Alex menatap tajam ponsel pintar yang digeletakanya diatas tempat tidur, sesekali lelaki bermata coklat itu akan menggigit ibu jarinya merasa gelisah menunggu balasan chatt dari Lea.
"Kenapa lama sekali?" gumam Alex kesal pasalnya sudah hampir dua jam menunggu balasan dari akun bernama Lea_Lamia namun nihil tak ada respon apapun dari akun itu sejak dia mengirimkan foto pasukan jari tengahnya.
"Apa-apaan ini? Apa dia menyerah begitu saja? Biasanya dia sangat gerak cepat membalas chattku." gerutu Alex kembali seraya memeriksa ponselnya takut-takut ada chatt yang tidak dia sadari masuk ke ponselnya tapi itu hanya harapanya belaka.
Alex membanting ponselnya ke atas tempat tidur "Tunggu dulu," ucapnya seorang diri seoalah ada orang yang akan mendengar keluh kesanya itu "Jika gadis itu tidak membalas chattku itu tandanya aku menang bukan. Seharunya aku senang, tapi kenapa rasanya seperti ada yang kurang, seharusnya gadis itu membalas chattku bertempur denganku sampai titik darah penghabisan, ini belum apa-apa sudah menghilang. Dasar pengecut!.. Lalu untuk apa dia menantangku tadi?!" teriak Alex kearah ponselnya diakhir kalimat.
Alex beranjak dari duduknya dengan wajah muram dan murung dia mendapatkan kemenangan pertamanya dari perkelahianya dengan pemilik akun Lea_Lamia tapi dia justru merasa hampa akan kemenangannya itu.
Alex berjalan menuju kearah rak buku yang ada disudut kanan kamarnya yang luas tanganya kemudian terjulur meraih sebuah buku yang lumayan tebal bersampul hitam, lelaki itu berdiri sejenak di depan rak buku membaca sekilas keterangan buku yang ada disampul bagian belakang.
Berrrtt!.. Bunyi getaran ponsel yang ada diatas tempat tidur spontan membuat Alex berlari kocar kacir menghampiri tempat tidurnya ia bahkan nyaris terjatuh akibat tersandung karpet buluderu berwarna gray yang ada dilantai kamarnya.
"Sial!.. Aku nyaris saja mencium lantai karena terjatuh," umpatnya menatap tajam sang karpet dilantai.
Alex menarik nafas dalam lalu dihembuskannya berlahan seuntas senyum mulai menghiasi wajahnya yang menawan ia sangat penasaran akan balasan yang dikirim pemilik akun Lea_Lamia.
"Kenapa lama sekali membalasnya?" pikir Alex meraih ponsel itu dengan wajah berseri namun senyuman diwajahnya langsung segera hilang saat ia memeriksa ponsel pintarnya itu.
"Mike!.." teriak Alex geram begitu mengetahui bahwa ponsel pintarnya berbunyi bukan karena mendapat balasan chatt dari Lea melainkan dari sepupunya, Mike.
"Lelaki ini bahkan jauh lebih menyebalkan dari pada gadis itu." ucap Alex dengan wajah kesal "Lagi pula apa yang membuat gadis itu lama membalas chattku? Membuatku kesal saja." lanjutnya.
***Lea yang terbaring diatas tempat tidurnya spontan beranjak bangun dalam posisi terduduk "Aaahhh!..." erangnya frustasi pasalnya sudah hampir dua jam dia memikirkan cara mengalahkan foto pasukan jari tengah milik Alex namun dia tidak menemukan ide apapun.
"Masa aku harus kala begitu saja tanpa adanya perlawanan." gumam Lea melayangkan protes pada dirinya sendiri.
"Tidak!.. Aku tidak boleh kalah, ini tidak bisa terjadi." Lea beranjak bangun dari tempat tidurnya lalu berjalan keluar dari kamarnya, menuruni tangga dengan terburu.
