Share

Chapter 5

“Aku males banget sama pak Arsenio, dia bener-bener ngawasin aku.”

Andhira menatap Darwis yang sedang men-dribble bola basket, sahabatnya itu melakukan teknik Lay Up Shoot, dan bola basket tersebut masuk ke dalam ring. Andhira yang melihatnya hanya bersidekap dada dan duduk bersandar pada kursi di pinggir lapangan indoor.

Darwis menghampiri sahabatnya dan membiarkan bola basket tersebut menggelinding tanpa arah. Dirinya mengambil botol minum berwarna hitam di sisi kanan Andhira, dan menatap sahabatnya itu.

“Emangnya pak Arsenio  ngapain kamu?” tanya Darwis kepada Andhira yang memasang wajah badmood.

“Dia ngawasin aku dari cctv, dia kan tau jadwal aku kapan-kapan aja, dan ruangan yang mana. Pas dia lagi ada kelas, dia nyuruh orang IT buat ngawasin aku, gila gak?” ucap Andhira menggebu-gebu, sedangkan Darwis tertawa.

Jujur saja, baru kali ini Andhira kesal dengan seseorang, biasanya gadis itu yang bikin orang lain kesal. Darwis akan memberikan apresiasi kepada Arsenio, karena sudah membuat Andhira mengoceh tentang sikap Arsenio.

“Kamu jangan kesel-kesel sama pak Arsenio, nanti kamu yang suka sama dia,” ucap Darwis, diakhiri dengan terkekeh. Sedangkan Andhira langsung bergidik ngeri membayangakan dirinya … suka sama Arsenio?

“Oh tentu gak bisa, Dar. Pak Arsen bukan tipe aku, skip.”

Darwis duduk di sisi kanan Andhira, menatap lurus ke depan sana, “Aku ngeliat pak Arsenio itu baik kok. Gak kaya cowo-cowo yang ngedeketin kamu kebanyakan. Kali aja dia bisa ngebimbing kamu ke jalan yang benar.”

Andhira mendelik, “Emangnya aku ke sasar?” tanyanya dengan tidak suka, sedangkan Darwis menoleh dan mengangguk.

“Kamu itu udah salah jalan. Aku tau kok itu pelampiasan kamu, tapi jangan kelamaan, Andhira. Kamu udah dua puluh tahun, dan kamu harusnya udah nyusun rencana kamu ke depannya. Bukan yang keluar masuk club terus,” oceh Darwis, walaupun dirinya tidak sebaik apa yang dikatakan, tetapi mencoba untuk membawa pengaruh baik.

Andhira duduk menyamping, menatap Darwis dengan mata menyipit, “Kamu ada di pihaknya pak Arsenio? Kamu kan kenal aku duluan, dibandingkan pak Arsenio, kenapa kamu belain pak Arsenio?”

Darwis menoleh, dan menaikkan sebelah alisnya, “Aku yakin pak Arsen orangnya baik. Kaya aku ke Caca.”

Andhira bergumam, “Kamu tau sesuatu ya tentang pak Arsenio?” tanyanya penuh selidik, sedangkan Darwis terkekeh.

“Pak Arsenio itu kan Dosen PAnya Reno ya, masa aku gak tau sih?” tanya Darwis balik, tetapi penuh tanda tanya untuk Andhira.

“Pak Arsenio punya istri? Aku takut tiba-tiba ada perempuan, datengin aku, terus ngajakin aku adu banteng,” ucap Andhira dengan menggebu-gebu, sedangkan Darwis tertawa pelan.

“Kamu ada liat cincin di jari manisnya pak Arsenio gak?” tanya Darwis, semakin membuat Andhira berfikir kembali, mengingat apakah ada cincin yang melingkar atau tidak.

“Seinget aku gak ada, lagian aku baru ketemu dua kali …” Gadis itu menggeleng dengan cepat, menatap Darwis yang menaikkan sebelah alis. “Tiga kali deh, sama tadi pagi pas aku lagi di kantin, pak Arsen dateng terus narik aku buat masuk kelas.”

