Share

56. Yang Ada Sayapnya

Penulis: Flutterby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-26 11:57:10

"Iya. Abang seneng deh. Bunda sekarang udah gak histeris lagi tiap liat abang. Kemaren juga bunda gak nolak pas abang mau salim."

"Kita harus sering-sering jengukin bunda ya, bang. Sekar yakin bunda bakal sembuh dan bisa kumpul sama bang Kay lagi suatu hari nanti." Sekar tersenyum tulus.

"Gue selalu meyakini itu, Kar. Thanks, ya. Gue gatau gimana kalo gak ada lo." Kayden mengusap puncak kepala gadis itu.

Jika bukan karena Sekar, tidak mungkin dia bisa berdekatan dengan bunda seperti sekarang. Sekar lah yang dengan sabar selalu membantu bunda untuk mengingat Kayden lagi. Sekar selalu membahas Kayden tiap bertemu Farah hingga Farah terbiasa mendengar namanya.

"Bunda abang juga bunda Sekar. Sekar juga kepengen banget bunda sembuh. Tapi bang, Sekar takut...."

"Takut bunda sadar kalo lo bukan Putri?"

Sekar mengangguk. Memang itu yang ditakutkannya selama ini. Dia takut bunda akan membencinya karena mengaku-ngaku sebagai anak bungsu m
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    57. Cincin Turun Temurun

    Kayden menyentil kening Sekar dengan sebal. Dia merampas ponsel Sekar dan segera menghapus foto yang baru dikirim Shaka itu."Abang jang-" Sekar melotot melihat gambar surga itu sudah hilang tanpa jejak. "Bang Kay jahat!""Heh bocil belum boleh liat foto gak senonoh." Kayden menepuk kepala Sekar gemas."Apanya yang gak senonoh, orang foto normal, kok." Sekar mengerucutkan bibirnya."Apanya yang normal. Air liur lo tuh udah mau netes."Sekar refleks mengusap sudut bibir membuat Kayden melotot kesal. "Sekaarrr."***Shaka menarik tangan Sekar ke tengah lapangan. Langkah kaki Shaka yang panjang membuat Sekar terseok-seok mengikutinya. Dia sedang membaca novel di perpustakaan saat tiba-tiba saja Shaka menghampirinya. Para murid yang penasaran mengikuti Shaka dan Sekar hingga ke tengah lapangan. Shaka mendorong Sekar ke tengah lapangan. Sebelum Sekar sempat menanyakan ada apa, Shaka melemparkan beberapa lembar foto

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    58. Sekar Mau Pindah

    Dia memukul-mukul bekas cincin di jari itu. Air matanya lagi-lagi menetes. "Gue benci. Gue benci." Mau tidak mau wajah Shaka muncul lagi di benaknya."Bang Kay~ Sekar mau pindah aja." Sekar mengusap kasar air matanya.°°°Sekar menatap gedung sekolahnya dengan helaan nafas berat. Dia memasuki area parkir khusus sepeda motor. Matanya langsung tertuju pada motor besar berwarna merah milik Shaka. Tangan Sekar refleks ingin mengarahkan motornya untuk parkir di samping motor Shaka."Astaghfirullah," Sekar menggelengkan kepala dan segera mencari tempat lain."Sekar."Sekar berbalik dan tatapannya bertemu dengan Bella. "Kar~" panggil Bella lagi. Suaranya bergetar. Dia meraih tangan Sekar tapi Sekar segera menepisnya.Sekar tak sengaja melihat seseorang bersembunyi di balik tembok. Sekar kemudian mundur menjauhi Bella. "Mau apa lagi? Belum puas lo sama kakak lo bohongin gue!"Bella ingin meraih tangan Sekar lagi tapi Sekar berjalan mundur."Kar, gue gak maksud mau bohongin lo. Gu-"Sekar meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-28
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    59. Diancam

    "Makasih, bu Mili." Ucap Sekar kemudian menyelipkan dua lembar uang ratusan untuk membayar makanannya. Mili ingin mengembalikan satu lembar uang itu. "Kebanyakan, mbak. Satu ini juga masih ada kembalian.""Sisanya buat jajan Ahmad aja." Sekar menyelipkan uang itu kembali ke tangan Mili.Mili menatap Sekar rumit. "Sekar tau ibu diancam. Sekar gak marah kok sama ibu. Jangan ditolak uangnya." Sekar tersenyum pada Mili."Saya malu. Mbak sudah sering bantu saya, tapi saya gak bisa apa-apa buat bantu."Sekar cemberut, "Ibu kayak yang baru kenal Sekar. Sekar gak papa. Udah, ya. Sekar lapar." Sekar menepuk-nepuk perutnya.Mili terkekeh dan segera mundur dari meja Sekar.Sekar tersenyum miris menatap semangkok bakso di depannya. Sebenarnya bakso dengan sambal super banyak sepert inilah yang jadi favoritnya sejak dulu.Tapi semenjak mengenal Shaka, cowok itu sering memintanya untuk mengurangi makan makanan peda

