Jantung Kelly berdetak kencang. Dia menatap Howard dengan syok.Kebetulan lift sudah tiba di lantai 19. Howard duluan berjalan keluar lift. Kelly berusaha menenangkan dirinya, baru berjalan keluar lift.Setelah tiba di ruang rapat, beberapa anggota perusahaan pengikut tender sedang bertengkar hebat dengan asistennya Howard. Mereka bertanya kenapa mereka disuruh menunggu dalam waktu lama? Kenapa tidak ada yang datang untuk memberi penjelasan?Ketika melihat Howard dan Kelly memasuki ruangan, mereka semua langsung terdiam, lalu berjalan mendekati mereka.“Tuan Howard, apa kalian sudah selesai menyelidiki masalah Nona Kelly?”“Gunawan Group sangat besar. Siapa sangka akan ada parasit di dalamnya, apalagi orang itu adalah orang kepercayaan Tuan Jason. Konyol sekali!”“Apa kata Tuan Jason? Apa masalah itu akan berdampak dalam tender kali ini?”…Semua orang menatap Kelly dengan tatapan risi dan juga benci.Howard mengadang di depan Kelly, lalu membalas dengan datar, “Semuanya harap tenang.
Kelly berkata dengan serius, “Aku juga akan menyelidiki masalah itu dengan jelas.”Howard menimpali, “Mengenai bukti transfer, foto kebersamaan Nona Kelly dan Tuan Kenneth, serta foto pemberian hadiah barang mewah, apa kalian benar-benar merasa semua itu hanyalah kebetulan belaka?”“Apa kalian tidak pernah kepikiran bahwa ada yang sengaja ingin memfitnah Kumala Group dan juga Nona Kelly? Mereka sengaja menggunakan hal itu untuk mengeliminasi Kumala Group dari tender kali ini. Kalian semua juga orang pintar. Aku rasa seharusnya kalian sadar ada apa dengan masalah kali ini.”Setelah mendengar ucapan Howard, beberapa representatif langsung menunjukkan ekspresi mengerti.Semua ini memang terlalu kebetulan. Hal yang paling dicurigai adalah mereka semua menerima foto itu secara serempak. Jangan-jangan ada dalang di balik permasalahan kali ini? Seharusnya bukan Kumala Group, ‘kan?Awalnya keempat perusahaan bersatu hendak meminta penjelasan dari Gunawan Group. Saat ini, mereka malah merasa sa
“Kenapa kamu nggak tanya aku, malah langsung menerima barang-barang ini?” Kedua mata Kelly memerah. “Kenapa kamu nggak beri tahu aku?”“Tuan Jason tidak mengizinkan aku untuk beri tahu kamu. Aku juga … juga berbaik hati,” jelas Linda dengan terbata-bata.“Tuan Jason apaan? Kenapa kamu malah percaya dengan omongan mereka? Semua ini bukan pemberian Jason!” balas Kelly dengan kesal.“Hah?” Linda merasa kaget. Dia berkata dengan gugup, “Jadi, siapa lagi kalau bukan Tuan Jason?”Kelly mengeluarkan barang-barang itu, lalu menyuruh Linda membantunya membawa keluar barang-barang itu. Baru saja mereka berdua berjalan ke depan pintu, tiba-tiba ada yang menekan bel. Linda segera membukakan pintu dengan tangannya yang satu lagi, kemudian tampak sosok Sonia dan Ranty di luar sana.“Kelly!” sapa Ranty dengan tersenyum gembira. Namun, ketika melihat raut pucat Kelly dan juga barang di tangannya, dia merasa ada yang aneh. Senyumannya pun menjadi kaku. “Apa yang terjadi?” tanya Ranty.“Aku ingin membua
