Share

52. Kesukaan Zidan

Penulis: Flutterby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Zaki Bebas Daki

Gue sama Kayden ke tempat lo ya

Sekar melotot begitu membuka pesan baru dari Zaki. Tangannya buru-buru mengetikkan balasan.

Sekar Cantik

Jangan. Sekar sebentar lagi jalan kok.

Zaki Bebas Daki

Yaudah gue sama anak-anak nunggu. Jangan lama-lama. Jangan gak jadi dateng lagi kayak kemaren.

Sekar merasa bersalah setelah membaca pesan dari Zaki.

Riuh tepuk tangan penonton mengalihkan perhatian Sekar. Tim Shaka sedang bersalaman dengan tim lawan. Sepertinya pertandingan telah berakhir. Shaka diusung teman timnya ke pinggir lapangan dengan gembira. Para supporter dari sekolah mereka terus menyorakkan nama Shaka.

"Selamat, ya. Tim kamu menang!" Sekar mengucapkan selamat pada Shaka saat sudah berada di depannya.

"Semua ini karena kamu. Coba aja gak ada kamu, aku gak akan bisa sesemangat tadi. Makasih, ya." Shaka mengacak gemas rambut Sekar. Rasanya sangat bahagia sekarang.

***

"Kar,"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    53. Kita Putus Aja

    "Jangan digalakin. Keliatannya dia udah capek banget." Zaki menepuk bahu Kayden. Kayden menatap sebal Zaki. Siapa juga yang ingin memarahi Sekar. Dia hanya menghawatirkan gadis itu. "Pergi lo!""Diusir dari rumah sendiri, bjir." Zaki bersungut-sungut keluar dari rumah. Kayden terkekeh melihatnya.°°°Sekar mondar-mandir di dalam kamar Zaki sambil menggigit kuku jarinya. Sesekali dia melihat jam yang tergantung di dinding kamar."Dah jam sepuluh lewat. Semoga bang Kay sama bang Jaki udah ke rumah depan." Sekar memejamkan matanya dan memutar knop pintu pelan-pelan."A-abang," Sekar menelan ludah melihat Kayden yang duduk menghadap langsung ke kamar Zaki. Mata tajam Kayden menatapnya intens."B-bang Jaki mana?" Tanya Sekar. Tangannya memuntir ujung kaos yang dikenakannya."Udah balik ke rumah depan. Sini," Kayden melambaikan tangannya. Dengan patuh Sekar duduk di sampingnya."Malam-malam kok keramas?" Kay

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    54. Mikirin Cowok Lain

    "Eh?" Sekar tersadar dari lamunannya. Dia langsung kaget melihat wajah Shaka sudah ada di depannya. Jarak mereka begitu dekat. Sekar juga baru sadar dia sedang duduk bersisian dengan Shaka."Ck." Shaka mendengus sebal melihat Sekar yang seperti tidak merasa bersalah sama sekali.Sekar menatap Shaka semakin bingung. Perkataan apa yang dimaksud Shaka. Jangan-jangan dia mengatakan sesuatu yang buruk saat melamun tadi. Atau jangan-jangan Shaka sudah tau bahwa dia sudah menebak rencana jahat Shaka. Sekar meneguk ludahnya kasar. Apa dia kabur sekarang saja.Shaka menatap Sekar dengan sebal. Dia sekali lagi menghembuskan nafas dengan kasar."G-gue punya salah apa lagi?" Sekar memberanikan diri bertanya. Setidaknya kalau Shaka ingin membun-uhnya, dia harus tau kesalahannya dengan jelas terlebih dahulu. Shaka menatap horor Sekar.Sekar yang melihat respon Shaka seperti itu membuatnya semakin bingung. Sumpah Sekar lebih memilih langsung d

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    55. Banyak Kemajuan

    "Namanya Kay, jadi bang Kay." Sekar nyengir menunjukkan barisan giginya yang rapi. Shaka terkekeh, "abang kamu pasti sayang banget sama kamu. Kamu sampai diizinin manggil begitu.""Itu panggilan aku buat abang dari kecil." Sekar mengangguk. "Sebenarnya aku udah berenti panggil Bang Kay semenjak smp karena baru sadar panggilannya gak sopan. Tapi kata bang Kay gak papa. Abang suka. Katanya itu panggilan sayang dari aku.""Terus panggilan sayang buat aku apa?" Shaka mengerlingkan matanya. Sekar tersipu dan segera membuang muka.Shaka terkekeh gemas. "Terus gimana, abang kamu gak hukum kamu, kan?" tanya Shaka lagi.Sekar menggeleng. Kayden memang tidak memarahinya, tapi Kayden jadi lebih pendiam kemarin. Kayden juga jadi lebih sering menanyainya sedang ada di mana."Kapan kamu ngenalin aku sama abang kamu?" tanya Shaka. Dia menggoyang goyangkan tangan Sekar yang sedang digenggamnya. "Nanti aja, ya. Aku belum bisa kalau sek