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    60. Lab Kimia

    Ricko terkekeh melihat wajah kaget Sekar yang sangat menggemaskan. Sekar menatapnya sinis. "Ngapain lo di sini?""Bisa kita ngomong bentar?" Ricko menatap gadis di depannya. Sekar bisa melihat gurat khawatir di wajah cowok itu."Gue tunggu di depan lab kimia." Ricko langsung memutuskan. Sekar mencebik sebal. Ricko terkekeh melihat wajah masam Sekar kemudian dia mengulurkan sebuah hoodie. "Pake. Tadi gue nyari seragam buat lo di koperasi, tapi size lo lagi kosong."Sekar terdiam. Sebenarnya kemarin dia lah yang menghabiskan stok seragam itu karena sudah tau seragamnya akan sering berganti beberapa minggu ini. Sayangnya dia lupa memasukkan satu seragam cadangan ke dalam tas pagi ini.Sekar menerima hoodie itu dan masuk kembali ke toilet untuk mengenakannya. Ricko menawarinya. Tidak ada salahnya menerima. Toh dia tidak memaksa Ricko memberi bantuan.Sekar tidak melihat Ricko lagi begitu dia keluar. Dia kemudian segera men

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    61. Daun-daun Kering

    Bara refleks mengelus dadanya begitu melihat kedatangan Ricko. Dia menghela nafas lega."Gue mau ngomong empat mata." Shaka mendahului Ricko menuju basecamp mereka.Bara dan lainnya menatap Ricko penasaran, tapi Ricko hanya menggelengkan kepalanya dan mengikuti Shaka."Ada hubungan apa lo sama mantan gue?" Tanya Shaka langsung begitu mereka tiba di sebuah ruangan lagi di basecamp itu."Mantan lo yang mana dulu. Mantan lo kan banyak." Ricko menyunggingkan senyumnya.Shaka menatap tajam Ricko. "Lo tau siapa yang gue maksud. Ada hubungan apa lo sama dia?"Ricko mengernyitkan dahi. Kenapa tiba-tiba."Gue liat dia pake hoodie lo. Hoodie itu cuma ada satu di dunia. Gue pesenin khusus buat hadiah ulang tahun lo."Shaka mengepalkan tangannya. Dia kembali teringat bayangan Sekar dengan hoodie milik Ricko tadi. Dia tidak suka melihat Sekar mengenakan pakaian laki-laki lain. Ricko menelan ludah. Ternyata yang dit

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    62. Komunikasi Lewat Hape

    Sekar menjentikkan jarinya. "A! Yang tau gue suka makan kan cuma abang-abang Sekar. Tapi abang yang mana?" Sekar kembali mengernyitkan dahinya."Gio?" Sekar menyipitkan matanya. Dia berdecak. "Mau apa lagi. Nanti kalau ketahuan bang Kay, bang Kay ngambek lagi.""Tapi banyak makanannya." Sekar meneteskan air liur. "Ah, rejeki gak boleh ditolak."Sekar sudah memutuskan dia akan bertemu Gio sebentar. Urusan Kayden marah itu belakangan. Lagipula belum tentu juga dia akan ketahuan.°°°"Duduk, Kar. Gue udah pesenin semua kesukaan lo." Gio menarikkan kursi untuk Sekar. Mata Sekar berbinar melihat aneka fastfood yang sudah tersaji di atas meja."Kita makan dulu, ya." Ucap Sekar. Dia menggosokkan tangan dengan semangat.Gio terkekeh gemas melihat Sekar yang mulai makan dengan semangat. Dia menumpukan tangannya di dagu dan memandang gadis itu dalam hening."Aduh kenyang, banget." Sekar bersandar ke sandaran kursi setelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    63. Tua Gak Sadar Diri