"Le?!" panggil Nyonya Aleta seketika memberhentikan langkah sang anak.
Lea membalikan tubuhnya menatap sang Ibu yang saat itu tengah membereskan ruang makan, mengatur meja makan dengan hasil masakanya.
"Mau kemana Le?" tanya Nyonya Aleta
"Mau ke rumah Irma sebentar, Ma." jawab Lea.
"Setidaknya makan dulu, Sayang." timpal Tuan Dahlan yang baru saja memasuki ruang makan.
"Ada yang jauh lebih penting dari makan, Yah. Tapi Lea janji akan kembali sebelum makan siang berakhir." jawab Lea seraya berlari meninggalkan kedua orang tuanya.
Tuan Dahlan menggeser kursi sedikit kemudian duduk disana seraya menatap bingung sang istri "Apa kau yakin dia bisa kembali sebelum makan siang berakhir?" tanya Tuan Dahlan.
"tidak!" sahut Nyonya Aleta.
"Memang apa yang jauh lebih penting dari pada makan tepat waktu?"
"Ku rasa Lea sedang sibuk dengan latihan vokalnya sekarang." mendengar jawaban sang istri membuat Tuan Dahlan langsung tersedak dengan air yang diminumnya.
"Lea latihan vokal?" mata Tuan Dahlan membulat sempurna saat mencari kepastian pada sang istri.
Nyonya Aleta dengan cepat mengangguk "Tadi aku mendengar Lea berteriak-teriak dalam kamarnya dan ku rasa itu adalah salah satu sesi latihan vokalnya." jelas Nyonya Aleta mengambil opsi dari pemikirannya sendiri.
"Kalau memang betul Lea sedang latihan vokal maka aku ingin mengacungkan jari jempolku untuk guru vokal Lea, aku salut denganya karena sanggup mendengarkan suara nyanyian Lea yang sumbang." ucap Tuan Dahlan.
Sementara itu disisi lain Lea yang baru keluar rumah langsung berlari menuju rumah Irma sahabatnya yang hanya terpisah tiga rumah dari rumahnya.
Dengan terburu Lea memasuki halaman rumah mini malis itu lalu menerobos masuk "Pagi, siang, sore, malam Om, Tante." sapa Lea sekilas kearah kedua orang tua Irma yang saat itu tengah terduduk di ruang keluarga menikmati acara TV favorite mereka, Lea menyapa bahkan tanpa berhenti terlebih dahulu gadis itu hanya terus berjalan terburu menuju kamar Irma yang berada dekat dengan ruang makan.
"Apa yang barusan masuk tadi itu Lea?" tanya Tuan Dani sambil memasukan cemilan kedalam mulutnya sementara matanya terfokus menatap layar TV.
"Siapa lagi yang menyapa kita seperti itu kalau bukan Lea." sahut Nyonya Fatimah santai.
"Irma!." Lea berteriak sambil menerobos masuk kamar gadis eksotik berambut kriting itu.
"Yeah!.. Apa yang kau lakukan?" pekik Irma dengan tangan yang cepat meraih handuk yang baru saja dilemparnya diatas tempat tidur, dengan terburu Irma kembali melilitkan handuk itu ditubuhnya.
"Setidaknya ketuk pintu dulu sebelum masuk, untung saja aku sudah mengenakan bra dan celana dalamku." protes Irma namun Lea tak memperdulikannya.
"Kau tak perlu menyembunyikannya toh juga bentuknya sama." balas Lea saat melihat Irma berusaha menyembunyikan dadanya "Lagi pula kau tak perna mengetuk pintu kamarku juga selama ini." lanjut gadis bermata hitam pekat itu.
"Iya, memang bentuk dada kita sama tapi ukurannya berbeda." sambar Irma membela diri membuat Lea spontan menatap dada milik Irma lalu menatap dada mililknya sebelum kemudian Lea merasa minder karena ukuran milik Irma memang sedikit lebih besar darinya.
