Beranda / Romansa / Jangan Membenci Cinta / Mewujudkan Sebuah Lelucon

Share

Mewujudkan Sebuah Lelucon

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-26 06:43:49

“Mau kemana?” tanya Verro ketika melihat mantan kekasih Kakak sepupunya lari terbirit-birit ke luar dari kelas.

“Ada perlu sebentar,” Bee menjawab sambil menjauh.

Verro berlari mengejar Bee hingga depan kampus.

“Gue anter Bee, mang lo mau kemana sih?” tanya Verro dengan nafas tersengal.

Lelaki itu membungkuk, telapak tangannya tersimpan di kedua lutut.

Menghirup udara untuk memberi pasokan oksigen pada paru-paru setelah jauh berlari mengejar Bee.

“Banyakin olah raga Ver,” celetuk Bee kemudian tertawa pelan menertawakan Verro yang kelelahan mengejarnya.

Bee memberhentikan angkutan umum kemudian menaikinya.

“Verro, ngapain ikut?”

Bee mendorong tubuh Verro agar turun dari angkutan umum namun tenaga Verro cukup kuat sehingga tubuhnya bisa masuk sempurna ke dalam mobil tersebut.

“Abis lo enggak jawab mau kemana, enggak mau dianter juga!” kesal Verro sambil mengelap keningnya dengan punggung tangan.

Lelaki itu juga mengelap kacamatanya yang berembun dengan ujung kaos.

“Ya ngapain juga kamu nganter aku?”

“Emang gue enggak boleh nganterin temen gue?”

“Sejak kapan kita berteman Ver? Kamu itu adik sepupu mantan aku yang enggak sengaja ternyata satu kampus dan sekarang satu kelas.”

“Ya itu, kita teman sekelas,” balas Verro sambil menggerakkan telunjuknya bergantian ke arah Bee dan dirinya.

Bee tertawa pelan, memang betul apa yang diucapkan Verro tapi bila dipikir-pikir, Verro intens bersosialisasi dengannya setelah hidupnya jatuh miskin sementara sahabat-sahabat perempuannya telah menjauh.

“Lo mau kemana sih?” tanya Verro lagi penasaran.

“Mau ketemu Ayah sama Bunda, mau minta ijin.”

Verro menaikan kedua alis, bibirnya bungkam berhenti bertanya, tidak ingin salah bicara.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di tempat pemakaman umum.

Tempat yang sama ketika beberapa hari lalu Verro menemani Bee mengantarkan jenazah Johan ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Dengan kekuatan uang, Beni bisa membuat Johan di makamkan di samping istrinya yang sudah lebih dulu meninggalkan mereka.

Bee membeli bunga untuk ditabur di atas makam kedua orang tuanya, tidak lupa ia juga membeli air.

Verro masih setia menemani Bee tanpa suara, melangkah beriringan di jalan setapak yang cukup untuk dua orang.

“Ver, ada yang mau aku omongin sama Ayah dan Bunda ... tapi aku enggak mau kamu denger,” ucap Bee setelah langkahnya berhenti di dekat makam Johan dan Miranda.

“Oke, gue pake earphone ... denger lagu, jadi gue enggak akan denger apapun yang lo omongin sama kedua orang tua lo,” kata Verro sambil mengeraskan volume lagu pada earphone bluetooth yang baru saja ia asongkan pada Bee.

Setelah mendapat anggukan tanda persetujuan dari Bee, Verro menempelkan kembali earphonenya ke telinga.

Setelah memastikan Verro tidak akan mendengar apa yang akan ia katakan, Bee melangkah lebih mendekat dan berjongkok di antara kedua pusara orang tuanya.

Verro mengawasi wajah Bee yang nampak sendu.

Gadis itu menaburkan banyak bunga di atas makam dengan nisan bertuliskan nama Johan dan Miranda lalu menyiramkan air sambil berusaha mencetuskan sebuah tersenyum meskipun terdapat genangan di pelupuk matanya.

“Ayah ... Bunda, besok Bee mau nikah sama anaknya Om Beni ... .”

Bee mulai berbicara sendiri yang ia tujukan kepada kedua orang tuanya yang telah tiada.

Diam-diam Verro mengecilkan volume lagu pada earphonenya agar bisa mendengar ucapan Bee.

