Keesokan harinya, Henry mencium Vina seperti biasa."Vina, kemarin aku melewatkan perayaan ulang tahun pernikahan kita, Bagaimana kalau kita rayakan hari ini?""Bagaimana kalau ke taman bermain? Bukankah kamu pernah bilang ingin ke sana?"Vina tidak tertarik. Saat akan menolak, Henry sudah mengemasi barang dan menyiapkan pakaian untuk istrinya.Sesampainya di taman bermain, Henry sangat perhatian terhadap istrinya.Ketika melihat bibirnya kering, Henry menyodorkan air kepada istrinya.Melihat boneka yang menarik perhatian Vina, Henry langsung membelikan boneka itu untuknya.Mereka bermain wahana komedi putar, Bom-Bom Car, bianglala ….Henry tidak peduli wahana itu terlalu kekanak-kanakan. Asalkan Vina menyukainya, Henry mau menemaninya.Henry menggandeng tangan istrinya dan tidak mau melepaskannya sedikit pun. Saat istrinya berupaya untuk melepaskan tangannya, Henry justru menggandeng tangan istrinya makin erat.Henry membeli balon dan memasang balon itu di tas istrinya. Sambil terseny
Vina merasa sakit luar biasa. Tangannya mengepal erat di dada, untuk sesaat dia merasa sulit bernapas.Akhirnya, Henry menyadari ada yang tidak beres. Henry segera menghampirinya sambil bertanya, "Ada apa, Vina?"Henry tampak benar-benar mengkhawatirkannya. Seolah-olah jika terjadi sesuatu pada Vina, Henry rela mengorbankan segalanya demi menyelamatkannya.Namun, pria yang kelihatan sangat menyayanginya ini ternyata menyembunyikan banyak hal darinya.Vina berusaha menahan emosinya. "Nggak apa-apa … aku hanya merasa dadaku agak sesak."Henry membantu Vina menekan dada. Setelah memastikan Vina baik-baik saja, dia segera mengantar Vina pulang.Di perjalanan pulang, Henry berusaha menghibur Vina agar suasana hatinya membaik.Namun, meskipun Henry sudah berusaha menghibur Vina, Vina masih tidak terlihat gembira.Vina menyandarkan kepala di jendela mobil, menatap ke pemandangan di luar yang terus bergerak sambil melamun."Vina, apa aku melakukan kesalahan padamu?" tanya Henry dengan hati-hat
Perhiasan "Lovina" nilainya sangat mahal. Jika ingin menjualnya, satu-satunya cara adalah menjualnya di rumah lelang.Jadi, Henry melihat perhiasan "Lovina" di rumah lelang?Vina tidak menjawab, sebaliknya dia bertanya, "Kamu pergi ke rumah lelang?"Henry terkejut. Beberapa saat kemudian, pria itu menjawab, "Aku mau belikan kamu perhiasan."Vina mencibir dalam hati, 'Beli untukku atau untuk Maira?'Maira sudah memberi pria itu kejutan besar, sudah sewajarnya Henry memberi hadiah sebagai balasannya.Vina menahan emosinya, dia menjawab dengan tenang, "Bukan jual, aku menyumbangkannya."Mendengar itu, Henry memegang tangan Vina dengan wajah tak berdaya. "Vina, aku tahu hatimu baik. Kamu boleh sumbangkan barang lainnya, hanya perhiasan 'Lovina' yang nggak boleh kamu sumbangkan."Setelah itu, Henry mengeluarkan sebuah kotak dan menaruhnya di depan Vina.Sebuah kotak beludru hitam dibuka, itu adalah perhiasan "Lovina".Kilau permata yang tiada duanya dari perhiasan itu masih sama dengan sebe