Lea dengan segera menggelengkan kepalanya menghilangkan rasa mindernya lalu fokus ketujuan utamanya menemui Irma sahabatnya.
"Ir, bantu aku." ucap Lea dengan wajah memelas.
"Sebentar Le." sambar Irma cepat bahkan sebelum Lea sempat menjelaskan tujuannya datang menerobos masuk kamar milik gadis berambut kriting itu.
"Setidaknya izinkan aku mengenakan pakaianku dulu," ucap Irma seraya meraih pakaian yang ada diatas tempat tidur melihat itu Lea langsung membalikan tubuhnya membelakangi Irma yang sedang sibuk memakai pakaiannya.
"Sudah," seru Irma membuat Lea kembali menghadap kearahnya.
"Kau membutuhkan bantuan seperti apa?" tanya Irma dengan cepat Lea memperlihatkan isi chattingannya dengan pemilik akun Lex_Draro.
Irma tertawa terbahak-bahak saat membaca isi chattingan Lea dan musuh yang baru dikenalnya itu "Waah!.. Pertarungan kalian cukup intens juga." gumam Irma membuat Lea langsung menyerengitkan alisnya.
"Ini semua tidak akan terjadi jika kau tidak mengiriminya chatt lebih dulu." keluh Lea yang langsung membuat Irma nyengir kuda.
"Lalu apa yang bisa ku bantu untuk membuatmu memenangkan pertarungan jari tengah ini?"
"Bantu aku mengumpulkan warga kompleks untuk berfoto mengangkat jari tengahnya."
"Apa?!" pekik Irma "Apa kau sudah gila?" lanjutnya.
"Aku belum gila dan tidak ingin menjadi gila," balas Lea "Untuk menang dari lelaki sinting itu maka mengumpulkan warga kompleks adalah satu-satunya cara."
Melihat wajah Lea yang memelas membuat Irma luluh, gadis berambut kriting itu dengan segera berpikir keras mencari ide bagaimana cara mengumpulkan warga kompleks mereka.
"Ada satu cara," ucap Irma membuat Lea langsung tersenyum dengan tatapan penuh antusias kearah Irma.
"Bagaimana caranya?" tanya Lea.
"Aku tidak bisa menjelaskan bagaimananya, tapi yang jelas nanti sore datanglah ke taman kompleks kita. Aku akan mengatur strateginya disana." jawab Irma.
"Kenapa harus ditaman, Ir?"
"Karena saat sore hari taman akan menjadi tempat perkumpulan warga kompleks yang strategis. Kau lupa kalau sore hari banyak warga kompleks akan berkumpul ditaman untuk olahraga. Nah! Kita akan memanfaatkan moment itu." jelas Irma.
"caranya?" tanya Lea penasaran.
"Nanti kau juga akan tahu." balas Irma tanpa menjelaskan rencananya pada Lea.