Keesokan paginya, Kelly pergi ke perusahaan. Masalah bocornya harga tender Gunawan Group telah tersebar di internet. Dalam waktu satu malam, sepertinya semua orang sudah mengetahui masalah ini.Saat Kelly berjalan masuk ke perusahaan, dia pun digosip oleh banyak orang.Kelly tidak mengindahkan mereka, langsung memasuki lift, naik ke lantai 39.Jason sedang tidak berada di tempat. Anastasia juga masih belum tiba.Kebetulan mereka berdua bertemu di pantri. Anastasia sedang memegang secangkir kopi sembari menatap Kelly. Nada bicaranya sangatlah dingin. “Aku merasa terkejut. Ternyata kamu akan datang bekerja hari ini!”Kelly menunduk untuk mengisi minuman. “Aku nggak bersalah. Kenapa aku nggak datang bekerja?”“Apa kamu tahu betapa seriusnya masalah ini?” Anastasia melihat Kelly sekilas. “Masalah ini bukan hanya berdampak terhadap reputasi perusahaan saja. Harga saham perusahaan juga anjlok parah. Kerugian yang kamu ciptakan lebih banyak daripada yang kamu bayangkan!”“Kelly, kalau aku jad
Linda merasa agak kaget. “Apa Kelly tahu?”“Tidak tahu. Kamu bisa beri tahu dia!” Jason melanjutkan, “Kalau kamu merasa tidak tenang, kamu juga bisa ikut bersamaku.”“Tidak! Mana mungkin aku tidak tenang jika Yana bersamamu?” ucap Linda dengan tersenyum, “Aku tahu kamu memperlakukan Yana dengan baik.”Jason tersenyum, lalu menggendong Yana ke dalam mobil.Yana bertanya dengan suara imutnya, “Paman, kita mau ke mana?”“Nenek merindukanmu. Dia ingin aku membawamu pulang untuk mengunjungi Broku. Apa kamu mau ke sana?” tanya Jason dengan suara lembut.“Mau! Tapi apa boleh kita bawa Ibu bersama kita?” Yana membuka mata lugunya dengan lebar.“Kalau dia tahu, dia pasti akan ke rumahku!” Jason memerintah Simon ke Kediaman Keluarga Gunawan.Sepanjang perjalanan, Yana sangat gembira. Dia tak berhenti bercerita dengan jason.Beberapa hari ini hati Jason terasa penat. Ketika mendengar suara imut Yana, hatinya mulai terasa tenang. Terlihat juga senyuman di dalam tatapan Jason.Setibanya di Kediaman
Pelayan yang biasanya menjaga Saskia pun keluar. Dia menyuguhkan teh bunga dan kue kering, lalu berkata, “Anak ini imut sekali. Anak siapa?”“Anaknya teman Jason.” Saskia tersenyum, lalu berpesan, “Yana tidak boleh minum teh bunga. Berti, kamu bikinkan jus buat dia.”“Baik!” balas Berti.Tak lama kemudian, Petra datang dengan membawakan sangkar yang berisi burung pipit. Burung pipit yang sebelumnya terluka telah sembuh di bawah perawatan Petra. Ia sudah bisa terbang dengan lincah di dalam sangkar.“Broku!” Yana melebarkan matanya melihat burung di dalam sangkar dengan tersenyum. Burung pipit itu juga melihat ke sisi Yana.Yana yang imut itu sungguh meluluhkan hati Saskia. Ketika menyadari Yana begitu menyukai burung, Saskia menoleh untuk berkata pada Petra, “Kita pelihara lebih banyak burung lagi, seperti burung wambi, burung beo, dan yang lain sebagainya. Pelihara yang banyak.”Petra mengangguk dengan tersenyum. “Baik.”Saskia tersenyum pada Yana. “Akhirnya burung ini selamat juga. T
Petra tertawa dan berujar, "Kamu memang pemberani. Beri Broku makan."Yana berpikir sejenak, lalu mengangguk dan menyahut, "Aku beri Broku makan."Selesai bicara, Yana berlari ke paviliun dengan cepat. Begitu masuk, Berti menoleh dan menegur, "Jangan berkeliaran. Nanti, kalau Nyonya Saskia tidak lihat kamu waktu kembali, dia pikir aku tidak awasi kamu."Yana meletakkan kedua tangannya di belakang punggung, lalu menghampiri Berti dan berkata, "Kak, aku mau beri kamu hadiah."Berti menimpali, "Wah, kamu pengertian juga, ya. Oke, coba aku lihat hadiahnya. Kalau aku suka, aku akan perlakukan kamu lebih baik saat kamu datang lagi."Berti tersenyum, lalu melambaikan tangan kepada Yana seraya menambahkan, "Kamu beri aku hadiah apa? Coba keluarkan, biar aku lihat."Yana mengulurkan tangannya dan meletakkan ulat di tangan Berti. Dia bertanya dengan ekspresi polos, "Kamu suka, nggak?"Berti berteriak, lalu berdiri dan buru-buru menepuk pakaiannya dengan ekspresi panik. Dia segera masuk ke dalam
