Home / Romansa / Jangan Membenci Cinta / Tercetusnya Sebuah Perjanjian

Share

Jangan Membenci Cinta
Jangan Membenci Cinta
Author: Erna Azura

Tercetusnya Sebuah Perjanjian

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2024-03-06 08:53:25

Devano Akbi Marthadidjaya atau yang kerap disapa Akbi, memarkirkan mobil sedan mewahnya di pelataran parkir kampus Universitas terkemuka di Jakarta.

Kedatangannya ke kampus tersebut bukan untuk menuntut ilmu tapi untuk mencari seorang gadis yang akan dijodohkan dengannya.

Ia akan membujuk gadis itu agar menolak rencana Beni-sang Papa dan memintanya mengurungkan niat Beni untuk menjodohkan mereka.

Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja Beni menginginkan Akbi menikah dengan anak dari sahabatnya.

Bukan hanya karena Akbi telah memiliki kekasih, tapi gadis yang dijodohkan dengannya adalah anak dari wanita yang pernah dicintai sang Papa dan selama puluhan tahun terakhir nama wanita itu selalu menjadi bahan pertengkaran kedua orang tuanya.

Akbi tidak mengerti bagaimana jalan pikiran Beni, Diana-sang Mama pasti akan sangat tersakiti dengan kenyataan ini.

Maka dari itu Akbi berusaha agar perjodohan tersebut tidak pernah terjadi.

Setelah cukup lama memperhatikan tulisan di kertas, Akbi turun dari mobil.

Semua mata para gadis langsung tertuju padanya.

Seperti gerakan slow motion, Akbi turun sambil membuka kacamata hitam yang kemudian ia selipkan ke dalam saku jas.

Dengan mata elangnya memindai sekeliling, mencari gedung fakultas ekonomi seperti yang tertulis pada secarik kertas yang ia dapatkan dari sekertaris Beni.

Nyaris saja para gadis yang berada di sekitar sana menjerit histeris karena terpukau dengan ketampanan Akbi.

Belum lagi stelan jas mahal yang Akbi kenakan dan mobil mewah yang ia kemudikan membuatnya otomatis menjadi pria idaman para mahasiswa di kampus tersebut.

“Hey, lo kenal Aurystela Akkeu Quinbee?” Akbi bertanya pada seorang laki-laki yang baru saja lewat di depannya. 

Akbi tidak berharap banyak pada anak laki-laki itu namun sepertinya ia bertanya kepada orang yang tepat.

Lelaki berkaca mata itu melirik jam pada pergelangan tangannya sebelum membuka suara.

“Jam segini, Bee ada di perpus ...,” balasnya tanpa berpikir.

“Yang kaya gimana orangnya?” tanya Akbi lagi.

“Jadi lo nyari orang yang belum pernah ketemu ya Bang?” balas lelaki itu, bertanya setengah meledek.

Akbi mendengus sebal. “Lo mau kasih tau kaga?” tanyanya galak tidak sabaran.

“Cari aja perempuan yang pake baju kaya emak lo, Bang! Pake dress vintage atau cardigan rajut gitu, sepatu pantofel dan bando dengan warna senada sama baju, pokoknya kalau lo ngeliat cewe beda dari yang lain ... itu pasti Bee,” tutur lelaki itu menjelaskan.

Mendengar ciri-ciri yang diucapkan anak laki-laki itu saja sudah membuat Akbi bergidig ngeri.

Gadis yang akan dijodohkan dengannya pasti tidak secantik sang kekasih yang merupakan seorang model.

Hal itu semakin menambah keyakinan Akbi untuk melakukan segala cara agar perjodohan tersebut tidak terjadi.

Setelah mendapatkan informasi, Akbi menepuk pundak lelaki itu kemudian pergi tanpa mengucapkan terimakasih, melanjutkan langkahnya menuju gedung yang dimaksud. 

Tidak sulit ternyata menemukan gedung perpustakaan.

Akbi langsung masuk ke dalam ruangan dengan penuh buku dan matanya memindai setiap penjuru.

Mencari gadis yang berbeda dengan gadis lain seperti yang dikatakan anak laki-laki yang lupa ia tanyakan namanya.

Sesaat kemudian mata elang itu terpaku pada gadis berambut sebahu dengan poni dan bando berwarna kuning cerah melintang di kepala.

Akbi melangkah perlahan, masih terus melangkah walau tatapan mata setiap orang tidak berhenti mengganggunya.

