“Kak ... aku mau ke makam Ayah sama Bunda,” pinta Bee sambil menatap kosong ke arah jendela. Aldo melirik Bee sekilas, tanpa bertanya atau menolak ia memutar kemudi membalikan arah menjauhi jalan pulang.Beberapa menit kemudian mobil yang Aldo kemudikan tiba di pemakaman umum.Langkah Bee terasa berat ketika menapaki jalan bersemen menuju pusara Ayah dan Bundanya.Aldo dengan setia mengikuti dari belakang dan cukup yakin bila Bee sedang berusaha menghapus air matanya yang semakin menderas.Bee memperlambat langkahnya ketika beberapa meter di depan sana sudah terlihat tempat peristirahatan terakhir Johan bersanding dengan sang istri tercinta.Langkah kecil itu pun terhenti seketika padahal Bee belum sampai di tempat yang seharusnya.Ia tidak sanggup, apa yang akan dikatakannya kepada Miranda dan Johan?Beberapa hari sebelum menikah dengan Akbi, ia sempat berkunjung untuk meminta restu dan setiap minimal sebulan sekali ia datang bersama Akbi ke sini.Sekarang, saat pernikahannya gagal
Suara pintu yang dibuka secara kasar membuat Akbi dan Rani yang sedang terlibat diskusi serius mengenai pekerjaan, menoleh mencari tau siapa manusia tidak sopan yang memaksa masuk ke ruangan.Sosok Anggit muncul dari balik pintu dan keduanya langsung memasang tampang kesal.“Akan saya perbaiki sesuai perintah Bapak, setelah selesai nanti saya kirim lewat email,” Rani berujar sambil membereskan berkas di atas meja.Untung saja diskusinya dengan Akbi memang sudah selesai, jadi Rani tidak perlu menyeret perempuan itu keluar dari ruangan sang Bos.Ia sudah menduga bila Anggit adalah dalang dari perceraian sang Bos dengan sang istri, dan semenjak itu ia membayangkan mengusir Anggit dengan cara menjambak rambutnya.Dari awal Rani memang tidak menyukai Anggit dan lebih menyukai Bee yang ramah dan lembut. Akbi mengangguk memberi tanda bila Rani sudah boleh pergi kemudian berpindah duduk ke kursi kebesarannya, menghiraukan Anggit yang berdiri sambil melipat tangan di dada sambil memandangi fo
Bee terhenyak ketika mendengar suara bell pintu rumahnya berbunyi.Baru tersadar bila sedari tadi ia melamun menatap ruang televisi dengan satu cangkir kopi yang telah mendingin di tangan.Berarti sudah cukup lama ia hanya berdiri mematung di tempatnya hingga kopi yang tadinya panas telah berubah suhu.Ia larut dalam ingatannya tentang Akbi dan si kembar yang sering bermain di ruangan itu.Gelak tawa menggema ketika Akbi dengan kejailannya meniup perut Aarash kemudian Aarav secara bergantian.Ia merindukan kehangatan itu bisa terjadi lagi di ruang televisi rumah pemberian suaminya.Bee menyimpan cangkir kopi tersebut di atas meja makan, melangkah gontai menuju pintu depan mencari tau siapa orang yang sepagi ini mengunjunginya.Ia tidak berpikir bila itu Ibu Aneu atau Jessie, karena tadi malam beliau mengajaknya untuk bersepeda santai pagi ini namun Bee menolak dengan alasan ia harus menyelesaikan kebaya pesanan istri salah satu Mentri untuk acara pernikahan anak artis terkenal minggu
“Pergilah Bee, biar si kembar sama Ibu ...,” kata Ibu Aneu, membujuk Bee agar mau menghadiri pesta pernikahan salah satu anak artis terkenal dengan seorang youtuber.“Ibu aja deh, aku titip salam sama hadiah ...,” tolak Bee secara halus.“Ibu udah males dateng ke acara-acara seperti itu, Bee ... lagian Ibu mau ada tamu sebentar lagi.” Ibu Aneu masih bersikeras membujuk Bee.“Kamu tuh jadi jendes enggak ada semangat-semangatnya sih, Bee ... di sana, kamu bisa cari mangsa, sapa tau ada anak pengusaha macem Akbi gitu yang bisa kamu jadiin suami,” celoteh Jessie membuat Bee memutar bola matanya.“Mana ada yang mau sama emak-emak kaya aku,” Bee melirih, tangannya sibuk mengerjakan salah satu kebaya pesanan keluarga Gunadhya.“Yuk ... sama Gio yuk ke kondangannya, sapa tau kita juga bisa duduk di pelaminan ... nanti,” seloroh Gio yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu.Kini Ibu Aneu yang merotasi bola matanya, malas menanggapi sang anak yang sampai saat ini belum menemukan tambatan hati.
