Irma mencondongkan sedikit bagian tubuh atasnya kearah Iyan seraya berkata pelan "Aku ingin memintamu mengatur para lansia untuk mengangkat jari tengah mereka kemudian berfoto.""Apa?!" teriak Iyan memekik "Aku sudah katakan jangan minta bantuan yang aneh-aneh." ucap Iyan tak ingin menyanggupi keinginan dari Irma"Ayolah Iyan, bantu aku!" rengek Irma meraih tangan Iyan lalu menggoyang-goyangkannya seperti sebuah ayunan."Bagaimana cara aku meminta mereka semua untuk mengangkat jari tengahnya?""Kau hanya meminta mereka mengangkat jari tengahnya saja bukan meminta mereka mengangkat beban besi seberat lima puluh kilo." ketus Irma "Kaukan akrab dengan mereka, mereka pasti akan menurutimu. Katakan saja itu sebagai foto kenang-kenangan." usul Irma "Kau mau membantuku atau tidak?""Gak!" sambar Iyan cepat tanpa berpikir terlebih dahulu membuat Irma mulai jengkel."Oke! Baiklah kalau begitu, tapi jangan salahkan aku jika aku akan menceritakan pada Mbak Desi bahwa kau dulu perna mengompol di
Ting!.. Lea yang tengah terbaring menikmati waktu santainya itu langsung menjulurkan tanganya merabah tempat tidur tepat di samping kirinya mencari benda persegi panjang yang baru saja berbunyi itu.'Lex_Draro baru saja membalas pesan anda' bunyi notif yang ada di ponsel milik Lea.Lea dengan cepat mengklik bintang yang berada dilayar ponselnya 'Bagaimana hubunganmu dengan pacarmu? Apa kalian benar-benar putus?' Lea menyerengit membaca pesan dari Alex."Apa? Kau mau apa memangnya? Dia pasti sengaja bertanya ingin memastikan hubunganku dan lalu mengolokku." ucap Lea seraya memandangi layar ponselnya lalu ia kembali mengingat usulan dari Irma yang memintanya untuk berpura-pura bahwa ucapanya pada voice mail itu hanyalah prank.Dengan cepat Lea mulai mengetik jawabanya untuk membalas pesan yang diterimanya dari Alex."Hubunganku baik-baik saja dengan pacarku, kau pikir hanya karena kutukanmu yang tidak bermutu itu aku akan putus dengan pacarku. Maaf tapi imajinasimu terlalu jauh." ketik
Lea merasa kepikiran dengan chatt yang dikirim Alex padanya, belum menghilang rasa gundanya ponsel pintarnya kembali berdering, iya! Itu adalah chatt dari Alex kembali."Jangan lupa Nona bahwa aku mengenali wajahmu, tapi kau tidak mengenali wajahku. Bahkan meski kita bertabrakan sekalipun di jalan kau tidak akan tahu siapa aku dan aku tahu seperti apa bentuk parasmu." Lea spontan tersentak berdiri dengan panik setelah membaca chatt dari Alex, ia kembali mengingat bahwa ia perna mengirimi Alex video dengan dia di dalamnya untuk mengejek Alex "Sial!.. Aku memang benar-benar bodoh!." Lea mengumpati dirinya sendiri merasa ceroboh karena begitu mudah mengumbar wajahnya pada orang asing meski niatnya membuat video itu hanya untuk mengejek orang tersebut.Lea memeriksa profil milik Alex dan memang betul tak ada satupun foto lelaki itu disana, kebanyakan foto diakun star friend lelaki itu hanyalah sebuah jendela kamar, kursi, meja makan dengan menu yang menggugah selera dan berbagai macam de