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    56. Yang Ada Sayapnya

    "Iya. Abang seneng deh. Bunda sekarang udah gak histeris lagi tiap liat abang. Kemaren juga bunda gak nolak pas abang mau salim.""Kita harus sering-sering jengukin bunda ya, bang. Sekar yakin bunda bakal sembuh dan bisa kumpul sama bang Kay lagi suatu hari nanti." Sekar tersenyum tulus."Gue selalu meyakini itu, Kar. Thanks, ya. Gue gatau gimana kalo gak ada lo." Kayden mengusap puncak kepala gadis itu.Jika bukan karena Sekar, tidak mungkin dia bisa berdekatan dengan bunda seperti sekarang. Sekar lah yang dengan sabar selalu membantu bunda untuk mengingat Kayden lagi. Sekar selalu membahas Kayden tiap bertemu Farah hingga Farah terbiasa mendengar namanya. "Bunda abang juga bunda Sekar. Sekar juga kepengen banget bunda sembuh. Tapi bang, Sekar takut....""Takut bunda sadar kalo lo bukan Putri?"Sekar mengangguk. Memang itu yang ditakutkannya selama ini. Dia takut bunda akan membencinya karena mengaku-ngaku sebagai anak bungsu m

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    57. Cincin Turun Temurun

    Kayden menyentil kening Sekar dengan sebal. Dia merampas ponsel Sekar dan segera menghapus foto yang baru dikirim Shaka itu."Abang jang-" Sekar melotot melihat gambar surga itu sudah hilang tanpa jejak. "Bang Kay jahat!""Heh bocil belum boleh liat foto gak senonoh." Kayden menepuk kepala Sekar gemas."Apanya yang gak senonoh, orang foto normal, kok." Sekar mengerucutkan bibirnya."Apanya yang normal. Air liur lo tuh udah mau netes."Sekar refleks mengusap sudut bibir membuat Kayden melotot kesal. "Sekaarrr."***Shaka menarik tangan Sekar ke tengah lapangan. Langkah kaki Shaka yang panjang membuat Sekar terseok-seok mengikutinya. Dia sedang membaca novel di perpustakaan saat tiba-tiba saja Shaka menghampirinya. Para murid yang penasaran mengikuti Shaka dan Sekar hingga ke tengah lapangan. Shaka mendorong Sekar ke tengah lapangan. Sebelum Sekar sempat menanyakan ada apa, Shaka melemparkan beberapa lembar foto

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    58. Sekar Mau Pindah

    Dia memukul-mukul bekas cincin di jari itu. Air matanya lagi-lagi menetes. "Gue benci. Gue benci." Mau tidak mau wajah Shaka muncul lagi di benaknya."Bang Kay~ Sekar mau pindah aja." Sekar mengusap kasar air matanya.°°°Sekar menatap gedung sekolahnya dengan helaan nafas berat. Dia memasuki area parkir khusus sepeda motor. Matanya langsung tertuju pada motor besar berwarna merah milik Shaka. Tangan Sekar refleks ingin mengarahkan motornya untuk parkir di samping motor Shaka."Astaghfirullah," Sekar menggelengkan kepala dan segera mencari tempat lain."Sekar."Sekar berbalik dan tatapannya bertemu dengan Bella. "Kar~" panggil Bella lagi. Suaranya bergetar. Dia meraih tangan Sekar tapi Sekar segera menepisnya.Sekar tak sengaja melihat seseorang bersembunyi di balik tembok. Sekar kemudian mundur menjauhi Bella. "Mau apa lagi? Belum puas lo sama kakak lo bohongin gue!"Bella ingin meraih tangan Sekar lagi tapi Sekar berjalan mundur."Kar, gue gak maksud mau bohongin lo. Gu-"Sekar meng