Darwis menaikkan sebelah alisnya, “Oh iya? Aku kira kamu masuk kelas, karena  emang lagi bener.”

Andhira bersidekap dada, dan bersandar, “Kamu belum dateng tadi, makanya gak liat aku di tarik sepenuh tenaga itu orang.”

Darwis melirik sisi kanannya, menengadahkan wajahnya, dan mendapati Arsenio yang menempelkan jemari telunjuk di depan bibir. Darwis hanya mengangguk dan mengulum bibirnya, dirinya membantu Arsenio.

“Oh yaa? Kamu di tariknya karena apa?” tanya Darwis, membuat Andhira menoleh. Tetapi sosok Arsenio di belakang Darwis pun membuat Andhira menyipitkan mata.

Gadis itu bangkit dan menengadahkan wajahnya, dirinya benar-benar terkejut dengan kehadiran Arsenio. Melangkah mundur, dan berdecak kesal.

“Pak Arsenio,” gumam Andhira, masih bisa di dengar oleh Arsenio. Sedangkan Darwis beranjak, mengambil barang-barang miliknya dan saat ingin melangkah, Andhira mencekal tangan. Gadis itu menatap sahabatnya, “Mau kemana? Aku ikut.”

Darwis menggeleng, dirinya melepaskan genggaman tangan Andhira pada pergelangan tangannya, “Inget, pak Arsen itu Dosen PA kamu. Aku mau ke kelasnya Caca, bye, Andhira,” ucapnya, dia menatap Arsenio dan tersenyum manis kepada pria dewasa itu.

Arsenio mengangguk, “Tiati yaa, Darwis.”

Darwis melangkah menjauhi Arsenio dan Andhira, Sekarang hanya ada Arsenio dan Andhira, hanya berdua, membuat Andhira berdecak. Gadis itu tidak ingin bertemu dengan Arsenio, tetapi semesta menolaknya.

“Seru yaa ngomongin saya dari belakang?” tanya Arsenio, dia melangkah mendekati Andhira yang bersidekap dada.

“Pak Arsen gak ada kerjaan emangnya? Sampe ngintilin saya kemanapun saya pergi,” ucap Andhira dengan datar, dirinya tidak perduli jika nanti akan mendapatkan surat peringatan dari Arsenio.

Arsenio menaikkan sebelah alisnya, “Papih kamu nitipin kamu ke saya, jadi kamu itu dalam pemantauan saya, Andhira.”

Andhira bergidik geli, “Itu Papih saya yang minta atau pak Arsenio yang ngajuin diri?” tanyanya, memang menantang laki-laki dihadapannya saat ini.

Arsenio maju satu langkah, membuatnya dekat dengan Andhira, bahkan tidak ada jarak diantara dirinya dan Andhira. “Maheswari Andhira Swastika, ingat dengan kesepakatan kita?” tanyanya dengan nada rendah, membuat Andhir bergeming dan mengulum bibir.

“Pak Arsenio yang terhormat, bisa gak sehari aja gak gangguin saya? Lagian yaa pak, di kesepakatan kita, dalam waktu satu bulan, ini baru dua hari, masih ada dua puluh sembilan hari lagi, kurang lebih.”

Arsenio mengangguk, “Dalam satu bulann itu di hitung dari hari ini. Jadi, kamu harus berkelakuan baik selama satu bulan.”

Andhira bergeming, otaknya ngebug. “Bentar ya, Pak. Ini maksudnya selama satu bulan?” tanyanya, diangguki oleh Arsenio.

“Benar. Selama satu bulan. Kalau pada saat bertemu saya, kamu berulah, saya pastikan satu hari penuh, kamu dalam pengawasan saya.”

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Talis Saikmat
himmmm lagi seru baca?, mau lanjut bab yg berikut di minta koin dan bonus...payahhh
goodnovel comment avatar
Nolla Oppet
setuju sama Darwis, pak Arsen beda.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status