia jadi pengiring pengantin, ya?”“Paman!” sapa Sonia, baru melihat ke sisi Jemmy dan Aska. “Kakek, Pak Guru!”Rose yang biasanya sangat aktif k
Setelah kembali ke lantai dua, Ranty sudah selesai mengganti gaun pengantin utamanya. Modelnya tanpa lengan dengan bagian depan berbentuk kelopak bunga tulip, dilengkapi rok yang sangat kembang. Mutiara menghiasi bagian tengah bordir, menciptakan kesan klasik sekaligus elegan. Desain gaun ini sepenuhnya selaras dengan suasana aula istana hari ini. Banyak orang mengerumuni Ranty, lalu menanyakan siapa desainer gaun pengantinnya.Ranty membalas dengan girang, “Siapa lagi kalau bukan si King!”Begitu mendengar nama King, semua orang mulai merasa takjub dan juga merasa kecewa. Tadinya mereka juga ingin didesain oleh desainer itu, tapi setelah mendengar nama King, semuanya langsung merasa patah semangat.Ranty mengedipkan matanya sembari tersenyum pada Sonia yang berada di belakang orang-orang yang mengerumuninya. Senyuman di wajahnya semakin cerah lagi.Setengah jam lagi, resepsi pernikahan akan dimulai. Para hadirin berangsur-angsur memasuki aula. Jemmy dan Aska diatur duduk di posisi uta
Terlintas rasa muram di dalam tatapan Melvin. Dia terus menatap Sonia tanpa berbicara sama sekali.Anggota Keluarga Dikara yang duduk di ujung ruangan juga sedang menatap Sonia. Sutini masih merasa marah lantaran Sonia tidak menyapanya tadi. Aminah berkata dengan tersenyum, “Ternyata Sonia jadi pengiring pengantin!”Celine masih menunjukkan ekspresi dinginnya, lalu berkata dengan datar, “Sonia memang hebat. Dia bergaul sama orang-orang kalangan atas!”Hani berkata dengan tersenyum dingin, “Tadi aku dengar-dengar gaun pengantin Nona Ranty didesain sama King. Bisa jadi, Sonia itu tamu spesial yang diundang Nona Ranty.”Anggota Keluarga Dikara lainnya seolah-olah tidak kedengaran ucapan Hani. Mereka mengalihkan pandangan mereka, lalu melihat ke sisi pengantin wanita.Sejak kedatangan Reza, Sonia mulai tidak fokus. Tatapannya terus menyapu ke sisi tempat duduk para hadirin.Melvin mendekatinya, lalu berkata dengan tersenyum, “Pasanganku, yang fokus, ya!”Sonia melirik Melvin sekilas. “Set
Saat ini, di tengah aula, Matias sedang berjalan ke sisi Ranty. Nelson yang merangkul lengan putrinya sudah berlinangkan air mata. “Kamu sudah mencintai Ranty selama 27 tahun. Dia adalah anak kesayangan kami. Aku harap kamu bisa mencintainya dengan sepenuh hati!”Tatapan Matias sangat tegas. “Terima kasih sudah membesarkan Ranty dan menyerahkan Ranty kepadaku. Aku janji aku akan menjaga dan mencintainya. Mulai hari ini, Ranty bukan kekurangan cinta, melainkan akan mendapatkan cinta yang lebih banyak lagi.”Nelson mengangguk dengan menangis. Di bawah kesaksian banyak orang, dia menyerahkan tangan Ranty ke tangan Matias.Tiba-tiba Ranty terisak-isak. Dia melihat Nelson. “Aku nggak akan kekurangan rasa cinta. Ayah dan Ibu juga nggak bakal kekurangan rasa cinta. Selamanya aku akan menjadi putri kalian!”Air mata Nelson mulai menetes. Dia tidak berhenti mengangguk. “Oke, oke! Pergilah bersama Matias!”Matias kembali berterima kasih kepada Nelson. Kemudian, dia menggenggam erat tangan Ranty,