    Sekar menghela nafas sebelum maju mendekati Bella. Memeluknya dan menepuk-nepuk kepala Bella dengan sayang.Air mata Bella langsung luruh. Dia membalas pelukan Sekar lebih erat.Sekar berdecak. "Cengeng~""Gapapa. Yang penting lo mau jadi sahabat gue lagi." Bella memeluk Sekar lebih erat. Sekar membiarkan Bella menangis di pelukannya. Dia mengusap-usap punggung gadis itu."Kenapa gak pernah cerita kalo lo Adek Shaka?" Tanya Sekar setelah Bella berhenti memeluknya. Bella mengusap bekas air matanya dengan punggung tangan."Ck. Bocah. Pake tisu." Sekar berdecak dan mengeluarkan tisu dari saku seragamnya.Bella terkekeh dan mulai membersihkan wajahnya dengan tisu itu. "Lo masih benci dia waktu itu. Kalo gue ngaku adeknya, lo gak akan mau sahabatan sama gue." Bella berdecak. Matanya mulai berkaca-kaca lagi.Sekar terkekeh teringat awal mereka bersahabat. Bella sangat getol mendekatinya. Selalu mengintilinya ke mana-mana.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    64. Pemuja Setan

    "Lo juga pernah pacaran sama si kampret?" Mata Sekar melotot. Dia berdecih. Rupanya Shaka memang suka berpacaran dengan yang lebih tua umurnya.Anna terkekeh melihat ekspresi Sekar. "Bukan Shaka. Waktu itu gue masih kelas sepuluh. Orang itu kakak kelas gue."Anna menghela nafas berat. Hatinya sakit tiap teringat orang itu. "Dia bukan cuma cinta pertama gue, tapi sahabat gue juga. Dia memutuskan kontak sama gue setahun lalu. Bahkan gue gak punya kesempatan buat ketemu dia buat yang terakhir kali sebelum dia pindah."Sekar menatap sendu Anna. "Jadi lo gak tau lagi dia di mana sekarang?"Anna menggeleng lemah. "Teman-temannya bilang dia dan keluarganya pindah ke Prancis. G-gue...." Anna menggigit bibirnya. Matanya berkaca-kaca.Sekar tak bisa berkata-kata lagi. Dia hanya bisa menepuk-nepuk pundak Anna untuk menenangkan gadis itu.Anna mengusap sudut matanya dan berusaha tersenyum. "Kasusnya sama kayak lo, jal-ang itu entah apa yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    177. Tamat

    Dimas terkekeh dan menyingkirkan telunjuk Dewo yang menunjuk ke arahnya. "Jangan bilang kau juga tidak tau bahwa Sekar ke Paris dua bulan yang lalu." Mata Dewo berkilat kaget sekilas. Setelahnya dia berusaha terlihat normal. Tapi Dimas menyadari reaksi awalnya. Pria itu tersenyum sinis. Dia membuka galeri di ponselnya dengan menunjukkan rekaman singkat seorang gadis yang nampak mengerucutkan bibirnya. "Ayah Dimas." Ucap gadis dalam video. Mata Kayden dan Gio berkilat mendengar suara itu. Dan mereka bisa membayangkan wajah masam Sekar yang melakukannya di bawah paksaan orang lain. Dimas menjauhkan ponselnya saat tangan Dewo ingin menjangkaunya. Dewo naik pitam melihatnya. "Kau tidak bisa memaksa anak gadis orang lain untuk memanggilmu ayah." "Kenapa tidak bisa! Lagipula dia terlihat senang-senang saja, tidak ada ketegangan. Asal kau tau saat itu dia sedang meminta ditraktir makan di restoran favoritnya, padahal sepanjang jalan dia sudah memalakku untuk membayar semua street food

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    176. Pura-pura Tuli

    "Kar~" Suara Kayden parau. Dia langsung memeluk Sekar erat-erat. Gio ikut memeluk kedua orang itu. "Lo harus secepatnya ingat gue, Kar. Gue sama Gio nunggu lo. Kita selalu nunggu lo." Kayden menepuk-nepuk pucuk kepala Sekar. Dia tidak peduli lagi meski pandangannya sudah kabur karena air mata. Gio ikut mengusap bahu Sekar. "Lo harus sehat-sehat di sana. Harus pinter jaga diri. Gak ada gue sama Kayden lagi yang bisa jagain lo." Gio mengusap air matanya. Sekar menatap dua orang itu yang sama sama menangis. Hati Sekar campur aduk. Matanya ikut panas dan akhirnya menjatuhkan bulir-bulir bening. "Cepat pulang. Abang-abang lo nunggu di sini." Kayden mengusap air mata di wajah Sekar dengan hati-hati. Dia lalu mengecup kening gadis itu. Juga dua kelopak matanya. "Gue selalu nunggu lo di sini. Baik-baik di sana, ya~" pintanya. Sekar mengangguk tanpa sadar. Hatiny