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    59. Diancam

    "Makasih, bu Mili." Ucap Sekar kemudian menyelipkan dua lembar uang ratusan untuk membayar makanannya. Mili ingin mengembalikan satu lembar uang itu. "Kebanyakan, mbak. Satu ini juga masih ada kembalian.""Sisanya buat jajan Ahmad aja." Sekar menyelipkan uang itu kembali ke tangan Mili.Mili menatap Sekar rumit. "Sekar tau ibu diancam. Sekar gak marah kok sama ibu. Jangan ditolak uangnya." Sekar tersenyum pada Mili."Saya malu. Mbak sudah sering bantu saya, tapi saya gak bisa apa-apa buat bantu."Sekar cemberut, "Ibu kayak yang baru kenal Sekar. Sekar gak papa. Udah, ya. Sekar lapar." Sekar menepuk-nepuk perutnya.Mili terkekeh dan segera mundur dari meja Sekar.Sekar tersenyum miris menatap semangkok bakso di depannya. Sebenarnya bakso dengan sambal super banyak sepert inilah yang jadi favoritnya sejak dulu.Tapi semenjak mengenal Shaka, cowok itu sering memintanya untuk mengurangi makan makanan peda

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    60. Lab Kimia

    Ricko terkekeh melihat wajah kaget Sekar yang sangat menggemaskan. Sekar menatapnya sinis. "Ngapain lo di sini?""Bisa kita ngomong bentar?" Ricko menatap gadis di depannya. Sekar bisa melihat gurat khawatir di wajah cowok itu."Gue tunggu di depan lab kimia." Ricko langsung memutuskan. Sekar mencebik sebal. Ricko terkekeh melihat wajah masam Sekar kemudian dia mengulurkan sebuah hoodie. "Pake. Tadi gue nyari seragam buat lo di koperasi, tapi size lo lagi kosong."Sekar terdiam. Sebenarnya kemarin dia lah yang menghabiskan stok seragam itu karena sudah tau seragamnya akan sering berganti beberapa minggu ini. Sayangnya dia lupa memasukkan satu seragam cadangan ke dalam tas pagi ini.Sekar menerima hoodie itu dan masuk kembali ke toilet untuk mengenakannya. Ricko menawarinya. Tidak ada salahnya menerima. Toh dia tidak memaksa Ricko memberi bantuan.Sekar tidak melihat Ricko lagi begitu dia keluar. Dia kemudian segera men

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    147. Tes DNA

    "Ternyata orang itu benar selingkuhan wanita itu. Mereka berhubungan sejak masih tinggal di desa." Oda menghisap rokoknya kemudian menghembuskan asapnya ke udara.Kayden berdecih melihat video rekaman di ruang hotel itu dan mencocokkan lagi dengan wajah laki-laki itu dengan selembar foto di tangannya dan selembar lainnya adalah foto Evelyn."Bukalah." Oda menunjuk berkas yang masih terbungkus rapi di atas meja."Bang Oda gak mau liat duluan?" Tanya Kayden. Tapi tangannya sudah membuka segel berkas itu.Oda terkekeh, "buat apa? Tanpa melihat pun aku sudah tau apa hasilnya."Oda memperhatikan raut wajah Kayden yang masam dan menaikkan sudut bibirnya dengan sinis. "Apa kataku." Katanya sambil tertawa."Seharusnya Kayden senang karena lampir itu terbukti bukan anak kandung om Dewo, tapi rasanya sakit liat Sekar selama ini diperlakukan gak adil sama om Dewo. Orang itu lebih mentingin ngebesarin anak yang ternyata bukan anak kandungnya

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    146. Jalan Berduaan

    "Jadi tujuh tahun lalu, tantenya temennya abang Sekar tiba-tiba bilang sama orang tuanya abang Sekar kalo temennya abang Sekar ini liat abang Sekar sendiri yang dorong adeknya ke tengah jalan raya sampai ketabrak waktu itu. Padahal gak. Ab-" "Maksud lo tante Desi? Jadi dia tiba-tiba pindah ke luar negeri gara-gara itu?" Ricko melototkan matanya. Suaranya tanpa sadar meninggi membuat beberapa orang dari meja lain memperhatikan mereka. "Beneran tante Desi?" Tanya Ricko lagi setelah beberapa saat. Suaranya lemah. Sekar mengangguk. "Gue juga gak nyangka. Selama ini tante Desi selalu baik sama kita." Musthofa mengerutkan dahi, "jadi lo curiga tante Desi ini terlibat? Atau paling gak dia tau pelaku aslinya? Gak mungkin dia tiba-tiba iseng aja bilang begitu, kan?" Sekar mengangguk. "Gio juga bilang dia gak pernah cerita tentang kejadian itu sama tante Desi sama sekali, tapi tante Desi bisa tiba-tiba datengin ayahnya abang Sekar. Pasti ada seseorang yang merintahin dia buat fitnah ab