Lea menunggu balasan chatt dari Alex dengan harap-harap cemas, bahkan gadis itu berdo'a dalam hati agar jawaban yang dikirimkan Alex sesuai dengan harapannya."Ku harap kau orang yang sangat miskin," gumam Lea seraya menatap layar ponselnya.Ting!.. Bunyi ponsel milik Lea dengan cepat gadis itu langsung meraih ponselnya, mengklik tanda bintang dilayar ponselnya tanpa sabaran.'Aku tidak kaya raya, kehidupan ekonomiku sangat jauh dari kata berkecukupan.' Lea tersenyum riang setelah membaca balasan chatt dari pemilik akun Lex_Draro itu, ia bahkan tanpa sadar menciumi layar ponselnya merasa lega karena Alex orang yang miskin."Astaga!" Lea tersentak "Apa yang telah ku lakukan, kenapa aku begitu bahagia diatas kemiskinan orang lain, bisa saja dia orang yang sangat miskin sampai tidak bisa membeli makanan, seharusnya aku tidak boleh sebahagia ini." ucapnya merasa bersalah namun tak dapat dipungkiri bahwa ia merasa senang akan balasan chatt yang dikirim Alex padanya.Lea dengan cepat menget
Alex merasa tak ingin diganggu oleh Mike dan Lucha saat dia sedang chattingan dengan Lea, ia merasa kedua mahluk ciptaan tuhan itu terlalu kepo pada isi chattingannya dan Lea."Apa yang membuat kalian berdua masih berada dalam kamarku sampai sekarang?" pertanyaan Alex spontan membuat Mike dan Lucha saling menatap bingung."Izinkan aku tetap disini, Alex. Aku masih penasaran dengan gadis itu." ucap Mike membuat Alex langsung menatapnya sinis "Ya Tuhan!.. Apa lagi kesalahanku sekarang sampai dia menatapku seperti itu." Mike membatin begitu menyadari tatapan mata Alex yang sinis kearahnya."Perbaiki ucapan terakhirmu, Mike. Gadis yang kau maksud dengan gadis itu adalah gadisku, jadi kau tak perlu tahu isi chattnya padaku dan sebaiknya kalian keluar dari kamarku." pinta Alex membuat Lucha langsung menyeret Mike keluar dari kamar Alex karena Mike nampaknya masih enggan keluar dari kamar milik Alex.Alex dengan cepat menutup pintu kamarnya lalu menguncinya setelah Mike dan Lucha sudah berad
Lea melepas ponselnya diatas sofa lalu tersenyum sembari berkata "Akhirnya aku terbebas dari lelaki gila itu." Lea merasa senang setelah memblokir akun star friend milik Alex.Sementara itu di kediaman Monorre, Alex terlihat geram dan jengkel saat mengetahui akun star friendnya telah di blokir, baru saja dia menemukan kesenangan di dunia maya tapi Lea langsung menutup kesenangan itu dengan cara memblokirnya.Alex terlihat menoleh kearah pintu saat mendengar suara pintu terbuka dan sejurus kemudian menampilkan Mike yang mucul dari balik pintu."Apakah tidak ada cara agar membuka blokiran dari gadis itu?" Tanya Alex menyerobot."Ada dua cara untuk membuka akun yang telah diblokir," jawaban Mike membuat Alex bernafas lega dan senang"Pertama, pemilik akun itu sendiri yang harus membuka blokirannya," ucapan Mike spontan merubah ekspresi senang Alex dalam seketika"Mana mungkin gadis itu membuka blokirannya." Gumam Alex "Lalu apa cara yang kedua?" Tanya Alex"Cara kedua adalah dengan meret
Di salah satu ruangan tempat berkumpulnya para petinggi perusahaan Alex membuka pintu ruangan itu lalu melangkah masuk, semua orang petinggi perusahaan yang terdiri dari tiga belas orang termaksud Tuan Michel Wattz dan putrinya Liliana langsung berdiri menyambut kedatangan Alex disusul oleh Lucha dan Mike dibelakangnya.Liliana tersenyum melihat kehadiran Alex diruangan itu sementara Alex hanya membalas senyuman gadis itu dengan tatapan jijik lalu menarik kursi tempat duduknya selaku pemilik perusahaan kemudian mendudukan dirinya disana."Tuan Alex senang__" ucapan lelaki paruh baya dengan perut buncit itu terhenti ketika Alex mengangkat tanganya "Tak perlu berbasa basi kita mulai saja apa yang menjadi agenda pertemuan kita sekarang." ucap Alex membuat semua orang yang ada disana langsung bergedik ngeri kini mereka semua mulai merasakan aura tidak nyama dari sosok Alex.Liliana dengan senyuman diwajahnya langsung berdiri melangkah kebagian tengah ruangan untuk mempersentasikan proposa
