Satu, dua, tiga ... Tujuh manusia dikumpulkan di dalam sebuah tong besar. Eksperimen manusia dimulai.
“Percobaan ke 1044 gagal. Ambil subjek berikutnya.”“Oh kali ini ada anak kecil? Masukkan dia!”Mesin mirip pengaduk semen raksasa itu kembali bergetar.“Percobaan ke 1045 gagal.”Coretan pulpen menandai berakhirnya seluruh aktivitas eksperimental hari itu. Pria yang dikenal sebagai penjaga lantai 2 itu menutup bukunya, melepaskan jaket putih yang selalu dia kenakan sepanjang waktu.Ada rasa bosan bercampur frustasi di hatinya. “1045 kali percobaan ... Sekali percobaan melibatkan 7 sampai 10 jiwa. Jumlah korban eksperimen ini sudah mencapai 7500 orang kalau dibulatkan, dan aku belum mendapatkan hasil yang sama bagusnya seperti Dewa Perang Michael Schumahal.” Gerutu pria itu.Panas di hatinya semakin membara ketika dia tahu lantai teratas diinvasi oleh pasukan Pangeran Daniel. “anjing-anjing pemerintah. Lagi-lagi mereka ... Bahkan sekarang Daniel RShaggy dan Mimika kembali ke markas besar di tepi kota Wina. Ajaib, Pangeran Daniel dan istrinya sedang ada disana. Ini pertemuan pertama Karina dengan Mimika. Kedua wanita itu punya wajah yang sangat mirip. Daniel menggaruk kepalanya. Dia baru sadar istrinya sangat mirip dengan bawahan satu itu.“Siapa nama kamu?” Tanya Karina.“Mimika.” Jawab Mimika tenang.“Maksudku nama asli.”“Sleeping Beauty.”Mimika tersipu saat menyebutkan nama aslinya yang unik. Karina melihat berkas-berkas milik member Special Force. Tergelak hatinya melihat nama Sleeping Beauty di salah satu sampul berkas itu. Karina tidak percaya nama asli Mimika adalah Sleeping Beauty, makanya dia bertanya langsung.“Sleeping Beauty. Orang tuamu punya selera yang lucu,” kata Karina bercanda.Rona merah menguasai wajah Mimika. Gadis itu sudah melupakan kekesalannya, berganti rasa malu dan rendah diri di hadapan Karina. Shaggy ingin membantu tapi segan pada Karina. “biarlah M
Belakangan terungkap sebuah fakta kelam. Kejadian mengerikan di rumah salah satu pangeran yang berakibat terpanggangnya beberapa manusia. Kejadian yang berselimut misteri itu akhirnya mulai terbongkar. Berkat analisis Permaisuri Prim yang tajam, dan pengalamannya ketika berhadapan dengan sosok permaisuri paling misterius, Prim menyimpulkan temuannya dalam satu catatan kecil.“Permaisuri Karina menggunakan teknik kontrol pikiran ke pelayan dan pembantu anda. Teknik kontrol pikirannya kemungkinan sangat tinggi sehingga pelayan dan pembantu anda bertingkah seperti orang gila, bahkan cenderung tidak bisa merasakan sakit saat membawa tabung gas yang terbakar.”Terdengar sangat tidak masuk akal. Permaisuri Prim tidak menuliskan lebih banyak. Memberi kebebasan pada Hendrik untuk bergerak atau diam. Merasa bimbang, Hendrik pun mendatangi istrinya, “Sayang, kamu pernah dekat dengan Permaisuri Karina, apa kamu pernah merasakan sesuatu yang aneh, seperti merasa terhipnotis olehnya?”
“Tumben ayah menelepon.”Suara di latar belakang nyaris tidak ada. Dugaan Daniel, Yang Mulia sedang berada di kamarnya.“Ini ayah. Alphonse Roches. Dengarkan pesan terakhir ayah, Daniel.”Daniel merasa tidak perlu mencatat pesan terakhir ayahnya. Cukuplah pesan itu terukir di hatinya. Setidaknya untuk saat ini.“Ibumu sudah lama mengincar tahta. Hari ini dia membuktikan tekadnya. Laros juga ada disini.”Daniel mengatur nafasnya. Ayahnya pasti sedang dalam bahaya besar. Yang Mulia Raja berkata lagi, “Ayah tidak akan selamat. Tapi tak apa. Ayah percaya kamu akan memberantas para penjahat ini.”“Sudah lama ayah mengandung penyakit tak tersembuhkan ini di dada. Segala macam pengobatan sudah ayah jalani. Termasuk tabung rekonstruksi. Kemungkinan besar penyakit dalam tubuh ayah ini belum adalah penyakit baru yang belum ada obatnya.”“Aku tahu itu. Makanya aku mendirikan Bio Hydra. Untuk mencari obat yang bisa menyembuhkan ayah.” Sela Daniel. Mata pangera
