Mata Lea terbelalak saat layar ponselnya menampilkan isi chatt yang dikirimkan akun bernama @Lex_Draro.
@Lex_Draro : Ku mohon berhentilah menggangguku, Please!.
Lea yang saat itu terduduk diatas tempat tidur spontan berdiri dengan ekspresi wajah tercengangnya, pasalnya ia sama sekali tidak mengganggu si pemilik akun @Lex_Draro itu sejak lelaki itu mengiriminya stiker wajah datar.
"Siapa yang mengganggu siapa?" ketus Lea kesal, ia bahkan mengeja satu persatu kata yang dikirim lelaki itu demi meyakini hatinya bahwa dia sama sekali tidak salah membacanya takut-takut dia salah membaca namun semakin membaca isi chatt itu semakin membuat hati Lea geram karena telah dituduh sebagai pengganggu.
"Lelaki ini harus diberi pelajaran." guman Lea, jemarinya dengan cepat menari diatas layar ponsel berusaha mengetik balasan yang mewakilkan kemarahanya.
@Lea_Lamia : Maaf Taun sebelumnya, aku tau kau orang yang kege'eran, tapi meski begitu tolong kontrol sedikit tingkat kege'eranmu dan jangan asal menuduh orang sembarangan. Aku tidak perna menganggumu tapi kau menuduhku mengganggumu, otakmu masih waras bukan? Kirimi aku alamatmu.
Membaca balasan dari akun @Lea_Lamia memancing kekesalan milik Alex, ia bahkan sudah tak berselera membaca buku yang dari tadi berusaha ditamatkannya itu. Alex melepar buku diatas pangkuannya itu kelantai, ia meraih ponselnya jari jemarinya bahkan bergerak lincah mengetik balasan untuk pemilik akun @Lea_Lamia.
@Lex_Draro : Kau... Hahaha, kau gadis termodus yang perna ku temui, bilang saja kau meminta alamatku karena kau ingin melakukan PDKT dengaku bukan, dasar cewek modus. Pergilah kau jauh ke ujung langit ketuju sana.
Setelah mengetik balasannya Alex langsung membanting ponselnya kesisi kiri tubuhnya dengan kesal "Dasar gadis aneh, gila!.. Dia yang menggangguku justru dia yang menyebutku kege'eran. Apa dia tidak tahu dalam kamus kehidupan seorang Alex tidak ada kata kege'eran." ucap Alex seorang diri melampiaskan kekesalannya pada gadis pemilik akun @Lea_Lamia.
"Astaga!.." Lea berteriak frustasi saat membaca chatt balasan pemilik akun @Lex_Draro itu, bahkan sangking frustasinya gadis itu sampai menjambak rambutnya sendiri sebelum menatap ponselnya kesal "Untuk apa juga aku harus PDKT dengan Tuan stiker wajah datar! Sepertimu!" ucapnya kearah layar ponsel seakan-akan pemilik akun @Lex_Draro itu mendengar keluh kesahnya.
"Inilah kenapa aku tidak ingin memiliki akun media sosial." gumam Lea, jari jemarinya sibuk mengetik sebuah balasan bagi @Lex_Draro.
@Lea_Lamia : Kau adalah lelaki terge'er yang perna ada di dunia ini, harusnya saat ini kau harus dimuseumkan karena tingkat kege'eranmu yang tinggi itu. Untuk apa juga aku PDKT dengamu itu tidak penting untukku.
Baru beberapa saat mengirimkan chatt balasannya, suara ponsel milik Lea yang baru diletakannya diatas tempat tidur membuatnya tersentak dengan cepat Lea meraih ponsel pintarnya itu kembali "Sekarang apa lagi balasannya?" gumam Lea seraya mengklik bintang yang memenuhi layar ponselnya.
@Lex_Draro : Kalau bukan untuk melakukan PDKT lalu untuk apa kau meminta alamat rumahku.
Lagi-lagi Lea dibuat tercengang akan balasan dari pemilik akun @Lex_Draro itu tanpa buang waktu Lea mulai mengetik jawaban untuk membalas chatt lelaki yang menurutnya sinting itu.
