Kelly berkata dengan serius, “Aku juga akan menyelidiki masalah itu dengan jelas.”Howard menimpali, “Mengenai bukti transfer, foto kebersamaan Nona Kelly dan Tuan Kenneth, serta foto pemberian hadiah barang mewah, apa kalian benar-benar merasa semua itu hanyalah kebetulan belaka?”“Apa kalian tidak pernah kepikiran bahwa ada yang sengaja ingin memfitnah Kumala Group dan juga Nona Kelly? Mereka sengaja menggunakan hal itu untuk mengeliminasi Kumala Group dari tender kali ini. Kalian semua juga orang pintar. Aku rasa seharusnya kalian sadar ada apa dengan masalah kali ini.”Setelah mendengar ucapan Howard, beberapa representatif langsung menunjukkan ekspresi mengerti.Semua ini memang terlalu kebetulan. Hal yang paling dicurigai adalah mereka semua menerima foto itu secara serempak. Jangan-jangan ada dalang di balik permasalahan kali ini? Seharusnya bukan Kumala Group, ‘kan?Awalnya keempat perusahaan bersatu hendak meminta penjelasan dari Gunawan Group. Saat ini, mereka malah merasa sa
“Kenapa kamu nggak tanya aku, malah langsung menerima barang-barang ini?” Kedua mata Kelly memerah. “Kenapa kamu nggak beri tahu aku?”“Tuan Jason tidak mengizinkan aku untuk beri tahu kamu. Aku juga … juga berbaik hati,” jelas Linda dengan terbata-bata.“Tuan Jason apaan? Kenapa kamu malah percaya dengan omongan mereka? Semua ini bukan pemberian Jason!” balas Kelly dengan kesal.“Hah?” Linda merasa kaget. Dia berkata dengan gugup, “Jadi, siapa lagi kalau bukan Tuan Jason?”Kelly mengeluarkan barang-barang itu, lalu menyuruh Linda membantunya membawa keluar barang-barang itu. Baru saja mereka berdua berjalan ke depan pintu, tiba-tiba ada yang menekan bel. Linda segera membukakan pintu dengan tangannya yang satu lagi, kemudian tampak sosok Sonia dan Ranty di luar sana.“Kelly!” sapa Ranty dengan tersenyum gembira. Namun, ketika melihat raut pucat Kelly dan juga barang di tangannya, dia merasa ada yang aneh. Senyumannya pun menjadi kaku. “Apa yang terjadi?” tanya Ranty.“Aku ingin membua
Keesokan paginya, Kelly pergi ke perusahaan. Masalah bocornya harga tender Gunawan Group telah tersebar di internet. Dalam waktu satu malam, sepertinya semua orang sudah mengetahui masalah ini.Saat Kelly berjalan masuk ke perusahaan, dia pun digosip oleh banyak orang.Kelly tidak mengindahkan mereka, langsung memasuki lift, naik ke lantai 39.Jason sedang tidak berada di tempat. Anastasia juga masih belum tiba.Kebetulan mereka berdua bertemu di pantri. Anastasia sedang memegang secangkir kopi sembari menatap Kelly. Nada bicaranya sangatlah dingin. “Aku merasa terkejut. Ternyata kamu akan datang bekerja hari ini!”Kelly menunduk untuk mengisi minuman. “Aku nggak bersalah. Kenapa aku nggak datang bekerja?”“Apa kamu tahu betapa seriusnya masalah ini?” Anastasia melihat Kelly sekilas. “Masalah ini bukan hanya berdampak terhadap reputasi perusahaan saja. Harga saham perusahaan juga anjlok parah. Kerugian yang kamu ciptakan lebih banyak daripada yang kamu bayangkan!”“Kelly, kalau aku jad
Linda merasa agak kaget. “Apa Kelly tahu?”“Tidak tahu. Kamu bisa beri tahu dia!” Jason melanjutkan, “Kalau kamu merasa tidak tenang, kamu juga bisa ikut bersamaku.”“Tidak! Mana mungkin aku tidak tenang jika Yana bersamamu?” ucap Linda dengan tersenyum, “Aku tahu kamu memperlakukan Yana dengan baik.”Jason tersenyum, lalu menggendong Yana ke dalam mobil.Yana bertanya dengan suara imutnya, “Paman, kita mau ke mana?”“Nenek merindukanmu. Dia ingin aku membawamu pulang untuk mengunjungi Broku. Apa kamu mau ke sana?” tanya Jason dengan suara lembut.“Mau! Tapi apa boleh kita bawa Ibu bersama kita?” Yana membuka mata lugunya dengan lebar.“Kalau dia tahu, dia pasti akan ke rumahku!” Jason memerintah Simon ke Kediaman Keluarga Gunawan.Sepanjang perjalanan, Yana sangat gembira. Dia tak berhenti bercerita dengan jason.Beberapa hari ini hati Jason terasa penat. Ketika mendengar suara imut Yana, hatinya mulai terasa tenang. Terlihat juga senyuman di dalam tatapan Jason.Setibanya di Kediaman
