Begitu melihat Jason, Yana segera berlari ke sisinya dengan gembira.Jason membungkukkan tubuhnya untuk menggendong Yana. Dia langsung tersenyum, lalu mencium kening Yana. “Apa kamu merindukanku?”“Rindu!” Yana kelihatan sangat gembira. Dia memeluk erat leher Yana, tidak bersedia untuk melepaskannya.Saat Kelly melihat ayah dan anak yang saling berpelukan, tiba-tiba dia kepikiran dengan ucapan mereka di lantai atas tadi. Dia tidak menghalangi Jason untuk mendekati Yana, sebab mereka akan segera berpisah.Jason melihat Kelly dengan tatapan tajam. Dia berkata, “Aku baru ketemu Sonia. Aku pun baru tahu ternyata kalian juga datang ke sini. Kamu ngobrol saja dengan Sonia dan yang lain. Biar Yana ikuti aku.”“Jangan! Johan itu adik sepupumu. Hari ini hari pertunangannya. Kamu pasti sangat sibuk. Yana sama aku saja. Dia patuh, kok,” balas Kelly dengan datar.“Semuanya sudah selesai. Pokoknya Yana sama aku!” Nada bicara Jason sangat tegas. Dia langsung menggendong Yana berjalan keluar ruangan.
Yana sedang tidur di atas paha Jason dengan terlelap. Pada sore harinya, saat acara pertunangan akan segera berlangsung, dia juga masih belum bangun. Kelly mengirim beberapa pesan kepada Jason, bertanya di mana mereka. Jason hanya mengatakan Yana sedang tidur saja.Kelly tidak berhasil menemukan mereka. Jadi, dia pun hanya menemani Frida saja.Upacara pertunangan sedang diadakan di taman. Jason yang sedang duduk di depan jendela bisa melihat gambaran itu. Johan dan Frida sedang berjalan dari arah yang berlawanan untuk saling bertemu. Kemudian, Johan menggandeng tangan Frida, berjalan menuruni tangga dengan perlahan. Kelopak bunga ditaburkan ke atas, menciptakan suasana yang indah dan romantis.Tatapan Jason seketika beralih pada sosok Kelly yang sedang berdiri di dalam kerumunan.Sesekali tatapan Kelly melihat ke sisi Frida. Terlihat senyuman hangat terlukis di atas wajah bulat Kelly. Jason terus menatap kedua mata Kelly. Dia sungguh menyukai kedua mata itu.Matahari mulai terbenam. Ac
Jason membalas dengan tenang, “Diberi tahu temanku!”“Oke, Ibu sudah mengingatnya!” balas Saskia, “Kamu cepat pergi sana! Jangan sampai ayahmu kehilangan kesabarannya.”“Baik!” Kemudian, Jason berpesan lagi kepada Yana untuk bermain bersama Nenek sejenak. Dia akan segera kembali untuk menjemput Yana.Yana mengangguk dengan serius. “Aku akan patuh.”Saskia sungguh gembira ketika melihat sosok imut si kecil. “Ayo, biar Nenek bawa kamu makan yang enak-enak. Sehabis makan, Nenek bawa kamu main di taman.”Saskia menggendong Yana ke aula. Para tamu yang sedang berada di dalam aula adalah para ibu-ibu. Sementara, anak muda sedang makan di restoran barat ataupun mengikuti acara api unggun di taman.Begitu Saskia ke dalam aula, para wanita paruh baya langsung berkerumun. “Dari mana asal anak itu?”“Imut sekali, ya! Wajahnya juga cantik!”“Coba lihat matanya, besar sekali. Aku juga suka dengan anak itu!”Perbincangan mereka semua tentang Yana. Yana juga tidak takut, terus memeluk Saskia.Saskia