Vina terdiam, dia ingin mengakhiri drama ini."Sudah malam, aku pulang dulu."Henry juga ingin ikut Vina pulang, tetapi dihalangi oleh teman-temannya."Kakak ipar butuh istirahat. Kamu sudah lama nggak kumpul bersama kami, jangan pulang dulu!""Benar, biarkan Kakak Ipar pulang istirahat, kamu temani kami bersenang-senang di sini."Vina melepaskan genggaman dari tangan Henry sambil berkata, "Sopir yang akan mengantarku pulang, kamu tetap di sini saja."Setelah mengatakan itu, Vina langsung pergi.Dia buru-buru pergi hingga Henry tidak sempat menghalanginya.Ketika belum pergi terlalu jauh, Vina menemukan ponsel yang bukan miliknya di jas.Ponsel itu milik Henry.Vina mengernyit, dia menyuruh sopir kembali.Sesampainya di depan bar, Vina melihat Maira baru saja turun dari taksi.Maira terus-menerus membenahi riasan wajahnya. Dia terus berjalan ke arah ruang privat tanpa memperhatikan sekitar.Vina tanpa sadar memegang ponsel dengan erat sambil mengikuti Maira.Ternyata Maira berhenti di
Sesampainya di rumah, Vina demam tinggi.Henry pulang dalam kondisi mabuk. Saat melihat Vina pingsan, Henry langsung merasa panik.Henry buru-buru membopong Vina dan mengantarnya ke rumah sakit.Ketika sudah sadar, Vina berusaha membuka matanya yang terasa berat.Melihat Vina sudah sadar, perawat terlihat gembira. "Nyonya Vina, akhirnya Anda sadarkan diri. Anda sudah mengalami demam semalaman, Tuan Henry sangat mengkhawatirkan kondisi Anda. Tuan Henry terus menjaga di samping Anda. Baru saja dia pergi setelah menerima telepon. Apa mau saya hubungi Tuan Henry? Dia pasti senang mendengar Anda sudah sadar."Vina menggelengkan kepala dan menjawab dengan suara serak, "Nggak perlu."Perawat itu tidak berkomentar, dia membantu Vina mengganti obat sebelum pergi.Suasana bangsal yang luas tiba-tiba menjadi sunyi hingga Vina bisa mendengar suara Henry sedang telepon di luar.Henry biasanya tampak tenang, dia hanya kehilangan kendali jika berhubungan dengan Vina.Namun, sekarang suara Henry terde
"Nggak ada."Vina memandang jendela dengan mata memerah.Sesaat kemudian, terlihat kembang api menyala di langit.Vina teringat pesan dari Maira. Maira mengatakan bahwa Henry akan menyalakan kembang api untuk wanita itu malam ini.Melihat istrinya menatap kembang api di luar dengan tatapan kosong, Henry bertanya dengan tatapan penuh cinta, "Kamu suka kembang api? Bagaimana kalau aku nyalakan kembang api untukmu yang lebih bagus?"Henry memeluk Vina dengan erat sekaligus menghiburnya.Vina tersenyum pahit, air mata berlinang di wajahnya."Henry, aku nggak suka barang bekas."Baik kembang api maupun suami." … "Meskipun Vina membahas tentang kembang api, Henry merasa gugup. Entah kenapa tiba-tiba Henry merasa panik.Di tengah keheningan, Henry memeluk Vina makin erat."Kalau begitu, aku berikan kamu hadiah yang lain, yang nggak membuatmu iri dengan wanita lain."Vina terdiam, dia hanya memandang ke kejauhan tanpa menjawab sepatah kata pun.Setelah itu, selama beberapa hari, Henry selalu
Pada hari pertama, Maira mengirim foto Henry mengupaskan udang untuknya. Vina membakar semua fotonya bersama Henry di sebuah tungku kecil.Pada hari kedua, Maira mengirimkan foto dirinya berciuman dengan Henry di bawah pohon jeruk, sedangkan Vina menyuruh pelayannya merobohkan pohon ceri di belakang rumah.Pada hari ketiga, Maira mengirimkan kumpulan rekaman Henry menyatakan cinta padanya, Vina langsung mencari semua surat cinta yang ditulis Henry untuknya.Semua surat cinta itu sudah menguning termakan oleh waktu, tetapi tulisannya masih terlihat jelas.Vina menyentuh tulisan tangan pada surat itu, kemudian tanpa ragu memasukkan semua surat ke dalam mesin penghancur.…Tepat di hari kepergian Vina, dini hari.Vina membuka mata, dia melihat sosok Henry yang sudah berhari-hari tidak pulang sekarang berdiri di depan ranjang.Henry berdiri di depan ranjang. Pria itu memegang ponsel Vina, saat melihat Vina terbangun, wajah pria itu tampak serius."Vina, barusan ada pesan di ponselmu yang m