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    175. Ayah Dimas

    "Karena abang pencopet." Sekar menampakkan raut kagetnya. Petra mengusap lagi air matanya. "Karena bang Pepet udah mencopet hati Sekar." Petra berusaha tersenyum. Sekar ikut tersenyum. "Bang Pepet lucu." Petra menganggukkan kepalanya. Tangisnya semakin hebat. "Kalo aku kamu ingat? Pokoknya harus ingat." Sean maju. Belum apa-apa matanya sudah berembun. "Bang Sean, kan?" Sekar tersenyum. "Gak pakai abang. Kamu biasanya manggil aku Sean aja. Gak ada abangnya." Sean mengusap air matanya. Sekar mengernyit. "Bang Sean kan seumuran bang Kayden? Kenapa Sekar gak panggil abang kayak yang lain?" Sekar menoleh pada Kayden yang dari tadi hanya diam. Mata pemuda itu paling sembab. "Bang Kayden," panggil Sekar karena Kayden hanya diam saja. "Kita semua bahkan gatau k

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    174. Bintang PD

    "Besok saya ingin membawa Sekar pulang berobat di Paris." "Om?" Shaka membeku. Dia takut salah mendengar sebelumnya. "Shaka gak salah denger, kan, om? Om gak mungkin mau bawa Sekar ke Paris, kan?" Keheningan di seberang sana sudah menjawab pertanyaan Shaka. Pemuda itu tanpa sadar mundur selangkah. Dia memegangi tembok di sebelahnya. "Om, Shaka yakin Sekar masih bisa disembuhkan di Indonesia. Shaka akan cari rumah sakit yang lebih baik lagi. Dokter yang lebih hebat lagi. Sekar tidak harus dibawa ke Paris, om. Lagipula Sekar baru siuman, om." Louis menghela nafas berat. "Shaka, dengarkan saya. Saya melakukan ini demi kebaikan Sekar. Saya tau pengobatan di Indonesia juga baik. Banyak rumah sakit maju dan dokter yang ahli di bidangnya. Tapi ini sudah dua minggu sejak Sekar siuman. Kesehatannya tidak memiliki banyak kemajuan." Shaka terdiam. Dia ingin menyangkal kata-kata Louis tapi tidak ada suara yang terucap. Dia juga terbayang saat Sekar merintih kesakitan merasakan semua luka

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    173. Membawa Sekar Pulang

    "Kagak ada nanti. Gue gak izinin lo nemuin Sekar sampai kapan pun!" Kayden memotong ucapan John. Kakinya kembali hendak menerjang ke depan. "Kay! Kay!" John berdiri di depan Kayden untuk menghalangi. Dia memegangi bahu Kayden dan memaksa pemuda itu untuk memasuki ruang rawat Sekar bersamanya. Gio memandang pintu ruang rawat Sekar yang sudah tertutup dari dalam. Pemuda itu lalu berjalan mendekati Bagas. Matanya menatap dari pucuk kepala hingga ujung kaki Bagas. Sudah berapa tahun mereka tidak bertemu. Jika bukan karena suara Bagas yang tidak berubah, Gio tidak akan mengenali wajah di balik cambang tebal itu. "Lo sebaiknya pulang, bang. Kayden gak akan ngizinin lo liat Sekar buat sekarang. Cowok itu keras kepala." "Gue tau semua ini terjadi karena gue. Gue nyesel, Yo." "Lo ninggalin banyak masalah buat kita semua di Indo, bang." Gio tersenyum miris. "Gue dan yang lain gak pernah berenti nyari lo selama ini, tapi semuanya sia-sia. Lo gak bisa ditemuin di manapun. Lo emang niat ba