Semua orang di perpustakaan pasti terheran-heran melihat penampilan Akbi yang selain memiliki ketampanan tidak manusiawi, lelaki itu juga memakai stelan jas lengkap dengan dasi di dalam rompi.

Bukan salahnya karena setelah rapat dengan seluruh pimpinan di perusahaan yang mengharuskan berpakaian formal, Akbi juga baru saja bertemu salah satu klien besar di restoran yang jaraknya hanya beberapa meter dari kampus.

Langkahnya berhenti tepat di depan meja seorang gadis yang sedang fokus membaca sebuah buku.

Mata bengkak gadis itu memberi keyakinan kepada Akbi bila dirinya memang orang yang sedang Akbi cari.

“Kamu Aurystela Akkeu Quinbee?” 

Suara berat seorang pria mengambil alih perhatian Bee.

Gadis bermata lentik seperti kucing itu mendongak.

“Iya aku Bee, ada apa Om cari aku?” tanya Bee dengan suara dan wajah polos menggemaskan namun sangat menyebalkan bagi Akbi.

“Gila nih cewe, masa gue dipanggil Om! Emang setua itu tampang gue?” umpatnya di dalam hati.

Bee masih melongo dengan wajah cantiknya menatap Akbi yang menampilkan ekspresi kesal.

“Gue mau ngomong sama lo!” Akbi berseru sambil meletakan kedua tangannya di pinggang.

“Om, siapa ya?” Bee melontarkan pertanyaan kembali membuat Akbi semakin geram hingga memejamkan mata dengan rahang mengetat.

Tentu saja ia tidak terima dipanggil Om, umurnya bahkan masih belum menginjak dua puluh enam tahun.

“Gue Akbi ... anak Pak Beni, temen bokap lo! Cepet ikut gue ke kantin!” 

Nyaris saja Akbi berteriak karena kesal namun ia masih sadar bila dirinya berada di dalam perpustakaan.

“Oooo,” balas Bee tanpa suara hanya membentuk bibirnya seperti huruf O.

Bee merapihkan buku kemudian memasukan ke dalam tas sebelum berdiri, sementara Akbi telah berjalan jauh meninggalkannya.

Bee masih sempat mengembalikan buku ke rak kemudian melangkah cepat menyusul Akbi.

Ia tidak berpikir bila secepat ini anak dari sahabat mendiang sang Ayah mendatanginya.

Setelah prosesi pemakanan Johan-sang Ayah yang dilakukan kemarin, Beni menceritakan rencananya yang dibuat secara impulsif dan spontan. 

Beni mengungkapkan ingin menikahkan anaknya dengan Bee untuk bisa menjadikan Bee anak menantunya.

Dengan begitu kehidupan Bee akan terjamin dan Beni bisa memenuhi janji terakhirnya untuk menjaga Bee kepada mendiang sang sahabat.

Ingin rasanya Bee menolak, tapi ia juga telah berjanji kepada Johan untuk menurut dan mengikuti keinginan Beni.

“Tunjukin di mana kantinya,” kata Akbi ketus dengan raut tidak ramah.

Bee menatap Akbi sekilas dengan tatapan tidak terbaca, dalam hati merasa kesal karena lelaki itu sangat ketus padanya padahal baru sekali ini mereka bertemu.

Akhirnya Bee berjalan di depan Akbi, menuntun lelaki itu menuju kantin.

Sepanjang jalan Akbi memperhatikan Bee dari belakang.

Apa yang dikatakan lelaki yang ditemuinya tadi memang benar.

Cara berpakaian Bee sangat ketinggalan jaman dengan dress motif bunga-bunga berwarna kuning yang melebar dari pinggang hingga bagian lutut.

Lengan dressnya bermodel balon dan di bagian lehernya terdapat tali yang dibentuk pita.

Bee juga memakai pantofel dengan hak rendah yang menghasilkan bunyi setiap ia melangkah.

Kalau diperhatikan, Bee memang seperti gadis tahun tujuh puluhan tapi bukannya style baju seperti itu sedang trend kembali di tahun ini?

Pasalnya ia pernah melihat Anggit memakai pakaian seperti yang dikenakan Bee hanya saja kekasihnya selalu memakai stiletto yang membuat tubuhnya semakin jenjang.

“Gue turut berduka cita atas kematian bokap lo,” kata Akbi memulai pembicaraan setelah keduanya menempati meja kosong dengan Akbi duduk tepat di hadapan Bee.

