Share

06. Opal

Author: Die-din
last update Last Updated: 2022-12-31 09:10:31

Sore hari setelah duel Gear merah dan biru itu, Jasper mendapatkan libur dari mentornya. Beliau memberi Jasper waktu bebas untuk menjenguk Diamond dan Zircon yang sedang cedera setelah duel Gear siang tadi. Dengan catatan dia harus membuat ilustrasi perang dan taktik yang harus dikumpulkan besok.

Jasper tentu menyambut gembira waktu bebas yang dia dapatkan. Memanfaatkan waktu luangnya untuk datang berkunjung ke rumah sakit istana yang berada di tengah kota. Dari istana dia berangkat dengan dikawal oleh dua pengawal pribadinya Dextra dan Sinistra.

Sesampai di rumah sakit Jasper langsung dikawal ke kamar kedua temannya dirawat. Kemudian kedua pengawal pribadinya menunggu di luar ruangan. Betapa kagetnya Jasper saat membuka pintu kamar perawatan dan mendapati Diamond dan Zircon sudah tidak berada di diatas ranjang mereka masing-masing. Melainkan malah berdiri siaga dalam posisi siap tempur, dengan saling mengacungkan bantalnya ditangan.

"What the? Sedang apa kalian?" Jasper bertanya kepada kedua penghuni kamar.

Baik Zircon maupun Diamond serentak menoleh menyadari kedatangan Jasper, mereka juga menghentikan baku hantam. Seakan melakukan kesepakatan tak tertulis, keduanya setuju melakukan gencatan senjata. Kemudian beranjak kembali ke ranjang masing-masing.

Jasper hanya bisa menghela napas panjang melihat kelakuan kedua sahabatnya itu. Tak percaya dengan apa yang baru saja dia saksikan. Kelakuan dua pria dewasa yang bahkan sama-sama sudah menjadi prajurit militer. Namun masih saja seperti kelakuan para bocah.

Padahal Jasper jelas-jelas dapat melihat mereka terlihat masih lemah, dan pucat. Serta beberapa plester yang menempel di tubuh mereka. Tapi mengapa?

"Apa-apaan ini?" Jasper mengulangi pertanyaan sambil mengambil posisi berdiri di antara kedua ranjang mereka berdua.

"Tanyakan saja kepadanya." Zircon mendengus kesal. Kembali menghempaskan tubuhnya begitu saja ke ranjang.

"Aku? Aku tidak berbohong, karena aku memang ketiduran. Aku juga tidak mempermainkan kamu karena aku tidak tahu kalau kamu mencariku." Diamond menjawab dengan nada dramatis.

"Lalu aku juga tak mengatakan apapun kecuali kebenaran tentangmu. Sejujurnya ayunan pedangmu tadi sangat lembek dan lemah. Sudah mirip ayunan pedang seorang banci, hahaha." Diamod terang-terangan terbahak-bahak setelah melontarkan ejekan kepada Zircon.

"Dasar berengsek! Kau memang orang paling menyebalkan!" Zircon duduk tegak di ranjangnya, bersiap untuk melempar bantal lagi ke arah Diamond.

"Kalau orang lain yang berani bilang begitu, pasti sudah aku hajar dari dulu!" Dia melemparkan bantal tadi dengan penuh emosi ke arah Diamond.

"Lalu kenapa tidak kau hajar aku sampai sekarang? Tak sanggup dengan kemapuan bancimu, hah?" Hardik Diamond tak mau kalah.

"Jangan harap bisa mengalahkan aku dengan tenaga lemah gemulai seperti itu!" Diamond balas melempar bantal yang dipegangnya ke arah Zircon.

Suasana kembali memanas, tidak hanya terjadi perang bantal yang sengit, tetapi juga terjadi perang mulut. Yang semakin lama, topiknya semakin melenceng dan tidak penting bahkan semakin menggelikan. Seperti pertengkaran dua anak kecil yang berebut mainan saja.

