“Kalian, terimaksih banyak,” ucap Adeline sambil menghapus air matanya
“Tidak apa-apa. ini adalah hadiah yang pantas kau dapatkan karena sudah berusaha sampai sejauh ini,” ucap Billy sambil tersenyum
“Ah iya. Aku merasa senang sekali karena seumur hidupku, walau aku memenangkan kontes 100x pun tidak akan ada yang peduli. Dan sekarang, aku merasa bersyukur karena kalian peduli padaku.”
“Sudah-sudah. Tentu saja aku peduli. Karena kau orang yang penting bagiku.”
“Apa?”
“Apa aku harus mengulanginya?”
“Hentikan,” sahut Adeline dengan wajah yang sedikit memerah
Saat ini dia terlihat begitu bahagia dan itu membuatnya tidak akan bisa melupakan momen yang berharga ini di hidupnya. Billy yang dengan tulus peduli padanya itu membuatnya semakin bahagia dalam menjalani hari-harinya yang di penuhi dengan tantangan dalam setiap langkah yang di lalui. Sementara itu, s
Hari yang begitu cerah. Minggu ini tidak lain adalah hari liburnya Alice dari pekerjaan paruh waktunya itu meski hanya di ijinkan untuk libur satu hari saja. Dia yang saat ini sedang berada di kamarnya dan kemudian membereskan tempat tidurnya itu sebelum akhirnya dia beraktivitas lagi. Keluarganya terlihat sibuk walau sekarang adalah tanggal merah. Kedua kakak laki-lakinya itu terlihat sudah bersiap untuk berangkat ke suatu tempat. Saat ini mereka mulai berangkat dan begitu juga dengan Alice. Dia berencana untuk pergi liburan musim panas karena sekarang ini adalah awal dari musim panas. Alice dengan semangat kemudian mempersiapkan barang-barang yang akan di bawa olehnya dan sekarang pun dia sedang berbicara melalui telepon bersama dengan Theresia. Mereka berdua terlihat begitu bahagia karena hari yang mereka tunggu-tunggu akhirnya datang. Setelah dirinya sudah bersiap, tidak lama kemudian dia mulai berangkat menuju ke suatu tempat yang di janjikan oleh mereka. Alice dengan cepat men
“Tidak. Kau salah. Yang menentukan semuanya adalah dirimu sendiri, aku sama sekali tidak melakukan apa pun padamu. Jadi, semua itu hanya pergerakan di dalam dirimu. Peecayalah, aku juga sama sepertimu.”“Sungguh?”“Iya. Bahkan aku tidak ingin mengakuinya. Kadang kala aku berpikir demikian dan bahkan membenci diriku.”“Aku mengerti dengan situasi itu. tapi, untuk saat ini lebih baik lupakan hal suram itu dan mari kita nikmati liburan musim panas ini.”“Ya. Kau benar, tidak ada gunanya memikirkan hal itu. mari bersenang-senang.”“Akan ku abadikan di setiap detiknya.”“Kau membawa kamera?”“Ya. Ini adalah barang yang wajib di bawa ketika liburan atau kapan pun.”“Wah, terniat sekali.”Perjalanan mereka masih terbilang cukup jauh. Sekarang ini masih berada di setengah perjalanan. Kota sebelah yang akan mereka tuju tida
Tidak lama kemudian, angin berhenbus dan sekarang dia menghela nafasnya sambil melihat ke arah lautan luas yang membuatnya merasa tenang dan damai. Orang-orang juga sudah mulai naik ke permukaan dan mereka terlihat membawa banyak sekali tangkapannya. Setelah dirinya sudah bosan berada di pinggir pantai, sekarang Marchell pergi ke sebuah restoran yang tidak jauh dari sana dan dia memesan beberapa menu makanan yang merupakan sup yang terkenal di sana. Dengan bersemangat dia datang dan kemudian ketika makanannya datang, dia langsung menikmatinya. Kertika Marchell sedang asik menikmati makanannya, tidak lama setelahnya Billy menelponnya dan kemudian mereka berbicara melalui panggilan telepon tersebut.“Marchell sekarang kau di mana?” ucap Billy yang terlihat berteriak kepada dirinya.“Wilayah pinggiran kota. Ada apa?”“Aku hanya ingin mengajakmu pergi berlibur. Adeline juga akan ikut.”“Aku sedang sibuk. Jadi la
Mereka berdua terus berfoto bahkan saat makan. Alice yang kemudian melihat sekitar dan ternyata memang tempat ini sungguh menakjubkan. Liburan kali ini tidak gagal walau Grace tidak ikut bersama dengan mereka berdua. Theresia yang tidak berhenti memotret, tidak lama kemudian mereka langsung melanjutkan aktivitasnya dengan menaiki beberapa wahana yang cukup berbahaya. Setelah selesai berteriak dan mereka akhirnya selesai dengan permainan yang mereka naiki. Alice kemudian berencana untuk berselancar dan bagitu juga dengan Theresia yang ikut bersama dengannya bermain selancar. Mereka terlihat berbahagia dan itu tidak dapat di sembunyikan dari wajah mereka. Sementara itu, sekarang di tempatnya Grace. Dia sudah selesai melakukan terapi dan sedang dalam masa istirahat. Wajahnya yang terlihat begitu putus asa membuatnya bahkan tidak berselera untuk makan. Setelah beberapa lama dia duduk di tempat tidurnya, akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke atap dan menghirup udara segar. Grace perlaha
