“... Jasper itu sudah dewasa, Paman. Dia sudah berhak menentukan jalan hidupnya sendiri. Dia tidak seharusnya untuk terus dikekang seperti ini. Bahkan Paduka Ratu sekali pun tidak berhak membatasi segala kebebasannya.” Suara Amethys mulai terdengar bergetar putus asa. Sepertinya gadis itu bingung menghadapi kekerasan hati dari orang-orang di hadapannya. “Sebagai seorang ratu mungkin beliau tidak berhak, tapi sebagai seorang ibu beliau mempunyai hak penuh untuk menentukan mana yang terbaik dan mana yang berbahaya bagi putranya.” Jawab Bibi Agata dengan nada halus keibuannya. Jawaban itu membuat Amethyst tidak bisa memberikan jawaban lagi. Sebagai seorang wanita dan calon ibu, dia dapat mengerti logika yang disampaikan oleh istri perdana menteri itu. “Seperti yang kita semua ketahui, Gear tidaklah berbahaya. Semua tergantung dari pilotnya masing-masing, untuk apa gear itu digunakan.” Opal bangkit perlahan dari kursinya. Dia menghampiri kakaknya yang berdiri di tengah ruangan. Dia ber
Seorang pria muda terlihat duduk bersila dengan takzim di depan sebuah meja pendek. Dia meletakkan kuas lukis yang dipegangnya ke dalam segelas air. Kemudian pria tersenyum simpul sambil mengamati hasil coretan di canvas putih yang dibuatnya. Sebuah kaligrafi. "Kok jelek banget ya? Gak ada bedanya dengan coretan asal-asalan saja." Gerutu pemuda itu menilai sendiri hasil karyanya. "Huuuuft, mungkin aku memang tidak berbakat dalam hal kesenian." Pemuda itu adalah Zircon, sahabat terakhir dari Pangeran Jasper. Zircon adalah yang paling tampan di antara empat sekawan. Meski keempat putra bangsawan istana itu memiliki paras di atas rata-rata, Zircon tetap paling menonjol karena sifatnya yang dingin dan terkesan misterius. Para sahabatnya biasa menyebut Zircon sebagai si 'Balok Es Batu'. "Baiklah aku akan mencobanya sekali lagi." Zircon mengambil satu lembar canvas baru dan mulai menorehkan kuasnya di atas tinta. Kemudian dengan gerakan gemulai dia menarikan kuas itu di atas lembaran puti
Zircon tahu bahwa dia tidak akan bisa berbohong kepada sang ayah. Jadi dia pun menjawab Morgan dengan sejujurnya "Benar, Ayah. Tapi mohon maaf, saya mempunyai alasan untuk itu." "Apapun alasanmu, jika sudah menyakini sesuatu itu benar, maka kamu harus berani memperjuangkannya. Dan ayah tak suka jika kau hanya setengah hati memperjuangkan keyakinanmu itu." Jawaban dari sang ayah kontan membuat Zircon keheranan. Jawaban yang terdengar sangat ambigu. 'Jadi beliau setuju aku ikut revolusi Jasper ini? Bukannya malah menentang?' "Tadi pagi Opal dan Amethys mengundang kami. Mereka berpresentasi kepada ayah, ibu dan semua paman bibi di kediaman Paman Euclase. Pembicaraan aneh tentang revolusi Jasper." Garnet membantu untuk menjawab keheranan Zircon. "Tapi ibu senang dan sependapat dengan apa yang mereka kemukakan. Memang hal itu tidak pernah terpikirkan oleh kami sebelumnya." Zircon semakin penasaran dengan apa yang telah dilakukan oleh Opal. Zircon tahu benar bahwa Opal sangat cerdas, n