Saskia menahan tawanya. “Sepertinya … tidak bisa.”“Pasti ibunya nggak ajari dia!” balas Yana dengan kesal.Saskia tertawa terbahak-bahak ketika melihat ulah si kecil.Sekitar setengah jam kemudian, Jason datang untuk mencari Yana. Saskia masih belum puas untuk bermain dengan Yana. “Kamu pergi sibuk sana. Biar Ibu main sebentar lagi sama Yana.”“Sudah malam, sudah saatnya dia pulang.” Jason tersenyum. “Kenapa? Apa Ibu tidak merelakan Yana?”Saskia meliriknya sekilas. “Kalau kamu bisa melahirkan cucu buat Ibu, apa mungkin Ibu malah sayang dengan anak orang lain?”Jason hanya tersenyum dan tidak berbicara. Tiba-tiba Saskia teringat dengan kecurigaannya tadi. Dia pun bertanya dengan suara kecil, “Kamu jujur sama Ibu. Apa Yana itu anak yang kamu di luar sana?”Senyuman di wajah Jason menjadi datar. “Bukan.”Saskia masih belum putus asa. “Kalaupun iya, juga bukan masalah. Apa mungkin Ibu tidak mengakui cucuku? Kamu bisa terus terang sama Ibu. Ibu janji tidak akan marah!”“Bukan! Kalau iya,
Acara pertunangan sudah berakhir. Kelly dan Sonia berdiri di depan hotel. Dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Jason.Sejak Jason membawa Yana pergi dari siang hari tadi, Kelly juga tidak bertemu dengan Yana lagi. Entah ke mana Yana dibawa pergi.Panggilan masih belum tersambung. Tiba-tiba sebuah mobil Maybach berhenti di hadapannya. Jendela mobil diturunkan, lalu terlihat wajah tampan Jason. “Jangan telepon lagi! Ayo, masuk!”Yana juga menjerit Kelly dari belakang, “Ibu, Bibi!”Sonia melambaikan tangannya. “Apa hari ini Yana mainnya gembira?”Senyuman lebar langsung merekah di wajah Yana. Dia mengeluarkan sepotong permen untuk Sonia. “Ini untukmu!”“Terima kasih, Sayang!” Sonia mengambil permen dengan tersenyum.Jason tersenyum. “Kalian punya kesukaan yang sama. Lain kali saat beli permen buat Yana, aku sekalian beliin buat kamu!”“Terima kasih, Kak Jason!” Sonia tersenyum. “Kalau begitu, aku pergi dulu. Mohon bantuan Kak Jason untuk antar Kelly pulang.”“Itu memang tugasku!”
Jason menjawab, “Ibuku.”Senyuman di wajah Kelly terkaku dalam seketika. Dia menatap Jason dengan kaget. “Apa ibumu bertemu dengan Yana?”Pencahayaan di dalam mobil sangat gelap. Jason tidak memperhatikan ada yang berbeda dengan raut wajah Kelly. Dia hanya mengangguk dengan perlahan. “Iya, aku bilang anak temanku.”Kelly menghela napas lega. Hanya saja, ketika kepikiran dengan ucapan Saskia sebelumnya, dia tidak bisa merasa lega lagi.Yana masih menceritakan hal seru yang terjadi tadi. Kelly pun mendengar dengan penuh kesabaran. Sesekali dia pun tertawa oleh tingkah lucu putrinya.Jason mengintip Kelly dari kaca spion tengah. Beberapa hari ini Jason tidak kembali ke Apartemen Anggrek. Alasan pertama karena dia benar-benar sedang sibuk. Alasan kedua karena masih ada amarah yang membaluti hatinya. Jason butuh waktu untuk menenangkan dirinya.Sepertinya Kelly tidak menyadari ada yang berbeda dari Jason. Kelly juga tidak marah lantaran dijauhinya. Jason sendiri juga tidak tahu dirinya seha
Kelly merasa kaget. Dia segera memalingkan kepalanya untuk menatap Jason. Nada bicaranya terdengar agak kesal. “Kamu sudah berpikir kebanyakan!”Jason mengatakan dirinya tidak curigaan dan tidak berhati sempit. Buktinya?Yana sedang membangun rumah-rumahan. Setelah mendengar ucapan Kelly, dia mengerutkan keningnya. “Ibu, jangan galak-galak sama Paman. Ngomong yang baik.”Kelly terdiam membisu.Jason yang dibela itu merasa sangat gembira. Dia mengusap kepala Yana. “Yana memang patuh!”Kelly melihat Yana sedang menguap. Dia pun segera menggendong si kecil. “Aku bawa dia mandi dan tidur dulu.”“Biar aku saja. Sudah lama aku tidak cerita dongeng buat Yana,” ujar Jason.Yana juga langsung mengulurkan tangannya ke sisi Jason. “Aku mau ditiduri Paman.”Kelly sungguh tidak berdaya. “Kalau begitu, aku mandiin dia dulu.”Sudah malam, Yana yang bermain seharian pun sudah mengantuk. Setelah mandi, Yana langsung berbaring di atas ranjang. Namun, dia tidak bersedia untuk memejamkan matanya. Dia bers