Rafael tidak berani duduk. Dia mengeluarkan ponselnya, lalu membuka rekaman suara untuk Reza.Tidak lama kemudian, terdengar suara Melvin di dalam ruangan yang hening ini.“Biarkan aku peluk sebentar!”“Sudah selama ini, apa kamu tidak merindukanku?”“Aku bahkan sudah kurus karena terus memikirkanmu!”“Kali ini, aku tidak pergi lagi!”“Maksud ayahku, kalau aku bisa menemukan kekasih, dia setuju agar aku tidak usah ke sana lagi!”“Semuanya gampang bagi aku. Aku cukup perkenalkan kamu ke ayahku!”Semua itu adalah suara Melvin. Suaranya terdengar riang dan penuh kasmaran. Dia mengangkat-angkat alisnya dengan serius. Meskipun hanya dari suara saja, dia juga bisa merasakan betapa cintanya Melvin terhadap wanita itu.Reza menurunkan kelopak matanya. Aura yang dipancarkan tubuhnya semakin dingin, bahkan terasa aura membunuh juga.Rafael menatap raut wajah pria itu, lalu berkata dengan penuh hati-hati, “Kemudian, Melvin memukulku. Setelah aku jatuh pingsan, aku pun tidak tahu apa yang terjadi
Tepat pukul tujuh Rabu malam, Sonia Dikara muncul di luar Celestial Hotel.Ponselnya bordering. Sonia membuka WhatsApp. Hendri Dikara yang mengirim pesan, “Son, makasih sudah mau bantu Papa. Di sini agak macet. Kamu masuk dulu.”Langkah kaki Sonia melambat, memikirkan bagaimana dia harus menyapa Reza Herdian nanti.Mereka sudah menikah selama tiga tahun, tapi belum pernah bertemu satu sama lain. Tak perlu memikirkannya, dia juga sudah tahu kalau Reza tidak setuju, bahkan menolak pernikahan ini.Dia tidak bisa menyalahkan Reza. Perusahaan keluarga Dikara sedang krisis saat itu. Mereka bermuka tebal dan mendatangi keluarga Herdian untuk menepati janji pernikahan antara kedua keluarga mereka dulu. Putra sulung keluarga Herdian sudah menikah, sehingga putra kedua mereka, Reza, yang kejatuhan ‘bencana’ itu. Wajar saja Reza tidak menyetujui pernikahan itu.Tentu saja, keluarga Herdian juga tidak akan membiarkan siapa pun memperalat mereka. Mereka memberikan mahar sebesar 600 miliar untuk mem
Rafael tidak berani duduk. Dia mengeluarkan ponselnya, lalu membuka rekaman suara untuk Reza.Tidak lama kemudian, terdengar suara Melvin di dalam ruangan yang hening ini.“Biarkan aku peluk sebentar!”“Sudah selama ini, apa kamu tidak merindukanku?”“Aku bahkan sudah kurus karena terus memikirkanmu!”“Kali ini, aku tidak pergi lagi!”“Maksud ayahku, kalau aku bisa menemukan kekasih, dia setuju agar aku tidak usah ke sana lagi!”“Semuanya gampang bagi aku. Aku cukup perkenalkan kamu ke ayahku!”Semua itu adalah suara Melvin. Suaranya terdengar riang dan penuh kasmaran. Dia mengangkat-angkat alisnya dengan serius. Meskipun hanya dari suara saja, dia juga bisa merasakan betapa cintanya Melvin terhadap wanita itu.Reza menurunkan kelopak matanya. Aura yang dipancarkan tubuhnya semakin dingin, bahkan terasa aura membunuh juga.Rafael menatap raut wajah pria itu, lalu berkata dengan penuh hati-hati, “Kemudian, Melvin memukulku. Setelah aku jatuh pingsan, aku pun tidak tahu apa yang terjadi
Saat ini, di tengah aula, Matias sedang berjalan ke sisi Ranty. Nelson yang merangkul lengan putrinya sudah berlinangkan air mata. “Kamu sudah mencintai Ranty selama 27 tahun. Dia adalah anak kesayangan kami. Aku harap kamu bisa mencintainya dengan sepenuh hati!”Tatapan Matias sangat tegas. “Terima kasih sudah membesarkan Ranty dan menyerahkan Ranty kepadaku. Aku janji aku akan menjaga dan mencintainya. Mulai hari ini, Ranty bukan kekurangan cinta, melainkan akan mendapatkan cinta yang lebih banyak lagi.”Nelson mengangguk dengan menangis. Di bawah kesaksian banyak orang, dia menyerahkan tangan Ranty ke tangan Matias.Tiba-tiba Ranty terisak-isak. Dia melihat Nelson. “Aku nggak akan kekurangan rasa cinta. Ayah dan Ibu juga nggak bakal kekurangan rasa cinta. Selamanya aku akan menjadi putri kalian!”Air mata Nelson mulai menetes. Dia tidak berhenti mengangguk. “Oke, oke! Pergilah bersama Matias!”Matias kembali berterima kasih kepada Nelson. Kemudian, dia menggenggam erat tangan Ranty,