Sengaja ia berdiri di belakang Bee agar gadis itu tidak melihat ekspresi wajahnya yang kini membulatkan mata sempurna setelah mendengar bila mantan kekasih Kakak sepupunya akan menikah esok hari.

“Bee enggak tau Akbi suka atau enggak sama Bee ... dan kalau Bee ditanya suka atau enggak sama Akbi, Bee jawab enggak karena Bee baru ketemu Akbi sekali ... Tapi Bee ikutin wasiat terakhir Ayah yang menyebutkan kalau Bee harus nurut sama Om Beni, jadi Bee akan menikah dengan Akbi sesuai permintaan beliau. Bee akan berusaha bahagia ... demi Ayah dan Bunda, doain Bee ya Yah ... Bun, doain Bee kuat karena jujur Bee enggak sanggup, kadang Bee bingung harus gimana dan kemana ... .”

Bee terisak begitu memilukan, Verro nyaris menariknya untuk memberikan pelukan agar gadis itu tenang.

Tapi ia sudah berjanji tidak menguping apa yang Bee ucapkan, akan ketauan bila ia sedang berbohong kalau tiba-tiba saja memeluk Bee sekarang.

Bee tentu saja tidak mengungkapkan bila pernikahannya hanya satu tahun demi untuk mengikuti keinginan Beni yang telah banyak membantunya.

Meski orang tuanya telah tiada, Bee tetap saja masih menganggap seolah mereka ada dan bisa menyembunyikan perasaan juga kebenaran dari hidup yang akan dijalaninya ke depan.

Mengingat itu air mata Bee mengalir semakin deras, ia berharap bila Tuhan memberikan semua cobaan ini maka Tuhan pun akan memberikan kekuatan untuk menjalaninya.

Bee menyeka air mata di pipi, kemudian meraba nisan kedua orang tuanya.

“Ayah ... Bunda, Bee minta maaf kalau belum bisa membahagiakan Ayah dan Bunda, tapi Bee akan berusaha selalu bahagia demi Ayah dan Bunda, Bee pulang dulu ya ... minggu depan Bee kesini lagi.”

Setelah berucap demikian Bee berdiri, menepuk-nepuk kedua tangan yang terdapat tanah makam kedua orang tuanya.

Verro menundukan kepala berpura-pura tidak memperhatikan sebelum Bee menoleh kepadanya.

“Ver ... ayo kita pulang,” ajak Bee sambil menarik lengan kaos Verro.

“Udah curhatnya?” tanya Verro sambil mensejajarkan langkahnya dengan Bee.

Bee mengangguk kemudian balas bertanya, “Kamu enggak denger ‘kan, Ver?”

“Enggak Bee, aku enggak denger apa yang kamu omongin sama kedua orang tua kamu ... tapi kalau kamu mau curhat sama aku juga boleh, siapa tau aku bisa nyautin ... jangan sekali-sekali kamu datang kesini sendiri buat curhat, kalau nanti ada yang nyautin ‘kan repot.”

Bee tertawa hingga tergelak setelah mendengar kelakar Verro.

Setelah sampai di depan jalan, lelaki itu memberhentikan taxi untuk membawa mereka kembali ke kampus.

****

Beni menatap halaman belakang rumahnya yang luas, rumah peninggalan kedua orang tuanya yang kini menetap di Sydney.

Dulu ia sering bermain di sana dengan Yuda dan Marina-mendiang adiknya yang meninggal karena penyakit jantung bawaan ketika masih duduk di bangku SD.

Setelah lulus kuliah, Beni sengaja pergi ke Sydney dan tinggal bersama Kakek dan Neneknya untuk membantu perusahaan milik keluarga mereka di sana.

Beni pergi membawa rasa sakit di hati karena perjuangannya mendapatkan Miranda selama bertahun-tahun ternyata kalah oleh Johan.

Miranda adalah gadis sederhana yang tidak memandang harta.

Ia memilih Johan yang lahir dari kalangan biasa dibanding dengan Beni yang sudah kaya dari jaman nenek moyangnya.

Beni berusaha keras melupakan Miranda dan ketika dinikahkan dengan Diana, ia menerima dengan hati lapang sebagai salah satu bentuk usahanya untuk melupakan Miranda.