"Diamond itu ... Benar-benar pria yang tidak bisa ditebak." Amethyst tersenyum simpul saat mengucapkan kalimat itu. "Otak Diamond memang random banget." Zircon membenarkan ucapan Amethyst. "Nah benar sekali. Hanya Tuhan dan dia sendiri yang tahu apa yang ada di kepala randomnya." "Mending gak tahu. Daripada pusing." "Hahhaha, yaampun Zircon? Kamu ternyata lucu juga ya?" Amethyst tergelak mendengar celetukan spontan Zircon. "Eeeeh?" Mau tak mau Zircon menjadi salah tingkah dengan pujian dari dokter cantik yang sedang bersamanya. 'Dia bilang aku lucu? Lucu ini konotasinya bagus atau jelek sih?' "Aku kira kamu adalah cowok dingin dan membosankan. Tidak kusangka ternyata kamu bisa juga bercanda begini." "Hehe." Kali ini Zircon hanya menanggapi dengan tawa ringan. Tak sanggup untuk menahan rasa senang yang menyembul di dada karena kebersamaannya dengan Amethyst yang terasa akrab. "Nah kita sudah sampai di kamar Opal." Ujar Amethys saat mereka telah sampai di depan pintu kamar nomer
Siang itu saat ke tempat latihan Gear istana yang biasa, Jasper tidak menemukan Morgan yang biasa menjadi instruktur gearnya. Malahan yang ada disana dan sudah menunggunya adalah Diamond dan Zircon. Serta di belakang mereka berdua, menjulang tinggi tiga buah private gear yang terlihat sangat canggih dan menakjubkan.Gear merah dan biru yang pernah dilihat oleh Jasper beberapa hari yang lalu. Gear milik Diamond dan Zircon yang mereka pakai untuk berduel. Lalu masih ada satu lagi, gear hitam yang tidak dia kenali."Ada apa lagi ini? Kenapa mereka berdua bisa berada di sini?" Jasper membatin curiga melihat kedua sahabatnya itu."Apa mereka mau latihan gear bareng aku? Dengan memakai private gear mereka? Yang benar saja?" Jasper semakin ngeri membayangkan harus berduel melawan salah satu dari Diamond atau Zircon dengan Gear mereka. Sementara dirinya masih memakai common Gear yang tidak canggih. Detik berikutnya perhatian Jasper teralihkan kepada Gear ketiga yang ada di sana. "Lalu gear hi
"Wah sepertinya kalian sudah sangat bersemangat untuk menjalani latihan hari ini." Sebuah suara merdu wanita tiba-tiba terdengar di sekitar arena latihan Gear. Dan tak lama kemudian sebuah Gear ungu yang ramping mendarat di hadapan Jasper, Diamond dan Zircon."Itu adalah Leviathan, dan kamu pasti sudah mengenal siapa pilotnya." Diamond berbisik kepada Jasper tentang siapa tamu yang mendatangi mereka bertiga."Kak Amethys?" Jasper membuat tebakan dari nada suara yang dikenalinya. Pertanyaan Jasper segera terjawab saat pintu kokpid tempat pilot berada dari gear ungu itu terbuka. Dari situ muncullah sosok tubuh langsing seorang wanita. Dan setelah wanita itu melompat turun dari Gear dan menghampiri mereka, Jasper dapat mengenalinya sebagai Amethys."Maaf terlambat." Amethys menyapa sambil memberikan angelic smile yang sangat menawan. Senyuman yang mampu membuat wajah Zircon dan Diamond bersemu kemerahan sekaligus."Tidak masalah. Kita juga baru saja mulai." Zircon menjawab sedikit canggu
Jasper menutup mata rapat-rapat, untuk mencoba memisahkan suara-suara yang mendengung menjadi satu di telinganya. Suara kicauan burung, suara gemerisik rerumputan, suara tiupan angin, bahkan suara hembusan napas dari ketiga orang yang berada di bawah Gearnya. 'Woah cool! Aku bisa mendengar semuanya dengan sangat jelas.' "Jez? Apa kau bisa mendengarku?" Kali ini suara Zircon yang terdengar menyapanya. "Sekarang kamu bisa menghidupkan layar monitor. Bersiaplah untuk membiasakan matamu!" "Oke, akan kulakukan." Jasper menjawab sambil menekan beberapa tombol untuk menghidupkan layar monitot. Dalam sekejap kelima layar di hadapannya menyala sekaligus. Menghadirkan cahaya yang sangat terang, menyilaukan dan membuat pedih mata. Sekali lagi Jasper menutup kedua matanya rapat-rapat. Kemudian dia mengarahkan pandangan pada salah satu layar saja, mengamatinya dengan seksama. Setelah itu dia beralih ke layar lainnya dan yang lain lagi. Barulah kemudian mengamati kelima layar itu sekaligus. 'He
