“Kamu kok gitu sih, Bi ... kasian Tante Diana,” tegur Bee lembut.“Jangan dulu dibahas ya, By ... aku lagi bahagia ini,” balas Akbi bernada dingin setelah menutup pintu kamar rawat istrinya.Akbi baru saja mengantar bayi-bayinya ke ruang khusus bayi baru lahir, memastikan mereka sampai di sana dengan selamat dan menempatkan dua orang di depan ruang bayi yang setiap harinya bergantian berjaga.Jangan lupakan bila Anggit masih belum musnah dari dunia ini dan sampai itu terjadi, keluarga kecilnya masih terancam bahaya.Anggap saja Akbi terlalu paranoid karena sering menonton film Hollywood tentang wanita pschyco yang membalas dendam atas sakit hatinya kepada seorang pria dengan menyakiti anak dari pria itu.Tidak akan semudah itu Maria, Akbi berusaha sekuat tenaga agar itu tidak terjadi sampai bersedia menyewa jasa keamanan untuk menjaga darah dagingnya, pewaris Marthadidjaya.Kembali lagi pada Akbi yang dengan dinginnya berucap demikian kepada sang istri yang kini menjadi tim sukses Dia
“Jangan lo liatin terus nanti mereka bangun trus nangis, ‘kan repot,” omel Zidan pada Raka yang menatap tanpa jeda dua bayi mungil yang terlelap dalam box bayi.“Mana ada diliatin doank bisa nangis!” sanggah Raka sambil merotasi bola matanya.“Lo enggak percaya sama gue? Liatin aja terus ... bentar lagi nangis tuh bocah, mana emaknya lagi sibuk masak buat kita ... siap-siap lo pesen gopud entar,” ancam Zidan dengan suara tertahan agar dua malaikat kecil itu tidak terganggu.“Parno lo mah ... emang lo enggak pengen liat anak-anaknya si Akbi? Sini ... tuh ganteng-ganteng, untung dia nikah sama Bee menjadi perpaduan yang sempurna ... coba kalau sama si artis itu, ga tau deh ... anak daazzaal kayanya yang keluar!” Zidan nyaris menyemburkan tawa dan sekuat tenaga ia tahan hingga matanya berair.Dua pria tampan itu sedang menunggu Akbi pulang kerja sambil menemani si kembar di ruang televisi selagi Bee memasak untuk makan malam.Selain bermaksud menjenguk Bee yang sedang dalam masa pemulih
“Jadi itu udah keputusan final?” tanya Gio, masih belum percaya dengan apa yang didengarnya.Akbi memang sudah menceritakan semuanya melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu tapi ia tidak menduga bila pria itu akan benar-benar melakukannya.Melepaskan Bee tanpa perlawanan atau usaha lebih dan pasrah menunaikan tanggung jawabnya kepada Anggit.Oh, come on ... itu hanya janji yang bisa saja tidak ditepati, banyak kasus seperti ini dan sampai sekarang tidak ada penjara yang khusus diperuntukan bagi pria yang tidak menepati janji menikahi wanita yang pertama kali mereka ambil kesuciannya.Tidakkah Gio tau bagaimana nekatnya Anggit?Perempuan itu sampai berani merusak gaun Bee dan nyaris mencelakakan Bee dengan sebuah gunting.Semua rangkaian kata kejam sudah Akbi lontarkan ke muka Anggit termasuk sikapnya yang berubah dingin tapi perempuan itu tidak pernah mau mengerti karena bukan hanya Akbi semata yang diincarnya.“Gue enggak punya pilihan, Gio!” Zidan menepuk pundak Akbi pelan, i
Bee menginginkan baby shower sederhana dengan halaman belakang rumah mereka sebagai tempat diselenggarakannya acara.Akan tetapi ia lupa bila Aarash dan Aarav menyandang nama Marthadidjaya dibelakang namanya.Lahirnya pewaris Marthadidjaya tentu menjadi kebanggaan sendiri bagi Beni yang meminta Zidan membuat pesta super heboh hingga menyewa salah satu ballroom hotel mewah di Pusat Kota Jakarta.Mana bisa Bee menolak, terlebih namanya sedang melambung dan menjadi pilihan pertama para kaum jetset, istri pejabat hingga para selebritis untuk membuat tubuh mereka nampak semakin cantik dengan balutan kebaya hasil rancangannya.Sudah pasti Bee juga akan menjadi sorotan dalam acara tersebut, jangan lupakan bagaimana penuhnya rumah sakit oleh pencari berita ketika si kembar lahir.Senyum Bee merekah menyapa para tamu undangan di samping Akbi yang begitu tampan dengan balutan kemeja putih.Sama dengannya, Akbi juga tidak berhenti tersenyum apalagi ketika banyak di antara mereka yang berkelakar