Kita takkan pernah tahu kapan seorang raja akan menemui ajal kekuasaannya. Bisa jadi ajal itu datang karena ulah mereka sendiri. Bisa jadi karena musuh yang bersembunyi dalam selimut. Menjadi ‘Raja’ artinya menjadi manusia dengan beribu hingga berjuta musuh. Alphonse Roches. 39 tahun yang lalu dia naik tahta. Hari ini di Jumat kelabu dia kehilangan nyawa di tangan wanita yang paling dia cintai.Tidak ada kemarahan, tidak ada kesakitan, tidak ada dendam. Yang Mulia Raja Alphonse Roches mati tanpa meninggalkan sepatah katapun untuk anak, istri, dan para pengkhianat yang lain.Terlihat wajah-wajah baru yang namanya tidak disebutkan Yang Mulia dalam wasiat terakhirnya. Mereka adalah Dewa Perang Sheehan Lambert. Hakim Agung, ayah dari Permaisuri Lucafritz Roches. Dan Mr. Fake News. Mereka adalah pilar-pilar kekuatan dalam tatanan negara Austria.Beberapa jam yang lalu, Raja masih hidup dan mengirim pesan untuk anaknya. Saat itu terjadi pertempuran besar-besaran di ke
Jam 01:00 dini hari. 3 jam sejak komunikasi terakhir Daniel dan Yang Mulia. Langit kota Wina tertutup awan hitam. Rombongan mobil yang sedang melaju dalam kecepatan tinggi tiba-tiba bertemu sebuah barikade yang dibangun asal-asalan di tengah jalan.*****“Pangeran Daniel, keluar kau!”Sebongkah batu bata dilempar ke mobil Daniel. Tak! Gesit tangan Jetman menepis batu itu dengan gagang pedangnya. “terserah anda mau keluar atau tidak Pangeran. Saya siap melakukan apapun untuk membubarkan barisan ini.” Kata Jetman. Tangannya sudah memegang gagang pedang. Jetman siap beraksi kapanpun diperintah.“Tidak perlu. Mereka Cuma korban berita bohong. Kita ambil jalan memutar.”Rombongan Pangeran Daniel putar balik. Mengambil jalur yang lebih jauh. Jalur memutari kota Wina.Warga yang marah terus mengejarnya. Daniel tidak peduli dan terus memajukan mobilnya. “Cih, padahal tinggal 3 kilometer lagi. Sekarang kita harus menempuh jarak 12 kilometer. Itu pun kalau tidak
Karina berlari-lari kecil menuju ruang kantor suaminya. “seharusnya disini ada alat komunikasi lintas benua. Ini dia! Benda berbentuk telegram ini. Aku mengetahuinya dari cerita suamiku.” Karina mengangkat mesin yang beratnya mencapai 9 kilogram itu ke meja lalu menarik Storm yang termenung. Melihat Storm yang tiba-tiba jadi pendiam, Karina tidak tahan untuk tidak bertanya, “ada apa? Tadi kamu semangat sekali pas menceritakan tentang identitas rahasia dan hubunganmu dengan Aliansi Asia-Eropa. Kamu juga tersenyum hangat saat bercerita tentang putrimu. Kenapa tiba-tiba murung? Kemana semangat yang tadi?” Storm menghela nafas panjang, senyum Pepsodent terkembang di wajahnya. “aku hanya sedikit berpikir.” Jawab Storm penuh misteri. Storm membutuhkan lebih dari satu alat komunikasi untuk menghubungi Agensi Detektif Bayroad. Inilah rahasianya. Setidaknya harus ada 9 alat komunikasi yang sama, misal 9 walkie talkie disatukan kemudian
Daniel terus berteriak memanggil ayahnya. Sosok ibu sudah hilang dari ingatannya karena pesan terakhir dari ayahnya memberitahu kalau ibunya juga terlibat. “Ayah dimana?” Daniel merasa dunianya hancur. Terbayang wajah ramah penuh kasih sayang ayahnya yang dulu selalu memanjakannya dan adik-adiknya. Daniel juga teringat saat pengawal ayahnya menembaknya dengan peluru racun. Saat itu tanpa disadari oleh orang-orang, ekspresi Yang Mulia berubah drastis. **** “Dimana kau ... “ Tangan Daniel sangat sakit setelah meninju tanah yang keras. Tapi perbuatan menyakitkan itu malah membuatnya lebih tenang. “Aku harus bersabar. Jangan bersikap impulsif seperti anak kecil. Raja pasti selamat.” Daniel duduk di sebelah singgasana raja yang kosong. Menunggu kabar hasil penyelidikan anak buahnya dengan sabar. Setelah 20 menit membiarkan mereka memeriksa seluruh istana, Daniel
“Akhirnya ... Akhirnya ... “ Akhirnya Adam berhasil memasuki rumah Daniel lewat gorong-gorong. Keberuntungan mulai berpihak padanya saat jalan masuk berlapis semen itu membawanya ke area ruang ganti pelayan. Tempat penuh privasi untuk para pembantu. “Sebaiknya kita menyamar, Yang Mulia. Saya akan ke ruang CCTV. Anda bisa mencari Karina dan target lainnya.” Adam merasa amarahnya memuncak ketika si tentara mencoba memberinya perintah. Dengan nada sinis dan penuh kepercayaan diri, Adam mengulangi kata-kata si tentara, tapi dengan modifikasi yang jelas, “Jangan memerintahku. Aku bosnya di sini. Kau cari ruang CCTV, aku akan mengurus Karina dan yang lainnya!” Dia menatap tajam sebelum berbalik, menyusup lebih dalam ke dalam istana yang dipenuhi penjaga. Adam menyamar sebagai pembantu wanita, mengenakan seragam yang sederhana, wajahnya sebagian tertutup oleh tudung kepala yang besar. Ini bukan pertama kalinya dia melakukan penyamaran berisiko, t