Alex, Mike dan Lucha secera bersamaan langsung merebahkan diri mereka di atas tempat tidur kamar mereka masing-masing. Mereka merasa lelah setelah menempu perjalanan udara pulang pergi antara negara mereka dan Singapura, karena alasan ingin menyelesaikan pekerjaanya hari itu juga Alex memilih melakukan penerbangan pulang pergi.Disela sela waktu istirahatnya Alex mengeluarkan ponselnya lalu mulai login pada akun star friendsnya, ia mencari notif tentang pengunggahan video oleh Irma namun nihil tak ada satupun notif yang masuk di akun star friendsnya.Alex tersentak saat sebuah notif baru masuk ke ponselnya 'Ir_Sky menandai anda sebuah video' melihat notif itu senyum manis diwajah Alex langsung mengembang, senyuman itu bahkan terlihat menawan.Saat Alex hendak mengklik video yang diunggah oleh akun bernama Ir-Sky itu gerakan tangan Alex spontan terhenti begitu Mike menyerobot masuk dalam kamarnya seraya berteriak memanggil nama milik Alex "ALEX!" teriak Mike lalu spontan memberhentika
Lea yang baru saja tiba di depan pintu ruangan Alex terlihat sesekali menarik nafas berusaha untuk menenangkan diri dan meyakini dirinya agar mendapatkan keberanian untuk masuk, sementara itu di dalam ruangan tepatnya dikursi kebesarannya selaku CEO, Alex terlihat memasang muka masam saat mendapatkan telpon dari ketua analist datanya yang memberitahukan bahwa Lea sedang menuju ruangannya sembari membawa surat pengunduran diri, mendapat kabar itu Alex langsung memasang wajah tak sukanya entahlah dia juga sendiri tidak tahu kenapa ia harus merasakan resah dan seakan tak ingin Lea meninggalkannya.Suara ketukan pintu sebanyak 3 kali langsung mencuri perhatian Alex dan tak lama berselang sosok Lea muncul dari balik pintu."Pagi Tuan," ucap Lea canggung seraya melangkah maju mendekati meja kerja milik Alex, sementara Alex fokusnya hanya tertuju pada amplop putih yang ada ditangan Lea."Ada apa?" Tanya Alex berpura-pura tidak tahu maksud dan tujuan Lea datang menemuinyaLea meletakan surat
Lea merebahkan dirinya diatas tempat tidur ini hari pertamanya magang namun ia sudah merasa lelah bukan lelah karena pekerjaan akan tetapi lelah pada situasi di perusahaan tempat ia magang."Bagaimana mungkin nasibku bisa seburuk ini?" Ucap Lea frustasi "Tapi meski begitu aku memang harus berterimakasih pada CEO gangguan mental itu karena bantuannya aku bisa magang tahun ini."Lea beranjak dari tempat tidurnya bergerak mengambil leptop lalu kembali ke tempat tidur mendudukan tubuhnya disana dan mulai mencari perusahaan mana saja yang saat ini membuka lowongan kerja bagi pemagang sepertinya.Setelah mengubek internet Lea akhirnya menemukan 5 perusahaan yang menerima pegawai magang, Lea berniat membuat lamarannya besok lalu sebelum pergi ke perusahaan dia akan mengirim lamarannya itu ke kelima perusahaan."Tidak mungkin salah satu perusahaan itu tidak ada yang menerimaku." Pikir Lea lalu beranjak tidur dengan pulas Disisi lain Alex terlihat senang mengetahui Lea dan Danu telah putus na