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    172. Bagas

    Oda mengangguk. "Saya juga tidak berniat melepaskan bajin-gan itu begitu saja dan menyerahkannya ke polisi. Masalahnya Shaka sudah menyerang tempat persembunyian mereka sendirian dan hampir membakar seluruh bagian rumah itu dan telah menarik perhatian warga sekitar. Orang-orangku juga mengatakan Daniel beserta anak buahnya sudah tidak terlihat di sana. Mereka pasti sudah kabur duluan saat mengetahui Sekar tertabrak. Sekarang polisi sudah terlanjur tau." "Masalah itu biar nanti Kayden yang ke kantor polisi. Kita pasti bisa nemuin Daniel, bang. Sean sama yang lain udah turun nyari mereka. Beberapa geng motor lain yang deket sama Fonza juga ikut turun tangan." "Gue juga udah nyuruh Jovi sama anak-anak buat ikut nyari keberadaan Daniel, Kay." Gio yang sedari awal diam juga ikut bersuara. Kayden memperhatikan wajah Gio yang sembab dan mengangguk. "Thanks." Katanya pelan. "Tapi saya sangsi keberadaan orang itu mudah ditemukan.

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    171. Berlumuran Darah

    "Woy jangan kabur!"Kedua gadis itu sontak menoleh ke belakang dan melihat belasan orang mengejar mereka dari jarak agak jauh.Sekar melotot ngeri. Dia mengepalkan tangannya dan mempercepat larinya. "Kabur, Len!" Gadis itu menoleh pada Evelyn. "Lo masih sanggup, gak? Atau gue gendong aja?"Evelyn menggeleng tegas. Gadis itu menggigit bagian dalam bibirnya. Keringatnya sebesar biji jagung setiap dia menggerakkan kakinya.Sekar mengencangkan kepalan tangannya. Daniel. Awas saja. Besok dia luluh lantakkan orang itu bersama pengikutnya."Argh!" Evelyn berteriak saat tubuhnya terhuyung ke depan dan lututnya segera bergesekan dengan aspal jalanan. Dia merasakan kulitnya terkelupas dan terasa panas membakar. "Ilen!" Sekar yang sudah berjarak jauh di depannya segera menoleh mendengar teriakan Evelyn. Matanya melotot panik dan segera berlari hendak menghampiri Evelyn."Jangan." Evelyn menggelengkan kepala. Matanya berembun. "Jan

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    170. Karena Lo Kakak Gue

    "Lo beneran bego." Sekar menaikkan sudut bibirnya melihat seseorang yang juga terborgol di seberangnya. Gadis itu meringkuk. Meski kondisi ruangan mereka disekap remang-remang tapi Sekar dapat melihat wajah gadis itu yang lebam-lebam. Terdapat bulatan besar berwarna kehitaman di mata kirinya. Entah siapa yang sudah melayangkan kepalan tangannya."Shh..." Gadis itu meringis saat membuka mulutnya."Mulut lo robek. Mending diem kata gue mah." Sekar terkekeh dan melanjutkan ucapannya. "Tapi gue penasaran, mata lo ditonjok siapa? Anjir GG banget pukulannya. Jangan bilang cowok lo si Brian?"Evelyn menggertakkan giginya. Matanya melirik tajam Sekar. "Berisik. Mending lo pingsan aja kayak tadi.""Gue bangun karena tiba-tiba lapar. Tau gak, pas lo nelpon tadi posisi gue lagi nunggu pesenan makanan gue. Demi nyelametin kakak yang akhirnya mau nerima gue makanya gue langsung ke sini jemput lo, taunya kena prank." Sekar terkekeh. Kebetulan perutnya keroncong

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    169. Perempuan Matre

    "Mau ke mana kamu, kak?" Shaka terlonjak kaget saat ruang tengah yang awalnya gelap menjadi terang benderang. Di belakangnya Ratna muncul dengan tangan bertengger di pinggang. "M-mama." Shaka menarik tangannya menyembunyikan sepatu yang ditentengnya di belakang tubuhnya. "Kamu mau ke mana lagi jam satu malam begini! Bentar lagi ujian, bukannya belajar di rumah." Mata Ratna tertuju pada tangan Shaka yang bersembunyi di belakang tubuhnya. "Kakak harus keluar, ma. Penting." Shaka memberikan tatapan memohon. "Udah larut malam, kak. Bahaya. Sekarang begal lagi marak. Lagian bisa tunggu besok pagi aja, kan." Ratna menatap gemas sekaligus kesal. "Mending balik ke kamarmu. Mama gak kasih izin kamu pergi sekarang. "Ma," Shaka menggelengkan kepalanya. "Kakak baru aja dapat kabar kalo Sekar diculik. Kakak mau bantu cari Sekar." "Lagi-lagi perempuan matre itu lagi?" Ratna menyugar rambutnya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status