“Aku membicarakan tentang rencana pernikahan ulang antara Marvin dan Callista.”Regita mengeluarkan undangan pernikahan yang dia terima dari Marvin dan menunjukkannya pada Recky. Pria itu semakin terkejut. Sementara Regita tersenyum dalam hati. Dia berhasil membuat Recky terjebak dalam perangkapnya.Sebenarnya Regita tahu bahwa pernikahan ulang itu hanya rencana Callista sendiri tanpa melibatkan Recky. Regita tahu tentang niat Callista untuk mengkhianati Recky. Sekarang Regita akan memanfaatkan Recky untuk menghentikan Callista.Regita berniat untuk mengadu domba mereka berdua. Bahkan kalau perlu dia akan memberitahu niat buruk Callista dengan rekaman sadap suara yang dia miliki. Setelah itu pasti hubungan mereka berdua akan hancur. Callista dan Recky tidak akan bekerja sama lagi dan akan lebih mudah menyingkirkan Callista.“Aku pikir ini juga bagian dari rencana kalian berdua untuk menjebak Marvin,” ujar Regita.“Aku memang mengirimnya ke sana untuk mendekati Marvin dan menghancurkan
“Kenapa kau mulai membandingkanku dengan Regita?” sergah Callista tidak terima nama saingannya disebut.“Lihat saja! Dia begitu cerdas dan bisa menundukkan Marvin dengan mudah. Sedangkan kamu? Apa yang kamu lakukan? Selama ini kamu hanya bisa menggodanya saja tanpa mendapatkan apa-apa.”“Cukup, Recky!” teriak Callista. Dia benar-benar tidak terima dirinya diremehkan.Callista merasa Recky sudah keterlaluan. Dia tidak hanya membandingkannya dengan Regita seolah Regita lebih baik darinya. Tapi Recky sudah menunjukkan sikap tidak menghargai atas pengorbanan Callista selama ini.“Selama ini aku sudah menuruti semua keinginanmu. Apa yang tidak aku lakukan untukmu hingga kamu menganggap Regita lebih baik dariku? Aku bahkan rela kehilangan identitasku sendiri sebagai Arabella demi mendukung misi gilamu menghancurkan Marvin,” cecar Callista menumpahkan keluhannya.Membalas Recky dengan emosi memang akan semakin memperburuk keadaan. Tapi Callista sudah tidak bisa menahan diri lagi. Dia sudah b
“Regita, keluar kamu!”Marvin berteriak di depan rumah Regita tengah malam. Sikapnya itu jelas membuat semua penghuni rumah terbangun. Leonardo yang mengetahuinya langsung merasa geram. Tapi Regita menahan Leonardo agar tidak semakin terjadi keributan besar. Akhirnya Regita yang keluar sendiri untuk menemui Marvin.Pria itu marah besar karena Callista tidak dipulangkan ke rumah. Setelah dari klub malam, Marvin langsung pulang dan berpikir anak buah Regita akan langsung mengantar Callista yang mabuk ke rumah mereka. Namun nyatanya dia tidak mendapati Callista di sana bahkan setelah menunggu cukup lama. Hal itu yang kemudian membuat Marvin nekat ke rumah Regita tengah malam.Regita sengaja meminta anak buahnya mengamankan Callista sementara waktu ke hotel. Namun dia memastikan bahwa Callista akan dijaga dengan baik di sana. Callista sedang berada dalam pengaruh obat perangsang. Dia tidak mau sesuatu yang tidak diinginkan terjadi antara Callista dan Marvin jika dia membiarkan Callista pu
“Apa aku sungguh mencintai Marvin?”Pertanyaan itu terus bergejolak dalam benak Regita. Dia membantahnya di hadapan Leonardo. Tapi sesungguhnya dia sendiri tidak yakin dengan hal itu.Bahkan setelah kembali ke kamarnya, dia tetap terusik dengan pertanyaan itu. regita berusaha mencari-cari jawaban. Ada sebagian sisi dirinya yang membantah dan menganggap apa yang dia lakukan hanya bentuk keangkuhan untuk membalas Marvin. Tapi sisi yang lain menganggapnya sebagai bentuk kepedulian yang tak ingin hal buruk terjadi pada pria itu.Regita mengelus perutnya yang mulai membesar. Dia tahu benar bahwa semua yang dia lakukan belakangan ini hanya sebuah kepura-puraan. Sikapnya yang memusuhi Marvin dan merugikan perusahaan milik pria itu hanya dia lakukan demi mendapat kepercayaan Recky. Bahkan dia juga tidak serius saat mengatakan tidak peduli lagi pada kehidupan bayi dalam kandungannya.Regita tidak benar-benar yakin untuk apa dia ingin membongkar kebenaran Callista pada Marvin. Meskipun dia bisa
