Dia melihat Grace yang tidak sengaja menumpahkan minuman yang di buatnya itu menjadikannya sekarang ini sebagai bahan pembicaraan. Mereka tentu saja memaklumnya karena dia memang pemula dan hanya bekerja paruh waktu saja. Namun, sekarang ini tidak seperti biasanya dia tidak masuk dan bahkan tidak ada kabar sama sekali. begitu melihat hal itu, mereka langsung kembali bekerja dan tidak lagi mempermasalahkannya. Saat itu juga, mereka langsung berpikir baik dan mungkin kegiatannya di kampus cukup banyak sehingga dia harus terlambat. Tapi, semua itu ternyata salah. Dia bahkan tidak datang sampai hari mulai gelap. Mereka membiarkannya dan tidak melaporkannya kepada manajer. Sementara itu, saat ini Grace yang sedang berada di rumah sakit. Dia sedang menunggu pemeriksaannya berakhir dan ternyata semua itu memerlukan banyak waktu. Dokter mengatakan bahwa penyakitnya mulai kambuh lagi begitu dia memulai semua kehidupan barunya itu. Saat ini, dia hanya bisa mendengarkan apa yang di katak
Pembicaraan mereka terhenti karena Billy baru saja menyebut nama orang itu yang tidak lain adalah orang yabg tidak ingin di dengar olehnya bahkan sampai nafasnya terhenti sekalipun. Dahulu, ketika mereka masih kelas 12 di sekolah. Pertemuan mereka memang tidak terlalu baik dan bahkan orang itu yang sering membuat masalah dan nyaris melakukan tindakan kekerasan di sekolah. Marchell yang merupakan anak baik dan tidak pernah terlibat dalam masalah, dia harus terseret bersama dengannya karena sebuah perkelahian di luar jam belajar. Beberapa anak berkumpul di suatu tempat dan mereka sedang memukuli anak baru yang bernama Toni karena masalah yang terbilang sepele. Toni tidak memperkenalkan dirinya kepada mereka dan tidak meminjamkan baju olahraga. Namun, sekelompok orang itu langsung menghajarnya hingga babak belur dan orang yang melakukannya tidak lain adalah Jay. Marchell yang menyaksikan hal tersebut tentu saja membela anak baru itu dan tidak lama setelahnya, dia juga merasakan hal yan
Marchell yang terlihat penuh dengan tekanan itu kemudian dia pulang ke rumahnya. Sesampainya di sana, dia melihat beberapa foto keluarganya yang sekarang ini berada di provinsi yang berbeda bahkan jarang sekali bertemu dengan dirinya. Kerabat yang sebelumnya datang menghampirinya hanya memberikan beberapa informasi mengenai apa yang akan menjadi tujuan hidupnya. Semuanya bermula sejak saat itu hingga saat ini. Marchell yang sekarang seakan dia membenci Jay bukan tanpa alasan melainkan dia yang terlihat mendekati orang yang di sukainya dan rupanya memiliki hubungan khusus dengan salah satu orang yang selama ini di hormatinya di sekolah yakni guru konseling. Semua kasus mengenai dirinya dihapuskan seolah itu hanyalah debu dan bahkan masih banyak lagi alasan untuk membencinya. Tapi, di sisi lain dia harus menjadi orang yang baik dan tidak sepantasnya berperilaku seperti itu kepada temannya. Siapa pun itu, Marchell memang harus bersikap baik dan bahkan sangat menyakiti hatinya. Keberani
Mereka berdua akhrinya sampai di sebuah restoran BBQ. Di sana, mereka berdua memesan banyak sekali makanan dan juga tidak lupa dengan beer yang mereka pesan. Suasananya terlihat indah karena hari ini sudah jam 7 malam. Theresia yang masih terlihat bersemangat dan terus membuatnya mengatakan banyak sekali hal-hal baik yang terjadi kepadanya hari ini. Alice tidak lama setelahnya dia langsung memakan makanannya dan tidak lama kemudian dia melihat ponselnya yang berbunyi. Rupanya itu ada pesan dari Adeline. Theresia yang merasa penasaran kemudian menanyakan kepadanya. Dan Alice pun langsung memberitahukannya kepada Theresia yang ada di depannya itu.“Siapa?”“Adeline.”“Apa? kenapa dia tiba-tiba saja menghubungimu lagi?”“Aku tidak tahu.”“Apa katanya?”“Tunggu sebentar. Ah, rupanya dia hanya menanyakan soal Billy.”“Billy? Kenapa dia menanyakanya padamu? Bukank