Jasper beranjak dari tempatnya berdiri. Menepi dan berlindung ke dekat dinding, menghindari hujanan bantal agar tidak mengenai dirinya.

'Sebaiknya aku menepi saja dulu, daripada terkena bantal nyasar!'

Cukup lama peperangan bantal ronde kedua berlangsung. Sampai kemudian pintu kamar terbuka, dan masuklah seorang pria yang mengenakan jas putih dokter. Dokter itu terlihat masih sangat muda, tampak rapi, bersih dan sangat cedas dalam penampilan rapi.

Dia adalah Opal, sahabat Jasper yang lainnya. 'Si jenius Opal' dengan segala kebaikan, kepandaian, kesopanan dan kesempurnaan sifatnya. Opal berusia sama dengan Zircon, yang artinya hanya tiga tahun lebih tua dari Jasper. Namun dengan segala sifat perfeksionisnya itu, dia bahkan seperti beberapa tingkatan lebih dewasa dari ketiga sahabatnya.

"Hei guys, apa-apaan ini?" Tanyanya sambil mengernyitkan dahi. Memandang keadaan di dalam kamar yang sudah seperti kapal pecah. Dia juga lanjut memandang ketiga pria yang berada di dalam kamar secara bergantian.

"Pesta!" jawab Diamond santai. Dia menghentikan serangannya kepada Zircon dan kembali menghempaskan diri ke atas ranjang pasien.

Menyadari lawannya duelnya sudah tak ada keinginan untuk bertarung, Zircon pun ikut berbaring di atas ranjangnya.

"Selamat sore, Pangeran Jasper." Opal beralih untuk menghampiri Jasper yang berdiri di dekat tembok. Tak lupa dia membungkuk dengan sangat takzim padaku, memberikan penghormatan.

Tindakan itu membuat Jasper kontan mundur beberapa langkah ke belakang, saking canggungnya. Opal tak perduli dengan kecanggungan temannya itu, dia malah bangkit menghampiri ranjang Diamond dan Zircon. Memeriksa keadaan kedua pasiennya dengan seksama.

"Jadi begini sambutan kalian kepadaku? Harus bertugas di hari libur untuk merawat pasien yang masih sanggup untuk melakukan perang bantal?" Tanya Opal dengan menyunggingkan senyuman simpul di bibirnya.

"Apa maksud kalian sebenarnya, hah?" Namun tiba-tiba saja senyuman lebar itu menghilang dan berganti dengan wajah serius dan geram demi menatap kedua pasiennya.

'Menyeramkan sekali, dia seperti mempunyai kepribadian ganda.' Batin Jasper mengomentari tabiat Opal yang memang suka berubah-ubah seperti itu.

"Cuma iseng aja duel Gear." Zircon menjawab.

"Hahaha, ini yang namanya udah jatuh malah ketiban tangga." Diamond ikut menjawab, berusaha terdengar seriang mungkin.

"Padahal kami berdua berharap bisa dirawat oleh dokter Amethys Sumeragi, wanita tercantik di kerajaan Almekia. Tapi apalah daya yang datang malah dokter Opal Sumeragi yang gak ada cantik-cantiknya ... Sungguh membagongkan sekali."

"Apa benar hanya begitu?" tanya Opal lagi penuh penekanan. Sepertinya dia merasa tidak puas dengan jawaban kedua temannya. Lalu kemudian dia melirik secara sepintas kepada Jasper.

"Hei apa hubungannya denganku? Apa Opal pikir aku terlibat dalam pertengkaran konyol mereka?" Jasper membatin. Merasa salah tingkah dengan tatapan mata curiga Opal yang dilayangkan kepadanya.

"Sudahlah, kita tidak akan bisa untuk membohongi Opal." Zircon yang kemudian angkat bicara.