Alex yang saat itu sedang berada dikamar mandi dengan tergesa berlari keluar untuk menghampiri tempat tidurnya begitu mendengar ponselnya itu bergetar, dengan rasa tak sabaran ia ingin segera membaca chatt balasan dari pemilik akun bernama @Lea_Lamia itu.
Sebuah emotikon tertawa ngakak membuat Alex menyerengit sebelum kemudian lelaki berparas tampat dengan hidung mancung dan garis rahang yang tegas itu membaca isi chatt yang diterimanya.
@Lea_Lamia : Aku meminta alamatmu bukan karena aku ingin melakukan PDKT denganmu, tapi karena aku ingin mengirimmu bom.
"Aaahhrrrg!.." kini giliran Alex yang berteriak frustaris tingkat fruetasinya bahkan semakin meninggi kala melihat emitikon wajah tertawa ngakak diakhir chatt.
"Gadis ini benar-benar!" erang Alex tanganya dengan lincah menari diatas layar ponsel hendak ingin mengirimkan chattnya yang berisi kekesalannya pada akun @Lea_Lamia namun belum selsai mengetik chatt balasan sebuah pemberitahuan telah lebih dulu mengganggu kesibukan mengetik milik Alex, sebua video baru saja dikirim oleh akun @Lea_Lamia.
Alex meninggalkan kegiatan ketik mengetiknya sebentar untuk melihat kira-kira video apa yang dikirim gadis itu padanya.
Saat Alex mengklik video itu seorang gadis cantik dengan wajah oval dan mata bulat jerni berwarna hitamnya langsung menghiasi layar ponsel pintar milik Alex.
Dalam video, gadis itu menatap kamera sangat tajam dengan wajah yang terlihat imut daripada sangar "Apa?.. Apa?!.. Weeellkk!.." gadis dalam video menjulurkan lidahnya untuk mengejek Alex, video itu mengisyaratkan sebuah tantangan dari Lea sekaligus juga sebuah ejekan untuk Alex.
Melihat video itu Alex sempat tertegun sejenak bahkan seulas senyum yang sangat tipis sempat mengembang diwajahnya ia merasa gadis dalam video itu terlihat imut dan menggemaskan meskipun dalam mode marah.
Saat menyadari bahwa sempat tersenyum ketika melihat video itu dengan cepat dan keras Alex menggelengkan kepalanya "Sadarlah Alex." ucapnya memukul-mukul pipi kananya sendiri berusaha mencari kesadarannya dengan rasa sakit.
Alex menyalakan mode kamera ponsel pintarnya sebelum kemudian mengangkat tinggi-tinggi jari tengahnya kearah kamera lalu memotretnya lalu mengirimkan hasil fotonya itu pada pemilik akun @Lea_Lamia.
Setelah fotonya terkirim tanpa sadar Alex kembali mengklik video singkat yang dikirim @Lea_Lamia untuk menonton video itu kembali "Andai dia di depanku sekarang, maka aku akan mencubit pipinya dan menarik hidungnya." guman Alex dengan mata yang fokus menatap wajah gadis dalam video tersebut.
"Aaaahh!... Dasar lelaki sinting, kege'eran!.. Untuk apa dia mengirimku foto seperti ini." teriak Lea lepas kendali bahkan Nyonya Aleta yang sedang berada di dapur sedikit tersentak kaget akibat teriakan Lea.
"Lea?! Kenapa teriak-teriak?!.. Mama sudah katakan padamu jangan latihan vokal dirumah karena itu bisa mengganggu para tetangga jika mendengar suara sumbangmu!" teriak Nyonya Aleta dari dapur membuat Lea yang mendengar itu langsung mengatupkan mulutnya.
Lea kini terfokus menatap layar ponselnya seakan wajah lelaki temannya sedang berkelahi itu berada dilayar benda elektronik berbentuk persegi panjang itu "Kau pikir aku tidak bisa membalasmu, liat saja aku akan mengirimimu dua jari tengahku sekaligus." ucap Lea dengan tangan yang cepat mengklik mode kamera yang ada diponsel pintarnya.
Lea menyenderkan ponsel pintarnya pada bantal setelah mengatur waktu memotret pada kamera ponselnya itu.
Dengan wajah datar Lea mengangkat kedua jari tengahnya menghadap kamera lalu dalam beberapa detik kamerapun menangkap momen saat dia mengacungkan dua jari tengahnya itu.