Sesekali Beni dan Diana pulang ke Indonesia untuk berkumpul dengan keluarganya.

Meskipun ingin, tapi Beni berusaha untuk tidak mencari tau tentang kehidupan Johan dan Miranda.

Ia memilih untuk menjalani hidup dengan tenang bersama anak istrinya.

Tidak bisa Beni pungkiri hingga detik ini, ia belum bisa benar-benar mengenyahkan Miranda dalam hati dan benaknya.

FLASHBACK ON

“Kenapa cemberut?” Beni bertanya kemudian mendudukan bokongnya di kursi kosong yang berada di depan Miranda.

“Sebentar lagi ada ujian Akuntansi Keuangan dan saya belum mengerti,” jawab Miranda kemudian menenggelamkan kepala di antara kedua tangan yang ia tumpuk di atas meja.

“Bagian mana yang kamu belum mengerti, mari saya ajarkan,” kata Beni yang tentu saja membuat Miranda mengangkat kepalanya penuh semangat.

Miranda memberikan buku cetak yang sangat tebal kemudian menunjuk salah satu bagiannya.

Dengan sabar Beni mengajarkan Miranda di tengah-tengah jadwal kosong menunggu kelas berikutnya.

“Hebaaat, sekarang sudah bisa ‘kan?” Beni memberi pujian ketika Miranda berhasil mengerjakan satu soal dengan benar.

“Tapi masih banyak soal lain yang sulit, sepertinya saya harus memberi nama anak saya Akkeu,” kata Miranda dengan ekspresi memberengut.

Beni tergelak. “Kalau begitu anak laki-laki saya akan saya beri nama Akbi,” lanjutnya kemudian.

“Oh ya, kamu mengulang mata kuliah Akuntansi Biaya ‘kan?”

Beni mengangguk membenarkan.

“Kalau gitu nanti kita jodohin anak kita,” sambung Miranda membuat hati Beni mencelos.

Beni pikir kenapa tidak anaknya dari Miranda yang diberi nama itu.

“Coba nanti kamu tanya Johan, dia hebat dalam akuntansi biaya,” tambah Miranda dan Beni langsung mengangguk tidak berniat memperpanjang.

Johan memang sahabatnya, tapi ia tidak ingin ada nama lelaki itu bila sedang berdua dengan Miranda.

FLASHBACK OFF

“Saya akan mewujudkan keinginanmu, Mir ... dengan menjodohkan anak-anak kita, saya yakin Bee bisa membuat Akbi jatuh cinta seperti kamu yang mampu membuat saya jatuh cinta hingga sulit melupakanmu ... semoga dengan Akbi menikahi Bee, saya bisa melupakan cinta yang menyesakkan ini,” gumam Beni berharap Miranda mendengarnya dari surga.

Mungkin bila Diana bisa menjadi istri yang baik dan lemah lembut, wanita cantik itu bisa menggantikan posisi Miranda di hati Beni.

Tapi Diana terlalu egois, dia selalu menyalahkan Beni atas ketidak harmonisan rumah tangganya karena menganggap Beni masih belum melupakan Miranda.

Ia berpikir bila dirinyalah yang menjadi korban dalam hal ini, menikah dengan pria yang tidak pernah mencintainya.

Padahal Beni sudah berusaha untuk mencintai Diana sepenuh hati tapi semakin Beni mengejar, Diana seolah semakin menjauh.

Diana lebih suka mencari kebahagiaan di luar bersama para sahabatnya.

Dari balik tirai, Diana cukup lama memperhatikan Beni.

Akhir-akhir ini suaminya banyak melamun dan menyendiri.

Ia mendengus sebal, suaminya mungkin sedang memikirkan Miranda karena sebentar lagi Akbi akan menikah dengan anak dari wanita itu.

Diana berjanji akan membuat Bee menderita untuk membalaskan penderitaannya selama ini karena ibu dari gadis itu.