Kelly terus meronta, tetapi pada akhirnya sekujur tubuhnya kehilangan tenaga akibat ciuman si pria. Rasa kesal dan lara seketika bergejolak di hati Kelly. Dia spontan menjerit, “Kak Jason!” Suara Kelly terdengar terisak-isak.Jason menghentikan aksinya, lalu mengangkat kepala untuk menatapnya. Terlihat air mata berlinang di dalam matanya. Kening Jason seketika berkerut. “Sebenarnya ada apa?”Tiba-tiba Kelly memeluknya dengan erat.Hati Jason terasa luluh, juga membalas pelukan Kelly. Dia membelai rambut Kelly berusaha untuk menenangkan si wanita. Jason bahkan menjelaskan, “Orang Kumala Group memang ingin menggunakan wanita untuk menjalin hubungan baik denganku, tapi aku tidak tertarik terhadapnya. Meski kamu tidak datang waktu itu, aku juga tidak akan berhubungan sama dia.”Kelly menggigit erat bibirnya, lalu berbicara dengan terisak-isak, “Kita putus saja, ya? Kita jadi teman saja.”Tubuh Jason menjadi tegang. Dia mengangkat dagu Kelly. “Apa kamu tidak percaya dengan omonganku?”Kelly
Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Musuhmu?”“Mana mungkin?” Kase tertawa. Dia mengedipkan matanya ke sisi Sonia. “Dia itu wanita idamanku!”Sonia berkata dengan datar, “Sepertinya kamu juga panggil Julie dan Laura yang semalam sebagai wanita idamanmu.”Kase tersenyum tipis. “Apa mereka bisa disamakan?” Usai berbicara, Kase melihat ke sisi Sonia. “Jujur saja, matamu sungguh mirip dengan wanita idamanku!”Semalam saat bertemu Sonia di luar bar, Kase sungguh merasa syok. Dia hampir saja mengira Sonia adalah wanita di dalam foto. Sayangnya, wanita idamannya sudah tidak berada di muka bumi ini lagi.Hanya saja, semua itu tidaklah penting. Hal yang paling penting adalah wanita idamannya akan selalu hidup di dalam hatinya.Sonia berkata dengan suara datar, “Oh, ya?”“Iya! Ngomong-ngomong aku masih tidak tahu namamu?” tanya Kase.“Sonia!”Kase mengangguk. “Nama yang sangat bagus!”Sonia bertanya, “Ada urusan apa kamu mencariku?”Kase tersenyum lembut. “Aku mau pergi ke Istana Fers untuk membah
Pelayan berjalan di depan untuk memandu jalan. Ketika melewati koridor gantung di luar kastil, Sonia melihat sebuah bangunan bergaya tradisional yang sangat mencolok di belakang kastil.Bangunan itu tersembunyi di antara pepohonan, tampak seperti sebuah aula leluhur.Di dalam sebuah kastil kuno seperti ini, keberadaan aula bergaya tradisional terasa agak aneh dan tidak selaras dengan keseluruhan desain. Namun, mengingat Keluarga Milana juga memiliki garis keturunan dari Negara Cendania, sepertinya wajar jika para tetua menyukai gaya kuno seperti ini.Sonia tidak berpikir kebanyakan. Dia melewati koridor dan terus berjalan ke depan.Beberapa saat kemudian, Sonia tiba di ruang kerja Kase. Ruang kerja yang klasik dan elegan itu memiliki luas sekitar 100 meter persegi. Satu sisi dindingnya adalah jendela besar, sisi lainnya adalah area istirahat, sementara dua sisi lainnya dipenuhi rak buku dari kayu merah yang menjulang tinggi hingga ke langit-langit. Pemandangan itu terasa begitu menges
