“Bagaimana ini jika semua mengajak melihat proyek sekalian jalan-jalan?” Kean menatap Lean. Dia bingung dengan ajakan sang grandpa. “Kamu pergilah, biar aku dan Ailee yang menjaga. Aku akan beralasan jika Ailee tidak bisa pergi karena masih hamil muda.” Lean akhirnya memberikan saran pada saudara kembarnya. Kean menimbang hal itu. Mungkin ide Lean bisa digunakan. Mengingat Ailee sedang hamil. Tentu saja untuk pergi-pergi jauh, dia tidak disarankan. Jika ada Ailee dan Lean, tentu saja Kean akan jauh lebih tenang. “Baiklah, sepertinya begitu saja.” Kean akhirnya setuju. Tidak ada masalah lagi ketika Kenaya sudah ada yang jaga. Jadi dia bisa pergi dengan tenang dengan keluarganya. Dengan begini keluarganya tentu saja tidak akan curiga dengan keberadaan Kenaya.***Sesuai dengan rencana tempo hari, Kean dan keluarga akhirnya berangkat. Lean benar-benar mengatakan jika tidak bisa berangkat karena kehamilan Ailee. Beruntung keluarga mengizinkan. Jadi Ailee dan Lean tidak ikut dengan mer
Kenaya segera ke taman belakang. Tak sabar mengangkat sambungan telepon dari Kean. Kenaya mencari posisi yang pas. Duduk di kursi taman sambil menyandarkan tubuhnya. “Halo.” Kenaya menyapa Kean di seberang sana. “Kenapa kamu lama sekali menjawabnya? Aku juga kirim pesan padamu, tapi tidak dibalas. Apa kamu baik-baik saja? Apa terjadi sesuatu padamu?” Kean di seberang sana melemparkan banyak pertanyaan. Kenaya langsung tertawa. “Mana yang harus aku jawab dulu? Kamu bertanya seperti rel kereta api, panjang sekali.” Mendengar Kenaya yang tertawa, membuat Kean jauh lebih tenang. Artinya Kenaya baik-baik saja. “Aku baik-baik saja. Aku sedang makan es krim dengan Ailee, jadi tidak dengan pesan masuk. Tadi aku lama mengangkat karena aku harus ke kamar. Jika aku mengangkat di ruang makan, aku tidak akan mendengar suaramu. Karena Lean dan Ailee sedang berdebat.” Kenaya menjelaskan pada Kenaya. Mendapati penjelasan dari Kenaya membuat Kean sedikit lega. Ternyata itu alasan Kenaya tidak ku
Kean yang merentangkan tangannya. Ingin memeluk Kenaya yang dirindukan. Kenaya pun langsung menarik Lean yang baru saja keluar dari dalam rumah. Menggeser tubuh Lean agar menempati posisinya untuk dipeluk. Kean yang tak dapat mengerem langkahnya, akhirnya memeluk saudara kembarnya. “Kenapa aku justru memelukmu?” protes Kean. “Siapa juga yang mau dipeluk olehmu.” Lean mencibir ucapan saudara kembarnya. “Mommy, juga ke sini.” Lean tersenyum ketika melihat sang mommy datang. Kean membulatkan matanya. Terkejut dengan yang baru saja didengarnya. Refleks dia memutar tubuhnya. Memastikan apakah benar yang dipanggil saudara kembarnya atau hanya candaan belaka. Alangkah terkejut saat berbalik. Ternyata yang datang benar-benar mommy-nya. Refleks Kean mengalihkan pandangan pada Kenaya. Ternyata Kenaya sudah melihat sang mommy lebih dulu. Maka itu dia menggeser tubuhnya dan membuatnya memeluk Lean. Kenaya memang sudah melihat mommy Kean sejak tadi. Karena dia ingat wajah mommy Kean saat di b
“Jalan tujuh bulan.” Kenaya menjawab sambil mengulas senyumnya. “Wah ... tinggal dua bulan jadinya.” Mommy Freya ikut menimpali.“Iya, Bu.” Kenaya mengangguk. “Panggil saja ‘mommy’ agar sama dengan yang lain.” Mommy Freya membenarkan panggilan untuknya itu.Kenaya terpaku. Rasanya baru saja diminta memanggil ‘mommy’ hatinya sudah berbunga-bunga. Panggilan yang sama dengan Ailee yang merupakan menantu Mommy Freya. “Iya, Mommy.” Kenaya pun memanggil seperti yang Mommy Freya minta. Kean yang mendengar hal itu merasa senang. Minimal Kenaya dapat memanggil sang mommy sama dengan Ailee. “Mom, aku ingin bikin rujak. Apa besok mommy bisa ke sini?” Ailee menatap mertuanya. Permintaan seperti ini sudah biasa dilakukan Ailee selama hamil. Dia yang tidak punya ibu menanggap mertuanya ibu sendiri. Jadi saat meminta sesuatu pun juga sudah terbiasa.“Tentu saja bisa. Besok Mommy akan ke sini.” Mommy Freya langsung setuju. Momen menuruti keinginan cucunya, tentu saja membuatnya merasa senang.
