Tepat pukul 19.00 wib, seseorang datang bertamu ke rumah Mayang,"Assalamu'alaikum.""Waalaikumsalam," jawab Mayang dan Dinda dari dalam."Lihat, Dek, siapa yang datang. Kakak mau pake jilbab dulu," ucap Mayang kepada adiknya, Dinda."Ok!" Ucap Dinda bersemangat, dan segera beranjak pergi.Setelah kepergian Dinda, Mayangpun menghembuskan nafas dengan sedikit kasar, karena merasa deg-deg'an."Huhf! Sudah datang rupanya. Kenapa, aku jadi deg-deg'an gini, ya," ucap Mayang yang bercermin sekali lagi. Sementara itu, Dinda yang sedang membukakan pintu, tiba-tiba sangat terkejut melihat siapa tamu yang datang."Pak Devandi?! Kenapa malam-malam, anda datang kesini?!" tanya Dinda yang bengong melihat sang dosen, yang sudah berdiri dengan sangat manis, di hadapannya. Dan tanpa sengaja, dia terkesima, melihat penampilan laki-laki tersebut. Bagaimana tidak, malam ini, Devandi berpakaian sangat santai, tetapi, masih terlihat cool dan sangat elegant. Apalagi sebuah senyuman yang menghiasi bibir t
"Dinda Maharani! izinkan saya, untuk melamar kakak kamu, Mayang Permata Sari, untuk menjadi istri saya!" ucap Devandi dengan sangat tegas. "Hah!" reaksi Dinda yang makin terkejut mendengar lamaran dari mantan dosennya itu. Yang ternyata, bukan untuk dirinya. Melainkan, lamaran untuk sang kakaknya, Mayang. Hingga tanpa sadar, tangan Dinda reflek, menggenggam erat pahanya sendiri, agar tidak tumbang.Dan, dengan cepat, Dinda melihat ke arah sang kakak untuk meminta penjelasan."A-pa maksudnya ini, kak?" tanya Dinda dengan terbata-bata. Karena, merasa tak percaya atas pendengarannya kali ini. Dilihatnya sang kakak dan dosennya itu, secara bergantian. Dengan menahan sesak di dada, agar tangis dan air matanya tidak tumpah keluar. Dindapun, berucap kembali... "Ap-a-pa kalian sedang mengerjain, aku? Kalia-n hanya bercanda, kan?" tanya Dinda lagi, yang hanya ingin menyakinkan dirinya sendiri. Kalau ini hanyalah sebuah lelucon, yang dibuat oleh kakak dan mantan dosennya itu, untuk mengerja
Hingga puncaknya, saat kehamilan Mayang, memasuki umur 9 bulan. Hal yang tidak pernah terpikirkan oleh Mayang, akhirnya terjadi. Yang menyebabkan kehidupan Mayang porak-poranda, dan hancur berantakan. Sehingga, hanya tinggal kesedihan dan air mata.💦Hari itu, saat Devandi meminta izin untuk keluar kota, karena ada pekerjaan yang harus dia kerjakan. Soalnya, semenjak menikah, selain menjadi seorang dosen, Devandi juga membuka usaha untuk menambah pemasukan mereka. Apalagi, sekarang, Mayang juga hamil. Dan telah, memasuki umur kandungan 9 bulan. "Yang, besok, abang harus berangkat pagi-pagi ke Medan. Karena di sana, abang akan bertemu dengan seseorang," ucap Devandi kepada Mayang, saat mereka lagi asik duduk-duduk di ruang tamu sehabis makan malam.Mendengar ucapan Devandi, yang meminta izin kepada dirinya, Mayang pun, langsung menoleh ke arah sang suami. "Abang mau bertemu siapa, di sana?" tanya Mayang sedikit manja, sambil merebahkan kepalanya ke bahu Devandi.Semenjak Mayang hami
Mendapatkan kabar berita itu, membuat Mayang terkejut dan sangat syok. "Apa! Itu tidak benar. Kalian bohong! Ya Allah, Bang Devandiiiiii! Tidakkkk!" ucap Mayang yang berteriak secara histeris memanggil suaminya tersebut,Dan, tanpa sengaja, HP yang ada di tangannya itu pun terjatuh ke lantai. Dengan berurai air mata, Mayang mendudukkan tubuhnya di lantai, meski harus tertatih, mengingat kandungannya yang sudah 9 bulan. Karena, dia harus menjaga anak yang ada di dalam perutnya itu, agar tidak terjadi apa-apa."Bang Devandi, huhuhu. Kenapa jadi begini, sih bang. Kenapa, abang tega meninggalkan kami, dengan cara seperti ini. Apa abang lupa janji abang, untuk pulang. Tapi, kenapa, abang malah pergi, dan tidak akan kembali. Kenapa abang tega! Hiks hiks," isak Mayang yang menangis sesegukan, dengan menutupi mukanya dengan kedua telapak tanganya. Setelah mendengar kabar kematian suaminya itu.Ya, Mayang menerima telepon dari pihak kepolisian tentang kecelakaan yang menimpa suaminya itu, den