Langkah Bee terpaksa berhenti ketika satu tangan kokoh melingkar di pundaknya dan satu tangan kokoh lainnya melingkar di pinggangnya.Bee memejamkan mata saat bibir Akbi menyusuri lehernya memberi banyak kecupan lembut seringan bulu membuat kinerja jantung Bee menaikan tempo.Lelaki itu itu bahkan dengan kurang ajar menurunkan kain brukat di ujung pundak Bee kemudian memberikan kecupan dalam melibatkan lidah hingga tercipta tanda merah di sana.Bee tidak bisa bergerak seberapa pun ia ingin karena tubuhnya terkunci oleh kungkungan pria itu.“Kamu milik aku, Bee ... selamanya akan begitu!” Akbi menggeram, ibu jarinya mengusap maha karya berwarna merah di pundak Bee.“Kamu ngelecehin aku, Bi ... kamu anggap aku apa?” Kalimat tadi tidak terlontar dengan nada ketus atau sinis, lebih terdengar pilu dan terdapat muatan kekecewaan.“Aku anggap kamu wanita yang sangat aku cintai, Ibu dari anak-anak ku,” balas Akbi penuh keyakinan dan penekanan disetiap kata.Akbi berubah pikiran, keegoisan me
“Aku sengaja belajar masak untuk kamu loh, Bi ... aku usaha banget jadi istri terbaik buat kamu,” kata Anggit seraya menyimpan piring berisi lauk-pauk hasil masakannya.Tidak berniat menanggapi, Akbi mengambil satu piring kosong kemudian mengisinya dengan nasi dari dalam mangkuk besar.Baru memasak saja perempuan itu sudah sangat bangga, sedangkan Bee melayaninya dari mulai bangun tidur hingga akan tidur lagi tidak pernah sedikitpun merasa bangga.Bee melakukannya dengan ikhlas semenjak pertama kali mereka menikah padahal saat itu keduanya sepakat hanya bersandiwara dengan pernikahan tersebut.“Mau sampe kapan kamu cuekin aku, Bi?” tanya Anggit sambil menopang dagunya dengan tangan di atas meja.Menatap sang calon suami yang begitu lahap menghabiskan makan malam buatannya. Bukan karena enak tapi agar makan malamnya segera berakhir dan ia bisa secepatnya pergi dari apartemen Anggit.Anggit menghubungi Akbi tadi sore, mengajak makan malam di luar namun pria itu menolak keras.Tidak ing
Akbi merutuki perbuatannya pada Bee sebelum si kembar menangis tadi, Bee pasti akan diam-diam membencinya.Tapi ia tidak menyesali sama sekali dan tampaknya tadi sang mantan istri juga menikmatinya.Bibir Akbi melengkungkan sebuah senyum, satu tangannya pada kemudi dan satu tangannya lagi menumpu pada pintu untuk menopang sisi wajahnya.Ia harus mandi air dingin malam ini agar hasrat yang kadung memuncak bisa kembali turun.“Duh si kembar pake bangun segala lagi, coba kalau enggak ... Mommy sama Daddy ‘kan bisa kangen-kangenan,” gumam Akbi kemudian melipat bibirnya ke dalam menahan senyum.Sesaat kemudian ia baru ingat bila beberapa jam tidak mendengar ponselnya berbunyi.Merogoh saku celana kainnya sebelah kanan, Akbi tidak menemukan ponselnya lalu merogoh saku celana sebelah kiri dan ia juga tidak menemukan benda pipih yang dicarinya.Akbi berdecak sambil menepuk keningnya, merasa bodoh karena baru ingat ponselnya tertinggal di apartemen Anggit.Meski enggan tapi ia harus ke sana m