Kean segera masuk ke kamar Kenaya. Tampak Kenaya terkejut ketika melihat Kean masuk tanpa mengetuk pintu, untung saja Kenaya sedang tidak apa-apa. “Kamu belum tidur?” Kean pikir Kenaya sudah tidur. Karena jarak waktu dari Kenaya masuk ke kamar dengan dirinya cukup jauh. “Aku tidak bisa tidur.” Kenaya sudah berusaha untuk terus tidur. Namun, tetap saja tidak bisa tidur. “Kenapa?” Kean menghampiri Kenaya. Kemudian duduk di tepi tempat tidur. “Entahlah.” Kenaya sendiri tidak tahu kenapa tidak bisa tidur. “Apa kamu memikirkan bertemu mommy besok?” Kean mencoba menebak. Sejenak Kenaya diam. Dia memang merasa jika memang sejak tadi dia memikirkan besok bertemu dengan mommy Kean. Perasaannya berdebar-debar. Kean merasa jika memang benar jika Kenaya memikirkan itu. Pasti ada ketakutan di hati Kenaya. “Tidak perlu takut. Mommy pasti tidak akan curiga. Yang penting kamu bilang saja seperti apa yang kita rencanakan tadi.” Tadi, Kean, Kenaya, Lean, dan Ailee sudah membuat rencana. Jawaba
Kenaya dan Ailee saling pandang. Ternyata benar pertanyaan itu diberikan oleh Mommy Freya. “Kerja di pertambangan, Mom.” Kenaya menjawab sesuai dengan jawaban yang dipilih kemarin bersama-sama Kean, Lean, dan Ailee. “Oh ... di pertambangan. Pantas sering ditinggal-tinggal.” Mommy Freya mengangguk-anggukkan kepalanya. “Aku dulu sering sekali ditinggal juga saat hamil. Dia sering mengurus perusahaan di luar negeri.” Mommy Freya menambahkan. “Tapi, aku tinggal di rumah orang tuaku atau mertuaku.” Dia mencoba menjelaskan.“Kebetulan orang tua kami sedang tidak ada.” Kenaya kembali beralibi. Agar Mommy Freya percaya.“Tidak apa-apa. Yang penting masih ada teman yang mau bantu.” Mommy Freya tersenyum.“Iya, Mom.” Kenaya mengangguk. Mereka terus membuat rujak. Tampak segar sekali ketika rujak dibuat. Kenaya yang berkesempatan makan pun juga begitu senang. Karena rasanya pas di lidahnya. “Mom, ini enak sekali.” Kenaya memuji rujak yang dibuat oleh Mommy Freya.“Kamu harus bawa nanti pulan
“Banyak sekali rujak buah yang kamu bawa?” Kean melihat Kenaya yang memasukkan ber-jar-jar rujak buah yang dibawanya. “Mommy membuatkannya untukku cukup banyak, jadi aku membawanya pulang semua.” Rona bahagia terpancar dari wajah Kenaya. Melihat Kenaya yang begitu bahagia membuat Kean justru sedih. Tepat saat Kenaya menutup lemari pendingin, dia segera melingkarkan tangannya di tubuh Kenaya. Tepat di perut bagian atas. Kenaya jelas merasakan pelukan hangat itu. Dia pun ikut memeluk tangan Kean. “Kenapa memeluk aku erat sekali?” Kenaya merasa kali ini pelukannya terasa beda. “Aku minta maaf karena belum bisa memberitahu mommy dan daddy-ku.” Kean sadar jika ini adalah pilihan sulit. Dia harus menutup rapat keberadaan Kenaya. Karena itu, dia tidak bisa mengungkap semuanya. Orang tuanya pasti murka dengan keputusannya menyembunyikan Kenaya. Mengingat Kenaya adalah istri orang lain. Ke