Betapa terkejutnya Mayang, setelah melihat siapa lelaki yang berdiri di samping adiknya itu. Dengan tersenyum manis, lelaki itu merangkul tubuh Dinda, di depan Mayang."Kamu?!" tanya Mayang yang melotot karena terkejut, ke arah lelaki tersebut."Perkenalkan, kak. Dia bang Arman, suami aku!""Apa?! Apa maksud kamu Dinda? Kenapa kamu mengatakan kalau dia, adalah suami kamu?" tanya Mayang yang semakin terkejut mendengar penuturan dari adiknya itu.Dan, Mayang pun mencoba untuk duduk kembali. Karena keadaan tubuhnya yang masih belum stabil, ditambah lagi mendengar kabar yang disampaikan oleh adiknya itu. Membuat tubuh Mayang semakin lemas. Dia takut terjatuh dan akan berakibat fatal bagi kandungannya nanti."Apa kamu sedang mengerjain kakak, Dinda? Apa kamu tidak tahu, kalau kondisi kakak sekarang tidak sedang baik-baik saja," sentak Mayang lemah kepada Dinda.Mendengar ucapan kakaknya itu, Dinda mendekati Mayang. "Maaf kak, aku tidak sedang bercanda sekarang. Bang Arman sekarang adalah
Flashback OnDisaat, tamu Mayang sudah pulang. Dindapun mulai menyalahkan kakaknya, atas kedatangan Nurma, sahabat Mayang. Serta, melarang Mayang untuk tidak lagi, membawa orang ke rumahnya. Dan, Dinda juga menghina kakaknya itu dengan kata-kata yang sangat menyakiti hati dan perasaan Mayang. Kata-kata yang tidak pantas keluar dari mulut seorang adik, kepada kakaknya sendiri. Kakak yang selama ini, dengan suka rela, membesarkan dan memberikan kehidupan yang layak dan cerah, seorang diri untuk adiknya.Karena, merasa sedih dan begitu sakit, mendengar ucapan adiknya itu. Dan begitu kecewa, melihat sikap Dinda selama ini. Tanpa sadar, Mayangpun, mengeluarkan perasaan yang selama ini dia pendam dan rasakan kepada adiknya itu. Dan, Mayang pun mengingatkan Dinda, siapa dia sebenarnya di dalam kehidupan Dinda itu sendiri. Yang membuat, Dinda meradang mendengarnya. "Memang benar, tidak ada, sepersenpun uang kakak yang masuk, untuk merenovasi rumah ibu. Memang benar, kalau, kamulah yang mem
"Baiklah. Karena, kakak yang meminta, aku akan mengatakan yang sebenarnya. Jadi, dengarkan baik-baik."Aku menyukai Devandi, jauh sebelum kalian bertemu. Dia adalah cinta pertama aku. Karena, dia lah, hidupku jadi berwarna. Tapi, semenjak kakak hadir, di antara kami. Hidupku jadi berubah. Kakak merampas kebahagiaan aku selama ini, dengan cara menikahinya. Aku benci dengan kamu, kak. Aku sangat membencimu," ucap Dinda menggebu-gebu.Mendengar Dinda, yang begitu membenci dirinya, membuat hati Mayang hancur. Adik yang begitu, dia sayangi selama ini, begitu membencinya. Dan, Mayang tidak menyangka, pernikahan dirinya dengan Devandi, membuat kehancuran di hati adiknya sendiri."Maafkan kakak, Dinda. Kakak tidak tahu, kalau kamu mencintai Bang Devandi selama ini. Karena pernikahan kakak, kamu menderita. Kakak minta maaf, tanpa sengaja, kakak telah membuat, kamu kecewa," ucap Mayang dengan berurai air mata. Mayang tetap meminta maaf kepada, Dinda. Meskipun, tidak semua kesalahan itu, berasa
"Aku, akan mempersatukan kalian secepatnya. Semoga kalian berkumpul di sana. Di surga!" ucapnya tersenyum sinis.💦Sudah satu jam, Mayang bersama anaknya, berjalan menyusuri jalan beraspal. Semenjak keluar dari rumah Dinda, Mayang hanya berhenti beberapa kali saja, untuk beristirahat sejenak. Dan, tanpa terasa, sudah satu jam lamanya mereka berjalan kaki. Mayang menggendong Fikry, dengan menggunakan secarik kain panjang. Lalu, melilitkan kain tersebut ke dadanya. Agar Mayang tidak terlalu susah dan capek menggendong Fikry, disaat mereka berjalan kaki. Karena Mayang, juga membawa tas, yang berisi pakaian mereka.Senja sudah terlihat di ufuk jalan. Karena, sang matahari sudah mulai mengendap-endap bersembunyi. Dan, digantikan dengan malam yang penuh bintang. Yang membuat semua makhluk hidup, berlomba-lomba untuk beristirahat. Sementara, Mayang dan anaknya, Fikry. Disaat senja menuju malam seperti ini, masih saja berada di jalanan. Dan saat mereka, melewati jalan yang sedikit sepi,