Alice dan Theresia pada malam harinya, mereka berdua terlihat sedang berada di sekitar kota. Tempat yang cukup ramai dan itu memberikan sebuah kesan yang cukup bagus di mata mereka berdua. Tidak lama setelahnya, Alice melihat sebuah toko perhiasan yang terlihat cantik dan dia langsung datang menghampiri ke dalam toko tersebut. Di dalamnya berisikan banyak perhiasan yang terbuat dari mutiara. Mereka berdua yang melihatnya dengan tatapan yang seakan terpana. Theresia kemudian membeli salah satunya dan begitu juga dengan Alice. Mereka berdua sangat menikmati waktu belanja dan hingga akhirnya sampailah mereka di sebuah restoran yang menyajikan BBQ. Di tempat tersebut, mereka berdua terlihat begitu bahagia dan memesan beer. Liburan kali ini memeberikan kesan yang luar biasa dan mereka besoknya akan pergi lagi ke sebuah tempat yang merupakan pulau kecil yang tidak jauh dari pantai sebelumnya. Malam yang terlihat indah di hiasi oleh bintang-bintang memberikan suasana yang begitu nyaman. Al
Tidak lama setelahnya, Theresia kemudian merasa pusing dan akhirnya dia memuntahkan isi perutnya. Di sana, ada beberapa orang yang melihatnya dan ternyata reaksi mereka terlihat biasa saja. Theresia yang merasa malu kemudian dia bersembunyi. Alice yang melihatnya seperti itu seketika semakin khawatir karena perjalanan baru saja di mulai. Ada beberapa menit lagi sehingga mereka harus bertahan untuk sementara di atas kapal yang membuatnya nyaris mabuk laut. Theresia kemudian duduk dan sekarang dia terlihat lemas. Berbeda dengan sebelumnya yang ceria dan bersemangat. Alice memberikannya minum dan juga obat penghilang mabuk laut. Tapi itu semua tidak mempan dan dia terlihat semakin menderita. Tinggal sedikit lagi, dan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Sebuah pulau yang di isi banyak batu karang membuat pemandangannya sangat indah. Semua orang yang berada di kapal tersebut tidak lama kemudian mereka turun. Theresia yang merasa lega akhirnya dia bisa bernafas tanpa harus merasakan
“Tentu saja aku tahu. Dia yang mengatakannya sendiri.”“Apa?” ucap Marchell dengan terkejut“Kau terkejut? Sekarang apa yang akan kau lakukan? Haruskah aku yang memberitahukanya?”“Sudah ku bilang hentikan.”“Kau ini memang...”“Adeline.”“Astaga.”“Hey, Marchell apa dagingnya sudah matang? Cepat berikan padaku,” ucap Billy“Iya. Tunggu sebentar.”“Wh, lihatlah ini sepertinya enak.”“Jangan terlalu memikirkan apa yang ku katakan tadi,” ucap Adeline lagi“Aku sudah tahu. Kau menang sifatnya seperti ini. Jadi bukan masalah.”“Baguslah jika kau sadar.”Marchell yang merasa tertampar akan kenyataan yang baru saja di katakan oleh temannya itu membuat
Ke esokan harinya, mereka langsung berkemas dan bersiap untuk pulang. Beberapa barang yang di beli sebagai hadiah rupanya langsung di masukan ke dalam koper dengan cepat. Alice yang sudah mulai merapikan barangnya itu dan sekarang mereka berdua sudah selesai berkemas. Setelah itu, mereka pergi menuju ke stasiun untuk berangkat. Di sana, ternyata kebetulan jadwalnya masih sempat sehingga mereka bisa langsung pulang saat itu juga. Perjalanan yang cukup panjang di mulai kembali. Alice mencoba untuk menenangkan dirinya dan begitu juga dengan Theresia yang terlihat sedang mulai tertidur karena dia memang seperti itu orangnya. Kali ini di kediaman Alice. Antoni yang sedang sibuk mengerjakan proyeknya itu membuat dirinya merasa stress dan kemudian mengumpat. Tidak lama setelahnya dia memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu dan pergi ke suatu tempat untuk menyegarkan pikirannya. Sesampainya dia di kedai kopi tempat temannya itu bekerja paruh waktu, dia kemudian bersantai utuk sejenak.