Bee mengangguk sekilas sambil menampilkan senyum tipis, tidak juga menjawab meski ia menghargai di balik sikap menyebalkan lelaki itu ternyata masih memiliki hati nurani.

“Hebat juga lo, kemaren bokap lo meninggal ... hari ini udah bisa kuliah,” ucap Akbi yang sebenarnya tidak bermaksud memuji.

“Terus aku harus gimana Om? Aku udah sering bolos karena nungguin Ayah di rumah sakit, banyak mata kuliah yang harus aku kejar ...,” balas Bee membuat pening kepala Akbi karena sebutan Om masih saja melekat pada dirinya.

“Kenapa sih lo manggil gue, Om? Emang gue keliatan setua itu? Lo manggil bokap gue ... baru Om,” protes Akbi kesal.

“Oh iya, maaf ... abis ngeliat pake jas gini kaya Om-om.” 

“Lo juga pake baju kaya emak gue, enggak gue panggil lo Tante!” 

Bee tersenyum tipis sambil menunduk melihat pakaian yang dikenakannya.

“Semenjak Ayah bangkrut beberapa tahun lalu, aku enggak pernah beli baju lagi ... ini semua baju Bunda, kebetulan belum sempat aku kasih-kasihin jadi aku pake aja ... sepatu sama tasnya juga, orang lain bilang kuno, tapi cuma ini yang aku punya,” tutur Bee dengan ekspresi sendu.

“Kata Ayah, kalau aku pake baju ini ... aku mirip Bunda,” sambung Bee lagi kemudian menatap Akbi dengan seulas senyum dan sorot mata penuh kerinduan.

Akbi yang mendengarkan sambil melipat tangannya di dada menjadi menyesal telah berkata demikian.

Ia baru ingat Papanya pernah bilang bahwa Bee adalah seorang gadis yatim piatu.

Akbi mengembuskan nafas sebelum membuka suara untuk mengungkapkan maksud kedatangannya.

“Lo tau ‘kan kalau lo dijodohin sama gue?” tanya Akbi memulai.

Bee mengangguk menatap netra pekat Akbi yang sedang serius juga menatapnya.

“Gue minta lo nolak keinginan bokap gue,” pintanya tegas.

“Enggak bisa, aku punya hutang budi sama Om Beni ... aku juga butuh biaya kuliah dan biaya hidup ...,” tolak Bee dengan nada rendah dan ekspresi menyesal.

“Jadi ini soal uang? Gue bisa kasih biaya buat lo setiap bulan sampe lo dapet kerja.” 

Kalimat Akbi tadi terdengar seperti seorang dermawan namun entah kenapa Bee merasa sedang dihina.

“Tahan Bee tahan ...,” batin Bee bersuara.

“Aku enggak enak nolak Om Beni, beliau yang bayar semua biaya rumah sakit Ayah ... Om Beni juga yang bayarin tunggakan kuliah aku, aku punya utang budi sama Om Beni jadi enggak bisa nolak keinginannya ... kamu aja deh yang bilang, itu ‘kan Papa kamu,” jelasnya di akhiri saran.

Akbi berdecak sebal, tentu saja ia pun telah menolak mentah-mentah perjodohan tersebut tapi ancaman Beni membuatnya tidak bisa berkutik hingga harus menemui Bee seperti saat ini.

“Lo tinggal bilang aja kalau lo enggak mau dinikahin sama gue, apa susahnya?” tukas Akbi dengan emosi yang mulai memuncak.

“Kalau kamu enggak bisa ngomong sama Papa kamu sendiri, apalagi aku?” balas Bee masih bernada rendah dan tenang, minta dimengerti.

Akbi mendengus kesal, membuang tatapannya ke arah lain.

“Gue punya cewek dan gue cinta sama dia, harusnya gue nikahnya sama dia bukan sama lo!” Akbi berseru kembali dengan masih mempertahankan nada tinggi.

“Ceweknya bisa nunggu satu tahunan lagi enggak?”

Pertanyaan Bee tadi membuat kening Akbi mengkerut dalam.

“Gimana kalau kita buat perjanjian? Biar Om Beni enggak kecewa, kita ikutin aja keinginan Om Beni ... hanya sampai aku lulus kuliah lalu mendapatkan kerja dan bisa menghidupi diri sendiri, trus kita bercerai. Menolak keinginan Om Beni lebih sulit dari pada mengajukan perceraian ke Pengadilan ... setelah nikah nanti, hidup kita pasti akan menjadi miliki kita sendiri, kita mau cerai pun ... Om Beni enggak akan bisa ngelarang, gimana?”