Terlintas rasa muram di dalam tatapan Melvin. Dia terus menatap Sonia tanpa berbicara sama sekali.Anggota Keluarga Dikara yang duduk di ujung ruangan juga sedang menatap Sonia. Sutini masih merasa marah lantaran Sonia tidak menyapanya tadi. Aminah berkata dengan tersenyum, “Ternyata Sonia jadi pengiring pengantin!”Celine masih menunjukkan ekspresi dinginnya, lalu berkata dengan datar, “Sonia memang hebat. Dia bergaul sama orang-orang kalangan atas!”Hani berkata dengan tersenyum dingin, “Tadi aku dengar-dengar gaun pengantin Nona Ranty didesain sama King. Bisa jadi, Sonia itu tamu spesial yang diundang Nona Ranty.”Anggota Keluarga Dikara lainnya seolah-olah tidak kedengaran ucapan Hani. Mereka mengalihkan pandangan mereka, lalu melihat ke sisi pengantin wanita.Sejak kedatangan Reza, Sonia mulai tidak fokus. Tatapannya terus menyapu ke sisi tempat duduk para hadirin.Melvin mendekatinya, lalu berkata dengan tersenyum, “Pasanganku, yang fokus, ya!”Sonia melirik Melvin sekilas. “Set
Setelah kembali ke lantai dua, Ranty sudah selesai mengganti gaun pengantin utamanya. Modelnya tanpa lengan dengan bagian depan berbentuk kelopak bunga tulip, dilengkapi rok yang sangat kembang. Mutiara menghiasi bagian tengah bordir, menciptakan kesan klasik sekaligus elegan. Desain gaun ini sepenuhnya selaras dengan suasana aula istana hari ini. Banyak orang mengerumuni Ranty, lalu menanyakan siapa desainer gaun pengantinnya.Ranty membalas dengan girang, “Siapa lagi kalau bukan si King!”Begitu mendengar nama King, semua orang mulai merasa takjub dan juga merasa kecewa. Tadinya mereka juga ingin didesain oleh desainer itu, tapi setelah mendengar nama King, semuanya langsung merasa patah semangat.Ranty mengedipkan matanya sembari tersenyum pada Sonia yang berada di belakang orang-orang yang mengerumuninya. Senyuman di wajahnya semakin cerah lagi.Setengah jam lagi, resepsi pernikahan akan dimulai. Para hadirin berangsur-angsur memasuki aula. Jemmy dan Aska diatur duduk di posisi uta
Aminah segera berkata, “Aku lihat ada temanku di sana. Aku cari mereka dulu.”Sutini bertanya, “Kenapa Tuan Reza masih belum datang?”Aminah membalas, “Aku dengar dari Celine, dia lagi dinas. Lagi pula hari ini Kepala Keluarga Herdian juga sudah hadir. Tuan Reza tidak usah ke sini lagi.”Sutini merendahkan nada bicaranya. “Tuan Reza lagi sibuk di luar. Ingat suruh Celine sering telepon buat tanya kabarnya.”Tatapan Aminah menjadi berkilauan. Dia berkata dengan suara rendah, “Aku mengerti.”…Sonia dan Rose berjalan melewati aula, lalu berjalan ke dalam ruang istirahat VIP. Saat ini, di dalamnya ada Jemmy, Aska, anggota Keluarga Herdian, dan juga ada anggota Keluarga Winata.Di dalam ruangan istirahat yang megah ini ada enam orang pelayan yang sedang berdiri di samping.Begitu Sonia memasuki ruangan, Tommy berkata dengan tersenyum, “Hari ini Sonia jadi pengiring pengantin, ya?”“Paman!” sapa Sonia, baru melihat ke sisi Jemmy dan Aska. “Kakek, Pak Guru!”Rose yang biasanya sangat aktif k