Bab terkait

  • Jangan Membenci Cinta   Cincin Kawin

    “Bee!!” Suara bariton seorang pria yang begitu familiar ditelinganya membuat Bee menghentikan langkah.Aldo, lelaki itu melambaikan tangan dengan ekspresi datar seperti biasa bahkan nyaris garang karena tidak pernah ada senyum di bibirnya.Bee memutar tubuh, melangkah santai tidak terburu-buru menghampiri Aldo.Pria itu datang ke kampusnya seperti ini pasti ada yang perlu disampaikan mengingat pernikahannya dengan Akbi hanya tinggal hitungan jam.“Ada apa Kak Aldo kesini?” Bee bertanya setelah sampai tepat di depan Aldo.“Lelet! Ayo masuk ke dalam mobil!” gerutu Aldo mencela namun tangannya menarik handle pintu mobil hingga pintu itu terbuka untuk Bee.“Mau kemana?” Bee bertanya kembali tanpa menyerah meskipun Aldo jarang menjawabnya.“Beli cincin kawin,” balas Aldo lalu menutup pintu mobil setelah Bee berada di dalam.Pria itu memutar setengah bagian mobil kemudian duduk di kursi penumpang di samping driver.Bee tidak bersuara selama perjalanan, ia termenung menatap jendela di sampi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Jangan Membenci Cinta   Merasa Iba

    “Bi, lepas ... kamu nyakitin aku!” protes Bee dengan nada rendah setelah menaiki lift yang membawa mereka menuju basement.Tatapan mata tajam Akbi langsung menghujam Bee yang juga kesal karena lelaki itu berbuat kasar.Sesaat mereka saling melempar tatapan tajam kemudian Akbi melepaskan cengkramannya di tangan Bee.Bee mengusap pergelangan tangannya yang sudah memerah kemudian meniupnya berharap bila nyeri dan warna merah itu akan pudar.“Lebay!” gumam Akbi yang masih terdengar oleh Bee.“Ini merah Bi, trus sakit ... kamu terlalu kencang narik tangan akunya,” balas Bee dengan suara rendah dan lebih tenang.Akbi tidak sudi menjawab, bibirnya bungkam hingga keduanya berada di dalam mobil.“Bi, aku lapar ... bisa kita makan dulu?” Akbi berdecak sebal kemudian menatap Bee sekilas sambil menautkan alis.“Gue mau ketemu Anggit, dia udah nungguin gue ... lo pesen makan aja dari rumah,” balas Akbi ketus.“Oh ... ya udah.” Setelah mendengar kalimat itu, Akbi menginjak pedal gasnya kencang me

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Jangan Membenci Cinta   Perasaan Asing

    “Ngapain lo di sini? Sama cewe cantik lagi ... tumben lo selingkuh dari si artis itu,” adalah Raka, sahabat Akbi yang paling senang berseloroh.Akbi malas menjawab, ia menenggak air di gelas hingga tandas.“Mana motor gue, balapan di mana sekarang?” tanya Akbi.“Nih kuncinya, tapi sekarang lo harus hati-hati ... si David ikut juga, dia saingan berat lo!” kata Zidan yang baru saja memasuki tenda.Akbi berdecih, meremehkan kemampuan lawannya yang menurut Akbi masih jauh di bawah dirinya.“Kamu temennya Akbi? Namanya siapa?” Raka bertanya dengan suara pelan sambil mengulurkan tangan.“Jauhin tangan lo dari dia,” sentak Akbi tegas membuat Raka menarik kembali tangannya tapi Bee malah menyambarnya.“Aurystela Akkeu Quinbee ... panggil aja Bee,” ucap Bee sambil menjabat tangan Raka.Akbi menatap Bee tajam hingga terdapat kerutan di antara alisnya, baru saja dalam hati ia memuji sikap Bee yang melayaninya dengan baik kini gadis itu malah menyambut tangan lelaki lain dengan ramah.Lalu kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Jangan Membenci Cinta   Menikah

    FLASH BACK ON “Siapa si Bee itu?” Zidan bertanya kepada Akbi sementara Raka sibuk mengecek motor yang akan dipakai balapan oleh sahabatnya.Tatapan Akbi menerawang ke depan seperti sedang mengamati track tempatnya balapan tapi Zidan yang sudah cukup lama mengenal Akbi, mengetahui bila tatapan itu kosong.Akbi mengembuskan nafas kasar kemudian menjawab, “Anak dari sahabat bokap gue semasa kuliah dan besok gue mau dinikahin sama dia.” “Waw ... selamat, bro! Lo beruntung!” Zidan berseru bahagia sampai bertepuk tangan lalu mengulurkan tangan untuk Akbi jabat namun Akbi hanya melihat tangan Zidan yang menggantung dengan tatapan tajam sesaat kemudian mengalihkan tatapannya kembali ke arah jalan.“Kenapa? Kalau lo enggak suka buat gue aja!” cetus Zidan dengan ekspresi serius.“Gue mau ko gantiin lo nikahin dia, besok ‘kan?” tambah Zidan lagi namun aura kelam yang membayangi wajah Akbi malah semakin pekat.“Apaan, tadi gue mau salaman cuma ngajak kenalan aja malah dibentak sama dia!” gerutu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Jangan Membenci Cinta   Hadiah Pernikahan

