Saat b1b1r lelaki itu hampir mendekati b1b1r Mayang, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang berbicara dari arah luar."Siapa di situ? Apa ada orang di dalam?" Tanya orang yang ada di luar.Mendengar suara seseorang dari arah luar, membuat laki-laki itu terkejut. Dan langsung membekap mulut Mayang."Diam! Jangan bersuara!" geramnya kepada Mayang.Tetapi bagi Mayang, ini adalah kesempatan dan pertolongan yang dikirim Allah untuk menolong dirinya. Dengan sangat cepat, Mayang menggigit jari lelaki tersebut dengan sangat kuat. Sehingga terlepas dari mulutnya. Dan Mayang segera menendang lagi, bagian bawah laki-laki tersebut. Hingga laki-laki itu berteriak kesakitan. Dengan melihat kesempatan, Mayang mendorong tubuh laki-laki tersebut, hingga terjatuh. Dan dengan cepat Mayang berteriak kembali meminta tolong."Tolong! Tolong saya! Saya di dalam. Ada orang yang ingin memperk0s4 saya!" teriak Mayang dengan sangat keras.Melihat Mayang yang berteriak minta tolong, serta mendengar suara hen
"Kamu itu, benar-benar laki-laki br3ngs3k Arman! Beruntung saya sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan kamu! Kamu benar-benar laki-laki egois, yang bisa melakukan segala cara, untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan! Meskipun itu dengan jalan yang sangat kotor sekalipun!" teriak Mayang meradang, yang tidak bisa lagi mengontrol emosinya.Degh!Mendengar tuduhan yang dilayangkan Mayang kepada dirinya, Arman mencoba menjawab ucapan Mayang dengan sangat tenang dan hati-hati ."Kamu bicara apa Mayang? Kenapa kamu menuduh aku seperti itu, sayang?! Aku tidak pernah melakukan perbuatan hina seperti itu kepada kamu. Demi Allah! Aku tidak pernah, punya niat untuk melec3hkan kamu! Apalagi sampai ingin memp3rk0s4 kamu!" sanggah Arman tegas yang membela dirinya dari tuduhan yang sangat rendahan dari gadis pujaannya itu."Kamu jangan bohong, Bapak Arman yang terhormat! Karena saya ada buktinya, kalau kamulah laki-laki brengsek, yang mau melec3hkan saya, tadi! Meskipun kamu menutupi wajah ka
"Bagaimana kalau kita pindah saja dari sini, Dek?" tanya Mayang tiba-tiba. "Kakak ingin pergi jauh dari sini. Kakak tidak mau tinggal di sini lagi. Kakak tidak mau!" sentak Mayang.Mendengar ucapan Mayang, Dinda pun bertanya kepada kakaknya itu."Kita mau pindah kemana, kak? Kita kan tidak ada saudara ataupun keluarga yang tinggal di luar kota. Mau tinggal dengan siapa kita?"tanya Dinda yang sedikit bingung mendengar permintaan kakaknya itu."Nanti akan kakak pikirkan. Tapi, kamu mau kan untuk pindah dari sini? Dua hari lagi, bukankah kamu sudah selesai mengurus semua kelulusan kamu di sini? Baru setelah itu, kita mengurus tempat kuliah yang ingin kamu daftarkan ke Universitas di tempat tinggal kita yang baru nantinya. Uang tabungan kakak cukup buat daftarin kamu kuliah, dan untuk keperluan kita nanti, untuk beberapa bulan ke depan," ucap Mayang menjelaskan kepada Dinda."Kakak akan cari pekerjaan nanti di sana. Meskipun kakak sendiri tidak tahu, mau kerja apa nantinya. Tapi, kakak su
"Apaan sih Pak, kok malah saya yang di tuduh begitu?!" gerutu Cindy dengan sewot. "Saya sendiri, juga mendapatkan kabar itu dari seseorang. Yang katanya, melihat kalian di gudang itu sedang bertengkar dan mengatakan kalau Bapak yang telah mencoba memperkosa Mayang. Makanya saya bertanya sama Bapak. Karena saya tidak percaya dan yakin, kalau Bapak bukanlah orang seperti itu," tutur Cindy yang ingin mengambil simpati dari lelaki pujaannya itu. Dan juga mencoba untuk menyakini Arman.Mendengar penuturan dari gadis di depannya itu, membuat Arman sedikit melunak. Karena percaya kepada dirinya. Kalau dia bukanlah laki-laki bejat yang mau melakukan hal bodoh seperti itu."Kamu benar. Karena memang bukan saya yang melakukannya. Saya cuma dijebak, agar Mayang membenci saya. Dan saya akan mencari orang itu, dan membuat perhitungan dengannya. Karena telah sangat berani menyentuh wanita saya!" geram Arman yang mengepalkan jari tangannya.Mendapatkan angin segar dari Arman, membuat Cindy terseny