Bersambung!..."Kau yakin bisa membujuk warga kompleks yang ada ditaman untuk berfoto dengan pose mengangkat jari tengah, Ir?" tanya Lea masih merasa ragu akan rencana sang sahabat.Irma dengan yakin menganggukan kepalanya "Tenanglah Le, semua sudah terancang dalam otakku." sahut Irma sebelum perhatian kedua gadis itu dicuri oleh dering ponsel milik Lea.Lea menatap layar ponselnya, sebuah senyuman langsung menghiasi wajah cantik naturalnya kala melihat nama yang tertera dilayar ponsel pintarnya itu."Danu?" tanya Irma seakan mengetahui siapa gerangan si penelpon yang mampu membuat senyum cerah muncul diwajah Lea.Lea mengangguk merespon pertanyaan Irma sebelum memberi isyarat pada Irma untuk pergi sebentar menjawab panggilan telpon dari kekasihnya itu."Tunggu benar," ucap Lea seraya beranjak berdiri, menjauh beberapa langkah dari Irma yang masih duduk diatas tempat tidurnya."Hallo?" jawab Lea pada si penelpon."Hay, Sayang." balas si penelpon bernama Danu itu "Apa yang sedang kau lakukan sekarang
Alex mulai melanjutkan aktifitas ketik mengetiknya setelah sempat terganggu karena panggilan telpon dari Mike.Baru mau memulai mengetik kembali getaran ponsel akibat sebuah chatt dari Lea_Lamia masuk mengganggu ketikan milik Alex."Kau akan menjadi bujangan lapuk!" bunyi Chatt yang diterima Alex semakin membuat lelaki bermata coklat jerni itu naik pitam.Tangan Alex mulai bergerak kembali mengetik balasan chatt untuk Lea namun lagi-lagi terganggu akibat chatt Lea telah masuk lebih dulu menyerobot.Sebuah stiker beruang menjulurkan lidahnya langsung memenuhi layar ponsel milik Alex.Alex menahan kekesalannya karena sedari tadi dia belum dapat menyelesaikan ketikan balasan untuk chatt dari Lea, saat tangan Alex kembali untuk mengetik lagi-lagi chatt dari Lea masuk untuk mengganggu aktifitasnya lagi, kali ini stiker beruang dengan mata melotot memenuhi layar ponsel milik Alex. Belum selsai dengan stiker itu Lea kembali mengirimkan stiker-stiker yang lain hingga Alex kesulitan untuk meng
Mike terlihat ragu untuk membuka pintu kamar milik Alex. Sesekali lelaki berparas manis itu menarik nafas dalam lalu dihembuskanya secara berlahan mencari keberanian yang tersisah dalam hatinya.Mike telah melakukan dua kesalahan besar, pertama karena ia telah menelpon Alex, Mike juga tidak tahu alasan kenapa Alex marah besar padanya saat dia menelpon tadi. Dan kesalahan Mike yang kedua adalah karena kebodohannya, dia mengira lawan bicaranya ditelpon adalah Lucha dan tanpa terkontrol ia mulai mengeluarkan keluh kesah serta kejengkelannya tentang Alex padahal lawan bicaranya saat itu adalah Alex.Tangan Mike terangkat untuk meraih ganggang pintu kamar yang terbuat dari emas murni 24 karat, namun saat ia hendak membuka pintu tiba-tiba keberanian yang telah dikumpulkannya tadi menghilang begitu saja.Jantung Mike berdegup kencang layaknya genderang perang, ia ingin sekali kabur namun jika ia kabur maka itu sama artinya menambah masalah baginya."Mau sampai kapan kau berdiri disana?" suar