"Kalau terlalu sering menggunakan jurus combo maka bahan bakar Gear akan cepat habis." Jasper bergumam sambil membuat corat-coret hitungan kasar di kertas."Sedangkan kalau terlalu banyak menggunakan tenaga dalam, bahan bakar tidak akan berkurang, tapi stamina kita yang akan cepat terkuras habis.""Makanya pakai otakmu! Jangan sampai Gear overload kehabisan bahan bakar sampai meledak. Tapi juga jangan sampai kau yang lemas kehabisan tenaga dan pingsan. Keduanya bisa berakhir dengan fatal. Mati!" Diamond mengetukkan jari telunjuknya ringan tepat ke kening Jasper."Sebenarnya semua tergantung insting saja. Karena dalam sebuah pertarungan sesungguhnya, kita tidak akan sempat berpikir." Lanjutnya menambahkan."Kau harus bisa menghindari serangan lawan, balas menyerang atau paling parah saat kau cidera atau gearmu mengalami kerusakan. Yah dengan banyak berlatih insting bertarungmu akan terasah dan mengalami kemajuan dengan sendirinya." Diamond menjelaskan panjang lebar.Jasper menyandarkan
Akhirnya buku pertama dari petualangan Jasper dapat selesai juga. Seneng banget rasanya aku bisa namatin novel bergenre fantasy pertamaku ini. Genre yang sangat berbeda dengan beberapa novelku lainnya, yang biasanya bergenre romance modern.Terima kasih banyak buat yang sudah mengikuti, membaca, memakai koin, bahkan memberikan vote untuk buku ini. I Love you all!Oiya kalian juga bisa baca novel karyaku di aplikasi ini dengan judul 'Menjadi istri Milyuner'. Serta beberapa novel lainnya yang tersebar di berbagai platform yang lain. Nama penaku tetap sama kok di aplikasi manapun, Die-din.Sebagai masukan, aku kepengen banget dengerin pendapat kalian tentang novel pertama Jasper ini. Apakah kalian sudah puas dengan endingnya? Apa masih penasaran dengan buku keduanya? Karena masih banyak misteri yang belum terpecahkan dari petualangan ini. Dan buku pertama memang hanya fokus untuk mengungkap tentang misteri sang raja kerajaan Almekia.Untuk buku kedua masih menjadi wacana, tapi aku sudah b
Tepat setelah matahari tenggelam dan malam mulai menjelang, pesta pertunangan antara Zircon dan Ruby resmi dilaksanakan. Pesta yang cukup meriah dan dihadiri oleh cukup banyak orang. Sebagian besar tamu yang hadir adalah para peserta turnamen, terutama mereka yang berhasil memasuki babak kedua, babak Gear battle. Dan sebagian lainnya tentu saja panitia turnamen dan warga kota middle part ini. Keseruan pesta pertunangan diawali dengan Pesta keakraban. Acara ngobrol santai dengan para tamu dan makan-makan segala hidangan yang telah disiapkan oleh panitia acara. Konsep Private party yang dipakai dalam pesta kali ini begitu rapi serta sangat manis. Dekorasi rumah kemenangan dihiasi dengan berbagai pernak pernik yang bernuansa pink. Bebungaan segar ditata indah di seluruh ruangan. Pita-pita dan kain sutra pun ikut mempercantik suasana.Background musik pun tak ketinggalan telah dipilih sesuai dengan nuansa Padang pasir. Serta sajian makanan dan minuman melimpah untuk menjamu para tamu und