Diamond menghela napas panjang sebelum menambahkan ucapan Zircon. "Kami ingin mengenalkan Jasper kepada kedua Gear kami, Phoenix dan Fenrir"

"Aku sangat yakin bahwa Jasper sudah mampu untuk mengendalikan Gear dengan level seperti milik kita. Phoenix milikku, Fenrir milik Zircon atau Hydra milikmu ... Akan tetapi Jez bahkan tidak mau menyentuh mereka. Sia-sia saja jadinya perjuangan kami berdua tadi." Lanjutnya sambil menghela napas kecewa.

Kedua bola mata Jasper melebar seketika demi mendengar penjelasan lebih detail dari Diamond

"Jadi kalian?" tanya Jasper dengan nada tidak percaya mendengarnya. Sangat terharu demi mengetahui ternyata ketiga sahabatnya berpikir sampai sejauh itu untuk dirinya. Dia merasa beruntung memiliki sahabat-sahabat yang baik seperti mereka.

'Jadi semua tingkah aneh yang Diamond dan Zircon lakukan ini untukku?'

"Sudah kuduga." Opal tersenyum puas mendengar jawaban kedua rekannya. "Dan seperti biasa aku akan mendukung rencana gila kalian."

"Kurasa kalian akan membutuhkan seorang ahli strategi agar tidak bertindak secara serampangan begini lagi. Maka disinilah perananku."

"Tentu saja! Tak ada yang bisa merebut peranmu sebagai si tukang mikir!" Diamond menyetujui peranan Opal sementara Zircon juga mengangguk sebagai tanda persetujuan.

"Lalu untuk kamu, Jez. Kau sebaiknya mempersiapkan diri sebaik-baik mungkin." Opal kini beralih mendekat kepada Jasper. Dia juga memberikan tepukan di punggung sang pangeran dengan akrab dan tersenyum lebar.

Diamond dan Zircon juga memberikan senyuman penuh arti kepada Jasper. Seakan sebagai bukti bahwa mereka menyanggupi janji kepada sang pangeran kerajaan Almekia itu..

"Terima kasih." Ujar Jasper kepada ketiga sahabatnya. Meski dia masih tidak bisa mengerti maksud dan tujuan mereka dengan pasti.

'Apa yang akan mereka lakukan?'

Die-din

kira-kira apakah yang direncanakan oleh ketiga sahabat Jasper? ... Karena aku masih baru di Goodnovel, please help FOLLOW idku, kasih RATE novel ini dan kasih VOTE, KOMEN serta KRITIK & SARAN yaaa. Thanks

| 1
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Die-din
rencana revolusi Jasper haha
goodnovel comment avatar
Safrin Mahariyani
mau bikin rencana apalagi?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia    07. Amethys

    Diamond terbangun dari tidur nyenyaknya pagi-pagi sekali, bahkan sebelum matahari terbit di ufuk timur. Dengan nyawa yang masih belum terkumpul semua, dia memaksakan tubuh untuk bangkit dari ranjang yang nyaman, berjalan ke kamar mandi. Mengguyur sekujur tubuhnya dengan air dingin dari shower banyak-banyak. Untuk menghilangkan rasa kantuk serta mengembalikan kesadaran yang masih berserakan kemana-mana. Kenapa Diamond harus mandi di pagi hari buta begini? Jawabnya tentu saja karena setelah kejadian waktu itu, kejadian duel gear itu. Dirinya dan Zircon diwajibkan untuk mengikuti latihan fisik setiap pagi bersama Jasper. Opal dengan semena-mena mendiagnosa penyakit mereka berdua sebagai penyakit ‘kurang latihan’. "Bah! Penyakit apa itu? Dasar dokter sableng!" "Berengsek kamu, Opal! Memang ya jenius dan idiot itu bedanya tipis banget." Diamond mengerutu kesal jika mengingat tingkah Opal yang bahkan mengatakan bahwa baik Diamond ataupun Zircon mengalami penurunan stamina. Karena terlal

    Last Updated : 2023-01-01
  • Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia    08. Kencan Pertama