Dengan rasa tak sabaran Lea segera meraih ponselnya memeriksa hasil fotonya, merasa puas akan hasil foto yang bagus ia dengan segera mengklik tombol kirim untuk mengirim foto dua jari tengahnya itu pada pemilik akun @Lex_Draro dengan keterangan 'Aku pemenangnya karena aku memiliki dua jari tengah untukmu, sementara kau hanya mengirimiku satu jari tengah' tak lupa juga Lea memberikan stiker boneka beruang yang sedang menjulurkan lidahnya untuk mengejek si pemilik akun @Lex_Draro.
Bersambung!..
Alex dengan terburu keluar dari kamar setelah melihat isi balasan chatt dari Lea."Jangan dia pikir dengan mengirimiku foto dua jari tengah seperti itu dia bisa menang dariku, jangan harap itu akan terjadi karena aku tidak akan membiarkan itu terjadi." gerutu Alex seraya berjalan dengan wajah marahnya menuju ruangan santai para pelayan yang ada diarea pekarangan kediamannya.Alex harus menerobos hutan mini dihalaman belakang rumahnya jika ia ingin keruangan para pelayan."Tuan Alex!" Demitri tersentak terbangun dari duduknya diatas sofa tunggal saat melihat sang majikan mendatangi pondok tempat berkumpulnya para pelayan saat menghabiskan waktu santai mereka.Wajah Demitri sangat pucat, karena sangat langkah melihat majikanya itu datang langsung kearea tempat para pelayan."Ada apa Tuan?" tanya Demitri terbatah. Pelayan lelaki paruh baya itu terlihat gugup, ia merasa takut kalau-kalau salah satu pelayan disana berbuat kesalahan besar sampai Tuan besar mereka yang bernama Alxe Draror Mo
Alex menatap tajam ponsel pintar yang digeletakanya diatas tempat tidur, sesekali lelaki bermata coklat itu akan menggigit ibu jarinya merasa gelisah menunggu balasan chatt dari Lea."Kenapa lama sekali?" gumam Alex kesal pasalnya sudah hampir dua jam menunggu balasan dari akun bernama Lea_Lamia namun nihil tak ada respon apapun dari akun itu sejak dia mengirimkan foto pasukan jari tengahnya."Apa-apaan ini? Apa dia menyerah begitu saja? Biasanya dia sangat gerak cepat membalas chattku." gerutu Alex kembali seraya memeriksa ponselnya takut-takut ada chatt yang tidak dia sadari masuk ke ponselnya tapi itu hanya harapanya belaka.Alex membanting ponselnya ke atas tempat tidur "Tunggu dulu," ucapnya seorang diri seoalah ada orang yang akan mendengar keluh kesanya itu "Jika gadis itu tidak membalas chattku itu tandanya aku menang bukan. Seharunya aku senang, tapi kenapa rasanya seperti ada yang kurang, seharusnya gadis itu membalas chattku bertempur denganku sampai titik darah penghabisan
"Kau yakin bisa membujuk warga kompleks yang ada ditaman untuk berfoto dengan pose mengangkat jari tengah, Ir?" tanya Lea masih merasa ragu akan rencana sang sahabat.Irma dengan yakin menganggukan kepalanya "Tenanglah Le, semua sudah terancang dalam otakku." sahut Irma sebelum perhatian kedua gadis itu dicuri oleh dering ponsel milik Lea.Lea menatap layar ponselnya, sebuah senyuman langsung menghiasi wajah cantik naturalnya kala melihat nama yang tertera dilayar ponsel pintarnya itu."Danu?" tanya Irma seakan mengetahui siapa gerangan si penelpon yang mampu membuat senyum cerah muncul diwajah Lea.Lea mengangguk merespon pertanyaan Irma sebelum memberi isyarat pada Irma untuk pergi sebentar menjawab panggilan telpon dari kekasihnya itu."Tunggu benar," ucap Lea seraya beranjak berdiri, menjauh beberapa langkah dari Irma yang masih duduk diatas tempat tidurnya."Hallo?" jawab Lea pada si penelpon."Hay, Sayang." balas si penelpon bernama Danu itu "Apa yang sedang kau lakukan sekarang