Kelly menunduk dan tubuhnya gemetaran. Dia tidak menyangka ternyata Jason mencintainya. Kala ini, nada bicara dan ciuman Jason yang lembut bagaikan mimpi bagi Kelly. Semua ini membuat Kelly terlena sehingga dia tidak ingin kembali ke kenyataan.Jason mencium Kelly dengan intens sambil membujuk, "Bilang kamu mencintaiku. Kelak, aku yang jaga kamu dan Yana. Aku tidak akan mengecewakanmu."Kelly mencengkeram kemeja Jason dan tubuhnya masih gemetaran. Kemudian, dia mendorong Jason dengan pelan sembari memanggil, "Jason."Penolakan Kelly membuat Jason terdiam. Dia menatap Kelly sambil menjelaskan, "Kelly, ini terakhir kalinya aku bertanya kepadamu. Kalau kamu mencintaiku, kelak aku akan setia kepadamu.""Kalau kamu menolak, kelak aku tidak akan mengganggumu lagi dan aku akan membiarkanmu bebas. Kita tidak akan membicarakan tentang perasaan cinta lagi," lanjut Jason.Jason memohon, "Kamu pertimbangkan dulu sebelum jawab aku, ya?"Kelly memandang ke arah taman bunga. Kediaman Keluarga Gunawan
Morgan mengangguk. “Aku datang ke Istana Fers untuk menghancurkan virus penyakit itu. Selain itu, yang paling penting adalah untuk menyelidiki Rayden!”Mereka berdua duduk di sofa. Reza bertanya, “Apa Rayden kenal sama kalian? Apa dulu dia itu anggotamu?”Morgan mengangguk. “Aku juga curiga. Sebelumnya aku sudah menghabisi beberapa bawahannya. Semuanya ada hubungannya sama dia. Dia sangat mengenal orang-orang di sekelilingku, juga mengetahui beberapa rahasia di dalam organisasi. Jadi, keberadaannya cukup mengancam!”Reza tersenyum dingin. “Sudah pasti. Apa ada yang kamu curigai?”Morgan menggeleng. “Tidak ada. Anggotaku tidak akan mengkhianatiku, hanya ada beberapa orang yang sudah meninggalkan organisasi saja. Aku juga sudah menyelidiki mereka, tidak ada satu pun yang sesuai dengan kriteria Rayden. Jadi, aku baru kepikiran untuk menyelidikinya sendiri. Entah siapa dia sebenarnya?”Kening Reza berkerut. “Aku semakin khawatir kalau dia menargetkan Sonia!”Morgan berkata, “Sementara ini
Reza tersenyum tipis. “Karena kamu adalah yang pertama kubawa ke sini. Tentu saja mereka beranggapan kamu itu istriku!”Langkah kaki Reza berhenti. Dia memalingkan kepalanya melihat ke sisi Sonia. “Tidak peduli aku itu Tuan Reza atau Raja Bondala, kamu adalah satu-satunya!”Sonia menatapnya. “Apa dulu kamu nggak pernah suka wanita?”Reza terdiam membisu. Dia langsung menggendong Sonia, menelusuri ruang tamu yang megah dan penuh dengan seni, lalu berkata dengan tersenyum, “Apa kamu lapar? Kalau kamu tidak lapar, sekarang aku bisa buktikan kepadamu betapa aku menyukai wanita … wanitaku!”Sonia yang berada di dalam pelukan Reza membalikkan tubuhnya dengan lincah. Kedua kakinya melingkari pinggang Reza. Dia berkata dengan merangkul pundak Reza. “Kamu nggak usah buktikan. Cahaya matahari sebagus ini. Kita duduk di pekarangan saja.”Reza menatap pekarangan di luar jendela, lalu mengangguk. “Oke, hari ini kamu bebas melakukan apa pun. Aku akan mendengar semua keinginanmu!”Reza tidak menurunk
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“