“Ngapain lo pada?” tanya Akbi yang terkejut saat melihat empat sahabatnya berkumpul di ruangannya.Rapat koordinasi antara para Direktur di bawah kepemimpinannya baru saja selesai.Tidak ada masalah serius dan semua pekerjaan mereka bahkan melebihi apa yang sudah di targetkan.Ternyata bila sesuatu ditekuni secara serius akan membuahkan hasil yang memuaskan.“Ada yang mau kita omongin, Bi ... lo mending duduk dulu.” Ekspresi Gio tampak serius ketika memberitau maksud kedatangan mereka.“Jadi gini, Bi ... gue sama yang lain enggak bermaksud merubah keputusan yang udah lo buat, kita semua tau alasan lo cerai sama Bee dan menikahi Anggit bukan hanya karena ingin menepati janji akan tanggung jawab lo tapi juga biar Anggit enggak ada alasan untuk nyakitin Bee dan si kembar ... seperti yang kita ketahui kalau Anggit perempuan nekat, bisa berbuat di luar bayangan kita.” Kalimat pembukaan tadi diucapkan oleh Zidan dan semua mendengarkan dengan seksama termasuk Akbi yang ekspresi wajahnya tid
“Sorry, enggak sengaja ... gue buru-buru,” ujar Arsha kepada gadis populer yang baru saja ia senggol tanpa sengaja.“Heh, pendek! Seenaknya aja lo minta maaf ... emang gue segede gini enggak keliatan apa? Dasar pendek ... anak kurcaci!” teriak Devina tepat di depan wajah Arsha.Devina Agni yang sedari SMP sudah sering wara-wiri di layar televisi membintangi iklan maupun sinetron.Karirnya tersebut tidak lepas dari bantuan sang Bunda yang juga merupakan seorang artis pada jamannya meski sampai saat ini masih terkenal dengan semua skandal yang melekat pada dirinya semenjak muda.Devina sendiri masih disanksikan siapa Ayah kandung yang sebenarnya karena tiba-tiba Ibunda dari Devina itu menghilang lalu beberapa tahun kemudian muncul kembali dengan status sebagai janda dan digosipkan menjadi pelakor dalam rumah tangga seorang pengusaha tambang dari Kalimantan.Setelah itu ia di gosipkan memiliki hubungan terlarang dengan produser film untuk bisa ikut berperan di layar lebar meski hanya seb
“Maheswari Arshavina Marthadidjaya!!” Teriak Akbi memanggil putri kecilnya yang berumur lima tahun.Gadis kecil itu sedang asyik menggoreskan paku berkarat pada body mobil mewah seharga lima belas miliar milik sang Daddy.Menggambar gunung dan tumbuhan juga beberapa bentuk abstrack tidak jelas.Telinganya tertutup headphone dengan tanduk unicorn, suara kencang terdengar dari sana hingga Akbi bisa mendengar lagu apa yang sedang di putar headphone canggih tersebut.Akbi menyimpan kedua tangannya di pinggang, ia jengkel bukan karena Arsha melukis mobilnya tapi karena suara kencang di headphone tersebut bisa saja membuat si bungsu tuli.Akbi tarik headphone berwarna pink itu membuat gadis kecil dengan rambut kuncir kuda mendongakan kepala.“Hai Dad, look!” Arsha berseru sambil menunjuk lukisannya.“Bagus ‘kan, Dad?” tanyanya lagi sambil memiringkan kepala dengan senyum manis semanis senyum sang Mommy.Akbi menggendong Arsha lalu mengambil paku berkarat dari tangan mungil itu untuk ia buan
Kehamilan Bee yang kedua ini sungguh berat padahal hanya ada satu janin saja di dalamnya tidak seperti ketika hamil si kembar yang walaupun perutnya sangat besar dan membutuhkan asupan gizi dua kali lipat tapi tidak ada kendala yang berarti.Mual dan susah makan hanya pada trimester pertama setelah itu Bee menjalani aktivitas seperti biasa.Tapi anehnya, kehamilan Bee saat ini berbanding terbalik dengan kehamilan yang sebelumnya.Semakin besar kandungan Bee, semakin sering mengalami muntah dan juga