Alex mulai melanjutkan aktifitas ketik mengetiknya setelah sempat terganggu karena panggilan telpon dari Mike.Baru mau memulai mengetik kembali getaran ponsel akibat sebuah chatt dari Lea_Lamia masuk mengganggu ketikan milik Alex."Kau akan menjadi bujangan lapuk!" bunyi Chatt yang diterima Alex semakin membuat lelaki bermata coklat jerni itu naik pitam.Tangan Alex mulai bergerak kembali mengetik balasan chatt untuk Lea namun lagi-lagi terganggu akibat chatt Lea telah masuk lebih dulu menyerobot.Sebuah stiker beruang menjulurkan lidahnya langsung memenuhi layar ponsel milik Alex.Alex menahan kekesalannya karena sedari tadi dia belum dapat menyelesaikan ketikan balasan untuk chatt dari Lea, saat tangan Alex kembali untuk mengetik lagi-lagi chatt dari Lea masuk untuk mengganggu aktifitasnya lagi, kali ini stiker beruang dengan mata melotot memenuhi layar ponsel milik Alex. Belum selsai dengan stiker itu Lea kembali mengirimkan stiker-stiker yang lain hingga Alex kesulitan untuk meng
Mike terlihat ragu untuk membuka pintu kamar milik Alex. Sesekali lelaki berparas manis itu menarik nafas dalam lalu dihembuskanya secara berlahan mencari keberanian yang tersisah dalam hatinya.Mike telah melakukan dua kesalahan besar, pertama karena ia telah menelpon Alex, Mike juga tidak tahu alasan kenapa Alex marah besar padanya saat dia menelpon tadi. Dan kesalahan Mike yang kedua adalah karena kebodohannya, dia mengira lawan bicaranya ditelpon adalah Lucha dan tanpa terkontrol ia mulai mengeluarkan keluh kesah serta kejengkelannya tentang Alex padahal lawan bicaranya saat itu adalah Alex.Tangan Mike terangkat untuk meraih ganggang pintu kamar yang terbuat dari emas murni 24 karat, namun saat ia hendak membuka pintu tiba-tiba keberanian yang telah dikumpulkannya tadi menghilang begitu saja.Jantung Mike berdegup kencang layaknya genderang perang, ia ingin sekali kabur namun jika ia kabur maka itu sama artinya menambah masalah baginya."Mau sampai kapan kau berdiri disana?" suar
Setelah menerima telpon dari Irma dan mengetahui bahwa pesan berbintang di star friends tidak dapat dihapus, tubuh Lea langsung lemas, dengan langkah berat ia kembali melanjutkan langkahnya yang gontai kembali ke rumahnya.Tepat di depan gerbang rumahnya langkah Lea terhenti saat melihat sepasang sepatu berdiri dihadapanya, Lea sangat mengenal betul siapa pemilik sepatu itu, saat Lea mengangkat kepalanya kecurigaanyapun benar pemilik sepatu itu adalah Danu.Lea dengan segera memalingkan wajahnya menghindari tatapan Danu. Lea melangkah hendak masuk ke halaman rumahnya namun Danu mencekal pergelangan tanganya "Ayo kita bicara sebentar." ucap DanuLea dengan kasar menepis tangan Danu hingga terlepas dari pergelangan tanganya "Aku sedang tidak ingin bicara denganmu sekarang." balas LeaMelihat Lea masih menatapnya sinis dan masih bersikukuh ingin masuk ke dalam rumahnya membuat Danu langsung menarik tangan Lea hingga gadis itu berada dalam pelukannya dan sejurus kemudian Danu menggedong L