Kase juga tidak menyangkal, malah bertanya dengan tersenyum, “Bagaimana menurutmu?”Raut wajah pengurus rumah kelihatan serius. “Belakangan ini, Nona Linda akan datang ke Hondura untuk mengunjungi Tuan. Kalau Tuan sudah punya wanita yang kamu sukai, lebih baik kamu jangan bawa dia ke rumah.”Kase tersenyum sinis. “Dia itu calon menantu yang disukai ayahku, bukan yang aku sukai. Aku saja tidak setuju!”Pengurus rumah berkata, “Suaramu tidak penting!”Kase sedang berjalan ke dalam rumah. Saat mendengar ucapan itu, dia langsung memalingkan kepalanya menatap pengurus rumah yang bersikap hormat itu, tapi yang suka membatasi gerak-geriknya. “Akhirnya aku tahu kenapa ayahku bisa mengutusmu untuk bekerja di sisiku?”“Emm?” Pengurus rumah mengangkat kepalanya menatap Kase dengan bingung.“Karena ….” Kase tersenyum sinis. “Ayahku pasti juga sangat membencimu!”Raut wajah pengurus rumah berubah dalam seketika. “Aku lebih memilih untuk dibenci majikanku daripada menjadi orang yang munafik.”Kase s
Sonia menggerakkan alisnya. “Ada apa?”Tatapan Kase menjadi lembut. Mata indahnya mengeluarkan cahaya indah. Dia terus menatap Sonia sembari tersenyum. “Ternyata kamu secantik yang aku bayangkan!”Sonia bertanya lagi, “Apa kamu kekurangan pengawal?”“Tentu saja!” Kase tersenyum cengengesan menunjukkan gigi putihnya. “Aku kekurangan satu pengawal cantik.”Sonia berkata, “Kalau kamu mau aku jadi pengawalmu, harganya bakal mahal!”Kase mendekatinya. Kedua matanya masih tertuju pada diri Sonia. “Katakanlah! Biar aku tahu semahal apa?”“Mungkin ….” Tatapan Sonia menjadi sinis. “Aku menginginkan nyawamu!”“Haha!” Kase tertawa terbahak-bahak. Dia tertawa dengan sangat bahagia. “Kalau kamu menginginkan nyawaku, aku akan berikan malam ini!”Sonia memalingkan kepalanya. Isi pikiran pria ini selalu saja melenceng. Sonia pun tidak menghiraukannya.“Katakanlah, kamu minta berapa!” tanya Kase dengan nada memelas.Sonia berpikir sejenak, lalu berkata, “Satu juta … pound sterwing! Masa kerja satu bula
Pelayan mengangguk, lalu menyerahkan sebotol air yang belum dibuka segelnya kepada Sonia.Sonia meneguk minumannya. Dia menyadari si pria sedang memeluk seorang wanita seksi dan mencium bibir si wanita. Para wanita lainnya juga segera mendekati si pria. Sonia menarik napasnya dalam-dalam berusaha untuk tetap bersikap tenang.Pria yang bernama Kase ini tidak kelihatan berbahaya. Sonia mengeluarkan ponselnya untuk membalas pesan, lalu membuang waktu dengan bermain gim.Sekitar setengah jam kemudian, Sonia mengangkat kepalanya untuk melihat permainan mereka. Saat ini, seorang wanita berambut biru sedang melepaskan atasannya dan duduk di atas pangkuan Kase. Dia menuang alkohol di gelasnya ke bagian lehernya sendiri. Kase pun menunduk untuk meminumnya ….Sonia melirik sekilas, lalu lanjut bermain gim ponselnya.Saat level terbaru belum berhasil dilewati Sonia, seorang wanita berpakaian terusan tali dua berjalan mendekat. Dia menatap Sonia dengan tatapan provokasi. “Kamu kekasih barunya Kase
Kening Sonia berkerut. “Kenapa aku mesti pergi sama kamu?”“Lindungi aku!” jawab si pria dengan langsung, “Aku sudah beri kamu tumpangan. Anggap saja itu bayarannya.”Sonia berkata, “Aku bisa beri kamu uang.”Tiba-tiba si pria tersenyum. “Nona, apa kamu merasa aku seperti orang yang kekurangan uang?”Sonia menatap si pria dengan dingin. “Tadi aku sudah bilang aku akan membayarmu.”“Kamu bisa membayar dengan banyak cara. Bantu aku juga salah satu cara untuk membayar ongkos tumpanganmu. Siapa suruh kamu tidak bilang dengan jelas.” Si pria menatap Sonia dengan tersenyum. “Jangan-jangan kamu mau ngeyel?”Raut wajah Sonia berubah dingin. Dia bertanya, “Kamu mau aku ngapain?”“Jangan panik. Aku hanya ingin kamu melindungi keselamatanku saja!” Si pria mengangkat-angkat alisnya melihat ke sisi Sonia. “Aku percaya semua itu tidak sulit bagimu.”Sonia pun tidak berbicara lagi.Kota Hondura adalah kota kuno yang sudah memiliki sejarah selama 200 tahun. Kota ini tidak hanya mempertahankan ciri kha