sulit memasukan sesuatu ke dalam mulutnya.Beruntung pekerjaannya yang masih tersisa setelah pesta Gunadhya dapat diselesaikan oleh bantuan Ibu Aneu juga tim dan untuk sementara Bee tidak menerima pesanan kebaya hingga tubuhnya pulih pasca melahirkan.Selama kehamilannya Bee sudah di rawat dua kali di rumah sakit, seperti saat ini ketika kehamilannya sudah sangat besar dan mendekati waktu melahirkan, ia harus terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit.Di sebrang sana, Akbi yang menungguin
“Harusnya mereka dibawa,” Bee menggerutu sambi memajukan bibirnya.Mereka yang dimaksud Bee adalah si kembar dan Akbi sudah langsung tau ketika melihat wajah sang istri yang tampak sendu. Saat ini mereka sudah berada di kapal pesiar menuju Thailand, kamar exclusive itu memiliki balkon, privat pool juga jacuzy.Sambil menikmati matahari terbenam, keduanya bersandar pada daybed.Tidak ada masalah ketika tadi keduanya pergi meninggalkan si kembar, semua telah disiapkan secara matang.Diana akan tinggal di rumah Bee selama perjalanan bulan madu itu.Seperti pasangan yang baru menikah pada umumnya, Akbi dan Bee juga tampak mesra saling rangkul dan banyak tertawa dengan obrolan receh mereka ketika berada di bandara menunggu pesawat sampai menginjakan kaki di kapal pesiar ini.Tapi setelah semua itu, Bee merasa hampa, kosong dan kehilangan.Biasanya sore hari adalah waktunya ia memandikan si kembar kemudian memberi mereka makan sambil menunggu Daddynya pulang kerja.Tidak seperti sekarang,
Gaun pengantin indah rancangan khusus sang Ibunda tercinta yang merupakan designer ternama itu membalut tubuh Bee dengan sempurna.Model gaun mermaid, menampilkan perut Bee yang sudah sedikit buncit. Seakan ingin menunjukan eksistensi anak ke tiga mereka yang berada di dalamnya.Mata Akbi sulit lepas dari tatapannya kepada sang istri, crown dikepalanya dengan surai di pelipis membuat Bee tampak secantik dewi Yunani.Tidak ada heels tinggi untuk membuat tubuh Bee tampak jenjang, Akbi menyembunyikannya lalu menggantinya dengan flatshoes berwarna senada dengan gaun dan memiliki bunga besar sebagai aksen di bagian depannya.“Kamu siap?” Akbi bertanya sebelum mereka keluar.“Bersamamu, aku selalu siap ...,” jawab Bee mantap memunculkan sebuah senyum di bibir Akbi.Sambil menggendong Aarash dan Aarav keduanya melangkah pelan melewati jalan setapak yang dibentuk dari taburan bunga.Semua kamera profesional maupun handphone terarah kepada mereka.Lagu milik Jhon Legend berjudul All Of Me yang
Beberapa minggu terakhir, Akbi maupun Bee disibukan dengan persiapan pernikahan tapi juga tidak sampai membuat keduanya stress karena mereka menyerahkan semuanya kepada Wedding Organizer berpengalaman dan profesional.Mereka berdua juga tidak pernah sulit menentukan pilihan mulai dari tempat acara hingga souvenir untuk para tamu.Bukan bermaksud meremehkan tapi untuk menuju sebuah kebahagiaan kita juga harus menempuhnya dengan suka cita.Bee tidak pernah mengira bila Ibu Aneu ternyata diam-diam telah membuatkannya kebaya dan gaun pengantin yang akan dikenakannya pada resepsi pernikahan.Ibu Aneu yang sudah mengetahui ukuran badan Bee, tiba-tiba saja beliau memintanya untuk melakukan fitting agar bisa memperbaiki kekurangan tapi ternyata sesuatu yang dibuat dengan cinta dan kasih sayang tidak perlu diragukan hasilnya.Semuanya pas tanpa sedikitpun kekurangan, sempurna membalut tubuh Bee seperti saat ini.“Kakak ... adik ... Mommy cantik, enggak?” tanyanya pada si kembar yang asyik berm