    Diamond masih tertegun beberapa saat setelah panggilannya dengan berakhir. Masih sedikit tak percaya bahwa Amethys baru saja menghubungi dirinya. Amethys adalah satu-satunya wanita yang sanggup mencuri hati Diamond dari dulu bahkan sampai saat ini. Seorang gadis cantik yang berusia lebih tua lima tahun darinya. Namun entah mengapa, Diamond merasa jurang pemisah di antara mereka seperti puluhan tahun. Dulu saat masih muda, Diamond sering terang-terangan menggoda dan menyatakan perasaan pada gadis itu. Dan waktu itu Amethys selalu saja menolak dengan alasan bahwa Diamond masih kecil dan terlalu muda untuknya. Akan tetapi sejak tiga tahun yang lalu, Diamond sendiri yang selalu menghindar dari Amethys. Dia berusaha untuk menepis semua bayangan gadis itu dari ingatannya. Terlalu minder dan tak percaya diri untuk mendekatinya. "Bagaimana mungkin aku yang waktu itu hanya seorang sersan rendahan, (meskipun kini aku sudah berpangkat Kolonel) berani untuk mendekatinya?" Diamond bergumam sambi

    Last Updated : 2023-01-02
  • Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia    09. File Terlarang

    “Kau tahu? Dari tadi aku terus kepikiran harus memanggilmu apa?” Tanya Diamond padanya dengan sangat canggung kepada Amethys. Sambil terus melajukan mobilnya ke arah kota. “Yaampun Diamond! Jangan aneh-aneh deh. Kamu boleh kok memanggilku sama seperti dulu, Amy." Amethys tertawa ringan mendengar pertanyaan itu. "Hehehe." Diamond hanya bisa membalasnya dengan tawa canggung. "Sudah tiga tahunan kau tidak memanggilku dengan sebutan begitu lagi. Kau juga tak pernah usil untuk mengajakku berkencan. Kemana perginya Diamond yang dulu suka menyatakan cinta padaku. Sepertinya kau sudah bertobat ya?” lanjut Amethys sambil mengedipkan sebelah mata untuk menggoda pria di sampingnya. Diamond hanya bisa nyengir sebagai balasan. Merasa sangat malu jika harus mengingat segala kebodohan dan keagresifan yang dia lakukan di masa lalu. Tingkah yang mungkin membuat Amethys menjadi ilfeel kepadanya. “Amy ... Yah nama yang simple dan manis yang cocok untukmu.” Jawab Diamond dengan jujur dan sepenuh hati

    Last Updated : 2023-01-03
  • Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia    10. Misteri Besar

    “Nah disinilah sebuah misteri besar akhirnya bisa terjawab dan terpecahkan." Amy berkata dengan nada sangat dramatis. "Misteri besar? Jangan bilang kalau ... " Diamond merespon dengan ragu-ragu. Bahkan dalam bayangan terliarnya pun dia tak berani untuk membayangkan tentang hal ini. "Benar sekali. Yang dimaksud Jasper disini tentu bukanlah Pangeran Jasper Sterne Durchlaucth yang kita ketahui, melainkan seorang bernama Jasper yang lainnya." Amy memberikan senyuman indah di bibirnya. "Apa kau tidak berpikir bagaimana beliau memiliki nama yang sama dengan Jasper? Apa kau tidak terlintas di benakmu sebuah kemungkinan bahwa beliau bisa jadi adalah mendiang Baginda Raja Almekia Kingdom, ayah dari Jez sendiri?” Amy kembali melemparkan sebuah asumsi dengan kedua mata yang berbinar-binar penuh cahaya harapan. "Ini gila! Mendiang Baginda Raja, The king?" Diamond menghela napas panjang demi mendengar asumsi Amy. Asumsi yang sebenarnya sudah berkelebat juga di dalam otaknya sendiri. "Tidak ini

    Last Updated : 2023-01-04
  • Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia    11. Platina