Vina membawa dokumen identitas sementara dan pergi ke bandara dengan mobil.Saat pesawat lepas landas, semuanya akan berakhir.Setelah tiba di Negara Natura, Vina memiliki identitas baru sebagai pemilik sebuah penginapan di pesisir Negara Natura.Di saat yang sama, Henry di Kota Toba hampir menjadi gila.Beberapa jam sebelumnya.Saat mengantar Maira pulang, Maira masih tidak ingin Henry pergi."Henry, kamu sudah di sini, kamu nggak mau naik ke atas bersamaku?"Sambil berbicara, Maira menggerakkan jari dengan lembut di telapak tangan Henry.Henry bingung. Dia merasakan sebuah kegelisahan yang sulit dijelaskan."Lain kali saja, naiklah ke atas, aku mau pulang menemani Vina."Henry melepaskan tangan Maira karena teringat pada janjinya kepada Vina.Sudah lama dia tidak menemani Vina. Vina pasti akan merajuk.Memikirkan hal itu, Henry menyunggingkan senyuman, terlihat gembira.Maira terus memeluk pinggang Henry. "Henry, bukankah kamu ingin melihat aku memakai baju itu? Mumpung kamu datang,
"Vina!“Henry terbangun dan menyebut nama Vina.Tuan Anton berjaga di sampingnya, wajahnya tampak muram."Henry, mulai sekarang, kamu harus fokus kerja, jaga kesehatanmu, jangan pergi mencari Vina lagi.""Uhuk, uhuk." Sambil terbatuk, Henry bertanya dengan suara serak, "Kenapa?""Dia adalah istriku. Aku belum tanda tangan surat cerai, kami belum cerai. Asalkan aku menunjukkan ketulusanku, Vina pasti mau memaafkan aku.""Hatinya lembut. Selama aku membujuknya dengan gigih, dia pasti mau memaafkan aku ….""Diam!" Tuan Anton menyela omongannya.Tuan Anton memutar ulang rekaman pembicaraannya dengan Vina.Suara Vina terdengar jelas dan mematahkan semangat Henry.Setelah rekaman itu habis, suasana di kamar masih hening.Beberapa lama kemudian, Henry bergumam tanpa henti, "Nggak mungkin … nggak mungkin … ini pasti bohong. Aku mau cari Vina! Aku harus ketemu Vina!""Aku mau memberitahunya bahwa dia adalah satu-satunya wanita yang kucintai, hanya dia seorang!"Henry turun dari ranjang, melepas
"Maaf, aku nggak mau menikah denganmu. Kita putus saja, aku sudah nggak mencintaimu lagi."Di dalam mimpi, Vina melepaskan tangannya, lalu pergi menjauh."Vina! Jangan! Jangan tinggalkan aku!""Aku janji akan setia padamu. Kamu suka klepon dari Kota Cendana, aku akan belikan setiap hari. Aku akan berikan perhiasan, rumah, saham, tapi jangan tinggalkan aku, ya?"Henry memohon.Sayangnya, Vina tidak menoleh sedikit pun.Henry berusaha mengejar, tetapi gagal.Bahkan, cincin pertunangan mereka juga lenyap.Vina sudah meninggalkannya, wanita itu sudah tidak mencintainya lagi."Vina … Vina …."Henry memejamkan mata. Wajahnya memucat dan berkeringat. Henry menggigit bibir hingga bibirnya berdarah.Henry terus menggumamkan nama Vina.Tuan Anton mencemaskan kondisi cucunya.Tuan Anton meminta asisten mencari kontak Vina selama beberapa hari, akhirnya berhasil mendapatkan kontak terbaru Vina."Halo, Nona Vina, ini aku, kakeknya Henry. Kamu pernah melihatku saat kalian menikah."Vina baru saja me