Related chapters

  • Jangan Membenci Cinta   Kehilangan Terbesar

    “Gimana kalau kita buat perjanjian? Biar Om Beni enggak kecewa, kita ikutin aja keinginan Om Beni ... hanya sampai aku lulus kuliah lalu mendapatkan kerja dan bisa menghidupi diri sendiri, trus kita bercerai, menolak keinginan Om Beni lebih sulit dari pada mengajukan perceraian ke pengadilan ... setelah nikah nanti, hidup kita pasti akan menjadi miliki kita sendiri, kita mau cerai pun ... Om Beni enggak akan bisa ngelarang, gimana?” Bee mengungkap ide yang tersimpan di benaknya.Sejujurnya ia telah menduga bila anak dari sahabat mendiang sang Ayah akan menolak pernikahan ini karena mereka tidak saling mengenal apalagi saling mencintai.Bee hanya tidak ingin membuat Beni kecewa dan melanggar wasiat Johan sehingga ia telah membuat rencana lain bila lelaki yang akan dijodohkan dengannya menolak pernikahan ini.“Trus cewek gue gimana?” tanya Akbi sambil menyandarkan tubuh pada sandaran kursi.Ia menolak tapi juga ingin mendengar solusi lain dari Bee bila keadaannya seperti itu.“Kamu mas

    Last Updated : 2024-03-06
  • Jangan Membenci Cinta   Terpaksa Menerima Perjodohan

    Akbi mengetuk-ngetukkan penanya di atas meja, pikirannya melayang memikirkan tentang pertemua dengan Bee-gadis yang akan dijodohkan dengannya.Sama seperti dirinya, ternyata Bee juga terjebak dengan perjodohan ini.Menurut Akbi, Beni sangat licik karena telah menjadikan biaya rumah sakit Ayah Bee sebagai pengikat agar gadis itu mau mengikuti keinginannya.Padahal menurut pengakuan Aldo, Johan tidak sempat melakukan operasi karena ajal terlanjur menjemput.Beni hanya membayar biaya rumah sakit Johan selama beberapa minggu dirawat hingga membiayai jenazah sampai dikebumikan.Akbi meraup wajahnya dengan kedua tangan, ancaman Beni mengenai dirinya dan surat cerai yang akan dilayangkan kepada sang Mama begitu membebani pikirannya. FLASHBACK ON “Enggak, Pa! Papa enggak bisa seenaknya gitu nikahin Akbi sama perempuan lain! Papa ‘kan tau kalau Akbi punya pacar ... Akbi cuma mau nikah sama Anggit, titik!” Akbi berseru kemudian beranjak dari sofa ruang televisi.Ia begitu murka setelah lelah

    Last Updated : 2024-03-06
  • Jangan Membenci Cinta   Bukan Pernikahan Impian

    Hujan yang semakin deras tidak membuat Bee mempercepat langkahnya.Ia menikmati ketika air hujan mengguyur dari kepala hingga kaki membuat basah seluruh tubuh.Sudah hampir satu jam Bee berjalan di trotoar menyebrangi kota untuk dapat tiba di rumah kontrakan.Uang yang Beni berikan dua minggu lalu hampir habis dan Bee harus hemat dalam memanfaatkan uang yang tersisa agar cukup hingga suatu saat nanti Beni mengabarkan kepadanya mengenai pernikahan.Jujur, saat ini Bee mengharapkan kekasih Akbi menyetujui rencananya.Anggaplah Bee gadis tidak memiliki harga diri, bersedia menikah dengan pria yang tidak dicintai demi masa depannya.Tapi ia memang sangat membutuhkan itu, Bee harus melanjutkan kuliah dan padatnya jadwal kuliah ditambah banyak mata kuliah yang harus dikejar karena setahun ke belakang waktu kuliahnya tersita untuk menemani dan mengantar Johan bolak balik ke rumah sakit.Kerja sambil kuliah tidak masuk dalam keadaan Bee saat ini, dan agar ia bisa lulus kuliah maka menikah den

