"Di mataku, tidak ada perempuan yang sebaik dan sempurna seperti dirimu, Mayang!" ungkap Arman atas perasaannya ke Mayang.Sejenak, Mayang terpaku mendengar penuturan dari kejujuran lelaki di depannya itu. Tetapi secepat kilat Mayang membalas ucapan dari laki-laki yang pernah ada dalam hatinya itu, membuat Arman terdiam."Jangan memuji saya seperti itu Pak Arman! Karena saya, tidak sebaik dan sesempurna seperti yang bapak bayangkan!"sanggah Mayang atas semua pujian yang diberikan oleh atasannya."Saya hanya wanita biasa yang juga banyak kekurangan. Dan sebelum Bapak menyesal nanti, lebih baik kita akhiri saja," tutur Mayang, yang membuat Arman, benar-benar terkejut dan tidak menyangka akan sefatal ini jadinya."Kenapa Mayang? Kenapa kamu sangat ingin mengakhiri hubungan dengan aku? Apa aku terlalu buruk untuk dirimu, sehingga aku tidak pantas untuk memilikimu?" tanya Arman yang sedikit emosi mendengar penolakan-penolakan dari Mayang.Arman merasa kecewa atas keputusan yang diucapkan
"Diam cantik. Jangan berteriak! Kita bersenang-senang sebentar!" celetuk laki-laki itu yang tersenyum menj1jikkan di mata Mayang.Dan, mendengar ucapan lelaki itu, mata Mayang makin melotot. Sehingga tubuhnya menggigil ketakutan."Kenapa berk3ringat begitu sayang, apa kamu gerah? Baiklah, ayo kita mulai sekarang," Ucap lelaki itu makin meny3ringai. Mendengar itu, Mayang makin meneteskan air mata.Tanpa berkata-kata lagi, dengan cepat lelaki tersebut, menarik dan meny3ret tubuh Mayang dengan cepat menuju arah sudut rak yang ada di dalam gudang itu. Dengan tangan yang masih memb3kap mulut Mayang. Sehingga Mayang tidak bisa berteriak meminta tolong. Di sana, di sudut gudang, ada meja berukuran besar yang biasanya digunakan para pekerja lahan untuk meletakkan beberapa peralatan untuk pemupukan. Dan, dengan cepat orang itu mendorong dan mengh3mpaskan tubuh Mayang ke atas meja besar itu. Sehingga Mayang meringgis dan mengaduh berbarengan, karena punggungnya merasakan sakit saat beradu de
Saat b1b1r lelaki itu hampir mendekati b1b1r Mayang, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang berbicara dari arah luar."Siapa di situ? Apa ada orang di dalam?" Tanya orang yang ada di luar.Mendengar suara seseorang dari arah luar, membuat laki-laki itu terkejut. Dan langsung membekap mulut Mayang."Diam! Jangan bersuara!" geramnya kepada Mayang.Tetapi bagi Mayang, ini adalah kesempatan dan pertolongan yang dikirim Allah untuk menolong dirinya. Dengan sangat cepat, Mayang menggigit jari lelaki tersebut dengan sangat kuat. Sehingga terlepas dari mulutnya. Dan Mayang segera menendang lagi, bagian bawah laki-laki tersebut. Hingga laki-laki itu berteriak kesakitan. Dengan melihat kesempatan, Mayang mendorong tubuh laki-laki tersebut, hingga terjatuh. Dan dengan cepat Mayang berteriak kembali meminta tolong."Tolong! Tolong saya! Saya di dalam. Ada orang yang ingin memperk0s4 saya!" teriak Mayang dengan sangat keras.Melihat Mayang yang berteriak minta tolong, serta mendengar suara hen
"Kamu itu, benar-benar laki-laki br3ngs3k Arman! Beruntung saya sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan kamu! Kamu benar-benar laki-laki egois, yang bisa melakukan segala cara, untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan! Meskipun itu dengan jalan yang sangat kotor sekalipun!" teriak Mayang meradang, yang tidak bisa lagi mengontrol emosinya.Degh!Mendengar tuduhan yang dilayangkan Mayang kepada dirinya, Arman mencoba menjawab ucapan Mayang dengan sangat tenang dan hati-hati ."Kamu bicara apa Mayang? Kenapa kamu menuduh aku seperti itu, sayang?! Aku tidak pernah melakukan perbuatan hina seperti itu kepada kamu. Demi Allah! Aku tidak pernah, punya niat untuk melec3hkan kamu! Apalagi sampai ingin memp3rk0s4 kamu!" sanggah Arman tegas yang membela dirinya dari tuduhan yang sangat rendahan dari gadis pujaannya itu."Kamu jangan bohong, Bapak Arman yang terhormat! Karena saya ada buktinya, kalau kamulah laki-laki brengsek, yang mau melec3hkan saya, tadi! Meskipun kamu menutupi wajah ka
"Bagaimana kalau kita pindah saja dari sini, Dek?" tanya Mayang tiba-tiba. "Kakak ingin pergi jauh dari sini. Kakak tidak mau tinggal di sini lagi. Kakak tidak mau!" sentak Mayang.Mendengar ucapan Mayang, Dinda pun bertanya kepada kakaknya itu."Kita mau pindah kemana, kak? Kita kan tidak ada saudara ataupun keluarga yang tinggal di luar kota. Mau tinggal dengan siapa kita?"tanya Dinda yang sedikit bingung mendengar permintaan kakaknya itu."Nanti akan kakak pikirkan. Tapi, kamu mau kan untuk pindah dari sini? Dua hari lagi, bukankah kamu sudah selesai mengurus semua kelulusan kamu di sini? Baru setelah itu, kita mengurus tempat kuliah yang ingin kamu daftarkan ke Universitas di tempat tinggal kita yang baru nantinya. Uang tabungan kakak cukup buat daftarin kamu kuliah, dan untuk keperluan kita nanti, untuk beberapa bulan ke depan," ucap Mayang menjelaskan kepada Dinda."Kakak akan cari pekerjaan nanti di sana. Meskipun kakak sendiri tidak tahu, mau kerja apa nantinya. Tapi, kakak su
"Apaan sih Pak, kok malah saya yang di tuduh begitu?!" gerutu Cindy dengan sewot. "Saya sendiri, juga mendapatkan kabar itu dari seseorang. Yang katanya, melihat kalian di gudang itu sedang bertengkar dan mengatakan kalau Bapak yang telah mencoba memperkosa Mayang. Makanya saya bertanya sama Bapak. Karena saya tidak percaya dan yakin, kalau Bapak bukanlah orang seperti itu," tutur Cindy yang ingin mengambil simpati dari lelaki pujaannya itu. Dan juga mencoba untuk menyakini Arman.Mendengar penuturan dari gadis di depannya itu, membuat Arman sedikit melunak. Karena percaya kepada dirinya. Kalau dia bukanlah laki-laki bejat yang mau melakukan hal bodoh seperti itu."Kamu benar. Karena memang bukan saya yang melakukannya. Saya cuma dijebak, agar Mayang membenci saya. Dan saya akan mencari orang itu, dan membuat perhitungan dengannya. Karena telah sangat berani menyentuh wanita saya!" geram Arman yang mengepalkan jari tangannya.Mendapatkan angin segar dari Arman, membuat Cindy terseny
"Semua ini gara-gara orang brengsek itu. Kenapa sulit sekali untuk mengetahui siapa sebenarnya yang melecehkan kamu May? Tapi kamu tenang saja, aku tidak akan tinggal diam dan menyerah begitu saja. Aku akan tetap mencari tahu sampai aku benar-benar menemukan siapa si brengsek itu!" umpat Arman yang sangat marah dengan tangan terkepal menahan amarah."Kemana aku harus menemuimu Mayang? Apa aku harus ke rumah kamu untuk bertemu dengan kamu, Mayang? Dan untung saja, aku sudah meminta alamat tempat tinggal kamu. Nanti saat pulang kerja, aku akan mencoba datang ke rumah kamu. Tunggu aku Mayang!" ucap Arman tersenyum.***Pukul 03.00 Wib. Arman sudah keluar dari kantor perusahaan. Dengan mengendarai mobil, Arman menuju ke alamat rumah Mayang yang dimintanya tadi di bagian HRD. Karena sudah tidak sabar, karena perasaan sudah tidak nyaman dan fokus untuk dibawa bekerja. Akhirnya Arman memutuskan pulang lebih dulu. Dan menuju ke rumah Mayang. Di perjalanan, Arman merasa was-was. Karena ini me
"Apa jangan-jangan, itu orang suruhan cowok Arogan itu, yang memata-matai kita, kak? Kok aku jadi takut dan deg-deg'an gini ya kak," tanya Dinda yang sedikit ngeri kalau memang itu benar. "Kalau memang itu adalah suruhan Arman, kakak juga merasa takut, Dek! Kakak tidak menyangka kalau Arman adalah orang yang penuh ambisi seperti ini. Kakak juga ikutan ngeri jadinya," celetuk Mayang dengan menggigit bibirnya sendiri.Mendengar ucapan kakaknya yang ketakutan, Dinda berkata..."Baguslah, kalau kakak bisa terlepas sekarang dari orang seperti itu. Kalau tidak, entah apa yang terjadi dengan kakak nantinya. Memikirkannya saja, aku jadi ngeri, ih," celetuk Dinda dengan bergidik ngeri."Hehe iya, Dek," ucap Mayang tersenyum kaku."Assalamu'alaikum," ucap orang itu lagi, tapi sekarang dibarengi dengan ketukan pintu."Tuh, dia ucapin salam lagi, Dek. Bagaimana ini, apa kita samperin? Atau kita tetap di sini dan tetap diam saja di sini?" tanya Mayang dengan ragu."Biar aku saja yang menemui tamu
Suasana di meja makan tiba-tiba saja terasa panas malam ini, tubuh Dinda memanas saat Arman menyebut nama Mayang di hadapan dirinya. Meski AC sudah dari tadi hidup, tetapi tidak bisa mendinginkan hati Dinda yang mulai terbakar amarah. Sehingga membuat selera makan Dinda hilang seketika dan sendok makan yang ada di tangan wanita tersebut, diletakkan begitu saja di atas piring. Meski makanan tersebut masih tertinggal separuh.Dengan menyeruput habis air putih yang ada di dalam gelas minumnya, Dinda terlihat menahan kekesalan. Saat sang suami menyebut nama wanita lain disaat mereka makan berdua. Meskipun, itu adalah kakaknya sendiri. Apalagi, Arman juga menyarankan kepada Dinda untuk menjemput Mayang kembali untuk tinggal bersama mereka.Dinda sendiri tidak bisa memungkiri kalau dirinya merasa cemburu, saat Arman menyebut nama Mayang di bibirnya. Apalagi status mereka sekarang adalah suami istri, yang mana, Arman hanya boleh memikirkan dirinya sendiri bukan yang lain. Bohong kalau dia
Anton yang begitu mempunyai hasr4t yang begitu dalam kepada Mayang, tiba-tiba saja matanya fokus menatap ke arah bibir merah alami yang dimiliki oleh perempuan berhidung mancung tersebut. Dengan dibantu dorongan yang begitu kuat dari dalam dirinya sendiri, Anton tanpa sadar berbicara ke arah Mayang. Seakan-akan dirinya memang sedang berbicara berdua dengan perempuan yang tak sadarkan diri tersebut.Dengan makin mendekat ke arah Mayang, Anton lalu berucap di depan Mayang, yang hanya berjarak 3 langkah saja,"Bolehkah saya mencium bibir ranum kamu itu, duhai perempuan cantik? Karena bibirmu itu sangatlah menggoda saya!" Sentak Anton dengan jakunnya yang sudah naik turun.Setelah berkata seperti itu, Anton mulai mendekat ke arah Mayang. Sehingga laki-laki tersebut, berjongkok di depan Mayang sambil tetap menatap wajah wanita tersebut. Dengan cepat Anton mulai memajukan wajahnya ke arah bibir Mayang, sehingga memutus jarak di antara mereka berdua. Saat bibir Anton mulai menyentuh bibir Ma
Karena mendapatkan sebuah kabar gembira, membuat Dinda yang sedang berbicara dengan seseorang di dalam telpon, tak menyadari kalau seseorang sudah mendengar semua pembicaraan mereka."Iya, Ma. Semuanya beres. Perempuan br3ngsek itu sudah tertangkap. Mama tenang saja, aku akan membalas semua sakit hati kita. Dia harus membayar semua, atas apa yang terjadi dalam kehidupan kita selama ini! Aku tidak akan melepaskannya begitu saja, karena dia harus menderita! Seperti apa yang sudah diperbuat oleh orang tuanya dulu." Dinda yang tersenyum senang berbicara dengan seseorang yang dipanggil dengan sebutan mama.Tanpa dirinya sadari, di balik dinding, seseorang mengepalkan tangan dengan rahang mengeras mendengar ucapannya."Kurang 4jar! Jadi kamu yang sudah menipu dan menculik Mayang, Dinda! Tak disangka, kamu benar-benar wanita ular berhati kejam. Apa kata kamu tadi, Mama? Orang tuanya? Apa maksud dari perkataan kamu itu? Sebenarnya rahasia apa yang terjadi dalam hubungan keluarga kalian?" Bisi
"Br3ngsek! Ternyata mereka menemukan keberadaan Mayang. Kenapa aku begitu bodoh dan teledor seperti ini! Gara-gara kebodohan aku, mereka akhirnya menemukan keberadaan mereka. Dan sekarang, mereka juga membawa Mayang pergi entah kemana.Harusnya tadi, aku tak melanjutkan ke sana untuk menemui Mayang dan Fikry. Sehingga kejadian ini tidak akan terjadi." Arman yang menyesali perbuatannya yang berujung dengan penculikan Mayang."Kenapa kamu percaya sekali dengan ucapan mereka, May. Aku harus mencari kemana kamu sekarang," lirih Arman dengan sedikit frustasi. "Tapi kamu tenang saja, aku tidak akan menyerah untuk menemukan kamu sampai kapanpun. Aku akan mencari kamu sampai ketemu, Mayang. Tidak akan aku biarkan kamu disakiti oleh mereka. Awas saja, kalau sampai kamu terluka sedikitpun, aku tidak akan melepaskan orang-orang yang telah menyakiti kamu. Termasuk dengan adik kamu sendiri, Dinda!" Arman yang terlihat sangat marah dan emosi setelah dirinya menyuruh seluruh anak buahnya untuk menca
"Terus, apa sebenarnya yang kamu pikirkan, May?" Tanya Sari lagi, karena dirinya menjadi penasaran.Mendengar pertanyaan sahabatnya itu, Mayang mendesah pelan."Sebenarnya, aku memikirkan ucapan Arman tadi siang, ia mengatakan kepadaku kalau orang yang ingin mencelakai kami itu adalah Dinda." Mayang yang mencoba menjawab pertanyaan Sari. Mendengar jawaban Mayang, Sari tampak terkejut."Apa?! Benarkah, May? Kok bisa Pak Arman mengatakan, kalau Dinda, adik kamu sendiri yang ingin mencelakai kalian?" Balas Sari dengan terkejut."Aku juga tidak tahu, kenapa Arman malah menuduh Dinda pelakunya," tutur Mayang bingung."Kalau begitu, pasti ada alasan yang kuat, kenapa Pak Arman menuduh Dinda pelakunya. Mungkin juga Pak Arman mengetahui sesuatu tentang adik kamu itu, secara kan mereka suami istri. Siapa tahu, tanpa sengaja, Pak Arman pernah memergoki atau mendengar Dinda berbicara kepada seseorang untuk mencelakai kamu, mungkin. Makanya, Pak Arman sekarang, mewanti-wanti dan melarang kamu unt
Setelah kepergian Arman, Mayang duduk termenung di sofa ruang tamu. Dia mendesah pelan, mengingat ucapan yang dilontarkan oleh Arman tentang adiknya, Dinda. Dia sempat berpikir, apakah yang diucapkan Arman tadi, adalah kebenaran. Kalau orang yang ingin melenyapkan dirinya dan Fikry adalah adiknya sendiri, yaitu Dinda. Disaat hati dan pikiran Mayang mulai saling bertentang, dengan cepat Mayang menggelengkan kepalanya."Tidak, tidak! Tidak mungkin, Dinda tega melakukan hal itu. Dinda itu, adik aku. Dia sayang dengan aku, karena aku adalah kakaknya. Kami itu saudara, mana mungkin, Dinda mau melenyapkan kami. Aku tahu, kalau selama ini, Dinda sangat menyayangi aku dan Fikry. Meski, beberapa tahun terakhir, Dinda sedikit cuek dan kasar. Aku yakin, kalau di hatinya masih ada cinta dan sayang untuk aku dan Fikry. Karena, bagaimanapun, kami adalah saudara. Kami satu keluarga. Didalam kekeluargaan, wajar kalau ada pertengkaran dan perseteruan kecil. Justru, karena adanya konflik didalam sebu
"Ada apa, May? Apa yang kamu pikirkan?" Tanya Arman kepada Mayang, yang saat ini mereka sama-sama duduk di teras belakang rumah, sambil melihat Fikry yang asik bermain kembali. Sementara Sari, sahabat dari Mayang itu, sengaja tak mau keluar untuk bergabung dengan mereka. Karena Sari sadar diri, untuk membiarkan mereka lebih leluasa berbicara. Karena Sari sendiri, tidak mau ikut campur dengan hubungan mereka."Saya hanya penasaran saja, siapa sebenarnya orang yang ingin mencelakakan saya dan Fikry? Selama ini, saya merasa tidak mempunyai musuh pada siapapun. Siapakah gerangan yang begitu membenci kami, sehingga menginginkan kematian saya dan Fikry?" Tanya Mayang dengan mata menerawang ke arah depan. Tiba-tiba saja, Mayang mengingat kejadian kemarin malam. Saat dirinya dan Fikry melintasi jalan raya, tiba-tiba saja datang mobil dengan kecepatan tinggi, ingin menabrak mereka. Beruntung, dengan sangat cepat, Arman menolongnya tepat waktu. Sehingga kejadian naas itu, tidak terjadi.Mende
"Hanya untuk ditinggali, bukan pemilik!" Tegas Mayang kepada Arman.Membuat Arman mendesah mendengarnya. "Terserah saja, apa namanya. Yang jelas, rumah ini sudah ada yang menempati," tutur Arman lagi, yang tak mau memperpanjang perdebatan dengan Mayang."Oh, ya Sari mana?" Tanya Arman kepada Mayang."Sari sedang berada di dapur, dia sedang membersihkan area dapur. Karena tadi kami sengaja membagi tugas untuk membersihkan rumah ini. Sari yang bertugas membersihkan area dapur, saya yang membersihkan area depan ini," tutur Mayang."Kalau begitu, saya ke dapur dulu, untuk memindahkan semua makanan ini, sekalian membuatkan minum untuk kamu," ucap Mayang yang hendak beranjak ke dalam."Buat yang seperti biasa, ya, May," terang Arman seketika."Teh hangat dengan sedikit gula, karena kamu tak suka manis," sentak Mayang seketika."Bukannya tak suka manis, May. Tapi, manisnya akan terasa saat meminumnya lihatin kamu, hhmm," goda Arman dengan menyunggingkan senyum manis ke arah Mayang.Membuat pi
Saat ini, Arman sudah berada di jalan. Lelaki tersebut hendak menemui Mayang dan Fikry di tempat tinggal barunya. 20 menit lagi, dia akan sampai. Tetapi, saat ingin membeli oleh-oleh untuk mereka, tanpa sengaja Arman melihat ke arah kaca spion. Tiba-tiba saja, Arman mengumpat dengan sangat kesal."Br3ngsek! Ternyata mereka masih membuntuti aku!" Sentak Arman dengan sangat emosi."Ternyata, dari tadi mereka mengikuti mobilku. Ku kira mereka sudah pergi, tapi ternyata...," ucap Arman dengan menggeletupkan giginya menahan amarah."Ternyata, kalian mau main-main denganku, rupanya! Baiklah, kalau begitu!" Sentak Arman dengan menyeringai.Dengan menambah kecepatan mobilnya, Arman melaju kencang membelah jalan beraspal tersebut. Membuat pengendara mobil hitam yang membuntutinya menjadi terkejut dan ikut menambah kecepatan mobilnya, agar tak kehilangan jejak.Arman yang mencoba nyelipkan mobilnya dengan kendaraan lain, membuat orang yang berada di mobil warna hitam tersebut kewalahan.Apalag