Setelah menerima telpon dari Irma dan mengetahui bahwa pesan berbintang di star friends tidak dapat dihapus, tubuh Lea langsung lemas, dengan langkah berat ia kembali melanjutkan langkahnya yang gontai kembali ke rumahnya.Tepat di depan gerbang rumahnya langkah Lea terhenti saat melihat sepasang sepatu berdiri dihadapanya, Lea sangat mengenal betul siapa pemilik sepatu itu, saat Lea mengangkat kepalanya kecurigaanyapun benar pemilik sepatu itu adalah Danu.Lea dengan segera memalingkan wajahnya menghindari tatapan Danu. Lea melangkah hendak masuk ke halaman rumahnya namun Danu mencekal pergelangan tanganya "Ayo kita bicara sebentar." ucap DanuLea dengan kasar menepis tangan Danu hingga terlepas dari pergelangan tanganya "Aku sedang tidak ingin bicara denganmu sekarang." balas LeaMelihat Lea masih menatapnya sinis dan masih bersikukuh ingin masuk ke dalam rumahnya membuat Danu langsung menarik tangan Lea hingga gadis itu berada dalam pelukannya dan sejurus kemudian Danu menggedong L
Alex terlihat sumringah saat Mike masuk ke dalam kamarnya seraya menenteng tas putih berisi ponsel keluaran terbaru merek S*m*u*g."Ini ponselmu?" ucap Mike meletakan tas putih itu di atas tempat tidur milik Alex."Bagaimana dengan akun star friendsku, apa kau sudah mengaturnya?""Astaga!" Mike spontan menepuk keningnya "Itu yang ku lupakan dari tadi." lanjutnya seraya mendudukan tubuhnya di atas tempat tidur mengeluarkan ponsel keluaran terbaru itu dari dalam kotaknya lalu mulai mengotak atiknya.Sebelum login ke dalam akun star friends milik Alex, Mike menatap lelaki yang tengah duduk di sofa tunggal yang ada dalam kamar itu."Kemarin mati-matian menolak untuk membuat akun, sekarang tak sabaran ingin login akun itu. Dasar plin plan!" gumam Mike sepelan mungkin, alangkah terkejutnya Mike saat Alex menatapnya tajam "Dia tidak mungkin mendengarku, bukan?" Mike membatin."Apa lihat-lihat?" ucap Alex ketus membuat Mike langsung segera kembali fokus pada ponsel berwarna hitam yang ada dit
Lea menganga panik saat melihat tanda star pada voice mail yang dikirimnya untuk Alex yang menandakan bahwa lelaki itu telah mendengar voice mail darinya. Lea dengan cepat menjambak rambutnya sendiri dengan ekspresi frustasi "Sebaiknya kau mati saja, Lea." gumamnya."Sekarang apa yang harus ku lakukan jika lelaki itu mengolokku?" pikir Lea.Sedang asyik berpikir tiba-tiba Lea dikagetkan oleh pintu kamarnya yang terbuka sedetik kemudian sosok Irma muncul dari balik pintu."Lea, apa yang kau lakukan?!" pekik Irma pasalnya dia dan Lea berjanji akan pergi ke taman tepat jam empa sore, tapi sudah hampir jam empat Lea bahkan belum bersiap-siap dan hanya uring-uringan di atas tempat tidurnya dengan ekspresi frustarisnya."Kenapa kau belum siap-siap, Le?" tanya Irma.Lea menatap Irma nanar "Bagaimana ini Irma? Lelaki itu telah membaca voice mailku." rengek Lea meminta solusi pada Irma.Irma dengan spontan ikut mendudukan dirinya di atas tempat tidur melupakan sejenak niat awalnya masuk ke kam
Irma mencondongkan sedikit bagian tubuh atasnya kearah Iyan seraya berkata pelan "Aku ingin memintamu mengatur para lansia untuk mengangkat jari tengah mereka kemudian berfoto.""Apa?!" teriak Iyan memekik "Aku sudah katakan jangan minta bantuan yang aneh-aneh." ucap Iyan tak ingin menyanggupi keinginan dari Irma"Ayolah Iyan, bantu aku!" rengek Irma meraih tangan Iyan lalu menggoyang-goyangkannya seperti sebuah ayunan."Bagaimana cara aku meminta mereka semua untuk mengangkat jari tengahnya?""Kau hanya meminta mereka mengangkat jari tengahnya saja bukan meminta mereka mengangkat beban besi seberat lima puluh kilo." ketus Irma "Kaukan akrab dengan mereka, mereka pasti akan menurutimu. Katakan saja itu sebagai foto kenang-kenangan." usul Irma "Kau mau membantuku atau tidak?""Gak!" sambar Iyan cepat tanpa berpikir terlebih dahulu membuat Irma mulai jengkel."Oke! Baiklah kalau begitu, tapi jangan salahkan aku jika aku akan menceritakan pada Mbak Desi bahwa kau dulu perna mengompol di