Lantaran ada banyak orang di sekitar, wajah Kelly seketika menjadi merona. Dia pun sedikit mengangguk.Jason menggendong Yana ke lantai bawah. Yana melambaikan tangan terhadap Ranty. “Nanti aku akan kembali!”Ranty tersenyum lebar. “Oke, aku tunggu!”Setelah Yana pergi, penata rias berjalan ke dalam ruangan. “Ranty, sekarang giliran ganti gaun pengantin utama!”Kebetulan ponsel Ranty berdering. Dia melihat ponsel sekilas, lalu berkata kepada penata rias, “Sebentar!”Ranty menerima pesan masuk dari Matias.[ Pak Jemmy dan Pak Aska sudah datang. Mereka sedang duduk di ruangan istirahat VIP. Ayah juga lagi di sana. Kamu tidak usah khawatir. ]Ranty membalas pesan Matias, lalu menoleh untuk menatap Sonia. “Kakek sudah sampai. Dia lagi di ruang istirahat.”Sonia tersenyum. “Kalau begitu, aku pergi cari Kakek dulu!”Rose segera berkata, “Aku juga mau ikut. Sudah lama aku nggak ketemu Kakek.”Kelly berkata, “Kalian pergi sana. Biar aku temani Ranty di sini.”Sonia mengangguk. “Kami akan seger
Melvin berkata, “Tugasku hari ini adalah menjadi pasanganmu!”Sonia terdiam membisu.Pada saat ini, tiba-tiba ponsel Sonia bergetar. Dia menerima pesan masuk dari Kelly dan Frida. Mereka sudah tiba. Mereka sedang bertanya di mana Sonia sekarang?Sonia berjalan menuruni gedung. “Aku pergi cari teman dulu. Kamu sibuk sana.”“Hari ini tugasku itu menemanimu. Aku akan ikut ke mana kamu pergi!” Melvin mengikuti langkah Sonia sembari memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana. Senyuman nakal di wajah Melvin membuatnya kelihatan bagai pria nakal saja.Sonia tidak menghiraukannya, lalu berjalan menuruni tangga.Setelah mereka pergi, Rafael berusaha untuk membuka matanya. Dia melirik bayangan punggung Melvin dengan tatapan sinis.Saat Sonia berada di dalam taman, Kelly sudah membawa Yana untuk mengganti pakaian di lantai dua. Frida pun sedang mengobrol dengan Ranty.Ranty pun tersenyum ketika melihat Melvin. “Ternyata kamu memang nggak bisa bersabar, ya?”Melvin tersenyum. “Dengan tidak mudah
Melvin mengenakan setelan pakaian pengiring pengantin pria, dengan kemeja berwarna putih dan dilapisi rompi berwarna hitam. Kedua matanya terus tertuju pada diri Sonia.Sonia berdiri membelakangi cahaya. Gaun indah yang dikenakannya menonjolkan pinggang rampingnya. Apalagi setelah merias wajahnya, Sonia kelihatan semakin menawan saja.Melvin tidak pernah melihat Sonia yang seperti ini. Dia spontan mengangkat kakinya berjalan ke sisi Sonia.Sonia menatap Melvin dengan terbengong. “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Melvin tidak mengatakan apa pun, langsung mengulurkan tangan untuk memeluk Sonia. Suaranya kedengaran serak. “Gimana? Apa kamu merasa terkejut?”Sonia tersenyum. “Kapan kamu kembalinya?”Melvin menunjukkan senyuman penuh pesona. “Hari ini Ranty menikah. Tentu saja aku mesti kembali. Dia bilang dia mau beri kamu satu kejutan. Jadi, dia suruh aku untuk jangan muncul di hadapanmu!”Akhirnya Sonia mengerti, ternyata inilah kejutan yang dikatakan Ranty semalam!Sonia meronta sembari b
Ranty tersenyum manis. “Aku sangat berterima kasih sama Tuhan bisa bertemu sama kamu di umur 16 tahunku!”Selain itu, Ranty juga berterima kasih dengan nilai ujian 14-nya.Matias memeluk Ranty. “Aku juga berterima kasih!”…Hari ini kedatangan banyak tamu agung di resepsi pernikahan Matias dan Ranty. Hampir seluruh pebisnis top di Kota Jembara juga berada di sini.Rafael mengikuti ayahnya menghadiri resepsi pernikahan. Ayahnya bertemu dengan teman bisnisnya. Rafael memanfaatkan kesempatan untuk pergi mencari orang yang dikenalnya.Ketika berjalan melewati taman bunga, Rafael menemukan sosok Sonia. Dia spontan terbengong di tempat. Dia sungguh terpana dengan kecantikan wanita itu.Kedua mata Rafael langsung berkilauan. Dia memanggil seorang pengiring wanita yang dikenalnya, lalu bertanya dengan nada berbisik, “Apa kamu kenal sama Sonia?”Hubungan pengiring pengantin wanita itu cukup bagus dengan Rafael. Dia membalas dengan tersenyum, “Dia temannya Ranty.”“Kamu panggil dia ke sini, biar