    “Kenapa lo enggak nolak?” Akbi bertanya dengan suara tertahan dan ekspresi geram setelah Beni pergi.Tanpa perasaan, ia juga mencengkram lengan atas Bee hingga gadis itu mengaduh.“Sakit Bi, tolong lepasin dulu!” Bee memohon dengan suara rendah.“Aku enggak tega nolak permintaan Papa,” jawab Bee jujur.“Lo pikir gue mau pergi bulan madu sama lo apa?” bentaknya dengan ekspresi geram.“Kamu enggak usah pergi, biar aku sendiri yang pergi ... atau kamu mau pergi sama Anggit? Biar aku yang enggak pergi ... yang penting Papa taunya kita pergi,” balas Bee memberi penawaran sambil menatap netra pekat Akbi yang sedang menatapnya tajam.“Kamu akan menyesal bila nanti sudah kehilangan Papa dan teringat pernah enggak ngikutin keinginannya ... setelah Papa meninggal, jutaan rupiah bunga untuk di tabur di atas makam beliau tidak akan berarti apa-apa,” sambung Bee lagi dengan genangan di pelupuk mata.Kehilangan kedua orang tua membuatnya selalu mengalah terhadap setiap keinginan Beni yang sekarang

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Jangan Membenci Cinta   Permintaan Maaf

    Cukup lama Aldo dan Akbi menunggu, karena Akbi hanya mencoba tuxedo yang ada dan dengan sedikit editan pada bagian celana, tuxedo itu nampak sempurna membalut tubuh Akbi.Lain halnya dengan Bee yang harus dirias juga.“Aku ‘kan udah bilang enggak perlu pesta, kenapa Om Beni masih buat pesta juga? Akbi pasti kesel banget nih,” gerutu Bee dalam hati ketika penata rias sedang membuat maha karya di wajahnya.“Pengantin kok cemberut, sih? Nanti pernikahan kalian sial loh, pengantin itu harus tersenyum ...,” kata pria bertubuh kekar dengan gaya yang lebih mirip perempuan.“Senyum kaya gini?” Setelah bertanya demikian, Bee tersenyum lebar menatap kaca yang terdapat banyak lampu disekelilingnya dan benar saja wajahnya lebih cantik bila tersenyum padahal riasan baru diaplikasikan setengah jadi. “Tuh ‘kan, baru setengah jadi aja udah cantik banget,” kata penata rias, memuji.“Semangat!!” sambungnya kemudian.Tidak ingin membuat sang penata rias kecewa, Bee berusaha tersenyum menatap kaca di

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Jangan Membenci Cinta   Pesta Pernikahan

    “Bang.” Tepukan di pundak membuat Akbi yang baru saja mengambil minum pun menoleh.Pesta tersebut dibuat senyaman mungkin, tamu undangan yang tidak begitu banyak membuat mempelai pengantin dan para tamu bisa bercengkrama sambil menikmati hidangan.Setelah sesi salam-salaman memberi selamat selesai, Akbi pergi mengambil minum untuk menghampiri Anggit yang sedari tadi sudah memberengut kesal.Susah payah Akbi memberi pengertian kepada sang Mama dan Anggit, bila dirinya harus melakukan sandiwara ini di depan Beni sampai akhirnya bisa berganti mobil bersama Bee.Tenggorokannya begitu serat tapi belum juga air itu melegakan tenggorokannya, seorang pria mengambil alih perhatian Akbi.“Masih inget gue, Bang?” tanya Verro sambil membetulkan kacamatanya.Kening Akbi mengernyit mengingat kapan ia bertemu dengan wajah familiar di depannya.“Gue yang di kampus beberapa hari lalu,” sambung Verro lagi membuat ekspresi wajah Akbi berubah.“Ahh ya, lo yang waktu itu kasih tau Bee di mana, ‘kan?” Akb