Alex membawa Lea ke ruangannya kejadian itu dilihat oleh hampir seluruh karyawan perusahaan dimana Alex menggandeng tangan Lea memasuki area perusahaan gosip tidak sedap tentang Lea seorang penggodapun mulai menyebar."Aah panta saja tahun ini perusahaan menerima anak magang, ternyata dia cewek penghangat ranjang Tuan Alex toh." Ucap salah seorang karyawan yang nantinya membuat ucapan itu tersebat luas membuat nama Lea menjadi jelek.Tiba di ruangannya Alex meminta Lea duduk di sofa yang ada di ruangannya dan tanpa protes Leapun menuruti perintahnya karena saat ini Lea sudah tidak memiliki tenaga untuk berdebat.Alex bergerak kearah bupet kecil di sudut ruangan kerjanya ada kota P3K disana, ia meraih kotak P3K itu lalu kembali berjalan mendekati Lea.Alex menarik kaki kanan Lea berniat membawa kaki itu kearah pangkuannya dengan segera Lea menahan gerakan lelaki itu dengan menurunkan kakinya cukup keras membuat kaki itu mendarat cukup keras ke lantai hal itu membuat Lea mengadu kesakit
Alex yang saat itu berada dalam rungannya terlihat gelisa apa lagi saat ia kembali mengingat ucapan Danu yang meminta Lea untuk bertemu. Alex yang saat itu tengah berdiri menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya merasa tak nyaman akan pikirannya sendiri "Sudah waktunya istirahat makan siang." Pikir Alex lalu berimajinasi liar dimana dia membayangkan saat ini Lea dan Danu sedang duduk disalah satu kursi kantin lalu memiliki moment romantis saling menyuap satu sama lain. Membayangkan hal itu membuat darah Alex kembali mendidih dengan sedikit marah Alex beranjak lalu meninggalkan ruangan kerjanya."Tuan kita..." Ucapan Lucha terhenti saat melihat Alex baru keluar dari ruangannya."Kau sudah makan siang Lucha?" Tanya Alex dengan cepat Lucha menggeleng"Kalau begitu ayo kita makan siang ke kantin." Ajak Alex membuat Lucha terheran pasalnya selama ini Alex tidak nyaman makan dikantin karena terlalu berisik dan ramai tapi kali ini lelaki itu mengajak Lucha ke kantin"Kenapa berdi
Lea merasa heran saat ia tiba di rumah namun rumahnya terasa sepi seperti tidak ada kehidupan."Maa!.." Lea berteriak memanggil sang Ibu"Papa?" Panggil Lea lagi. Setelah memastikan tidak ada siapapun dirumahnya Lea langsung merasa bingung sebelum kemudian dia teringat akan ponselnya yang dia nonaktifkan semalam demi menghindari panggilan telpon dari Danu.Lea meraih ponsel dalam tasnya lalu mulai mengaktifkan ponsel itu kembali. Setelah beberapa lama ponsel Leapun kembali aktif saat itu juga puluhan chatt dan panggilan tak terjawab langsung memenuhi ponsel Lea itu semua dari Danu namun Lea mengabaikan itu hingga fokus Lea tertuju pada chatt Mamanya yang berbunyi 'Sayang, Papa dan Mama pergi ke tempat Tantemu dan kemungkinan akan menginap karena tidak ada yang menemani Nenekmu setelah Tantemu masuk rumah sakit karena akan melahirkan. Ada makanan yang telah Mama masak di dalam kulkas kau hanya perlu memanaskannya saja sebelum dimakan.' Lea langsung terjatuh lemas setelah membaca pesan
Alex langsung meletakan Lea diatas tempat tidur, lelaki itu terpaku menatap wajah Lea yang nampak cantik dan menawan sebelum fokus Alex teralihkan saat bel pintu kamar berbunyi.Alex berjalan menghampiri pintu lalu membukannya, sosok Lucha yang berdiri di depan pintu langsung menjadi fokus utama Alex."Tuan ini tas Nona Lea yang tertinggal di taksi." Ucap Lucha seraya menyerahkan tas itu pada AlexAlex meraih tas itu lalu menatap kearah Lucha "Apa kau membawa mobil?" Dengan cepat Lucha mengangguk"Haruskah aku menunggu anda dan mengantar anda pulang?" Tanya Lucha dengan cepat Alex menggeleng"Kau pulanglah lebih dahulu aku akan pulang setelah.." Ucapan Alex terhenti saat melihat ekspresi milik Lucha yang menatapnya datar namun sorot mata penuh curiga "Aku tidak akan menyentuh gadis itu Lucha, tenanglah." Lanjut Alex"Baiklah kalau begitu, Tuan." Balas Lucha lalu menyerahkan kunci mobilnya pada Alex."Aku akan pulang naik taksi, anda dapat menggunakan mobilku." Ucap Lucha"Kau tidak ma