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    145. Pria Berkacamata

    Kayden segera menutup matanya dengan tangan. "Bang," katanya jengah. Dia menatap sinis Oda setelah Oda menjauhkan kembali laptopnya. "Kayden baru tau abang bisa nyebelin kayak gini." Sungutnya. Oda tersenyum miring. "Kalau sudah tinggal lama memang begitu. Keluar semua sifat bobroknya." Dia lalu meniupkan asap rokoknya ke udara. Kayden cemberut. "Jadi yang cewek yang di video itu siapa?" Oda menghembuskan nafasnya kemudian terkekeh. "Sari. Ibu tirinya Sekar. Dan lawan mainnya adalah selingkuhannya. Bukan Dewo. Dilihat dari cara mereka berinteraksi, kemungkinan mereka sudah berhubungan sejak lama. Anak buahku masih menyelidikinya." Kayden menggelengkan kepalanya sambil bergidik. "Benar-benar keluarga istimewa." "Bayangkan bagaimana jika tua bangka itu tau dia ternyata diselingkuhi selama ini." "Karma." Bisik Kayden pelan. Dia terbayang Sekar yang selama ini terabaikan. Pria itu malah sibuk denga

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    144. Niat Jahat

    Mata Shaka melotot lebar-lebar. "Aku juga baru tau bulan lalu. Tapi aku yakin Ricko gak punya niat jahat. Lagipula sama kayak aku, aku adek Kayden tapi aku sekolah di Garuda gak niat jadi mata-mata. Ricko juga pasti sama." "Ini kenapa jadi kamu kayak lagi belain dia?" Shaka menatap sebal Sekar. Dia mengangkut gadis itu ke pelukannya. "Kamu percaya aku, kan?" Sekar mendongakkan kepalanya menatap Shaka. Shaka menghembuskan nafasnya. "Kayak kamu. Kalau memang kalian niat jadi mata-mata pasti geng Garuda gak damai-damai aja kayak sekarang. Aku cuma kecewa kenapa Ricko gak ngomong jujur aja." Sekar menyipitkan matanya, "kamu ngira ngomong sama kamu itu gampang. Belum dijelasin juga pasti udah dikasih bogem." Shaka terbahak. Dia memegangi sisi kepala Sekar dan mengecupi seluruh permukaan wajah Sekar. "Ini calon suami lagi berusaha buat berubah, sayang. Janji nanti gak emosian lagi." "S

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    143. Adik Sepupu

    Sekar meneguk ludah, "j-jangan." Raut wajah Shaka berubah masam. Dia membuang muka tak ingin Sekar melihatnya. "S-Shaka," panggil Sekar lembut. Hening. Shaka masih tak mau melihat wajahnya. "S-Shak," Sekar meraih tangan Shaka. Dia memberanikan diri menggenggam tangan itu. "Kenapa?" tanya Shaka getir. Matanya masih betah menatap keluar. "Apa kamu lebih suka sama yang lemah lembut kayak Ricko. Yang pikirannya dewasa, gak kekanakan kayak aku. Kamu pasti capek kan hadepin aku. Bentar-bentar emosi. Manja. Tukang modus. Suka maksa." Sekar terdiam. Dia merasa sedih tanpa alasan. "Kalau kamu bener mau kayak gitu, aku janji akan berubah. Tapi gak bisa instan. Aku butuh waktu buat buang semau sifat buruk aku ini. Tapi kamu jangan pergi. Temenin aku." "Shaka," Sekar menggelengkan kepalanya. Matanya berembun. "Gak ada yang perlu