Kean tengah bersiap di depan cermin. Dengan kemeja hitam dan celana hitam, dia tampak memesona. Rambutnya yang panjang dirapikan dengan gel rambut dan membuat lebih rapi. Tampak Kean begitu tampan malam ini. Suara ketukan pintu membuat Kean mengalihkan pandangan. Dilihatnya dari balik pintu ternyata ada Kenaya. “Masuklah.” Kean mengulurkan tangannya meminta kekasih tercintanya itu mendekat. Kenaya masuk ke kamar untuk mengecek Kean. Namun, alangkah terkejutnya ketika melihat Kean yang begitu tampan sekali. Hal itu membuatnya seketika murah. “Kamu tampan sekali,” protes Kenaya. Kean refleks melihat ke arah tubuhnya. Dia merasa penampilannya biasa saja. Bagaimana bisa dibilang tampan. “Sayang, aku merasa seperti biasanya.” Kean merasa ucapan Kenaya salah. “Tidak. Aku merasa kamu lebih tampan dari biasanya.” Kenaya masih dengan pendiriannya. Merasa ada
“Terdakwa Jerick Arkan terbukti melakukan kekerasan rumah tangga. Memukul wajah, menjambak rambut, mencekik leher, dan tanpa sengaja membuat korban Kenaya Audria terjatuh, hingga membuat korban keguguran. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan Tindak Pidana Kekerasan Fisik Dalam Rumah Tangga, sebagaimana dalam dakwaan kesatu subsidiari dan Tindakan Pidana kekerasan Psikis dalam Rumah Tangga sebagai dalam dakwaan kedua. Menjatuhi pidana Terdakwa dengan pidana penjara lima tahun dikurangi selama terdakwa ditahan.” Hakim membacakan putusan pada Jerick. Kenaya menangis mendengar putusan itu. Walaupun mungkin putusan itu baginya kurang, tetapi itu lebih baik dibanding melihat Jerick bebas dari penjara. Mommy Freya memeluk Kenaya. Merasa bersyukur akhirnya Jerick dihukum sesuai dengan perbuatannya. Usaha mereka selama ini paling tidak sia-sia karena Jerick akhirnya di penjara. Jerick pun segera dibawa keluar dari ruang persidangan setelah mendapatkan keputusan dari hakim.
Sejak sidang kemari media sosial dipenuhi dengan komentar dari netizen. Banyak yang begitu kagum pada Kean karena menyelamatkan mantan kekasihnya dari kekerasan rumah tangga yang dialami. Para netizen pun juga menaruh iba pada Kenaya. Mereka yang awalnya mencela Kenaya, berbalik membela. Mereka berasumsi jika Kenaya tidak bersalah, karena sejak awal sudah mengatakan jika hamil anak orang lain. Seharusnya keluarga Jerick Arkan membatalkan pernikahan sejak awal. Publik pun geram ketika mendengar jika Hendrik Arkan mengetahui apa yang dilakukan oleh anaknya. Karena beberapa kali Hendrik Arkan turun tangan untuk mengurus laporan yang dilayangkan Kenaya. Publik pun meminta Hendrik Arkan untuk turun dari jabatan sebagai walikota, karena mempermainkan hukum, dan membiarkan kasus kekerasan rumah tangga. Tak sampai di situ, wartawan pun mengulik sumber kekayaan Hendrik Arkan yang begitu fantastis. Sebagai walikota, harta kekayaan Hendrik Arkan terlampau besar. Banyak pihak menduga jika wali
Pihak Jerick benar-benar tidak menyangka jika Kenaya memiliki bukti itu. Jelas bukti itu akan menggugurkan tuduhan penculikan yang dilayangkan oleh Jerick pada Kean. “Jadi Saudara pergi atas kemauan sendiri?” Hakim kembali bertanya. “Iya, saya pergi atas kemauan sendiri. Tidak ada unsur penculikan seperti yang dituduhkan Jerick Arkan.” “Lalu di mana Saudara tinggal?” “Saya tinggal di apartemen Keandre Marvin. Ada dua kamar di dalam apartemen dan saya menempati satu kamar terpisah dari Keandre Marvin. CCTV di mana setiap malam kami masuk ke kamar masing-masing. Tidak ada kami tinggal satu kamar.” Kenaya kembali menjelaskan. “Apa yang dilakukan Saudara Jerick Arkan waktu Suadara Keandre Marvin menerobos masuk ke dalam rumah dengan menabrakkan gerbang rumah Saudara Arkan?” “Waktu itu, Jerick Arkan menemukan saya di apartemen Keandre Marvin. Dia membawa saya kembali ke rumah. Di sana kembali saya dipukul. Saya berusaha lari, tetapi Jerick mencoba menarik saya.” Tangis Kenaya pecah k