“Kalian, terimaksih banyak,” ucap Adeline sambil menghapus air matanya“Tidak apa-apa. ini adalah hadiah yang pantas kau dapatkan karena sudah berusaha sampai sejauh ini,” ucap Billy sambil tersenyum“Ah iya. Aku merasa senang sekali karena seumur hidupku, walau aku memenangkan kontes 100x pun tidak akan ada yang peduli. Dan sekarang, aku merasa bersyukur karena kalian peduli padaku.”“Sudah-sudah. Tentu saja aku peduli. Karena kau orang yang penting bagiku.”“Apa?”“Apa aku harus mengulanginya?”“Hentikan,” sahut Adeline dengan wajah yang sedikit memerahSaat ini dia terlihat begitu bahagia dan itu membuatnya tidak akan bisa melupakan momen yang berharga ini di hidupnya. Billy yang dengan tulus peduli padanya itu membuatnya semakin bahagia dalam menjalani hari-harinya yang di penuhi dengan tantangan dalam setiap langkah yang di lalui. Sementara itu, s
Hari yang begitu cerah. Minggu ini tidak lain adalah hari liburnya Alice dari pekerjaan paruh waktunya itu meski hanya di ijinkan untuk libur satu hari saja. Dia yang saat ini sedang berada di kamarnya dan kemudian membereskan tempat tidurnya itu sebelum akhirnya dia beraktivitas lagi. Keluarganya terlihat sibuk walau sekarang adalah tanggal merah. Kedua kakak laki-lakinya itu terlihat sudah bersiap untuk berangkat ke suatu tempat. Saat ini mereka mulai berangkat dan begitu juga dengan Alice. Dia berencana untuk pergi liburan musim panas karena sekarang ini adalah awal dari musim panas. Alice dengan semangat kemudian mempersiapkan barang-barang yang akan di bawa olehnya dan sekarang pun dia sedang berbicara melalui telepon bersama dengan Theresia. Mereka berdua terlihat begitu bahagia karena hari yang mereka tunggu-tunggu akhirnya datang. Setelah dirinya sudah bersiap, tidak lama kemudian dia mulai berangkat menuju ke suatu tempat yang di janjikan oleh mereka. Alice dengan cepat men
“Tidak. Kau salah. Yang menentukan semuanya adalah dirimu sendiri, aku sama sekali tidak melakukan apa pun padamu. Jadi, semua itu hanya pergerakan di dalam dirimu. Peecayalah, aku juga sama sepertimu.”“Sungguh?”“Iya. Bahkan aku tidak ingin mengakuinya. Kadang kala aku berpikir demikian dan bahkan membenci diriku.”“Aku mengerti dengan situasi itu. tapi, untuk saat ini lebih baik lupakan hal suram itu dan mari kita nikmati liburan musim panas ini.”“Ya. Kau benar, tidak ada gunanya memikirkan hal itu. mari bersenang-senang.”“Akan ku abadikan di setiap detiknya.”“Kau membawa kamera?”“Ya. Ini adalah barang yang wajib di bawa ketika liburan atau kapan pun.”“Wah, terniat sekali.”Perjalanan mereka masih terbilang cukup jauh. Sekarang ini masih berada di setengah perjalanan. Kota sebelah yang akan mereka tuju tida
Tidak lama kemudian, angin berhenbus dan sekarang dia menghela nafasnya sambil melihat ke arah lautan luas yang membuatnya merasa tenang dan damai. Orang-orang juga sudah mulai naik ke permukaan dan mereka terlihat membawa banyak sekali tangkapannya. Setelah dirinya sudah bosan berada di pinggir pantai, sekarang Marchell pergi ke sebuah restoran yang tidak jauh dari sana dan dia memesan beberapa menu makanan yang merupakan sup yang terkenal di sana. Dengan bersemangat dia datang dan kemudian ketika makanannya datang, dia langsung menikmatinya. Kertika Marchell sedang asik menikmati makanannya, tidak lama setelahnya Billy menelponnya dan kemudian mereka berbicara melalui panggilan telepon tersebut.“Marchell sekarang kau di mana?” ucap Billy yang terlihat berteriak kepada dirinya.“Wilayah pinggiran kota. Ada apa?”“Aku hanya ingin mengajakmu pergi berlibur. Adeline juga akan ikut.”“Aku sedang sibuk. Jadi la
Mereka berdua terus berfoto bahkan saat makan. Alice yang kemudian melihat sekitar dan ternyata memang tempat ini sungguh menakjubkan. Liburan kali ini tidak gagal walau Grace tidak ikut bersama dengan mereka berdua. Theresia yang tidak berhenti memotret, tidak lama kemudian mereka langsung melanjutkan aktivitasnya dengan menaiki beberapa wahana yang cukup berbahaya. Setelah selesai berteriak dan mereka akhirnya selesai dengan permainan yang mereka naiki. Alice kemudian berencana untuk berselancar dan bagitu juga dengan Theresia yang ikut bersama dengannya bermain selancar. Mereka terlihat berbahagia dan itu tidak dapat di sembunyikan dari wajah mereka. Sementara itu, sekarang di tempatnya Grace. Dia sudah selesai melakukan terapi dan sedang dalam masa istirahat. Wajahnya yang terlihat begitu putus asa membuatnya bahkan tidak berselera untuk makan. Setelah beberapa lama dia duduk di tempat tidurnya, akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke atap dan menghirup udara segar. Grace perlaha