    Sebuah ketukan lembut terdengar dari pintu sebuah ruangan di rumah sakit pusat kerajaan sore itu. “Kak Opal,” sebuah suara manis yang memanjakan Indra pendengaran terdengar mengikuti. Suara dari seorang gadis yang bernama Platina. Gadis itu kemudian memunculkan kepalanya sedikit di pintu, tetapi tidak berani masuk ke ruangan. Dia memberikan senyuman yang manis bak malaikat kepada penghuni ruangan, Opal. "Akhirnya kamu datang juga!" Opal tak dapat menahan lengkungan di bibirnya demi menyambut kedatangan sang gadis. Beberapa hari belakangan ini, Platina selalu saja datang mengunjungi Opal di tempat dan jam yang sama. Di ruang kerjanya di Rumah sakit kerajaan, sesaat sebelum jadwal sift jaga berakhir di sore hari. Sesaat sebelum Opal biasanya pulang meninggalkan rumah sakit. Serta melupakan tugas sebagai seorang dokter dan kembali menjadi seorang Opal Sumeragi saja. Lalu untuk apa Platina melakukan hal ini? Semata-mata hanya untuk berkonsultasi tentang menu makan siang yang akan dia

    Last Updated : 2023-01-05
  • Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia    12. Cemburu

    “Selalu saja Kak Amethys!” Tiba-tiba nada suara Platina meninggi demi mendengar nama Amethyst Sumeragi disebut. Opal tentu saja kaget, tak mengira bahwa nama kakak perempuannya bisa membuat Platina bereaksi seperti itu. Tak habis pikir pula tentang apa yang salah dengan kakak perempuannya. Kesalahan yang bisa membuat Platina tidak suka kepadanya. “Apapun yang kami lakukan, selalu saja Kak Amethys pasti lebih baik dari kami. Bilang saja kalau masakannya lebih enak dari masakanku!” Platina melanjutkan ocehan kesalnya. “Tentu saja. Masakan Kak Amethys itu sudah sekelas koki istana.” Opal menjawab dengan jujur. Bahwa masakan Amethyst memang sangat lezat tak bercela. "Puji saja dia terus!" “Tina? Kamu kenapa sih?" Platina tidak menjawab pertanyaan Opal. Malah memajukan bibir sebagai bentuk perwujudan rasa kesalnya. "Tidak perlu malu atau iri hati, setiap orang pasti memilki kelebihan dan kekurangannya masing-masing ...” Opal berusaha untuk menghibur si gadis ngambek. “Dia sempurna!

    Last Updated : 2023-01-06
  • Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia    13. Pertemuan Penting

    Malam hari setelah memakan masakan Platina, Opal merasakan tubuhnya tidak karuan. Beberapa kali dia muntah-muntah bahkan diare. Beberapa kali pula dia harus keluar masuk ke dalam toilet untuk menyelesaikan kedua urusan itu. Sungguh sensasi yang sangat menyiksa. "Astaga Opal, kamu habis makan apa sih kok sampai kayak begini?" Amethys mengomeli adiknya yang terkapar tak berdaya di atas ranjang. "Hehehe," Opal hanya meringis sebagai jawaban. Tak mungkin untuk mengatakan alasan sakitnya kepada sang kakak. 'Mana mungkin aku bilang kalau karena masakan Platina kan?' "Pasti karena Platina kan?" Namun bukan si jenius Amethyst Sumeragi jika tidak dapat menebak alasan sakitnya Opal. "Dia kasih kamu makanan apa lagi?" "Gak tahu." Akhirnya Opal menjawab. Karena percuma juga berbohong kepada sang kakak, bisa semakin panjang urusannya. "Kok bisa gak tahu?" "Ya karena bentuk makanannya gak jelas. Gosong sampai gak kelihatan bahannya apa." Opal menjawab dengan pasrah. "Astaga, hahahaha." Ameth

    Last Updated : 2023-01-07
  • Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia    14. Kesepakatan