Demi membalas dendam untuk Vina, Henry menyerang keluarga teman-temannya yang menghina Vina.Sekarang ada kesempatan balas dendam, mana mungkin mereka lewatkan?Maira tidak peduli dirinya dimanfaatkan asal bisa balas dendam.Maira berpikir jika dirinya menderita, mana bisa dia biarkan Henry hidup bahagia?Tidak hanya melaporkan Henry, Maira juga membuat akun baru dan mulai siaran langsung untuk menceritakan semua yang terjadi antara dirinya dan Henry kepada para netizen.Dalam sekejap, reputasi Grup Saputra kembali hancur.Reputasi Henry juga hancur.Henry diminta pulang untuk menjalani pemeriksaan. Oleh karena itu, dia tidak bisa lanjut mencari keberadaan Vina.Situasi perusahaan sedang kacau balau.Selain itu, muncul beberapa pengkhianat di perusahaan, menyebabkan kondisi Grup Saputra makin parah.Banyak perusahaan menanti kehancuran Grup Saputra.Meskipun Grup Saputra bisa bertahan, perusahaan pasti mengalami kerugian besar.Sebagai perusahaan terbesar, kesalahan kecil saja bisa mem
Setelah terdiam sejenak, Henry meminta maaf."Vina, maafkan aku. Aku nggak semestinya berselingkuh. Aku sudah menggugurkan anak Maira dan memutuskan hubungan dengannya. Kumohon, maafkan aku, ya?""Aku bersedia melakukan apa pun, tapi jangan tinggalkan aku!"Henry memohon ampun, tetapi Vina hanya diam.Vina tertawa pelan, lalu berkata."Oke, aku memaafkanmu."Henry tidak menduga Vina akan menjawab begitu."Benarkah?"Tanpa memahami maksud dari jawaban Vina, Henry balik bertanya."Heh." Vina tersenyum sinis. "Bukankah ini adalah jawaban yang kamu inginkan? Sebelumnya, aku sudah memaafkanmu.""Sudah puas, 'kan? Kalau sudah puas, berhentilah menggangguku."Hanya mendengarnya minta maaf, tidak masalah bagi Vina.Namun, bukan berarti Vina mau kembali bersamanya lagi.Kaca yang sudah pecah, mana mungkin bisa utuh kembali?Meskipun pakai lem, bentuknya tidak akan sama seperti semula.Setelah itu, Vina langsung menutup telepon, dia tidak memberi kesempatan Henry meminta maaf lagi.Vina dulu per
Henry merasa sangat bersalah.Andai ada kesempatan kedua, dia tidak akan mengulangi kesalahannya.Sayangnya, tidak ada kesempatan kedua.Dia berdiri di jalanan yang asing, tidak berdaya seperti anak kecil.Apakah masih mau terus mencari Vina?Itu pasti.Harus mencarinya ke mana dulu?"Halo, wanita di foto ini adalah istri saya. Istri saya pergi karena saya sudah membuatnya marah. Saya sedang mencarinya. Apa bisa memberi tahu saya kontaknya?Henry bertanya dengan serius.Pihak hotel merasa ragu sejenak. Ketika Henry memberinya uang, pihak hotel baru mau memberinya kontak Vina.Telepon sudah terhubung, tetapi tidak diangkat."Mungkin dia ada dalam pesawat."Henry menghibur diri.Untuk menunjukkan ketulusan hatinya meminta maaf, Henry mengunggah permintaan maaf di media sosial.Henry menceritakan semua kesalahannya secara detail dalam surat itu.Dia juga menuliskan bahwa dia sudah menyadari kesalahannya.Henry menunjukkan ketulusannya dengan mengunggah satu surat permintaan maaf setiap ha
Ponsel di ranjang terus berbunyi. Para netizen mengirimkan foto dan titik lokasi Vina.Karena banyaknya informasi yang dia dapat, Henry bingung mana yang berguna dan mana yang tidak.Banyak yang mengincar imbalan. Meskipun banyak yang membantunya mencari informasi tentang Vina, pekerjaan ini masih belum tuntas.Saat ini, dia menjadi menyesal memakai cara ini.Namun, dia tidak punya cara lain!Selain meminta bantuan netizen mencari, Henry tidak punya cara lain untuk mencari keberadaan Vina.Henry duduk di ranjang dengan wajah putus asa.Saat ini, ada beberapa orang yang mengirimkan foto berbeda."Tuan Henry, ada yang melihat Vina berada di depan gereja Kota Asura. Saya sudah menyuruh orang mencarinya, tolong Anda segera ke sini."Setelah mendapat informasi itu, Henry menjadi percaya diri lagi.Kabar itu benar atau tidak, Henry ingin mencobanya.Dia tidak mau melewatkan harapan sekecil apa pun.Tanpa Vina, dia merasa tidak bisa bertahan hidup.Vina sudah bagaikan oksigen bagi Henry, dia