Pelayan yang biasanya menjaga Saskia pun keluar. Dia menyuguhkan teh bunga dan kue kering, lalu berkata, “Anak ini imut sekali. Anak siapa?”“Anaknya teman Jason.” Saskia tersenyum, lalu berpesan, “Yana tidak boleh minum teh bunga. Berti, kamu bikinkan jus buat dia.”“Baik!” balas Berti.Tak lama kemudian, Petra datang dengan membawakan sangkar yang berisi burung pipit. Burung pipit yang sebelumnya terluka telah sembuh di bawah perawatan Petra. Ia sudah bisa terbang dengan lincah di dalam sangkar.“Broku!” Yana melebarkan matanya melihat burung di dalam sangkar dengan tersenyum. Burung pipit itu juga melihat ke sisi Yana.Yana yang imut itu sungguh meluluhkan hati Saskia. Ketika menyadari Yana begitu menyukai burung, Saskia menoleh untuk berkata pada Petra, “Kita pelihara lebih banyak burung lagi, seperti burung wambi, burung beo, dan yang lain sebagainya. Pelihara yang banyak.”Petra mengangguk dengan tersenyum. “Baik.”Saskia tersenyum pada Yana. “Akhirnya burung ini selamat juga. T
Petra tertawa dan berujar, "Kamu memang pemberani. Beri Broku makan."Yana berpikir sejenak, lalu mengangguk dan menyahut, "Aku beri Broku makan."Selesai bicara, Yana berlari ke paviliun dengan cepat. Begitu masuk, Berti menoleh dan menegur, "Jangan berkeliaran. Nanti, kalau Nyonya Saskia tidak lihat kamu waktu kembali, dia pikir aku tidak awasi kamu."Yana meletakkan kedua tangannya di belakang punggung, lalu menghampiri Berti dan berkata, "Kak, aku mau beri kamu hadiah."Berti menimpali, "Wah, kamu pengertian juga, ya. Oke, coba aku lihat hadiahnya. Kalau aku suka, aku akan perlakukan kamu lebih baik saat kamu datang lagi."Berti tersenyum, lalu melambaikan tangan kepada Yana seraya menambahkan, "Kamu beri aku hadiah apa? Coba keluarkan, biar aku lihat."Yana mengulurkan tangannya dan meletakkan ulat di tangan Berti. Dia bertanya dengan ekspresi polos, "Kamu suka, nggak?"Berti berteriak, lalu berdiri dan buru-buru menepuk pakaiannya dengan ekspresi panik. Dia segera masuk ke dalam
Kelly menunduk dan tubuhnya gemetaran. Dia tidak menyangka ternyata Jason mencintainya. Kala ini, nada bicara dan ciuman Jason yang lembut bagaikan mimpi bagi Kelly. Semua ini membuat Kelly terlena sehingga dia tidak ingin kembali ke kenyataan.Jason mencium Kelly dengan intens sambil membujuk, "Bilang kamu mencintaiku. Kelak, aku yang jaga kamu dan Yana. Aku tidak akan mengecewakanmu."Kelly mencengkeram kemeja Jason dan tubuhnya masih gemetaran. Kemudian, dia mendorong Jason dengan pelan sembari memanggil, "Jason."Penolakan Kelly membuat Jason terdiam. Dia menatap Kelly sambil menjelaskan, "Kelly, ini terakhir kalinya aku bertanya kepadamu. Kalau kamu mencintaiku, kelak aku akan setia kepadamu.""Kalau kamu menolak, kelak aku tidak akan mengganggumu lagi dan aku akan membiarkanmu bebas. Kita tidak akan membicarakan tentang perasaan cinta lagi," lanjut Jason.Jason memohon, "Kamu pertimbangkan dulu sebelum jawab aku, ya?"Kelly memandang ke arah taman bunga. Kediaman Keluarga Gunawan
Kelly menyahut dengan lembut, "Namaku Kelly. Aku nggak mau ganggu Nyonya Saskia lagi. Aku bawa Yana pulang."Saskia mengangguk dan menimpali, "Oke. Aku suruh sopir antar kalian.""Nggak usah, kami naik taksi saja," balas Kelly sembari tersenyum. Sebenarnya dia ingin berpamitan dengan Jason. Namun, Kelly tidak bisa mengucapkannya. Jadi, dia hanya menyuruh Yana berpamitan dengan Saskia.Jason melihat Yana lekat-lekat, lalu tersenyum dan berujar, "Paman mau peluk kamu sebentar."Yana mengulurkan tangannya kepada Jason dan memeluknya. Yana merasakan ada yang aneh, tetapi dia tidak berbicara."Kamu harus patuh dan dengarkan nasihat ibumu, ya," pesan Jason sambil memeluk Yana dengan erat. Dia juga mengusap kepala Yana dengan lembut."Oke!" sahut Yana seraya mengangguk.Kelly menggendong Yana. Dia tidak berani melihat Jason dan langsung berjalan keluar. Sesampainya di di luar halaman, sebuah mobil menunggu Kelly.Sopir turun dari mobil dan berucap, "Nona Kelly, Tuan Jason suruh aku antar kamu
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m