Sepuluh hari sudah Kean di penjara. Daddy El tetap tinggal agar dapat menengok anaknya. Naluri seorang ayah tetaplah tidak akan pernah tega melihat anaknya menderita. Setiap hari Daddy El selalu datang ke penjara. Membawakan makanan untuk Kean. Memastikan jika Kean makan dengan baik. Hari ini Kenaya dan Mommy Freya datang ke penjara. Mereka membawakan makanan untuk Kean. Saat sampai, Kenaya dan Mommy Freya dikejutkan dengan rambut Kean yang botak. Rambut Kean yang biasa gondrong itu seketika habis. “Apa polisi mencukur rambutmu?” Mommy Freya benar-benar merasa begitu sedih ketika melihat apa yang didapatkan oleh Kean. “Kamu belum terbukti bersalah. Kenapa mereka sudah mencukur rambutmu?” Kenaya tak kuasa menahan air matanya. Belum ada keputusan apa-apa, tetapi Kean sudah dipotong botak seperti itu.“Bukan polisi yang minta. Aku sendiri yang mau. Di sini aku susah mandi dan harus keramas. Di sini juga panas. Jadi aku putuskan untuk memotong habis rambutku.” Terbiasa dengan fasilit
“Siapa dia? Kenapa bawa-bawa keluarga Adion?” Grandpa Bryan langsung mengomentari. “Hendrik Arkan-walikota.” Grandpa Felix membaca nama yang tertera di bagian bawah. “Apa dia adalah mertua Kenaya?” tanya Grandpa Bryan. “Sepertinya begitu.”“Apa dia sengaja mengadakan konferensi pers untuk membangun opini publik?” Grandpa Bryan benar-benar geram sekali. “Sepertinya dia sengaja menyebut nama Adion.” Grandpa Felix merasa jika yang dilakukan orang yang sedang melakukan konferensi pers sengaja sekali. Setelah selesai berita tersebut, pembawa acara mengomentari keluarga Adion. Dari mulai siapa keluarga Adion. Apa saja bisnisnya. Tentu saja itu membuat Grandpa Bryan benar-benar geram sekali. Mereka menceritakan kasus yang terjadi beberapa bulan lalu juga. Di mana Lean dan Kean menangkap penyelundupan perusahaan. Di rumah sebelah, Mommy Ghea mencari keberadaan daddy-nya. Memastikan jika sang daddy tidak akan menonton berita. Namun, saat mencari sang daddy, dia tidak menemukan sang daddy
“Lihat ada konferensi pers dari walikota.” Rigel baru saja membuka media sosialnya. Tanpa sengaja dia melihat konferensi pers yang dilakukan walikota. Daddy El segera meraih ponsel Rigel. Melihat konferensi pers yang dilakukan oleh walikota yang merupakan papa Jerick. Dia benar-benar terkejut sekali dengan yang dilakukan oleh Hendrik. Daddy El, Daddy Dean, Lean, Mommy Freya, dan Kenaya langsung ikut melihat berita itu di ponsel mereka. Mereka semua tak kalah terkejut dengan yang baru saja mereka lihat. Walikota seolah menegaskan jika anaknya melakukan itu karena adanya perselingkuhan. “Sepertinya dia sengaja melakukan konferensi pers ini untuk mengiring opini publik.” Daddy Dean memberikan pendapatannya. “Iya, sepertinya begitu.” Daddy El melihat jika yang dilakukan walikota memang sengaja untuk menguntungkannya. Kenaya melihat postingan dari walikota itu, tetapi dia justru dikejutkan dengan komentar-komentar di dalam video. Miss gosip: Jelas saja suaminya melakukan kekerasan da