Alex terlihat sumringah saat Mike masuk ke dalam kamarnya seraya menenteng tas putih berisi ponsel keluaran terbaru merek S*m*u*g."Ini ponselmu?" ucap Mike meletakan tas putih itu di atas tempat tidur milik Alex."Bagaimana dengan akun star friendsku, apa kau sudah mengaturnya?""Astaga!" Mike spontan menepuk keningnya "Itu yang ku lupakan dari tadi." lanjutnya seraya mendudukan tubuhnya di atas tempat tidur mengeluarkan ponsel keluaran terbaru itu dari dalam kotaknya lalu mulai mengotak atiknya.Sebelum login ke dalam akun star friends milik Alex, Mike menatap lelaki yang tengah duduk di sofa tunggal yang ada dalam kamar itu."Kemarin mati-matian menolak untuk membuat akun, sekarang tak sabaran ingin login akun itu. Dasar plin plan!" gumam Mike sepelan mungkin, alangkah terkejutnya Mike saat Alex menatapnya tajam "Dia tidak mungkin mendengarku, bukan?" Mike membatin."Apa lihat-lihat?" ucap Alex ketus membuat Mike langsung segera kembali fokus pada ponsel berwarna hitam yang ada dit
Lea menganga panik saat melihat tanda star pada voice mail yang dikirimnya untuk Alex yang menandakan bahwa lelaki itu telah mendengar voice mail darinya. Lea dengan cepat menjambak rambutnya sendiri dengan ekspresi frustasi "Sebaiknya kau mati saja, Lea." gumamnya."Sekarang apa yang harus ku lakukan jika lelaki itu mengolokku?" pikir Lea.Sedang asyik berpikir tiba-tiba Lea dikagetkan oleh pintu kamarnya yang terbuka sedetik kemudian sosok Irma muncul dari balik pintu."Lea, apa yang kau lakukan?!" pekik Irma pasalnya dia dan Lea berjanji akan pergi ke taman tepat jam empa sore, tapi sudah hampir jam empat Lea bahkan belum bersiap-siap dan hanya uring-uringan di atas tempat tidurnya dengan ekspresi frustarisnya."Kenapa kau belum siap-siap, Le?" tanya Irma.Lea menatap Irma nanar "Bagaimana ini Irma? Lelaki itu telah membaca voice mailku." rengek Lea meminta solusi pada Irma.Irma dengan spontan ikut mendudukan dirinya di atas tempat tidur melupakan sejenak niat awalnya masuk ke kam
Lea yang baru saja tiba di depan pintu ruangan Alex terlihat sesekali menarik nafas berusaha untuk menenangkan diri dan meyakini dirinya agar mendapatkan keberanian untuk masuk, sementara itu di dalam ruangan tepatnya dikursi kebesarannya selaku CEO, Alex terlihat memasang muka masam saat mendapatkan telpon dari ketua analist datanya yang memberitahukan bahwa Lea sedang menuju ruangannya sembari membawa surat pengunduran diri, mendapat kabar itu Alex langsung memasang wajah tak sukanya entahlah dia juga sendiri tidak tahu kenapa ia harus merasakan resah dan seakan tak ingin Lea meninggalkannya.Suara ketukan pintu sebanyak 3 kali langsung mencuri perhatian Alex dan tak lama berselang sosok Lea muncul dari balik pintu."Pagi Tuan," ucap Lea canggung seraya melangkah maju mendekati meja kerja milik Alex, sementara Alex fokusnya hanya tertuju pada amplop putih yang ada ditangan Lea."Ada apa?" Tanya Alex berpura-pura tidak tahu maksud dan tujuan Lea datang menemuinyaLea meletakan surat
Lea merebahkan dirinya diatas tempat tidur ini hari pertamanya magang namun ia sudah merasa lelah bukan lelah karena pekerjaan akan tetapi lelah pada situasi di perusahaan tempat ia magang."Bagaimana mungkin nasibku bisa seburuk ini?" Ucap Lea frustasi "Tapi meski begitu aku memang harus berterimakasih pada CEO gangguan mental itu karena bantuannya aku bisa magang tahun ini."Lea beranjak dari tempat tidurnya bergerak mengambil leptop lalu kembali ke tempat tidur mendudukan tubuhnya disana dan mulai mencari perusahaan mana saja yang saat ini membuka lowongan kerja bagi pemagang sepertinya.Setelah mengubek internet Lea akhirnya menemukan 5 perusahaan yang menerima pegawai magang, Lea berniat membuat lamarannya besok lalu sebelum pergi ke perusahaan dia akan mengirim lamarannya itu ke kelima perusahaan."Tidak mungkin salah satu perusahaan itu tidak ada yang menerimaku." Pikir Lea lalu beranjak tidur dengan pulas Disisi lain Alex terlihat senang mengetahui Lea dan Danu telah putus na