Ting!.. Lea yang tengah terbaring menikmati waktu santainya itu langsung menjulurkan tanganya merabah tempat tidur tepat di samping kirinya mencari benda persegi panjang yang baru saja berbunyi itu.'Lex_Draro baru saja membalas pesan anda' bunyi notif yang ada di ponsel milik Lea.Lea dengan cepat mengklik bintang yang berada dilayar ponselnya 'Bagaimana hubunganmu dengan pacarmu? Apa kalian benar-benar putus?' Lea menyerengit membaca pesan dari Alex."Apa? Kau mau apa memangnya? Dia pasti sengaja bertanya ingin memastikan hubunganku dan lalu mengolokku." ucap Lea seraya memandangi layar ponselnya lalu ia kembali mengingat usulan dari Irma yang memintanya untuk berpura-pura bahwa ucapanya pada voice mail itu hanyalah prank.Dengan cepat Lea mulai mengetik jawabanya untuk membalas pesan yang diterimanya dari Alex."Hubunganku baik-baik saja dengan pacarku, kau pikir hanya karena kutukanmu yang tidak bermutu itu aku akan putus dengan pacarku. Maaf tapi imajinasimu terlalu jauh." ketik
Lea yang baru saja tiba di depan pintu ruangan Alex terlihat sesekali menarik nafas berusaha untuk menenangkan diri dan meyakini dirinya agar mendapatkan keberanian untuk masuk, sementara itu di dalam ruangan tepatnya dikursi kebesarannya selaku CEO, Alex terlihat memasang muka masam saat mendapatkan telpon dari ketua analist datanya yang memberitahukan bahwa Lea sedang menuju ruangannya sembari membawa surat pengunduran diri, mendapat kabar itu Alex langsung memasang wajah tak sukanya entahlah dia juga sendiri tidak tahu kenapa ia harus merasakan resah dan seakan tak ingin Lea meninggalkannya.Suara ketukan pintu sebanyak 3 kali langsung mencuri perhatian Alex dan tak lama berselang sosok Lea muncul dari balik pintu."Pagi Tuan," ucap Lea canggung seraya melangkah maju mendekati meja kerja milik Alex, sementara Alex fokusnya hanya tertuju pada amplop putih yang ada ditangan Lea."Ada apa?" Tanya Alex berpura-pura tidak tahu maksud dan tujuan Lea datang menemuinyaLea meletakan surat
Lea merebahkan dirinya diatas tempat tidur ini hari pertamanya magang namun ia sudah merasa lelah bukan lelah karena pekerjaan akan tetapi lelah pada situasi di perusahaan tempat ia magang."Bagaimana mungkin nasibku bisa seburuk ini?" Ucap Lea frustasi "Tapi meski begitu aku memang harus berterimakasih pada CEO gangguan mental itu karena bantuannya aku bisa magang tahun ini."Lea beranjak dari tempat tidurnya bergerak mengambil leptop lalu kembali ke tempat tidur mendudukan tubuhnya disana dan mulai mencari perusahaan mana saja yang saat ini membuka lowongan kerja bagi pemagang sepertinya.Setelah mengubek internet Lea akhirnya menemukan 5 perusahaan yang menerima pegawai magang, Lea berniat membuat lamarannya besok lalu sebelum pergi ke perusahaan dia akan mengirim lamarannya itu ke kelima perusahaan."Tidak mungkin salah satu perusahaan itu tidak ada yang menerimaku." Pikir Lea lalu beranjak tidur dengan pulas Disisi lain Alex terlihat senang mengetahui Lea dan Danu telah putus na