Sudah semingguan Diamond dan kawan-kawannya berada dan tinggal di kawasan middle part kota Bloody Hell ini. Wilayah yang sebenarnya sangat menyenangkan dan damai untuk memulai hidup baru. Kegiatan yang di lakukan bersama para pemenang turnamen selama seminggu ini cukup sibuk. Hampir setiap hari mereka menghadiri pertemuan dengan beberapa tetua di kota BloodyHell ini untuk menyapa, beramah-tamah atau sekedar mengenalkan kepada seluruh penduduk kota. Para pemenang turnamen dianggap seperti pahlawan di kota ini. Kota yang lebih menghargai kekuatan dibandingkan apapun, yang kuat lah yang berkuasa di kota ini. Persiapan pernikahan Ruby dan Zircon sedikit tertunda. Karena para panitia dan anak buah Ruby gagal untuk menemukan keberadaan Jade dan Obsidian Nightray. Hal ini membuat Ruby jadi tidak memiliki wali untuk memberikan restu pada pernikahannya. Dan sesuai adat di daerah ini pernikahan mereka tak bisa dianggap sah tanpa adanya seorang wali. Alhasil sebagai alternatif, Ruby dan pani
Saphir mengambil beberapa lembar foto yang sedang dipegang erat di tangan Jasper. Dia mengamati foto-foto itu satu persatu. Sama halnya dengan Jasper, tangan gadis itu sedikit bergetar karena tidak percaya dengan apa yang sedang dilihantya saat ini. "Ini? Ini adalah foto pernikahan paduka raja dan ratu?" Saphir bertanya dengan nada dan pandangan tak percaya. Dan jasper hanya mengangguk sebagai jawaban kepada gadis itu."Jadi ini wajah mendiang paduka raja?...""Wajah beliau mirip sekali denganmu, Jez!" Saphir melemparkan pandangannya ke arah Jasper dan ke foto-foto itu bergantian. Seakan ingin mencari persamaan dan perbedaan di antara wajah Jasper dan wajah mendiang raja."Tidak hanya mirip. Kalian malah hampir sama persis, kau memang benar putra mereka Jez." Saphir sekali lagi memberikan komentar dengan takjub.Jasper sekali lagi hanya bisa mengangguk dan tersenyum menanggapi ucapan Saphir. Jasper memnag sudah tidak kaget lagi dengan wajah me
*Dengan segala cinta dan kejayaan yang semoga selalu melingkupi kerajaan Almekia.Atas nama cinta abadi yang mengalir dalam aliran darah dan mengiringi setiap hembusan napas, kami putra putri Kerajaan Almekia berjanji akan mengikat janji pernikahan yang suci :Jasper Soltnse DurchlaucthdanNefrit Mesyats MountbattenHope our love will last forever. Happily ever after ... For the glory of Almekia Kingdom.*Di bagian bawah untaian kata-kata indah itu, kedua mempelai membubuhkan tanda tangannya. Tanda tangan sang ratu yang sangat Jasper kenal dan satu lagi tanda tangan milik ayahandanya. Tak ketinggalan kedua mempelai juga membubuhkan cap jarinya, cap jempol dengan tinta emas yang berdampingan."Ibunda ... Ayahanda ..." Jasper bergumam lirih sambil membaca lagi, lagi dan sekali lagi. Menghayati se
Jasper mengajak Saphir berjalan menyusuri kuil, mengamati setiap sudutnya lekat-lekat. Bentuk dan desain bangunan kuil ini sama persis dengan yang ada di mimpinya. Semakin membuat Jasper yakin bahwa ini adalah kuil itu, kuil sakral tempat pernikahan kedua orang tuanya. Seorang biarawati wanita keluar dari salah satu ruangan kuil dan menghampiri kedua anak muda itu Biarawati itu masih cukup muda, tetapi wajahnya sudah dapat menunjukkan ketenangan spiritual yang dimilikinya. Orang suci yang tidak memikirkan tentang segala hal duniawi, hanya mengabdikan dirinya kepada Tuhan atau Dewa yang dia percayai. Sang biarawati sedikit heran melihat kedatangan Jasper dan Saphir. Sehingga dia bertanya dengan sopan kepada mereka. "Mohon maaf Tuan dan Nona, kalau boleh tahu kalian berdua datang kemari untuk apa? Apakah ingin mendaftarakan pernikahan kalian?" Baik Jasper maupun Saphir kontan terkejut mendengar pertanyaan tak terduga itu. Saphir bahkan sudah salah tingkah