    “... Jasper itu sudah dewasa, Paman. Dia sudah berhak menentukan jalan hidupnya sendiri. Dia tidak seharusnya untuk terus dikekang seperti ini. Bahkan Paduka Ratu sekali pun tidak berhak membatasi segala kebebasannya.” Suara Amethys mulai terdengar bergetar putus asa. Sepertinya gadis itu bingung menghadapi kekerasan hati dari orang-orang di hadapannya. “Sebagai seorang ratu mungkin beliau tidak berhak, tapi sebagai seorang ibu beliau mempunyai hak penuh untuk menentukan mana yang terbaik dan mana yang berbahaya bagi putranya.” Jawab Bibi Agata dengan nada halus keibuannya. Jawaban itu membuat Amethyst tidak bisa memberikan jawaban lagi. Sebagai seorang wanita dan calon ibu, dia dapat mengerti logika yang disampaikan oleh istri perdana menteri itu. “Seperti yang kita semua ketahui, Gear tidaklah berbahaya. Semua tergantung dari pilotnya masing-masing, untuk apa gear itu digunakan.” Opal bangkit perlahan dari kursinya. Dia menghampiri kakaknya yang berdiri di tengah ruangan. Dia ber

    Last Updated : 2023-01-08

Latest chapter

  • Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia    Thank You

    Akhirnya buku pertama dari petualangan Jasper dapat selesai juga. Seneng banget rasanya aku bisa namatin novel bergenre fantasy pertamaku ini. Genre yang sangat berbeda dengan beberapa novelku lainnya, yang biasanya bergenre romance modern.Terima kasih banyak buat yang sudah mengikuti, membaca, memakai koin, bahkan memberikan vote untuk buku ini. I Love you all!Oiya kalian juga bisa baca novel karyaku di aplikasi ini dengan judul 'Menjadi istri Milyuner'. Serta beberapa novel lainnya yang tersebar di berbagai platform yang lain. Nama penaku tetap sama kok di aplikasi manapun, Die-din.Sebagai masukan, aku kepengen banget dengerin pendapat kalian tentang novel pertama Jasper ini. Apakah kalian sudah puas dengan endingnya? Apa masih penasaran dengan buku keduanya? Karena masih banyak misteri yang belum terpecahkan dari petualangan ini. Dan buku pertama memang hanya fokus untuk mengungkap tentang misteri sang raja kerajaan Almekia.Untuk buku kedua masih menjadi wacana, tapi aku sudah b

  • Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia    130. Pesta Pertunangan

    Tepat setelah matahari tenggelam dan malam mulai menjelang, pesta pertunangan antara Zircon dan Ruby resmi dilaksanakan. Pesta yang cukup meriah dan dihadiri oleh cukup banyak orang. Sebagian besar tamu yang hadir adalah para peserta turnamen, terutama mereka yang berhasil memasuki babak kedua, babak Gear battle. Dan sebagian lainnya tentu saja panitia turnamen dan warga kota middle part ini. Keseruan pesta pertunangan diawali dengan Pesta keakraban. Acara ngobrol santai dengan para tamu dan makan-makan segala hidangan yang telah disiapkan oleh panitia acara. Konsep Private party yang dipakai dalam pesta kali ini begitu rapi serta sangat manis. Dekorasi rumah kemenangan dihiasi dengan berbagai pernak pernik yang bernuansa pink. Bebungaan segar ditata indah di seluruh ruangan. Pita-pita dan kain sutra pun ikut mempercantik suasana.Background musik pun tak ketinggalan telah dipilih sesuai dengan nuansa Padang pasir. Serta sajian makanan dan minuman melimpah untuk menjamu para tamu und

  • Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia    129. Keberadaan Obsidian