Alex membawa Lea ke ruangannya kejadian itu dilihat oleh hampir seluruh karyawan perusahaan dimana Alex menggandeng tangan Lea memasuki area perusahaan gosip tidak sedap tentang Lea seorang penggodapun mulai menyebar."Aah panta saja tahun ini perusahaan menerima anak magang, ternyata dia cewek penghangat ranjang Tuan Alex toh." Ucap salah seorang karyawan yang nantinya membuat ucapan itu tersebat luas membuat nama Lea menjadi jelek.Tiba di ruangannya Alex meminta Lea duduk di sofa yang ada di ruangannya dan tanpa protes Leapun menuruti perintahnya karena saat ini Lea sudah tidak memiliki tenaga untuk berdebat.Alex bergerak kearah bupet kecil di sudut ruangan kerjanya ada kota P3K disana, ia meraih kotak P3K itu lalu kembali berjalan mendekati Lea.Alex menarik kaki kanan Lea berniat membawa kaki itu kearah pangkuannya dengan segera Lea menahan gerakan lelaki itu dengan menurunkan kakinya cukup keras membuat kaki itu mendarat cukup keras ke lantai hal itu membuat Lea mengadu kesakit
Alex yang saat itu berada dalam rungannya terlihat gelisa apa lagi saat ia kembali mengingat ucapan Danu yang meminta Lea untuk bertemu. Alex yang saat itu tengah berdiri menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya merasa tak nyaman akan pikirannya sendiri "Sudah waktunya istirahat makan siang." Pikir Alex lalu berimajinasi liar dimana dia membayangkan saat ini Lea dan Danu sedang duduk disalah satu kursi kantin lalu memiliki moment romantis saling menyuap satu sama lain. Membayangkan hal itu membuat darah Alex kembali mendidih dengan sedikit marah Alex beranjak lalu meninggalkan ruangan kerjanya."Tuan kita..." Ucapan Lucha terhenti saat melihat Alex baru keluar dari ruangannya."Kau sudah makan siang Lucha?" Tanya Alex dengan cepat Lucha menggeleng"Kalau begitu ayo kita makan siang ke kantin." Ajak Alex membuat Lucha terheran pasalnya selama ini Alex tidak nyaman makan dikantin karena terlalu berisik dan ramai tapi kali ini lelaki itu mengajak Lucha ke kantin"Kenapa berdi
Lea merasa heran saat ia tiba di rumah namun rumahnya terasa sepi seperti tidak ada kehidupan."Maa!.." Lea berteriak memanggil sang Ibu"Papa?" Panggil Lea lagi. Setelah memastikan tidak ada siapapun dirumahnya Lea langsung merasa bingung sebelum kemudian dia teringat akan ponselnya yang dia nonaktifkan semalam demi menghindari panggilan telpon dari Danu.Lea meraih ponsel dalam tasnya lalu mulai mengaktifkan ponsel itu kembali. Setelah beberapa lama ponsel Leapun kembali aktif saat itu juga puluhan chatt dan panggilan tak terjawab langsung memenuhi ponsel Lea itu semua dari Danu namun Lea mengabaikan itu hingga fokus Lea tertuju pada chatt Mamanya yang berbunyi 'Sayang, Papa dan Mama pergi ke tempat Tantemu dan kemungkinan akan menginap karena tidak ada yang menemani Nenekmu setelah Tantemu masuk rumah sakit karena akan melahirkan. Ada makanan yang telah Mama masak di dalam kulkas kau hanya perlu memanaskannya saja sebelum dimakan.' Lea langsung terjatuh lemas setelah membaca pesan
Alex langsung meletakan Lea diatas tempat tidur, lelaki itu terpaku menatap wajah Lea yang nampak cantik dan menawan sebelum fokus Alex teralihkan saat bel pintu kamar berbunyi.Alex berjalan menghampiri pintu lalu membukannya, sosok Lucha yang berdiri di depan pintu langsung menjadi fokus utama Alex."Tuan ini tas Nona Lea yang tertinggal di taksi." Ucap Lucha seraya menyerahkan tas itu pada AlexAlex meraih tas itu lalu menatap kearah Lucha "Apa kau membawa mobil?" Dengan cepat Lucha mengangguk"Haruskah aku menunggu anda dan mengantar anda pulang?" Tanya Lucha dengan cepat Alex menggeleng"Kau pulanglah lebih dahulu aku akan pulang setelah.." Ucapan Alex terhenti saat melihat ekspresi milik Lucha yang menatapnya datar namun sorot mata penuh curiga "Aku tidak akan menyentuh gadis itu Lucha, tenanglah." Lanjut Alex"Baiklah kalau begitu, Tuan." Balas Lucha lalu menyerahkan kunci mobilnya pada Alex."Aku akan pulang naik taksi, anda dapat menggunakan mobilku." Ucap Lucha"Kau tidak ma