"Semua ini gara-gara orang brengsek itu. Kenapa sulit sekali untuk mengetahui siapa sebenarnya yang melecehkan kamu May? Tapi kamu tenang saja, aku tidak akan tinggal diam dan menyerah begitu saja. Aku akan tetap mencari tahu sampai aku benar-benar menemukan siapa si brengsek itu!" umpat Arman yang sangat marah dengan tangan terkepal menahan amarah."Kemana aku harus menemuimu Mayang? Apa aku harus ke rumah kamu untuk bertemu dengan kamu, Mayang? Dan untung saja, aku sudah meminta alamat tempat tinggal kamu. Nanti saat pulang kerja, aku akan mencoba datang ke rumah kamu. Tunggu aku Mayang!" ucap Arman tersenyum.***Pukul 03.00 Wib. Arman sudah keluar dari kantor perusahaan. Dengan mengendarai mobil, Arman menuju ke alamat rumah Mayang yang dimintanya tadi di bagian HRD. Karena sudah tidak sabar, karena perasaan sudah tidak nyaman dan fokus untuk dibawa bekerja. Akhirnya Arman memutuskan pulang lebih dulu. Dan menuju ke rumah Mayang. Di perjalanan, Arman merasa was-was. Karena ini me
"Apa jangan-jangan, itu orang suruhan cowok Arogan itu, yang memata-matai kita, kak? Kok aku jadi takut dan deg-deg'an gini ya kak," tanya Dinda yang sedikit ngeri kalau memang itu benar. "Kalau memang itu adalah suruhan Arman, kakak juga merasa takut, Dek! Kakak tidak menyangka kalau Arman adalah orang yang penuh ambisi seperti ini. Kakak juga ikutan ngeri jadinya," celetuk Mayang dengan menggigit bibirnya sendiri.Mendengar ucapan kakaknya yang ketakutan, Dinda berkata..."Baguslah, kalau kakak bisa terlepas sekarang dari orang seperti itu. Kalau tidak, entah apa yang terjadi dengan kakak nantinya. Memikirkannya saja, aku jadi ngeri, ih," celetuk Dinda dengan bergidik ngeri."Hehe iya, Dek," ucap Mayang tersenyum kaku."Assalamu'alaikum," ucap orang itu lagi, tapi sekarang dibarengi dengan ketukan pintu."Tuh, dia ucapin salam lagi, Dek. Bagaimana ini, apa kita samperin? Atau kita tetap di sini dan tetap diam saja di sini?" tanya Mayang dengan ragu."Biar aku saja yang menemui tamu
Hari ini, Mayang sangat berbahagia. Karena Mayang melihat Dinda sang adik sudah resmi menjadi mahasiswi disalah satu kampus favorit di daerah tempat tinggal mereka yang baru. Sudah hampir 5 bulan lamanya, Dinda menyandang status mahasiswi. Membuat Mayang benar-benar bahagia, mengingat cita-cita dan keinginan keluarganya akan tercapai, yaitu melihat anak mereka menjadi seorang sarjana. Meskipun, Mayang sampai kapanpun, dia tidak akan pernah merasakan itu pada dirinya sendiri. Tetapi melihat sang adik yang berbahagia sekarang, Mayang menjadi sangat bangga.Dan semenjak mereka pindah beberapa bulan yang lalu, dan Mayang juga mendapatkan pekerjaan yang baru. Berkat dari teman sahabatnya itu, Nurma. Akhirnya, cita-cita Mayang untuk pendidikan Dinda yang lebih tinggi lagi, akhirnya tercapai juga.Dinda memilih jurusan Manajemen Bisnis, agar kelak dia menjadi pembisnis yang handal dan sukses. Sedangkan Mayang sendiri, sekarang bekerja disalah satu pabrik makanan yang berada di kota besar ters
"Assalamu'alaikum, kak. Kak Mayang," ucap Dinda dengan mengetuk pintu kontrakan dari luar."Waalaikumsalam. Baru pulang, Din?" tanya Mayang saat membuka pintu. "Itu mobil dosen kamu bukan? Kok ada di depan? Apa Pak Devandi datang ke sini?" tanya Mayang dengan sedikit risih. Tetapi ia juga merasa senang, karena laki-laki itu datang lagi. Risih karena Mayang masih mengingat atas ucapan ibunya, yang tidak mengizinkan laki-laki datang ke rumah. Kecuali calon suami sendiri, dan senang karena pria itu tiba-tiba saja datang ke rumah. Karena, entah mengapa perasaan Mayang menjadi tenang dan nyaman bersama dosen adiknya itu. Ya, Devandi pernah datang beberapa kali ke rumah mereka, dikarenakan rasa bertanggung jawab atas kecelakaan yang menimpa kakak dari mahasiswinya itu.Rasa yang awalnya biasa saja, sekarang malah berubah menjadi rasa yang membuat jantung mereka berdua berdegup kencang."Iya, kak. Tadi tidak sengaja bertemu di gerbang. Dan dia menawarkan untuk mengantar aku," terang Dinda