    Sudah semingguan Diamond dan kawan-kawannya berada dan tinggal di kawasan middle part kota Bloody Hell ini. Wilayah yang sebenarnya sangat menyenangkan dan damai untuk memulai hidup baru. Kegiatan yang di lakukan bersama para pemenang turnamen selama seminggu ini cukup sibuk. Hampir setiap hari mereka menghadiri pertemuan dengan beberapa tetua di kota BloodyHell ini untuk menyapa, beramah-tamah atau sekedar mengenalkan kepada seluruh penduduk kota. Para pemenang turnamen dianggap seperti pahlawan di kota ini. Kota yang lebih menghargai kekuatan dibandingkan apapun, yang kuat lah yang berkuasa di kota ini. Persiapan pernikahan Ruby dan Zircon sedikit tertunda. Karena para panitia dan anak buah Ruby gagal untuk menemukan keberadaan Jade dan Obsidian Nightray. Hal ini membuat Ruby jadi tidak memiliki wali untuk memberikan restu pada pernikahannya. Dan sesuai adat di daerah ini pernikahan mereka tak bisa dianggap sah tanpa adanya seorang wali. Alhasil sebagai alternatif, Ruby dan pani

  • Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia    128. Promise

    Saphir mengambil beberapa lembar foto yang sedang dipegang erat di tangan Jasper. Dia mengamati foto-foto itu satu persatu. Sama halnya dengan Jasper, tangan gadis itu sedikit bergetar karena tidak percaya dengan apa yang sedang dilihantya saat ini. "Ini? Ini adalah foto pernikahan paduka raja dan ratu?" Saphir bertanya dengan nada dan pandangan tak percaya. Dan jasper hanya mengangguk sebagai jawaban kepada gadis itu."Jadi ini wajah mendiang paduka raja?...""Wajah beliau mirip sekali denganmu, Jez!" Saphir melemparkan pandangannya ke arah Jasper dan ke foto-foto itu bergantian. Seakan ingin mencari persamaan dan perbedaan di antara wajah Jasper dan wajah mendiang raja."Tidak hanya mirip. Kalian malah hampir sama persis, kau memang benar putra mereka Jez." Saphir sekali lagi memberikan komentar dengan takjub.Jasper sekali lagi hanya bisa mengangguk dan tersenyum menanggapi ucapan Saphir. Jasper memnag sudah tidak kaget lagi dengan wajah me

  • Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia    127. Prasasti Suci

    *Dengan segala cinta dan kejayaan yang semoga selalu melingkupi kerajaan Almekia.Atas nama cinta abadi yang mengalir dalam aliran darah dan mengiringi setiap hembusan napas, kami putra putri Kerajaan Almekia berjanji akan mengikat janji pernikahan yang suci :Jasper Soltnse DurchlaucthdanNefrit Mesyats MountbattenHope our love will last forever. Happily ever after ... For the glory of Almekia Kingdom.*Di bagian bawah untaian kata-kata indah itu, kedua mempelai membubuhkan tanda tangannya. Tanda tangan sang ratu yang sangat Jasper kenal dan satu lagi tanda tangan milik ayahandanya. Tak ketinggalan kedua mempelai juga membubuhkan cap jarinya, cap jempol dengan tinta emas yang berdampingan."Ibunda ... Ayahanda ..." Jasper bergumam lirih sambil membaca lagi, lagi dan sekali lagi. Menghayati se

  • Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia    126. Kuil Tepi Danau

    Jasper mengajak Saphir berjalan menyusuri kuil, mengamati setiap sudutnya lekat-lekat. Bentuk dan desain bangunan kuil ini sama persis dengan yang ada di mimpinya. Semakin membuat Jasper yakin bahwa ini adalah kuil itu, kuil sakral tempat pernikahan kedua orang tuanya. Seorang biarawati wanita keluar dari salah satu ruangan kuil dan menghampiri kedua anak muda itu Biarawati itu masih cukup muda, tetapi wajahnya sudah dapat menunjukkan ketenangan spiritual yang dimilikinya. Orang suci yang tidak memikirkan tentang segala hal duniawi, hanya mengabdikan dirinya kepada Tuhan atau Dewa yang dia percayai. Sang biarawati sedikit heran melihat kedatangan Jasper dan Saphir. Sehingga dia bertanya dengan sopan kepada mereka. "Mohon maaf Tuan dan Nona, kalau boleh tahu kalian berdua datang kemari untuk apa? Apakah ingin mendaftarakan pernikahan kalian?" Baik Jasper maupun Saphir kontan terkejut mendengar pertanyaan tak terduga itu. Saphir bahkan sudah salah tingkah

  • Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia    125. Midle Part

    Sudah beberapa hari berlalu sejak turnamen Bloody Hell berakhir. Jasper dan teman-temannya semua telah pindah dari daerah perifer kota BloodyHell yang kumuh menuju daerah middle part kota BloodyHell yang lebih bersih, tertata dan teratur.Setelah kemenangan Zircon dan Diamond, mereka mendapatkan fasilitas dua buah rumah yang dapat ditempati bersama. Mereka pun membagi penghuni rumah itu agar dapat tinggal dengan nyaman. Jasper dan Amethys ikut menetap di rumah Diamond. Sementara Opal, Saphir dan Platina tinggal di rumah Zircon yang lebih besar.Pembagian ini berdasarkan jumlah kamar yang hanya ada dua per rumah. Jadi mereka mengatur agar dapat berpasang-pasangan tidurnya untuk keamanan dan kenyaman semua pihak. Jasper mendapat kamar bersama Diamond, sementara Amethys sendirian. Saphir akan tidur bersama Platina sementra Opal akan tidur sekamar dengan Zircon.Untuk para pemenang turnamen masih diharuskan mengikuti beberapa kegiatan ramah tamah atau pertemuan-pertemuan yang tidak jelas

  • Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia    124. Hadiah Utama

    Dengan sangat amat dongkol Zircon berjalan perlahan memenuhi panggilan pembawa acara itu, ke tengah arena dan menaiki podium penghargaan. Dia memasang pocket face untuk tidak menghiraukan segala respon dan sambutan di sekelilingnya. Menempati mimbar paling tinggi untuk juara satu, dan berdiri tegak di sana. "Baiklah, terakhir mari kita panggilkan Nona Ruby Nightray yang merupakan ketua penyelenggara turnamen BloodyHell sekaligus menjadi hadiah utama turnamen tahun ini." Sang pembawa acara kali ini memanggil Ruby untuk ikut bergabung ke tengah arena. "Nona Ruby adalah putri dari Jendral Obsidian Nightray. Nona Ruby memiliki wajah yang sangat cantik ditambah lagi beliau juga ahli beladiri dan mengendalikan Gear. Sungguh beruntung sekali pria yang bisa mendapatkannya. Tetapi tentu saja tak mudah, karena harus memenangkan dulu turnamen BloodyHell tahun ini." Tiba-tiba suasana arena menjadi heboh karena teriakan dan pekikan bersemangat dari segala penjuru. T

  • Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia    123. Para Juara Turnamen

    Panitia turnamen sudah berlarian ke sana ke mari mengatur segala keperluan dan peralatan untuk membuat podium penghargan di arena. Arena pertandingan Gear yang tadinya polos dengan hanya mimbar persegi dari bahan beton yang tidak menyenangkan. Kini telah disulap seketika menjadi lebih hidup dan meriah. Dengan berbagai pernak pernik podium. Mimbar penghargaan tiga tingkat telah berdiri di tengah arena pertandingan. Back drop setinggi dua meter yang dikelilingi vas berisi bebungaan kering pun telah ada di sana. Bertuliskan tentang acara turnamen dan berbagai macam brand yang mendukung dan mensuponsori jalannya turnamen.Seluruh juara tiga besar turnamen telah hadir pula di sudut arena pertandingan. Zircon sebagai juara pertama, Jade sebagai runner up, serta Diamond dan Simone yang menjadi juara tiga berdua sekaligus. Mereka semua dikumpulkan sambil menunggu jalannya prosesi penghargaan dan pembagian hadiah. "Hei ganteng, tak kusangka kau bisa mengalahkan Tuan Jade." sapa Simone kepada

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status