“Lagi apa?” tanya suara dari sebrang sana, ekspresi wajah pria dalam panggilan video itu juga tampak tenang tidak mencerminkan suasana hatinya saat ini yang sedang tegang menjelang akad nikah esok hari.“Abis maskeran, biar besok make up-nya nempel sampe malem,” Bee menjawab sama tenangnya.Berbeda dengan Akbi, perasaan Bee malah jauh lebih lega.Tidak seperti pernikahan yang pertama, berniat menodai kesucian mahligai pernikahan—pernikahannya kali ini bersama Akbi memang berniat membangun rumah tangga yang bahagia, untuk menyempurnakan setengah Agamanya.“Besok enggak usah cantik-cantik banget ya, By ... aku suka kesel kalau ada cowok ngeliatin kamu terus-terusan” Bee tersenyum dan senyum itu sangat menarik hati Akbi, begitu cantik luar biasa bila Bee sedang tersenyum tersipu seperti itu.“Meski banyak pria menggoda, tapi hati ini tau harus berlabuh di mana,” ujar Bee berpuitis.Akbi tergelak, biasanya dirinya yang menggoda Bee dengan kata-kata puitis atau lagu yang sesuai dengan per
“Calon istri siapa sih, cantik banget ...,” ujar Akbi setelah memberikan satu kecupan di pipi Bee.Kalimat biasa namun berdampak luar biasa bagi setiap wanita.Apalagi pria itu mengecup pipinya ditengah-tengah kerumunan orang yang sedang menyaksikan akad nikah Zeline.Tapi saat ini Akbi sedang tidak berdusta pasalnya Bee memang berdandan sangat cantik untuk pesta pernikahan Zeline Gunadhya.Pagi sekali Bee datang ke hotel ini untuk mengecek dan memastikan kebaya akad nikah yang akan dikenakan Zeline. Semua sempurna, tidak ada kekurangan apalagi cacat, ingatkan Bee untuk memberi bonus pada krunya yang memperlakukan semua gaun tersebut dengan sangat hati-hati. Zeline tampak puas ketika melihat tubuhnya di cermin terbalut kebaya akad nikah, begitu pula dengan seluruh keluarga Gunadhya.Sungguh suatu kehormatan bagi Bee dipercaya menjadi bagian dalam momen bersejarah bagi keluarga Gunadhya.“Si kembar mana?” Bee bertanya untuk menetralkan persaannya yg sedang tersipu.Kemarin Bee memin
Betapa sulitnya driver mengemudikan mobil untuk bisa melewati kerumunan para pencari berita yang memadati gerbang komplek perumahan kaum jetset dimana rumah Ibu Aneu berada.Undangan pesta pertunangan Akbi dan Bee yang tersebar menjadi berita hangat di kalangan infotainment terlebih foto keduanya yang tertangkap kamera netizen sedang nonton bersama beberapa waktu lalu menjadi pencetus berita tersebut yang menjadi bola liar dan menghasilkan banyak asumsi publik.Beni sengaja meminta aparat keamanan untuk membantu tim sekuriti komplek agar tidak mengijinkan para pencari berita masuk dan mengganggu jalannya acara.Meski Akbi sudah berjanji untuk memberikan klarifikasi ketika pesta pernikahannya nanti akan tetapi mereka seolah tidak sabar ingin mengetahui alasan kenapa di batalkannya pesta pernikahan dengan Anggit.Bukan hanya Akbi dan Bee yang dikejar-kejar wartawan, Anggit pun demikian namun tidak satu patah kata pun keluar dari mulutnya.Saat ini perempuan itu tidak menerima job mengin