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Jangan Membenci Cinta   Memikirkannya

    “Enggak bisa, Git! Harusnya kamu tolak job mendadak itu, aku enggak mungkin enggak pergi!” seru Akbi pada sang kekasih pada sambungan telepon.“Apa uang yang aku kasih belum cukup, yank? Ikut sama aku, kita liburan selama tiga hari ... kita belum pernah liburan di kapal pesiar, kan? Kamu bisa pamer tuh di instagram kamu,” tambah Akbi lagi dengan nada kesal karena di detik-detik terakhir keberangkatan, sang kekasih malah membatalkan janjinya.Bila hanya membatalkan janji saja mungkin tidak masalah bagi Akbi tapi kekasihnya juga melarang keras Akbi pergi bersama Bee.Sudah Akbi jelaskan bila saat ini mustahil baginya untuk menentang Beni tapi tidak ada satu pun yang mengerti baik itu sang Mama ataupun Anggit.Hanya menolak job saja apa sulitnya?Sementara kartu kredit milik Akbi telah berpindah kepemilikan ke tangan Anggit.Semestinya Anggit bisa menghargai keinginan Akbi namun sayang ketamakan mengalahkan cintanya pada Akbi.Demi popularitas semata, Anggit memilih tidak pergi dan mala

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28

Bab terbaru

  • Jangan Membenci Cinta   Extrapart 2

    “Sorry, enggak sengaja ... gue buru-buru,” ujar Arsha kepada gadis populer yang baru saja ia senggol tanpa sengaja.“Heh, pendek! Seenaknya aja lo minta maaf ... emang gue segede gini enggak keliatan apa? Dasar pendek ... anak kurcaci!” teriak Devina tepat di depan wajah Arsha.Devina Agni yang sedari SMP sudah sering wara-wiri di layar televisi membintangi iklan maupun sinetron.Karirnya tersebut tidak lepas dari bantuan sang Bunda yang juga merupakan seorang artis pada jamannya meski sampai saat ini masih terkenal dengan semua skandal yang melekat pada dirinya semenjak muda.Devina sendiri masih disanksikan siapa Ayah kandung yang sebenarnya karena tiba-tiba Ibunda dari Devina itu menghilang lalu beberapa tahun kemudian muncul kembali dengan status sebagai janda dan digosipkan menjadi pelakor dalam rumah tangga seorang pengusaha tambang dari Kalimantan.Setelah itu ia di gosipkan memiliki hubungan terlarang dengan produser film untuk bisa ikut berperan di layar lebar meski hanya seb

  • Jangan Membenci Cinta   Extra Part 1

    “Maheswari Arshavina Marthadidjaya!!” Teriak Akbi memanggil putri kecilnya yang berumur lima tahun.Gadis kecil itu sedang asyik menggoreskan paku berkarat pada body mobil mewah seharga lima belas miliar milik sang Daddy.Menggambar gunung dan tumbuhan juga beberapa bentuk abstrack tidak jelas.Telinganya tertutup headphone dengan tanduk unicorn, suara kencang terdengar dari sana hingga Akbi bisa mendengar lagu apa yang sedang di putar headphone canggih tersebut.Akbi menyimpan kedua tangannya di pinggang, ia jengkel bukan karena Arsha melukis mobilnya tapi karena suara kencang di headphone tersebut bisa saja membuat si bungsu tuli.Akbi tarik headphone berwarna pink itu membuat gadis kecil dengan rambut kuncir kuda mendongakan kepala.“Hai Dad, look!” Arsha berseru sambil menunjuk lukisannya.“Bagus ‘kan, Dad?” tanyanya lagi sambil memiringkan kepala dengan senyum manis semanis senyum sang Mommy.Akbi menggendong Arsha lalu mengambil paku berkarat dari tangan mungil itu untuk ia buan