Alex membawa Lea ke ruangannya kejadian itu dilihat oleh hampir seluruh karyawan perusahaan dimana Alex menggandeng tangan Lea memasuki area perusahaan gosip tidak sedap tentang Lea seorang penggodapun mulai menyebar."Aah panta saja tahun ini perusahaan menerima anak magang, ternyata dia cewek penghangat ranjang Tuan Alex toh." Ucap salah seorang karyawan yang nantinya membuat ucapan itu tersebat luas membuat nama Lea menjadi jelek.Tiba di ruangannya Alex meminta Lea duduk di sofa yang ada di ruangannya dan tanpa protes Leapun menuruti perintahnya karena saat ini Lea sudah tidak memiliki tenaga untuk berdebat.Alex bergerak kearah bupet kecil di sudut ruangan kerjanya ada kota P3K disana, ia meraih kotak P3K itu lalu kembali berjalan mendekati Lea.Alex menarik kaki kanan Lea berniat membawa kaki itu kearah pangkuannya dengan segera Lea menahan gerakan lelaki itu dengan menurunkan kakinya cukup keras membuat kaki itu mendarat cukup keras ke lantai hal itu membuat Lea mengadu kesakit
Alex yang saat itu berada dalam rungannya terlihat gelisa apa lagi saat ia kembali mengingat ucapan Danu yang meminta Lea untuk bertemu. Alex yang saat itu tengah berdiri menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya merasa tak nyaman akan pikirannya sendiri "Sudah waktunya istirahat makan siang." Pikir Alex lalu berimajinasi liar dimana dia membayangkan saat ini Lea dan Danu sedang duduk disalah satu kursi kantin lalu memiliki moment romantis saling menyuap satu sama lain. Membayangkan hal itu membuat darah Alex kembali mendidih dengan sedikit marah Alex beranjak lalu meninggalkan ruangan kerjanya."Tuan kita..." Ucapan Lucha terhenti saat melihat Alex baru keluar dari ruangannya."Kau sudah makan siang Lucha?" Tanya Alex dengan cepat Lucha menggeleng"Kalau begitu ayo kita makan siang ke kantin." Ajak Alex membuat Lucha terheran pasalnya selama ini Alex tidak nyaman makan dikantin karena terlalu berisik dan ramai tapi kali ini lelaki itu mengajak Lucha ke kantin"Kenapa berdi
Lea merasa heran saat ia tiba di rumah namun rumahnya terasa sepi seperti tidak ada kehidupan."Maa!.." Lea berteriak memanggil sang Ibu"Papa?" Panggil Lea lagi. Setelah memastikan tidak ada siapapun dirumahnya Lea langsung merasa bingung sebelum kemudian dia teringat akan ponselnya yang dia nonaktifkan semalam demi menghindari panggilan telpon dari Danu.Lea meraih ponsel dalam tasnya lalu mulai mengaktifkan ponsel itu kembali. Setelah beberapa lama ponsel Leapun kembali aktif saat itu juga puluhan chatt dan panggilan tak terjawab langsung memenuhi ponsel Lea itu semua dari Danu namun Lea mengabaikan itu hingga fokus Lea tertuju pada chatt Mamanya yang berbunyi 'Sayang, Papa dan Mama pergi ke tempat Tantemu dan kemungkinan akan menginap karena tidak ada yang menemani Nenekmu setelah Tantemu masuk rumah sakit karena akan melahirkan. Ada makanan yang telah Mama masak di dalam kulkas kau hanya perlu memanaskannya saja sebelum dimakan.' Lea langsung terjatuh lemas setelah membaca pesan