Ketika pria yang berada di dalam mobil melihat Sonia keluar toilet dalam keadaan baik-baik saja, dia pun mengangkat-angkat alisnya tanda dirinya merasa kaget.Sonia kembali ke swalayan untuk membeli sebotol air soda lagi. Kemudian, dia duduk di bawah tenda sembari menyantap kue yang dibelinya tadi.Wanita itu juga sudah merapikan pakaiannya, lalu berjalan keluar toilet. Dia duduk di hadapan Sonia, lalu bertanya, “Kamu juga dari Negara Cendania?”Sonia berkata, “Iya!”“Namaku Hallie.” Si wanita memperkenalkan diri, lalu bertanya dengan penasaran, “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Sonia mengangkat tangannya, lalu membersihkan sisa serpihan roti di bibirnya. Nada bicaranya sangat datar. “Aku lagi cari orang!”Hallie merasa sangat kaget. “Aku juga datang buat cari orang. Aku cari kekasihku. Setengah tahun lalu, temannya bawa dia untuk cari uang di sini. Sudah satu bulan aku nggak ada kabarnya, makanya aku ke sini. Bagaimana denganmu?”Sonia tidak menjawab, dia hanya berkata, “Nggak seharusny
Istri dari pemilik toko sedang memukul lalat. Wanita itu berkulit putih dengan rambut keriting. Sonia memasukkan beberapa kue, biskuit, dan sebotol air soda ke dalam keranjang.Saat Sonia sedang memilih barang, para pria yang berada di luar mulai mengerumuni wanita itu.“Hai, wanita cantik!”“Cantik, kamu mau ke mana?”“Gimana kalau kita ke hotel?”“Kita bercinta dulu?”…Tatapan para pria tertuju pada tubuh si wanita. Semuanya menunjukkan senyuman nakal. Wanita itu merasa syok spontan berdiri, lalu membawa tasnya hendak berjalan pergi.Namun, para pria itu tidak melepaskannya, kembali mengejarnya. Kemudian, dia mengepung wanita itu di tengah. Mereka bukan hanya menggoda si wanita saja, bahkan mulai menyentuh si wanita.Si wanita mengayunkan tas di tangan sembari menjerit, “Aku nggak kenal sama kalian. Awas!”“Pacarku akan segera sampai!”“Aku lapor polisi, nih!”Saat wanita itu sedang meronta dari sekelompok pria, tiba-tiba dadanya diserang seseorang. Si wanita langsung menjerit dan m
Seekor beruang tinggi berdiri di tempat. Kedua matanya tertuju pada diri Sonia.Sonia berdiri dengan perlahan sembari menggenggam erat pisau di tangan. Dia bertatapan dengan beruang itu. Asalkan beruang itu tidak memprovokasinya, dia pasti tidak akan melukai si beruang.Sepertinya beruang juga merasa Sonia tidak menyimpan niat buruk. Ia pun menjerit, lalu duduk di tempat. Sonia juga ikut duduk.Di dalam kegelapan, kedua pasang mata saling bertatapan.Tatapan beruang terus tertuju pada diri Sonia. Sepertinya ia kelihatan tidak senang, tapi ia juga tidak menyerang.Sonia merasa ada yang aneh. Terlintas sebuah pemikiran di benaknya, sepertinya dia memahami sesuatu. Sonia menunjuk ke sisi jerami, lalu bertanya, “Ini tempatmu?”Kemudian, Sonia melanjutkan, “Apa kamu bisa mengerti bahasaku? Kalau kamu nggak mengerti, aku bisa ngomong dengan bahasa lokalmu.”Sepertinya si beruang mengerti. Ia langsung bersin-bersin, seolah-olah sedang mengatakan, ‘Akhirnya kamu sadar juga!’Sonia sungguh keha