    Last Updated : 2024-03-06
  • Jangan Membenci Cinta   Membujuk Sang Kekasih

    “Yank ... yank, denger aku dulu!” Akbi memohon kepada kekasihnya.Sambil menghentakkan kaki, Anggit masuk terlebih dahulu ke apartemen mewah yang dibelikan Akbi.Perempuan itu begitu murka ketika sedang makan siang tadi di restoran mendengar ucapan Akbi yang menyebutkan bila lelaki itu telah dijodohkan dengan anak dari sahabat sang ayah.Meskipun Akbi menjelaskan bila sudah ada perjanjian antara dirinya dan gadis itu yang tidak akan mempengaruhi hubungan mereka selama satu tahun mereka menikah tapi tetap saja Anggit merasa ragu juga kesal.“Aku enggak rela jadi pelakor di mata publik padahal seharusnya dia yang menjadi pelakor,” sentak Anggit geram.“Sayang, denger dulu ... enggak ada yang jadi pelakor di sini, kamu tetap pacar aku dan perempuan itu juga aku hanya bersandiwara mengikuti keinginan Papa, kamu tau ‘kan gimana Papa? Dia akan mengambil semua fasilitas mewah ini dan mengirim aku ke Sydney kalau aku ga nurut sama keinginannya!” bujuk Akbi membuat Anggit sedikit melunak.“Gim

    Last Updated : 2024-03-26
  • Jangan Membenci Cinta   Mewujudkan Sebuah Lelucon

    “Mau kemana?” tanya Verro ketika melihat mantan kekasih Kakak sepupunya lari terbirit-birit ke luar dari kelas.“Ada perlu sebentar,” Bee menjawab sambil menjauh.Verro berlari mengejar Bee hingga depan kampus.“Gue anter Bee, mang lo mau kemana sih?” tanya Verro dengan nafas tersengal.Lelaki itu membungkuk, telapak tangannya tersimpan di kedua lutut.Menghirup udara untuk memberi pasokan oksigen pada paru-paru setelah jauh berlari mengejar Bee.“Banyakin olah raga Ver,” celetuk Bee kemudian tertawa pelan menertawakan Verro yang kelelahan mengejarnya.Bee memberhentikan angkutan umum kemudian menaikinya.“Verro, ngapain ikut?” Bee mendorong tubuh Verro agar turun dari angkutan umum namun tenaga Verro cukup kuat sehingga tubuhnya bisa masuk sempurna ke dalam mobil tersebut.“Abis lo enggak jawab mau kemana, enggak mau dianter juga!” kesal Verro sambil mengelap keningnya dengan punggung tangan.Lelaki itu juga mengelap kacamatanya yang berembun dengan ujung kaos.“Ya ngapain juga kamu

    Last Updated : 2024-03-26
  • Jangan Membenci Cinta   Cincin Kawin

    “Bee!!” Suara bariton seorang pria yang begitu familiar ditelinganya membuat Bee menghentikan langkah.Aldo, lelaki itu melambaikan tangan dengan ekspresi datar seperti biasa bahkan nyaris garang karena tidak pernah ada senyum di bibirnya.Bee memutar tubuh, melangkah santai tidak terburu-buru menghampiri Aldo.Pria itu datang ke kampusnya seperti ini pasti ada yang perlu disampaikan mengingat pernikahannya dengan Akbi hanya tinggal hitungan jam.“Ada apa Kak Aldo kesini?” Bee bertanya setelah sampai tepat di depan Aldo.“Lelet! Ayo masuk ke dalam mobil!” gerutu Aldo mencela namun tangannya menarik handle pintu mobil hingga pintu itu terbuka untuk Bee.“Mau kemana?” Bee bertanya kembali tanpa menyerah meskipun Aldo jarang menjawabnya.“Beli cincin kawin,” balas Aldo lalu menutup pintu mobil setelah Bee berada di dalam.Pria itu memutar setengah bagian mobil kemudian duduk di kursi penumpang di samping driver.Bee tidak bersuara selama perjalanan, ia termenung menatap jendela di sampi

    Last Updated : 2024-03-26
  • Jangan Membenci Cinta   Merasa Iba

    “Bi, lepas ... kamu nyakitin aku!” protes Bee dengan nada rendah setelah menaiki lift yang membawa mereka menuju basement.Tatapan mata tajam Akbi langsung menghujam Bee yang juga kesal karena lelaki itu berbuat kasar.Sesaat mereka saling melempar tatapan tajam kemudian Akbi melepaskan cengkramannya di tangan Bee.Bee mengusap pergelangan tangannya yang sudah memerah kemudian meniupnya berharap bila nyeri dan warna merah itu akan pudar.“Lebay!” gumam Akbi yang masih terdengar oleh Bee.“Ini merah Bi, trus sakit ... kamu terlalu kencang narik tangan akunya,” balas Bee dengan suara rendah dan lebih tenang.Akbi tidak sudi menjawab, bibirnya bungkam hingga keduanya berada di dalam mobil.“Bi, aku lapar ... bisa kita makan dulu?” Akbi berdecak sebal kemudian menatap Bee sekilas sambil menautkan alis.“Gue mau ketemu Anggit, dia udah nungguin gue ... lo pesen makan aja dari rumah,” balas Akbi ketus.“Oh ... ya udah.” Setelah mendengar kalimat itu, Akbi menginjak pedal gasnya kencang me

