Yana sedang tidur di atas paha Jason dengan terlelap. Pada sore harinya, saat acara pertunangan akan segera berlangsung, dia juga masih belum bangun. Kelly mengirim beberapa pesan kepada Jason, bertanya di mana mereka. Jason hanya mengatakan Yana sedang tidur saja.Kelly tidak berhasil menemukan mereka. Jadi, dia pun hanya menemani Frida saja.Upacara pertunangan sedang diadakan di taman. Jason yang sedang duduk di depan jendela bisa melihat gambaran itu. Johan dan Frida sedang berjalan dari arah yang berlawanan untuk saling bertemu. Kemudian, Johan menggandeng tangan Frida, berjalan menuruni tangga dengan perlahan. Kelopak bunga ditaburkan ke atas, menciptakan suasana yang indah dan romantis.Tatapan Jason seketika beralih pada sosok Kelly yang sedang berdiri di dalam kerumunan.Sesekali tatapan Kelly melihat ke sisi Frida. Terlihat senyuman hangat terlukis di atas wajah bulat Kelly. Jason terus menatap kedua mata Kelly. Dia sungguh menyukai kedua mata itu.Matahari mulai terbenam. Ac
Jason membalas dengan tenang, “Diberi tahu temanku!”“Oke, Ibu sudah mengingatnya!” balas Saskia, “Kamu cepat pergi sana! Jangan sampai ayahmu kehilangan kesabarannya.”“Baik!” Kemudian, Jason berpesan lagi kepada Yana untuk bermain bersama Nenek sejenak. Dia akan segera kembali untuk menjemput Yana.Yana mengangguk dengan serius. “Aku akan patuh.”Saskia sungguh gembira ketika melihat sosok imut si kecil. “Ayo, biar Nenek bawa kamu makan yang enak-enak. Sehabis makan, Nenek bawa kamu main di taman.”Saskia menggendong Yana ke aula. Para tamu yang sedang berada di dalam aula adalah para ibu-ibu. Sementara, anak muda sedang makan di restoran barat ataupun mengikuti acara api unggun di taman.Begitu Saskia ke dalam aula, para wanita paruh baya langsung berkerumun. “Dari mana asal anak itu?”“Imut sekali, ya! Wajahnya juga cantik!”“Coba lihat matanya, besar sekali. Aku juga suka dengan anak itu!”Perbincangan mereka semua tentang Yana. Yana juga tidak takut, terus memeluk Saskia.Saskia
Saskia menahan tawanya. “Sepertinya … tidak bisa.”“Pasti ibunya nggak ajari dia!” balas Yana dengan kesal.Saskia tertawa terbahak-bahak ketika melihat ulah si kecil.Sekitar setengah jam kemudian, Jason datang untuk mencari Yana. Saskia masih belum puas untuk bermain dengan Yana. “Kamu pergi sibuk sana. Biar Ibu main sebentar lagi sama Yana.”“Sudah malam, sudah saatnya dia pulang.” Jason tersenyum. “Kenapa? Apa Ibu tidak merelakan Yana?”Saskia meliriknya sekilas. “Kalau kamu bisa melahirkan cucu buat Ibu, apa mungkin Ibu malah sayang dengan anak orang lain?”Jason hanya tersenyum dan tidak berbicara. Tiba-tiba Saskia teringat dengan kecurigaannya tadi. Dia pun bertanya dengan suara kecil, “Kamu jujur sama Ibu. Apa Yana itu anak yang kamu di luar sana?”Senyuman di wajah Jason menjadi datar. “Bukan.”Saskia masih belum putus asa. “Kalaupun iya, juga bukan masalah. Apa mungkin Ibu tidak mengakui cucuku? Kamu bisa terus terang sama Ibu. Ibu janji tidak akan marah!”“Bukan! Kalau iya,
Acara pertunangan sudah berakhir. Kelly dan Sonia berdiri di depan hotel. Dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Jason.Sejak Jason membawa Yana pergi dari siang hari tadi, Kelly juga tidak bertemu dengan Yana lagi. Entah ke mana Yana dibawa pergi.Panggilan masih belum tersambung. Tiba-tiba sebuah mobil Maybach berhenti di hadapannya. Jendela mobil diturunkan, lalu terlihat wajah tampan Jason. “Jangan telepon lagi! Ayo, masuk!”Yana juga menjerit Kelly dari belakang, “Ibu, Bibi!”Sonia melambaikan tangannya. “Apa hari ini Yana mainnya gembira?”Senyuman lebar langsung merekah di wajah Yana. Dia mengeluarkan sepotong permen untuk Sonia. “Ini untukmu!”“Terima kasih, Sayang!” Sonia mengambil permen dengan tersenyum.Jason tersenyum. “Kalian punya kesukaan yang sama. Lain kali saat beli permen buat Yana, aku sekalian beliin buat kamu!”“Terima kasih, Kak Jason!” Sonia tersenyum. “Kalau begitu, aku pergi dulu. Mohon bantuan Kak Jason untuk antar Kelly pulang.”“Itu memang tugasku!”