Alex langsung meletakan Lea diatas tempat tidur, lelaki itu terpaku menatap wajah Lea yang nampak cantik dan menawan sebelum fokus Alex teralihkan saat bel pintu kamar berbunyi.Alex berjalan menghampiri pintu lalu membukannya, sosok Lucha yang berdiri di depan pintu langsung menjadi fokus utama Alex."Tuan ini tas Nona Lea yang tertinggal di taksi." Ucap Lucha seraya menyerahkan tas itu pada AlexAlex meraih tas itu lalu menatap kearah Lucha "Apa kau membawa mobil?" Dengan cepat Lucha mengangguk"Haruskah aku menunggu anda dan mengantar anda pulang?" Tanya Lucha dengan cepat Alex menggeleng"Kau pulanglah lebih dahulu aku akan pulang setelah.." Ucapan Alex terhenti saat melihat ekspresi milik Lucha yang menatapnya datar namun sorot mata penuh curiga "Aku tidak akan menyentuh gadis itu Lucha, tenanglah." Lanjut Alex"Baiklah kalau begitu, Tuan." Balas Lucha lalu menyerahkan kunci mobilnya pada Alex."Aku akan pulang naik taksi, anda dapat menggunakan mobilku." Ucap Lucha"Kau tidak ma
Alex yang baru tiba di parkiran Heaven Bar langsung keluar dari dalam mobil kemudian bergegas memasuki Bar itu, ia bahkan sudah tidak mempedulikan mobilnya yang terparkir diluar area parkiran dari Bar tersebut.Saat tiba di dalam Alex langsung disambut oleh Mike yang berdiri tak jauh dari area pintu masuk "Dimana dia?" Tanya Alex dengan cepat Mike menunjuk kearah Lea yang saat ini terlihat sudah kehilangan kesadarannya. Alex menyerengit melihat seorang lelaki mendekati Lea dengan terburu Alex mengambil langkah panjang menuju tempat Lea berada.Saat tangan seorang lelaki itu hendak menyentuh pundak Lea dengan cepat Alex mencekal tangan lelaki asing itu kemudian menghempaskannya hingga lelaki asing itu sedikit terhuyun.Lelaki asing itu hendak marah dan ingin mengajak Alex berduel "Yeah!" Teriak Lelaki itu seraya mengangkat tangannya ingin memukul Alex namun gerakan tangan itu terhenti tepat saat Alex menatap tajam padanya sedetik kemudian lelaki asing itu mundur secara berlahan untuk
Lea dan Irma kini menatap tas belanjaan yang baru saja di belinya, kedua gadis itu kini sedang duduk di salah satu caffe yang ada di mall. Kedua gadis itu terlihat nampak lelah setelah hampir 2 jam berkeliling mall mencari beberapa baju dan tas serta sepatu."Apa kegiatanmu setelah ini?" Tanya Irma pada Lea setelah menegak setengah gelas jus jeruknya"Hhm.. aku akan pulang beristirahat di rumah sebentar, lalu pergi ke apartement Danu nanti malam." Jawab Lea"Apa kau sudah memberitahu Danu bahwa kau akan ke apartementnya malam ini?" Lea menggelengkan kepalannya untuk menjawab"Aku ingin memberikannya kejutan." Ucap Lea"Bagaimana jika Danu tak ada di apartementnya?" "Aku akan menunggunya, sekalian aku akan membersihkan apartemantnya." Ucapan Lea membuat mata Irma melotot"Bagaimana kau bisa masuk apartement jika Danu tidak ada?""Aku mengetahui kata sandi pintu apartementnya." Sahut Lea membuat mata Irma menyipit lalu menatap Lea penuh tanya"Apa kau dan Danu perna...""Eeeh.. enak sa
Lea meraih ponselnya ia ingin menelpon Danu, ia tidak sabar memberikan kabar gembira atas program maganya itu pada Danu. Disisi lain, Irma yang sedang berusaha menelpon nomor Lea selalu gagal akibat saluran panggilan telpon Lea selalu sibuk."Aah!.. Nanti saja ku beri tahu saat kami bertemu." Ucap Irma lalu menyerah menelpon Lea.Sementara itu Lea yang menelpon danu harus menelan kekecewaan karena kekasih hatinya itu nampaknya sedang sibuk hingga tak dapat menjawab panggilan telponnya.Lea menghela nafas berat ini masih jam 9 pagi dia merasa bosan karena tidak memiliki kegiatan lain sebelum akhirnya tersenyum "Hari ini Irma libur mengajar jadi sebaiknya aku mengajaknya menemaniku shoping untuk membeli beberapa baju yang akan ku gunakan saat magang." Pikir Lea seraya bergerak meninggalkan area kampusnya.***"Pagi, siang, sore, malam Tante." Sapa Lea pada Ibu dari sahabatnya itu begitu ia tiba di depan gerbang rumah milik Irma"Irma ada di rumah Tante?" Tanya Lea, Ibu dari Irmapun meng