Henry terlihat sangat gugup sampai telapak tangannya berkeringat.Setelah menunggu lama, pintu masih belum dibuka.Dia makin panik, lalu mencoba mendorong pintu.Namun, pintu terkunci rapat.Ada sebuah papan kecil berwarna hitam bertuliskan, "Hari ini libur."Awalnya, Henry mengira papan ini untuk mengusir tamu lain karena hari ini akan ada pertemuan antara Henry dan Vina.Tidak disangka, ini adalah tanda bahwa Vina tidak mau bertemu dengannya.Saat ini, Henry menyadari bahwa Vina meninggalkannya.Vina tidak ingin bertemu dengannya lagi.Ini hanyalah cara Vina untuk menolaknya.Semua yang Vina lakukan untuk memberi tahu Henry, "Aku nggak mau memaafkanmu."Henry menatap penginapan itu dengan tidak percaya.Dulu waktu mereka masih bersama, mereka pernah membicarakan keinginan untuk membuka sebuah penginapan di tepi pantai. Kadang menikmati embusan angin laut sambil berpelukan, meskipun sederhana, itu sudah membuat mereka bahagia.Saat melihat Vina menyukai hal itu, Henry membeli beberapa
Pada awalnya, mereka hanya mencibir, tetapi ada banyak juga yang tergiur dengan imbalan. Oleh karena itu, banyak yang mengirimkan informasi dan bukti.Sampai akhirnya, ada orang yang benar-benar mengirimkan banyak informasi tentang Vina.Ketika ada orang yang benar-benar mendapat imbalan, makin banyak netizen yang membantu Henry.Bahkan, Vina juga mengetahuinya.Sekarang Henry meminta orang-orang mencari keberadaannya, tetapi tidak membuat Vina terharu.Sebaliknya, Vina merasa kesal.Vina sudah menghapus semua identitasnya, apakah Henry masih belum mengerti maksudnya?Vina bukan tipe orang yang menyesali keputusannya dan tidak mau memaafkan Henry.Saat melihat Henry meminta maaf, Vina tertawa sinis.Henry sadar dirinya berbuat salah, kenapa dulu dia terus pura-pura tidak terjadi apa-apa?Dulu Vina berharap Henry bisa jujur memberitahunya bahwa hatinya sudah berubah dan jatuh cinta pada wanita lain.Dengan begitu, mereka bisa berpisah secara baik-baik.Yang tidak disangka adalah Henry i
Vina memberi Henry surat cerai sebagai hadiah perpisahan mereka.Yang menggelikan adalah Henry menggunakan surat cerai itu untuk melepas rindu kepada Vina.Dia melaminating surat cerai agar bisa membacanya berkali-kali setiap hari."Vina, kamu ada di mana? Aku benar-benar sudah menyesali kesalahanku. Aku nggak minta dimaafkan, aku hanya ingin bertemu denganmu!""Vina, aku sudah menghukum semua orang yang menindasmu, termasuk aku … aku juga menghukum diriku sendiri. Kumohon, temui aku, ya?""Vina …."Entah sudah berapa lama Henry bergumam sendiri. Karena tubuhnya menjadi lemah, dia pun jatuh pingsan.Tidak mudah bagi Keluarga Saputra untuk menyerang keluarga dari teman-temannya.Ketika berita perceraian Henry dan Vina tersebar, banyak orang yang tidak lagi percaya adanya cinta sejati.Banyak penggemar yang kagum dengan kisah romantis Henry dan Vina yang menjadi pelanggan Grup Saputra.Namun, begitu berita perceraian tersebar, para penggemar itu langsung berhenti menjadi pelanggan.Banya