Akbi pulang sedikit larut hari ini, pekerjaan akhir tahun menahannya di kantor tapi bila lelaki itu pulang cepat pun Bee selalu mengomel dan memintanya balik lagi ke kantor.Dan ketika sampai di rumah, bergegas Akbi membersihkan tubuhnya lalu memburu si kembar yang sudah terlalap.Cukup memandangi sebentar sudah dapat menghilangkan kerinduannya setelah seharian tidak bertemu.“Besok adalah sidang terakhir sebelum putusan hakim,” Akbi yang baru saja mengecek kedua buah hatinya di kamar sebelah, berujar demikian ketika tubuhnya melewati ambang pintu kamar.Bee mengangguk mengiyakan, ia simpan ponselnya di atas nakas dan memberi perhatiannya kepada sang suami.Yuni menghubunginya tadi siang untuk mengabarkan hal itu sekaligus memberitahu bila dirinya dan Akbi harus hadir saat mendengar putusan Hakim dalam persidangan mendatang. Pria itu berjalan mendekat setelah menutup pintu, merangkak ke atas ranjang bergabung dengan sang istri yang sudah lebih dahulu berada di sana dengan kaki terbal
“Kok masih pake baju rumah? Kamu enggak kerja?” tanya Bee dengan kening terlipat saat melihat sang suami hanya memakai kaos dan celena pendek juga sendal rumah, menyusulnya ke halaman belakang.Seperti pagi-pagi sebelumnya, Bee sedang menjemur Aarash dan Aarav sambil menunggu Akbi selesai mandi lalu pamit bekerja dan ia dibuat terkejut ketika melihat suaminya tampak santai dengan pakaian rumahan.“Enggak,” jawab Akbi singkat kemudian mengangkat Aarash dari bouncer.“Anak Daddy wangi banget sih!” ujarnya sambil mengecup anak pertamanya yang berumur tiga bulan.Meski si kembar tidak lagi disebut baby born tapi Bee masih suka menjemur mereka sehabis mandi agar tubuh si kembar sehat karena terpapar sinar matahari yang mengandung vitamin D.“Loh, kenapa?” tanya Bee lagi kemudian mengangkat Aarav lalu ikut duduk di kursi malas yang berbentuk bulat dengan bantal empuk yang dapat menampung tubuh mereka berdua termasuk dua bayi mungil yang anteng dalam gendongan Mommy dan Daddynya.“Kamu engga
Kesedihan jelas tercetak di wajah Akbi dan Bee ketika menuruni mobil tepat di depan loby gedung Pengadilan Agama.Keduanya tiba menggunakan mobil yang sama, dengan Pak Wawan yang kala itu bertugas sebagai driver.Aaarav dan Aarash juga ikut menumpang mobil lain bersama Ibu Aneu dan Diana didampingi Jessie.Beni yang selalu ditemani Aldo tidak ingin ketinggalan untuk mengikuti putusan sidang cerai tersebut, Beni sampai rela memundurkan rapat demi menghadiri putusan sidang perceraian Akbi dengan menantu kesayangannya.Bukan hanya mereka, Zidan dan Raka juga Verro sudah tiba di sana terlebih dahulu.Kala itu Verro terlihat geram, lama tidak berjumpa malah kabar duka ini yang ia dapatkan dari Bee.Banyak yang ingin ia tanyakan pada Bee, hatinya masih belum bisa percaya atau mungkin menolak percaya dengan perceraian ini karena sepengetahuannya, Akbi dan Bee saling mencintai jadi ia pikir meski ada janji-janji yang harus mereka tunaikan kepada pihak lain tapi setidaknya Akbi dan Bee berusah
“Kak ... aku mau ke makam Ayah sama Bunda,” pinta Bee sambil menatap kosong ke arah jendela. Aldo melirik Bee sekilas, tanpa bertanya atau menolak ia memutar kemudi membalikan arah menjauhi jalan pulang.Beberapa menit kemudian mobil yang Aldo kemudikan tiba di pemakaman umum.Langkah Bee terasa berat ketika menapaki jalan bersemen menuju pusara Ayah dan Bundanya.Aldo dengan setia mengikuti dari belakang dan cukup yakin bila Bee sedang berusaha menghapus air matanya yang semakin menderas.Bee memperlambat langkahnya ketika beberapa meter di depan sana sudah terlihat tempat peristirahatan terakhir Johan bersanding dengan sang istri tercinta.Langkah kecil itu pun terhenti seketika padahal Bee belum sampai di tempat yang seharusnya.Ia tidak sanggup, apa yang akan dikatakannya kepada Miranda dan Johan?Beberapa hari sebelum menikah dengan Akbi, ia sempat berkunjung untuk meminta restu dan setiap minimal sebulan sekali ia datang bersama Akbi ke sini.Sekarang, saat pernikahannya gagal