  • Jangan Membenci Cinta   Berjalan Sebagai Mana Mestinya

    Kehamilan Bee yang kedua ini sungguh berat padahal hanya ada satu janin saja di dalamnya tidak seperti ketika hamil si kembar yang walaupun perutnya sangat besar dan membutuhkan asupan gizi dua kali lipat tapi tidak ada kendala yang berarti.Mual dan susah makan hanya pada trimester pertama setelah itu Bee menjalani aktivitas seperti biasa.Tapi anehnya, kehamilan Bee saat ini berbanding terbalik dengan kehamilan yang sebelumnya.Semakin besar kandungan Bee, semakin sering mengalami muntah dan juga sulit memasukan sesuatu ke dalam mulutnya.Beruntung pekerjaannya yang masih tersisa setelah pesta Gunadhya dapat diselesaikan oleh bantuan Ibu Aneu juga tim dan untuk sementara Bee tidak menerima pesanan kebaya hingga tubuhnya pulih pasca melahirkan.Selama kehamilannya Bee sudah di rawat dua kali di rumah sakit, seperti saat ini ketika kehamilannya sudah sangat besar dan mendekati waktu melahirkan, ia harus terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit.Di sebrang sana, Akbi yang menungguin

  • Jangan Membenci Cinta   Honeymoon

    “Harusnya mereka dibawa,” Bee menggerutu sambi memajukan bibirnya.Mereka yang dimaksud Bee adalah si kembar dan Akbi sudah langsung tau ketika melihat wajah sang istri yang tampak sendu. Saat ini mereka sudah berada di kapal pesiar menuju Thailand, kamar exclusive itu memiliki balkon, privat pool juga jacuzy.Sambil menikmati matahari terbenam, keduanya bersandar pada daybed.Tidak ada masalah ketika tadi keduanya pergi meninggalkan si kembar, semua telah disiapkan secara matang.Diana akan tinggal di rumah Bee selama perjalanan bulan madu itu.Seperti pasangan yang baru menikah pada umumnya, Akbi dan Bee juga tampak mesra saling rangkul dan banyak tertawa dengan obrolan receh mereka ketika berada di bandara menunggu pesawat sampai menginjakan kaki di kapal pesiar ini.Tapi setelah semua itu, Bee merasa hampa, kosong dan kehilangan.Biasanya sore hari adalah waktunya ia memandikan si kembar kemudian memberi mereka makan sambil menunggu Daddynya pulang kerja.Tidak seperti sekarang,

  • Jangan Membenci Cinta   Wedding Party

    Gaun pengantin indah rancangan khusus sang Ibunda tercinta yang merupakan designer ternama itu membalut tubuh Bee dengan sempurna.Model gaun mermaid, menampilkan perut Bee yang sudah sedikit buncit. Seakan ingin menunjukan eksistensi anak ke tiga mereka yang berada di dalamnya.Mata Akbi sulit lepas dari tatapannya kepada sang istri, crown dikepalanya dengan surai di pelipis membuat Bee tampak secantik dewi Yunani.Tidak ada heels tinggi untuk membuat tubuh Bee tampak jenjang, Akbi menyembunyikannya lalu menggantinya dengan flatshoes berwarna senada dengan gaun dan memiliki bunga besar sebagai aksen di bagian depannya.“Kamu siap?” Akbi bertanya sebelum mereka keluar.“Bersamamu, aku selalu siap ...,” jawab Bee mantap memunculkan sebuah senyum di bibir Akbi.Sambil menggendong Aarash dan Aarav keduanya melangkah pelan melewati jalan setapak yang dibentuk dari taburan bunga.Semua kamera profesional maupun handphone terarah kepada mereka.Lagu milik Jhon Legend berjudul All Of Me yang

  • Jangan Membenci Cinta   Akad Nikah

    Beberapa minggu terakhir, Akbi maupun Bee disibukan dengan persiapan pernikahan tapi juga tidak sampai membuat keduanya stress karena mereka menyerahkan semuanya kepada Wedding Organizer berpengalaman dan profesional.Mereka berdua juga tidak pernah sulit menentukan pilihan mulai dari tempat acara hingga souvenir untuk para tamu.Bukan bermaksud meremehkan tapi untuk menuju sebuah kebahagiaan kita juga harus menempuhnya dengan suka cita.Bee tidak pernah mengira bila Ibu Aneu ternyata diam-diam telah membuatkannya kebaya dan gaun pengantin yang akan dikenakannya pada resepsi pernikahan.Ibu Aneu yang sudah mengetahui ukuran badan Bee, tiba-tiba saja beliau memintanya untuk melakukan fitting agar bisa memperbaiki kekurangan tapi ternyata sesuatu yang dibuat dengan cinta dan kasih sayang tidak perlu diragukan hasilnya.Semuanya pas tanpa sedikitpun kekurangan, sempurna membalut tubuh Bee seperti saat ini.“Kakak ... adik ... Mommy cantik, enggak?” tanyanya pada si kembar yang asyik berm