Alex yang baru tiba di parkiran Heaven Bar langsung keluar dari dalam mobil kemudian bergegas memasuki Bar itu, ia bahkan sudah tidak mempedulikan mobilnya yang terparkir diluar area parkiran dari Bar tersebut.Saat tiba di dalam Alex langsung disambut oleh Mike yang berdiri tak jauh dari area pintu masuk "Dimana dia?" Tanya Alex dengan cepat Mike menunjuk kearah Lea yang saat ini terlihat sudah kehilangan kesadarannya. Alex menyerengit melihat seorang lelaki mendekati Lea dengan terburu Alex mengambil langkah panjang menuju tempat Lea berada.Saat tangan seorang lelaki itu hendak menyentuh pundak Lea dengan cepat Alex mencekal tangan lelaki asing itu kemudian menghempaskannya hingga lelaki asing itu sedikit terhuyun.Lelaki asing itu hendak marah dan ingin mengajak Alex berduel "Yeah!" Teriak Lelaki itu seraya mengangkat tangannya ingin memukul Alex namun gerakan tangan itu terhenti tepat saat Alex menatap tajam padanya sedetik kemudian lelaki asing itu mundur secara berlahan untuk
Lea dan Irma kini menatap tas belanjaan yang baru saja di belinya, kedua gadis itu kini sedang duduk di salah satu caffe yang ada di mall. Kedua gadis itu terlihat nampak lelah setelah hampir 2 jam berkeliling mall mencari beberapa baju dan tas serta sepatu."Apa kegiatanmu setelah ini?" Tanya Irma pada Lea setelah menegak setengah gelas jus jeruknya"Hhm.. aku akan pulang beristirahat di rumah sebentar, lalu pergi ke apartement Danu nanti malam." Jawab Lea"Apa kau sudah memberitahu Danu bahwa kau akan ke apartementnya malam ini?" Lea menggelengkan kepalannya untuk menjawab"Aku ingin memberikannya kejutan." Ucap Lea"Bagaimana jika Danu tak ada di apartementnya?" "Aku akan menunggunya, sekalian aku akan membersihkan apartemantnya." Ucapan Lea membuat mata Irma melotot"Bagaimana kau bisa masuk apartement jika Danu tidak ada?""Aku mengetahui kata sandi pintu apartementnya." Sahut Lea membuat mata Irma menyipit lalu menatap Lea penuh tanya"Apa kau dan Danu perna...""Eeeh.. enak sa
Lea meraih ponselnya ia ingin menelpon Danu, ia tidak sabar memberikan kabar gembira atas program maganya itu pada Danu. Disisi lain, Irma yang sedang berusaha menelpon nomor Lea selalu gagal akibat saluran panggilan telpon Lea selalu sibuk."Aah!.. Nanti saja ku beri tahu saat kami bertemu." Ucap Irma lalu menyerah menelpon Lea.Sementara itu Lea yang menelpon danu harus menelan kekecewaan karena kekasih hatinya itu nampaknya sedang sibuk hingga tak dapat menjawab panggilan telponnya.Lea menghela nafas berat ini masih jam 9 pagi dia merasa bosan karena tidak memiliki kegiatan lain sebelum akhirnya tersenyum "Hari ini Irma libur mengajar jadi sebaiknya aku mengajaknya menemaniku shoping untuk membeli beberapa baju yang akan ku gunakan saat magang." Pikir Lea seraya bergerak meninggalkan area kampusnya.***"Pagi, siang, sore, malam Tante." Sapa Lea pada Ibu dari sahabatnya itu begitu ia tiba di depan gerbang rumah milik Irma"Irma ada di rumah Tante?" Tanya Lea, Ibu dari Irmapun meng