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    142. Belum Usai

    Sekar melotot. Kenapa malah ke situ. "Tapi begitu aku sadar aku langsung dorong dia kok jauh-jauh." Shaka mengangguk-anggukan kepalanya. Bibirnya kerucut. "Aku juga udah mandi kembang tujuh rupa di rumah. Besoknya juga mandi pakai air tanah liat. Tanya aja Bella." Bella mengacungkan jempolnya dari kerumunan paling depan. Mandi dengan tanah adalah idenya. Sekar terkekeh geli mendengarnya. Shaka tersenyum lega melihat tawa Sekar. "Kamu cantik." Sekar langsung berdehem. Bisa-bisanya dia malah membayangkan Shaka mandi tanah liat dengan dada telanjangnya. "Kamu maafin aku, kan? Plis, sayang, dua hari aja hukumnya. Hari ini kita baikan, ya~" Sekar meneguk ludahnya. Kenapa Shaka sangat menggemaskan sekarang. "Maafin. Maafin." Bella mulai bersorak dan diikuti murid-murid lain. Suasana berangsur ramai. Shaka tersenyum dan mengacungkan jempolnya pada Bella

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    141. Perkara Posisi Tangan

    "Maaf ya, aku kemarin aku ngikutin kamu pulang diam-diam. Aku gak punya niat apa-apa. Aku cuma mau mastiin kamu sampai rumah dengan selamat." Bahkan saat Shaka masih salah paham dan tidak tau kebenaran tentang hubungan Kayden dan Sekar, Shaka sering diam-diam mengikuti Sekar pulang ke apartemen lamanya untuk memastikan gadis itu pulang dengan selamat. Shaka bahkan sering mengabaikan Evelyn yang berstatus pacarnya. "Lo gak punya kewajiban untuk itu." Sekar membuang muka. Jantungnya mendadak berdebar luar biasa. Shaka mengintip Sekar lewat spion. "Aku ngelakuin itu karena keinginan hati aku. Aku gak bisa tenang kalo belum mastiin kamu baik-baik aja." Shaka menghentikan motor besarnya di depan lobi gedung apartemen mewah Sekar. Dia mengulurkan tangannya untuk pegangan Sekar. Shaka membantu Sekar melepaskan helmnya. "Besok aku jemput, ya~" Shaka mengusap rambut Sekar sebelum menjalankan motornya. Dia tidak sabar

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    140. Anin dan Musthofa

    Ricko menatapnya sebal. "Gue bakal coba. Tapi gue gak bisa maksa kalo dia gak mau ketemu sama lo." "Bilang aja gue adeknya Andrew." "Yaudah. Buruan kita ketemu Shaka. Makin lama makin marah dia ntar." Ricko berjalan paling duluan. Sekar buru-buru bangkit dan mengejar langkah Ricko. "Ko," panggilnya. "Hm," Ricko meliriknya jengah. "Ternyata seru juga ya temenan sama lo." Ricko berdecih. "Gak. Gak tertarik gue punya temen modelan lu." Ricko mempercepat langkah kakinya. "Heh mulut lu. Gini-gini gue banyak duitnya ya!" Sekar menyingsingkan lengan bajunya dan mengejar langkah Ricko. Ricko terkekeh, "percuma banyak duit tapi doyan gratisan." "Itu namanya tidak menolak rezeki, Iko~" "Eh?" Ricko menghentikan langkahnya. Dia menatap heran Sekar. Sekar menggaruk tengkuknya, "kata Gio itu nama lo jaman bocah." "Ya ta

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    139. Nasi Padang

    Ricko terpaksa menyerahkan ponselnya. Dia berdoa semoga Sekar tidak menyebutkan nama Gio nanti. "Kok lama sih, Ko? Lo ke mana aja?" "..." Raut Shaka sudah sangat masam. Sekar mengabaikan telponnya dari kemarin, tapi malah beramah tamah dengan cowok lain. Apalagi suara Sekar terdengar ramah dan manja. Berbeda sekali jika sedang bersamanya yang selalu ketus. "Nanti pulang gue titip nasi padang ya, yang deket sekolah, pak-" "Kar, lo gak boleh selingkuh sama Ricko." "Anj-" Sekar melototkan matanya. Dia buru-buru memutus panggilannya. Gio terkekeh melihat wajah shock Sekar. "Ngapa lu?" "Shaka yang ngangkat. Untung gue gak ada nyebut nama lo." "Pasti dia lagi cemburu berat. Apalagi lo dari kemaren ngacangin dia." "Gue gak mau berurusan lagi sama mantan!" Sekar mengibaskan rambut dengan songongnya. *** "Kar," "Hmm" Sekar hanya berdehem. Dia masih sibuk mengunyah burger di tangannya. Akhirnya Ricko gagal membelikannya nasi padang. "Shaka minta lo balas chatnya." "Lo

DMCA.com Protection Status