Alex yang baru tiba di parkiran Heaven Bar langsung keluar dari dalam mobil kemudian bergegas memasuki Bar itu, ia bahkan sudah tidak mempedulikan mobilnya yang terparkir diluar area parkiran dari Bar tersebut.Saat tiba di dalam Alex langsung disambut oleh Mike yang berdiri tak jauh dari area pintu masuk "Dimana dia?" Tanya Alex dengan cepat Mike menunjuk kearah Lea yang saat ini terlihat sudah kehilangan kesadarannya. Alex menyerengit melihat seorang lelaki mendekati Lea dengan terburu Alex mengambil langkah panjang menuju tempat Lea berada.Saat tangan seorang lelaki itu hendak menyentuh pundak Lea dengan cepat Alex mencekal tangan lelaki asing itu kemudian menghempaskannya hingga lelaki asing itu sedikit terhuyun.Lelaki asing itu hendak marah dan ingin mengajak Alex berduel "Yeah!" Teriak Lelaki itu seraya mengangkat tangannya ingin memukul Alex namun gerakan tangan itu terhenti tepat saat Alex menatap tajam padanya sedetik kemudian lelaki asing itu mundur secara berlahan untuk
Lea dan Irma kini menatap tas belanjaan yang baru saja di belinya, kedua gadis itu kini sedang duduk di salah satu caffe yang ada di mall. Kedua gadis itu terlihat nampak lelah setelah hampir 2 jam berkeliling mall mencari beberapa baju dan tas serta sepatu."Apa kegiatanmu setelah ini?" Tanya Irma pada Lea setelah menegak setengah gelas jus jeruknya"Hhm.. aku akan pulang beristirahat di rumah sebentar, lalu pergi ke apartement Danu nanti malam." Jawab Lea"Apa kau sudah memberitahu Danu bahwa kau akan ke apartementnya malam ini?" Lea menggelengkan kepalannya untuk menjawab"Aku ingin memberikannya kejutan." Ucap Lea"Bagaimana jika Danu tak ada di apartementnya?" "Aku akan menunggunya, sekalian aku akan membersihkan apartemantnya." Ucapan Lea membuat mata Irma melotot"Bagaimana kau bisa masuk apartement jika Danu tidak ada?""Aku mengetahui kata sandi pintu apartementnya." Sahut Lea membuat mata Irma menyipit lalu menatap Lea penuh tanya"Apa kau dan Danu perna...""Eeeh.. enak sa
Lea meraih ponselnya ia ingin menelpon Danu, ia tidak sabar memberikan kabar gembira atas program maganya itu pada Danu. Disisi lain, Irma yang sedang berusaha menelpon nomor Lea selalu gagal akibat saluran panggilan telpon Lea selalu sibuk."Aah!.. Nanti saja ku beri tahu saat kami bertemu." Ucap Irma lalu menyerah menelpon Lea.Sementara itu Lea yang menelpon danu harus menelan kekecewaan karena kekasih hatinya itu nampaknya sedang sibuk hingga tak dapat menjawab panggilan telponnya.Lea menghela nafas berat ini masih jam 9 pagi dia merasa bosan karena tidak memiliki kegiatan lain sebelum akhirnya tersenyum "Hari ini Irma libur mengajar jadi sebaiknya aku mengajaknya menemaniku shoping untuk membeli beberapa baju yang akan ku gunakan saat magang." Pikir Lea seraya bergerak meninggalkan area kampusnya.***"Pagi, siang, sore, malam Tante." Sapa Lea pada Ibu dari sahabatnya itu begitu ia tiba di depan gerbang rumah milik Irma"Irma ada di rumah Tante?" Tanya Lea, Ibu dari Irmapun meng