    Last Updated : 2024-03-26
  • Jangan Membenci Cinta   Perasaan Asing

    “Ngapain lo di sini? Sama cewe cantik lagi ... tumben lo selingkuh dari si artis itu,” adalah Raka, sahabat Akbi yang paling senang berseloroh.Akbi malas menjawab, ia menenggak air di gelas hingga tandas.“Mana motor gue, balapan di mana sekarang?” tanya Akbi.“Nih kuncinya, tapi sekarang lo harus hati-hati ... si David ikut juga, dia saingan berat lo!” kata Zidan yang baru saja memasuki tenda.Akbi berdecih, meremehkan kemampuan lawannya yang menurut Akbi masih jauh di bawah dirinya.“Kamu temennya Akbi? Namanya siapa?” Raka bertanya dengan suara pelan sambil mengulurkan tangan.“Jauhin tangan lo dari dia,” sentak Akbi tegas membuat Raka menarik kembali tangannya tapi Bee malah menyambarnya.“Aurystela Akkeu Quinbee ... panggil aja Bee,” ucap Bee sambil menjabat tangan Raka.Akbi menatap Bee tajam hingga terdapat kerutan di antara alisnya, baru saja dalam hati ia memuji sikap Bee yang melayaninya dengan baik kini gadis itu malah menyambut tangan lelaki lain dengan ramah.Lalu kenapa

    Last Updated : 2024-03-26

Latest chapter

  • Jangan Membenci Cinta   Extrapart 2

    “Sorry, enggak sengaja ... gue buru-buru,” ujar Arsha kepada gadis populer yang baru saja ia senggol tanpa sengaja.“Heh, pendek! Seenaknya aja lo minta maaf ... emang gue segede gini enggak keliatan apa? Dasar pendek ... anak kurcaci!” teriak Devina tepat di depan wajah Arsha.Devina Agni yang sedari SMP sudah sering wara-wiri di layar televisi membintangi iklan maupun sinetron.Karirnya tersebut tidak lepas dari bantuan sang Bunda yang juga merupakan seorang artis pada jamannya meski sampai saat ini masih terkenal dengan semua skandal yang melekat pada dirinya semenjak muda.Devina sendiri masih disanksikan siapa Ayah kandung yang sebenarnya karena tiba-tiba Ibunda dari Devina itu menghilang lalu beberapa tahun kemudian muncul kembali dengan status sebagai janda dan digosipkan menjadi pelakor dalam rumah tangga seorang pengusaha tambang dari Kalimantan.Setelah itu ia di gosipkan memiliki hubungan terlarang dengan produser film untuk bisa ikut berperan di layar lebar meski hanya seb

  • Jangan Membenci Cinta   Extra Part 1

    “Maheswari Arshavina Marthadidjaya!!” Teriak Akbi memanggil putri kecilnya yang berumur lima tahun.Gadis kecil itu sedang asyik menggoreskan paku berkarat pada body mobil mewah seharga lima belas miliar milik sang Daddy.Menggambar gunung dan tumbuhan juga beberapa bentuk abstrack tidak jelas.Telinganya tertutup headphone dengan tanduk unicorn, suara kencang terdengar dari sana hingga Akbi bisa mendengar lagu apa yang sedang di putar headphone canggih tersebut.Akbi menyimpan kedua tangannya di pinggang, ia jengkel bukan karena Arsha melukis mobilnya tapi karena suara kencang di headphone tersebut bisa saja membuat si bungsu tuli.Akbi tarik headphone berwarna pink itu membuat gadis kecil dengan rambut kuncir kuda mendongakan kepala.“Hai Dad, look!” Arsha berseru sambil menunjuk lukisannya.“Bagus ‘kan, Dad?” tanyanya lagi sambil memiringkan kepala dengan senyum manis semanis senyum sang Mommy.Akbi menggendong Arsha lalu mengambil paku berkarat dari tangan mungil itu untuk ia buan