  • Jangan Membenci Cinta   Rencana Akbi Yang Kermpat

    “Lagi apa?” tanya suara dari sebrang sana, ekspresi wajah pria dalam panggilan video itu juga tampak tenang tidak mencerminkan suasana hatinya saat ini yang sedang tegang menjelang akad nikah esok hari.“Abis maskeran, biar besok make up-nya nempel sampe malem,” Bee menjawab sama tenangnya.Berbeda dengan Akbi, perasaan Bee malah jauh lebih lega.Tidak seperti pernikahan yang pertama, berniat menodai kesucian mahligai pernikahan—pernikahannya kali ini bersama Akbi memang berniat membangun rumah tangga yang bahagia, untuk menyempurnakan setengah Agamanya.“Besok enggak usah cantik-cantik banget ya, By ... aku suka kesel kalau ada cowok ngeliatin kamu terus-terusan” Bee tersenyum dan senyum itu sangat menarik hati Akbi, begitu cantik luar biasa bila Bee sedang tersenyum tersipu seperti itu.“Meski banyak pria menggoda, tapi hati ini tau harus berlabuh di mana,” ujar Bee berpuitis.Akbi tergelak, biasanya dirinya yang menggoda Bee dengan kata-kata puitis atau lagu yang sesuai dengan per

  • Jangan Membenci Cinta   Peran Bee Dalam Pesta Gunadhya

    “Calon istri siapa sih, cantik banget ...,” ujar Akbi setelah memberikan satu kecupan di pipi Bee.Kalimat biasa namun berdampak luar biasa bagi setiap wanita.Apalagi pria itu mengecup pipinya ditengah-tengah kerumunan orang yang sedang menyaksikan akad nikah Zeline.Tapi saat ini Akbi sedang tidak berdusta pasalnya Bee memang berdandan sangat cantik untuk pesta pernikahan Zeline Gunadhya.Pagi sekali Bee datang ke hotel ini untuk mengecek dan memastikan kebaya akad nikah yang akan dikenakan Zeline. Semua sempurna, tidak ada kekurangan apalagi cacat, ingatkan Bee untuk memberi bonus pada krunya yang memperlakukan semua gaun tersebut dengan sangat hati-hati. Zeline tampak puas ketika melihat tubuhnya di cermin terbalut kebaya akad nikah, begitu pula dengan seluruh keluarga Gunadhya.Sungguh suatu kehormatan bagi Bee dipercaya menjadi bagian dalam momen bersejarah bagi keluarga Gunadhya.“Si kembar mana?” Bee bertanya untuk menetralkan persaannya yg sedang tersipu.Kemarin Bee memin

  • Jangan Membenci Cinta   Pesta Pertunangan Impian Bee

    Betapa sulitnya driver mengemudikan mobil untuk bisa melewati kerumunan para pencari berita yang memadati gerbang komplek perumahan kaum jetset dimana rumah Ibu Aneu berada.Undangan pesta pertunangan Akbi dan Bee yang tersebar menjadi berita hangat di kalangan infotainment terlebih foto keduanya yang tertangkap kamera netizen sedang nonton bersama beberapa waktu lalu menjadi pencetus berita tersebut yang menjadi bola liar dan menghasilkan banyak asumsi publik.Beni sengaja meminta aparat keamanan untuk membantu tim sekuriti komplek agar tidak mengijinkan para pencari berita masuk dan mengganggu jalannya acara.Meski Akbi sudah berjanji untuk memberikan klarifikasi ketika pesta pernikahannya nanti akan tetapi mereka seolah tidak sabar ingin mengetahui alasan kenapa di batalkannya pesta pernikahan dengan Anggit.Bukan hanya Akbi dan Bee yang dikejar-kejar wartawan, Anggit pun demikian namun tidak satu patah kata pun keluar dari mulutnya.Saat ini perempuan itu tidak menerima job mengin

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status