Jason menjawab, “Ibuku.”Senyuman di wajah Kelly terkaku dalam seketika. Dia menatap Jason dengan kaget. “Apa ibumu bertemu dengan Yana?”Pencahayaan di dalam mobil sangat gelap. Jason tidak memperhatikan ada yang berbeda dengan raut wajah Kelly. Dia hanya mengangguk dengan perlahan. “Iya, aku bilang anak temanku.”Kelly menghela napas lega. Hanya saja, ketika kepikiran dengan ucapan Saskia sebelumnya, dia tidak bisa merasa lega lagi.Yana masih menceritakan hal seru yang terjadi tadi. Kelly pun mendengar dengan penuh kesabaran. Sesekali dia pun tertawa oleh tingkah lucu putrinya.Jason mengintip Kelly dari kaca spion tengah. Beberapa hari ini Jason tidak kembali ke Apartemen Anggrek. Alasan pertama karena dia benar-benar sedang sibuk. Alasan kedua karena masih ada amarah yang membaluti hatinya. Jason butuh waktu untuk menenangkan dirinya.Sepertinya Kelly tidak menyadari ada yang berbeda dari Jason. Kelly juga tidak marah lantaran dijauhinya. Jason sendiri juga tidak tahu dirinya seha
Kelly merasa kaget. Dia segera memalingkan kepalanya untuk menatap Jason. Nada bicaranya terdengar agak kesal. “Kamu sudah berpikir kebanyakan!”Jason mengatakan dirinya tidak curigaan dan tidak berhati sempit. Buktinya?Yana sedang membangun rumah-rumahan. Setelah mendengar ucapan Kelly, dia mengerutkan keningnya. “Ibu, jangan galak-galak sama Paman. Ngomong yang baik.”Kelly terdiam membisu.Jason yang dibela itu merasa sangat gembira. Dia mengusap kepala Yana. “Yana memang patuh!”Kelly melihat Yana sedang menguap. Dia pun segera menggendong si kecil. “Aku bawa dia mandi dan tidur dulu.”“Biar aku saja. Sudah lama aku tidak cerita dongeng buat Yana,” ujar Jason.Yana juga langsung mengulurkan tangannya ke sisi Jason. “Aku mau ditiduri Paman.”Kelly sungguh tidak berdaya. “Kalau begitu, aku mandiin dia dulu.”Sudah malam, Yana yang bermain seharian pun sudah mengantuk. Setelah mandi, Yana langsung berbaring di atas ranjang. Namun, dia tidak bersedia untuk memejamkan matanya. Dia bers
Kelly terus meronta, tetapi pada akhirnya sekujur tubuhnya kehilangan tenaga akibat ciuman si pria. Rasa kesal dan lara seketika bergejolak di hati Kelly. Dia spontan menjerit, “Kak Jason!” Suara Kelly terdengar terisak-isak.Jason menghentikan aksinya, lalu mengangkat kepala untuk menatapnya. Terlihat air mata berlinang di dalam matanya. Kening Jason seketika berkerut. “Sebenarnya ada apa?”Tiba-tiba Kelly memeluknya dengan erat.Hati Jason terasa luluh, juga membalas pelukan Kelly. Dia membelai rambut Kelly berusaha untuk menenangkan si wanita. Jason bahkan menjelaskan, “Orang Kumala Group memang ingin menggunakan wanita untuk menjalin hubungan baik denganku, tapi aku tidak tertarik terhadapnya. Meski kamu tidak datang waktu itu, aku juga tidak akan berhubungan sama dia.”Kelly menggigit erat bibirnya, lalu berbicara dengan terisak-isak, “Kita putus saja, ya? Kita jadi teman saja.”Tubuh Jason menjadi tegang. Dia mengangkat dagu Kelly. “Apa kamu tidak percaya dengan omonganku?”Kelly
Satu minggu sebelumnya, Sandora menerima undangan dari tetangga lamanya. Putra tetangga itu akan menikah. Dia mengundang Sandora untuk menghadiri acara pernikahan putranya.Pada hari Minggu pagi, Sandora mengganti pakaiannya berencana untuk keluar. Kenzo mengatakan dia akan mengantar Sandora dengan mengemudi mobil. Dia pun menunggu di kamar dengan gembira.Wilona kembali ke kamar, lalu berkata pada Kenzo, “Aku sudah janjian untuk jalan-jalan dengan teman kerjaku. Aku mau bawa mobil. Kamu suruh ibumu naik taksi saja!”Kenzo melihat jam. “Aku sudah janji sama Ibu. Kalau dia naik taksi ke sana, dia pasti bakal telat. Kenapa kamu tidak bilang dari awal?”“Aku lupa!” balas Wilona dengan tersenyum. “Kamu cepat beri tahu ibumu sana.”Kenzo merasa tidak berdaya. Dia terpaksa ke kamar sebelah untuk beri tahu Sandora.Sandora kelihatan agak kecewa. Tadinya dia ingin memamerkan mobil Kenzo kepada tetangga-tetangganya. Dia pun tersenyum layaknya tidak terjadi apa-apa. “Tidak apa-apa. Kalau Wilona
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“
“Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m
Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera