“Kalau begitu apa sekarang yang kalian inginkan?” tanya Alice. Pertanyaannya itu langsung membuat Lily terdiam untuk sesaat.
“Sebenarnya, tidak ada yang kami inginkan.”
“Benarkah?”
“Iya. Tentu saja. Tidak sepantasnya mengatakan keinginan kami kepadamu.”
“Berhenti berbohong.”
“Apa?”
“Aku sudah tahu dari caramu mengatakan semuanya. Kau hanya mengatakan beberapa hal yang memang seharusnya ku ketahui bukan? Jadi apa tujuanmu ingin menemuiku selain omong kosong tadi?”
“Ah, ternyata ketahuan ya. Padahal aku tidak ingin berdebat denganmu tapi apa boleh buat jika itu maumu.”
“Ayolah. Kau tidak seperti biasanya Lily. Ucapanmu di telepon memang terlihat tulus. Tapi kenyataannya salah besar ya.”
‘Apa aku harus memberitahunya? Sial. Antoni seharusnya dia mengatakannya sendiri dan kenapa malah melibatkanku,’ batin Lily
“Apa yang sebenarnya terjadi?”
Pembicaraan yang semakin lama semakin membuatnya terasa begi
Beberapa saat yang lalu, Antoni mendapat sebuah pesan mengenai kompetisi yang akan di lakukan olehnya itu dan ternyata itu semua bukan main-main sehingga membuatnya harus berada di posisi yang menguntungkan baginya. Saat ini dia sedang serusaha keras dan tentunya memerlukan bantuan juga dari orang lain. salah satu orang yang bisa membantunya hanya orang yang ada di depannya ini. Meski kadang terlihat tidak meyakinkan. Namun, dia justru sangat ahli. Saat ini, Antoni yang sedang berada di rumah temannya itu kemudian dia melihat ponselnya yang berbunyi. Tidak lama setelahnya, dia mulai mengeceknya dan ternyata itu adalah panggilan dari Alex. Dengan cepat dia mengangkat panggilan tersebut dan kemudian berbicara dengannya melalui panggilan telepon.“Halo, kak. Ada apa?” ucap Antoni dengan sedikit keras kepadanya“Kau sekarang ada di mana?”“Ah, aku berada di rumah temanku. Memangnya ada apa?”“Sekarang aku sudah berada
Setelah melalui perjalanan menuju ke sana, akhirnya dia tiba di depan gedung sebuah rumah sakit yang berada di pusat kota ini. Alex begitu selesai memarkirkan mobilnya, dia langsung pergi ke sana dan menuju ke sebuah ruangan yang tidak lain adalah ruang fisioterapi milik tuan Cooper. Sesampainya dia di dalam ruangan tersebut dan kemudian bertemu dengannya. Mereka saling berhadapan satu sama lain dan Alex kemudian duduk di kursi yang ada di sana dan saat itu juga mereka mulai membicarakan suatu hal yang membuatnya datang ke tempat ini begitu sampai di kota ini. “Ada beberapa yang harus kau tahu. Pertama, beberapa kerabat saat ini sedang tidak di pihak kita dan mereka sesekali mencari celah untuk menyingkirkan posisi kita. Untungnya kau sudah kembali dan sekarang hal itu bukan masalah lagi. dan yang kedua, beberapa saat yang lalu keluarga ibumu yang baru menghubungiku dan mungkin mereka kini sedang mengganggu Antoni atau bahkan Alice. Jadi, dengan kata lain kau jangan pernah s
“Kau sungguh akan hidup seperti itu?” tanya Alice kepada Lily yang ada di hadapannya.“Aku hanya bisa menerima semua kenyataannya walau aku sama sekali tidak suka. Apa aku bisa menawar untuk tidak hidup seperti ini? Jawabannya tidak mungkin.”“Kau benar.”“Eh?”“Semua yang kau ucapkan itu benar.”“Apa kau sekarang merasa kasihan kepadaku?”“Sayangnya tidak begitu. Aku hanya mengatakan apa yang membuatku benar.”“Begitu rupanya.”“Oh iya, aku harus pulang. Sampai nanti.”“Tunggu dulu.”Pembicaraan mereka yang sebelumnya terjadi ketika Alice masih berada di sana dan sekarang dia sudah ada di depan stasiun dan akan pergi menuju ke halte bus. Alice yang merasa dirinya pergi ke masa lalu karena mereka semua yang melibatkannya dan itu jujur saja membuatnya merasa muak. Saat ini, dia berjalan menuju ke
Grace dengan perlahan datang menghampiri rekannya dan kemudian dia melihat ke arahnya yang seakan mempertanyakan sesuatu. Karena suasananya begitu ramai dan penggan jugga lumayan banyak dia langsung kembali melakukan pekerjaannya itu dan rekannya hanya memperhatikannya begitu dia memulai kembali bekerja. Tidak lama kemudian jam kerja untuk Grace berakhir dan dia langsung berpamitan untuk pulang. Setelah berpamitan pulang, Grace langsung pergi dari sana dan dia berencana untuk pergi ke suatu tempat terlebih dahulu. Kali ini dia berjalan dengan tenang tanpa mengkhawatirkan apa pun. Perjalanan menuju ke tempat yang tidak lain adalah sebuah rumah sakit. Dia pergi ke sana seorang diri dan sesampainya di sana dia berencana untuk menemui dokternya dan berkonsultasi. Suster menyuruhnya untuk menunggu beberapa menit karena ada pasien lain yang harus segera di tangani. Tidak lama setelahnya, dia langsung menemui dokter tersebut di dalam ruangannya dan orang yang dia temui itu tidak lain adala
Sekarang ini, Alice yang sedang berada di kamarnya itu tidak lama kemudian dia membuka buku catatannya dan melihat jadwalnya malam ini. Dia dengan cepat membuka buku-buku yang ada di mejanya itu dan mulai belajar. Sebentar lagi sebelum musim panas terjadi, ujian semester sedang menanti. karena itu lah dia sekarang ini giat belajar bahkan setelah pulang dari beberapa urusan dia memang harus melakukan pekerjaanya itu. Sebelumnya, dia melihat seseorang pulang dan sekarang sedang berbicara bersama dengan Antoni di ruang tengah membuatnya merasakan sensasi yang kemungkinan akan sama seperti di masa itu. Ingatan yang sudah lama di lupakannya seiring berjalannya waktu, sekarang ini sudah kembali dan itu membuatnya seakan berada di ujung jurang yang membuatnya akan bertahan atau malah justru sebaliknya. Sebaik apa pun dirinya, itu tidak membuatnya merasa dalah keadilan. Antoni mungkin sudah menyadarinya dan sekarang dia hanya perlu mengamankan posisinya agar tidak terinjak. Meski begitu, ha
“Theresia.” “Oh, Marchell.” “Kau sendirian saja? Dimana Alice?” “Dia pulang duluan.” “Loh, tumben. Kenapa tidak bersama denganmu?” “Dia harus bekerja paruh waktu karena itu lah pulang lebih awal. Kau sendiri apa yang akn kau lakukan?” “Begitu ya. Aku mau pergi ke ruang penyiaran. Apa kau mau ikut?” “Tidak. Terimakasih. Aku tidak tertarik dengan ruangan clubmu itu.” “Yasudah. Sampai jumpa.” “Oke.” ‘Ah sial. Sebaiknya aku pulang saja,’ batin Theresia dan tidak lama kemudian dia juga pergi dari sana Kali ini, Alice mulai bekerja paruh waktu sesampainya dia di toko tersebut dan sekarang dia harus lembur karena menggantikan rekannya yang sebelumnya libur dengan alasan yang tidak di ceritakan kepadanya. Alice dengan sabar menekuninya dan ternyata pengunjung toko ini memang selalu banyak seperti biasanya. Di tempat yang lain, Theresia sedang menuju ke suatu tempat yang tidak lain adalah toko fashion yan
Dia melihat Grace yang tidak sengaja menumpahkan minuman yang di buatnya itu menjadikannya sekarang ini sebagai bahan pembicaraan. Mereka tentu saja memaklumnya karena dia memang pemula dan hanya bekerja paruh waktu saja. Namun, sekarang ini tidak seperti biasanya dia tidak masuk dan bahkan tidak ada kabar sama sekali. begitu melihat hal itu, mereka langsung kembali bekerja dan tidak lagi mempermasalahkannya. Saat itu juga, mereka langsung berpikir baik dan mungkin kegiatannya di kampus cukup banyak sehingga dia harus terlambat. Tapi, semua itu ternyata salah. Dia bahkan tidak datang sampai hari mulai gelap. Mereka membiarkannya dan tidak melaporkannya kepada manajer. Sementara itu, saat ini Grace yang sedang berada di rumah sakit. Dia sedang menunggu pemeriksaannya berakhir dan ternyata semua itu memerlukan banyak waktu. Dokter mengatakan bahwa penyakitnya mulai kambuh lagi begitu dia memulai semua kehidupan barunya itu. Saat ini, dia hanya bisa mendengarkan apa yang di katak
Pembicaraan mereka terhenti karena Billy baru saja menyebut nama orang itu yang tidak lain adalah orang yabg tidak ingin di dengar olehnya bahkan sampai nafasnya terhenti sekalipun. Dahulu, ketika mereka masih kelas 12 di sekolah. Pertemuan mereka memang tidak terlalu baik dan bahkan orang itu yang sering membuat masalah dan nyaris melakukan tindakan kekerasan di sekolah. Marchell yang merupakan anak baik dan tidak pernah terlibat dalam masalah, dia harus terseret bersama dengannya karena sebuah perkelahian di luar jam belajar. Beberapa anak berkumpul di suatu tempat dan mereka sedang memukuli anak baru yang bernama Toni karena masalah yang terbilang sepele. Toni tidak memperkenalkan dirinya kepada mereka dan tidak meminjamkan baju olahraga. Namun, sekelompok orang itu langsung menghajarnya hingga babak belur dan orang yang melakukannya tidak lain adalah Jay. Marchell yang menyaksikan hal tersebut tentu saja membela anak baru itu dan tidak lama setelahnya, dia juga merasakan hal yan