Sudah beberapa hari berlalu sejak turnamen Bloody Hell berakhir. Jasper dan teman-temannya semua telah pindah dari daerah perifer kota BloodyHell yang kumuh menuju daerah middle part kota BloodyHell yang lebih bersih, tertata dan teratur.Setelah kemenangan Zircon dan Diamond, mereka mendapatkan fasilitas dua buah rumah yang dapat ditempati bersama. Mereka pun membagi penghuni rumah itu agar dapat tinggal dengan nyaman. Jasper dan Amethys ikut menetap di rumah Diamond. Sementara Opal, Saphir dan Platina tinggal di rumah Zircon yang lebih besar.Pembagian ini berdasarkan jumlah kamar yang hanya ada dua per rumah. Jadi mereka mengatur agar dapat berpasang-pasangan tidurnya untuk keamanan dan kenyaman semua pihak. Jasper mendapat kamar bersama Diamond, sementara Amethys sendirian. Saphir akan tidur bersama Platina sementra Opal akan tidur sekamar dengan Zircon.Untuk para pemenang turnamen masih diharuskan mengikuti beberapa kegiatan ramah tamah atau pertemuan-pertemuan yang tidak jelas
Dengan sangat amat dongkol Zircon berjalan perlahan memenuhi panggilan pembawa acara itu, ke tengah arena dan menaiki podium penghargaan. Dia memasang pocket face untuk tidak menghiraukan segala respon dan sambutan di sekelilingnya. Menempati mimbar paling tinggi untuk juara satu, dan berdiri tegak di sana. "Baiklah, terakhir mari kita panggilkan Nona Ruby Nightray yang merupakan ketua penyelenggara turnamen BloodyHell sekaligus menjadi hadiah utama turnamen tahun ini." Sang pembawa acara kali ini memanggil Ruby untuk ikut bergabung ke tengah arena. "Nona Ruby adalah putri dari Jendral Obsidian Nightray. Nona Ruby memiliki wajah yang sangat cantik ditambah lagi beliau juga ahli beladiri dan mengendalikan Gear. Sungguh beruntung sekali pria yang bisa mendapatkannya. Tetapi tentu saja tak mudah, karena harus memenangkan dulu turnamen BloodyHell tahun ini." Tiba-tiba suasana arena menjadi heboh karena teriakan dan pekikan bersemangat dari segala penjuru. T
Panitia turnamen sudah berlarian ke sana ke mari mengatur segala keperluan dan peralatan untuk membuat podium penghargan di arena. Arena pertandingan Gear yang tadinya polos dengan hanya mimbar persegi dari bahan beton yang tidak menyenangkan. Kini telah disulap seketika menjadi lebih hidup dan meriah. Dengan berbagai pernak pernik podium. Mimbar penghargaan tiga tingkat telah berdiri di tengah arena pertandingan. Back drop setinggi dua meter yang dikelilingi vas berisi bebungaan kering pun telah ada di sana. Bertuliskan tentang acara turnamen dan berbagai macam brand yang mendukung dan mensuponsori jalannya turnamen.Seluruh juara tiga besar turnamen telah hadir pula di sudut arena pertandingan. Zircon sebagai juara pertama, Jade sebagai runner up, serta Diamond dan Simone yang menjadi juara tiga berdua sekaligus. Mereka semua dikumpulkan sambil menunggu jalannya prosesi penghargaan dan pembagian hadiah. "Hei ganteng, tak kusangka kau bisa mengalahkan Tuan Jade." sapa Simone kepada