  • Jangan Membenci Cinta   Berjalan Sebagai Mana Mestinya

    Kehamilan Bee yang kedua ini sungguh berat padahal hanya ada satu janin saja di dalamnya tidak seperti ketika hamil si kembar yang walaupun perutnya sangat besar dan membutuhkan asupan gizi dua kali lipat tapi tidak ada kendala yang berarti.Mual dan susah makan hanya pada trimester pertama setelah itu Bee menjalani aktivitas seperti biasa.Tapi anehnya, kehamilan Bee saat ini berbanding terbalik dengan kehamilan yang sebelumnya.Semakin besar kandungan Bee, semakin sering mengalami muntah dan juga sulit memasukan sesuatu ke dalam mulutnya.Beruntung pekerjaannya yang masih tersisa setelah pesta Gunadhya dapat diselesaikan oleh bantuan Ibu Aneu juga tim dan untuk sementara Bee tidak menerima pesanan kebaya hingga tubuhnya pulih pasca melahirkan.Selama kehamilannya Bee sudah di rawat dua kali di rumah sakit, seperti saat ini ketika kehamilannya sudah sangat besar dan mendekati waktu melahirkan, ia harus terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit.Di sebrang sana, Akbi yang menungguin

  • Jangan Membenci Cinta   Honeymoon

    “Harusnya mereka dibawa,” Bee menggerutu sambi memajukan bibirnya.Mereka yang dimaksud Bee adalah si kembar dan Akbi sudah langsung tau ketika melihat wajah sang istri yang tampak sendu. Saat ini mereka sudah berada di kapal pesiar menuju Thailand, kamar exclusive itu memiliki balkon, privat pool juga jacuzy.Sambil menikmati matahari terbenam, keduanya bersandar pada daybed.Tidak ada masalah ketika tadi keduanya pergi meninggalkan si kembar, semua telah disiapkan secara matang.Diana akan tinggal di rumah Bee selama perjalanan bulan madu itu.Seperti pasangan yang baru menikah pada umumnya, Akbi dan Bee juga tampak mesra saling rangkul dan banyak tertawa dengan obrolan receh mereka ketika berada di bandara menunggu pesawat sampai menginjakan kaki di kapal pesiar ini.Tapi setelah semua itu, Bee merasa hampa, kosong dan kehilangan.Biasanya sore hari adalah waktunya ia memandikan si kembar kemudian memberi mereka makan sambil menunggu Daddynya pulang kerja.Tidak seperti sekarang,

  • Jangan Membenci Cinta   Wedding Party

    Gaun pengantin indah rancangan khusus sang Ibunda tercinta yang merupakan designer ternama itu membalut tubuh Bee dengan sempurna.Model gaun mermaid, menampilkan perut Bee yang sudah sedikit buncit. Seakan ingin menunjukan eksistensi anak ke tiga mereka yang berada di dalamnya.Mata Akbi sulit lepas dari tatapannya kepada sang istri, crown dikepalanya dengan surai di pelipis membuat Bee tampak secantik dewi Yunani.Tidak ada heels tinggi untuk membuat tubuh Bee tampak jenjang, Akbi menyembunyikannya lalu menggantinya dengan flatshoes berwarna senada dengan gaun dan memiliki bunga besar sebagai aksen di bagian depannya.“Kamu siap?” Akbi bertanya sebelum mereka keluar.“Bersamamu, aku selalu siap ...,” jawab Bee mantap memunculkan sebuah senyum di bibir Akbi.Sambil menggendong Aarash dan Aarav keduanya melangkah pelan melewati jalan setapak yang dibentuk dari taburan bunga.Semua kamera profesional maupun handphone terarah kepada mereka.Lagu milik Jhon Legend berjudul All Of Me yang

  • Jangan Membenci Cinta   Akad Nikah

    Beberapa minggu terakhir, Akbi maupun Bee disibukan dengan persiapan pernikahan tapi juga tidak sampai membuat keduanya stress karena mereka menyerahkan semuanya kepada Wedding Organizer berpengalaman dan profesional.Mereka berdua juga tidak pernah sulit menentukan pilihan mulai dari tempat acara hingga souvenir untuk para tamu.Bukan bermaksud meremehkan tapi untuk menuju sebuah kebahagiaan kita juga harus menempuhnya dengan suka cita.Bee tidak pernah mengira bila Ibu Aneu ternyata diam-diam telah membuatkannya kebaya dan gaun pengantin yang akan dikenakannya pada resepsi pernikahan.Ibu Aneu yang sudah mengetahui ukuran badan Bee, tiba-tiba saja beliau memintanya untuk melakukan fitting agar bisa memperbaiki kekurangan tapi ternyata sesuatu yang dibuat dengan cinta dan kasih sayang tidak perlu diragukan hasilnya.Semuanya pas tanpa sedikitpun kekurangan, sempurna membalut tubuh Bee seperti saat ini.“Kakak ... adik ... Mommy cantik, enggak?” tanyanya pada si kembar yang asyik berm