“Saya akan mengurusnya, Pak. Untuk sementara waktu, Pak Kean akan di sini. Mungkin jika kasus ini dilimpahkan pada kejaksaan negeri, persidangan akan dilaksanakan dua puluh hari lagi.” Pengacara mencoba menjelaskan. Berapa lama Kean akan berada di dalam penjara. “Baiklah, aku tidak masalah jika berada di sini dalam jangka waktu lama.” Mommy Freya langsung menangis. Dia memeluk sang suami. Tidak bisa dibayangkan sang anak akan mendekam di penjara dalam jangka waktu yang lama. Kean segera menghampiri sang mommy. Membawanya ke dalam pelukannya. “Mommy jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja di sini. Aku harus membuat orang yang sudah membuat anakku meninggal, masuk penjara. Dia tidak boleh bebas begitu saja.” Dia mencoba memberikan pengertian pada sang mommy. Mommy Freya tahu jika anaknya pasti akan bertarung mati-matian. “Baiklah, Mommy percaya padamu.”Kean menjauhkan tubuhnya untuk melihat wajah sang mommy. Kean menghapus air mata yang membasahi wajah sang mommy. “Kean titip Kena
“Ada apa Anda menghubungi saya?” Daddy El benar-benar geram sekali mendengar suara walikota. “Bisakah kita bertemu?” “Saya tidak bisa bertemu dengan Anda. Bicarakan saja di telepon.” Daddy El tidak mau mengambil risiko dengan bertemu dengan walikota. Apalagi ini adalah wilayahnya. Tentu saja itu akan sangat bahaya. Hendrik tertawa. “Begitu rupanya. Baiklah kalau begitu kita bicarakan saja di sini.” Dia pun mengalah. Tidak masalah jika memang harus dibicarakan ditelepon. “Anak Anda sekarang di penjara, begitu pula dengan anak saya. Media juga sudah mulai mencium kasus ini. Kasus ini akan menjadi lebar jika kita melanjutkanya. Anda dan saya tentunya adalah orang yang paling dirugikan. Jadi saya ingin mengajukan negosiasi untuk kasus ini. Silakan Anda minta menantu saya mencabut laporan kekerasan dalam rumah tangga, dan saya akan mencabut semua laporan yang anak Anda dapatkan.” Hendrik Arkan mencoba menjelaskan niatnya untuk berbicara. Daddy El terdiam mendengar itu. Dia tidak bisa m
Daddy El menunggu Kenaya dan sang istri di hotel. Sekaligus membicarakan kasus yang menimpa Kean. Pengacara menjelaskan jika Jerick ternyata tidak bisa lari dari jerat hukum karena bukti-bukti kekerasan dalam rumah tangga jelas. “Apa mereka sengaja memasukkan Kean ke penjara?” Daddy El bertanya pada pengacara. “Bisa jadi, Pak. Mereka mencari celah dengan tuduhan perselingkuhan. Berlindung dari kasus perselingkuhan itu, agar dapat memutar balik fakta. Dengan tuduhan perselingkuhan, mereka akan membuat tuduhan perselingkuhan itu adalah alasan kekerasan rumah tangga yang menimpa Bu Kenaya.” Pengacara mencoba menjelaskan. Daddy El merasa jika apa yang dikatakan pengacara ada benarnya. Mungkin mereka memang sengaja melakukan hal itu. “Lalu apa yang harus kita lakukan saat ini?” “Kita hanya bisa mengandalkan kesaksian Bu Kenaya. Menceritakan semua. Dengan begitu Pak Kean akan bisa bebas dari tuduhan.” Daddy El hanya berharap jika Kenaya akan memberikan kesaksian untuk membebaskan Kean