  • Jangan Membenci Cinta   Rencana Akbi Yang Kermpat

    “Lagi apa?” tanya suara dari sebrang sana, ekspresi wajah pria dalam panggilan video itu juga tampak tenang tidak mencerminkan suasana hatinya saat ini yang sedang tegang menjelang akad nikah esok hari.“Abis maskeran, biar besok make up-nya nempel sampe malem,” Bee menjawab sama tenangnya.Berbeda dengan Akbi, perasaan Bee malah jauh lebih lega.Tidak seperti pernikahan yang pertama, berniat menodai kesucian mahligai pernikahan—pernikahannya kali ini bersama Akbi memang berniat membangun rumah tangga yang bahagia, untuk menyempurnakan setengah Agamanya.“Besok enggak usah cantik-cantik banget ya, By ... aku suka kesel kalau ada cowok ngeliatin kamu terus-terusan” Bee tersenyum dan senyum itu sangat menarik hati Akbi, begitu cantik luar biasa bila Bee sedang tersenyum tersipu seperti itu.“Meski banyak pria menggoda, tapi hati ini tau harus berlabuh di mana,” ujar Bee berpuitis.Akbi tergelak, biasanya dirinya yang menggoda Bee dengan kata-kata puitis atau lagu yang sesuai dengan per

  • Jangan Membenci Cinta   Peran Bee Dalam Pesta Gunadhya

    “Calon istri siapa sih, cantik banget ...,” ujar Akbi setelah memberikan satu kecupan di pipi Bee.Kalimat biasa namun berdampak luar biasa bagi setiap wanita.Apalagi pria itu mengecup pipinya ditengah-tengah kerumunan orang yang sedang menyaksikan akad nikah Zeline.Tapi saat ini Akbi sedang tidak berdusta pasalnya Bee memang berdandan sangat cantik untuk pesta pernikahan Zeline Gunadhya.Pagi sekali Bee datang ke hotel ini untuk mengecek dan memastikan kebaya akad nikah yang akan dikenakan Zeline. Semua sempurna, tidak ada kekurangan apalagi cacat, ingatkan Bee untuk memberi bonus pada krunya yang memperlakukan semua gaun tersebut dengan sangat hati-hati. Zeline tampak puas ketika melihat tubuhnya di cermin terbalut kebaya akad nikah, begitu pula dengan seluruh keluarga Gunadhya.Sungguh suatu kehormatan bagi Bee dipercaya menjadi bagian dalam momen bersejarah bagi keluarga Gunadhya.“Si kembar mana?” Bee bertanya untuk menetralkan persaannya yg sedang tersipu.Kemarin Bee memin

  • Jangan Membenci Cinta   Pesta Pertunangan Impian Bee

    Betapa sulitnya driver mengemudikan mobil untuk bisa melewati kerumunan para pencari berita yang memadati gerbang komplek perumahan kaum jetset dimana rumah Ibu Aneu berada.Undangan pesta pertunangan Akbi dan Bee yang tersebar menjadi berita hangat di kalangan infotainment terlebih foto keduanya yang tertangkap kamera netizen sedang nonton bersama beberapa waktu lalu menjadi pencetus berita tersebut yang menjadi bola liar dan menghasilkan banyak asumsi publik.Beni sengaja meminta aparat keamanan untuk membantu tim sekuriti komplek agar tidak mengijinkan para pencari berita masuk dan mengganggu jalannya acara.Meski Akbi sudah berjanji untuk memberikan klarifikasi ketika pesta pernikahannya nanti akan tetapi mereka seolah tidak sabar ingin mengetahui alasan kenapa di batalkannya pesta pernikahan dengan Anggit.Bukan hanya Akbi dan Bee yang dikejar-kejar wartawan, Anggit pun demikian namun tidak satu patah kata pun keluar dari mulutnya.Saat ini perempuan itu tidak menerima job mengin

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status