“Aku akan mengikuti saranmu. Tapi kalau sampai kau mengkhianatiku, nyawa Marvin adalah bayarannya. Aku tidak akan segan-segan untuk menghabisinya.”Persetujuan sekaligus ancaman Recky membuat Regita menelan ludah susah payah. Dia tahu Recky tidak pernah main-main dengan perkataannya. Pria itu bisa saja melakukan apa pun. Di satu sisi Regita merasa terbantu karena sekarang Recky berpihak padanya. Tapi di sisi lain dia juga merasa semakin terikat.Regita sadar diri bahwa dia tidak sepenuhnya sepaham dengan Recky. Bahkan diam-diam dia juga berniat mengkhianati Recky dan hanya memanfaatkan pria itu demi membongkar kebenaran Callista palsu. Entah bagaimana jadinya kalau sampai Recky tahu semua itu adalah permainan Regita.Regita tahu akibatnya pasti akan fatal. Tapi dia juga tidak punya pilihan lain. Bahkan Marvin tak mau mempercayainya hanya dengan bukti yang dia tunjukkan.Sementara waktu Regita tidak mau memikirkan konsekuensi buruknya terlebih dahulu. Kalau dia tidak punya keberanian
“Akui saja bahwa sebenarnya kau bukanlah Callista!”Regita mendesak Callista yang masih menunjukkan ekspresi kebingungan. Callista tidak menyangka bahwa Regita mendapatkan rekaman saat dia tidak sengaja mengakui identitasnya dan sudah memberitahu Marvin. Sayangnya, Marvin tidak percaya pada Regita dan hal itu menguntungkan posisi Callista.“Sudah cukup, Regita! Jangan mempermalukan dirimu sendiri. Kembalilah ke tempatmu dan duduk dengan tenang!” ujar Marvin tetap mengelak kebenaran.Regita heran sudah sejauh apa Callista mencuci otak Marvin hingga pria itu tidak bisa melihat kenyataan. Saat itu Callista masih bisa bersikap jumawa. Dia tetap merasa menang atas Regita karena Marvin lebih percaya padanya. Tapi sesaat kemudian, drama lebih lanjut kembali terjadi di tempat itu.“Semua yang dikatakan Regita itu benar, Marvin” timpal Carissa yang membuat pandangan semua orang tertuju padanya. Carissa baru menunjukkan diri dari arah pintu.“Carissa? Kau di sini?” ujar Callista merasa terkejut
“Ya. Kau sangat bodoh hingga mudah terjebak dalam permainanku. Aku yang sudah merencanakan semua ini,” ujar Recky mengakui perbuatannya di hadapan semua orang.Pengakuan itu jelas mengejutkan Marvin. Tidak sampai di situ saja, Recky membeberkan bagaimana dia mengatur semuanya hingga membuat Marvin percaya. Dia juga membuktikan bahwa dia sudah merubah wajah asli Arabella menjadi mirip seperti Callista demi melancarkan rencananya. Marvin benar-benar tidak bisa berkata-kata.“Aku kasihan padamu. Kau sendirian, Marvin. Tidak ada yang mendukungmu. Bahkan orang-orang terdekat di sekitarmu diam-diam juga berpihak padaku dan mengkhianatimu,” imbuh Recky. Dia bermaksud untuk menyerang mental Marvin.“Siapa yang kau maksud?” tanya Marvin.“Andri,” jawab Recky membuat Marvin semakin terhenyak. Semua orang juga terkejut. Seketika itu juga tatapan Marvin tertuju pada asistennya yang sudah menundukkan kepala. Recky menceritakan bahwa semua rencana yang dia lakukan untuk menjebak Marvin juga tak l
Acara pernikahan itu berakhir kacau. Callista sudah diamankan. Regita dilarikan ke rumah sakit. Recky bebas begitu saja setelah mengakui kepemilikannya atas sebagian saham perusahaan Marvin. Sementara Marvin sendiri memilih mengurung diri di kamarnya.Semua fakta itu menjadi pukulan telak bagi Marvin. Dia disadarkan oleh kenyataan. Terlampau banyak kesalahan yang sudah dia lakukan. Dia tertipu terlalu banyak.Fakta tentang Callista palsu memaksa Marvin untuk menerima kenyataan bahwa istrinya memang sudah pergi sejak lima tahun lalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Dia benar-benar sudah kehilangan Callista sejak saat itu. Harapan yang sempat muncul kembali tercerai berai.Di lain sisi, dia juga merasa tidak enak pada keluarga Leonardo. Dia sudah menyakiti Regita atas semua perbuatannya. Dia juga sampai merusak kerja sama dan pertemanannya dengan Leonardo.Tapi dia juga tidak menyangka Regita tega bekerja sama dengan Recky untuk menguasai perusahaannya. Marvin merasa bimbang. Antara
Seperti yang sudah direncanakan, Marvin benar-benar mengadakan perayaan besar untuk kelahiran anaknya. Perayaan dilakukan dengan mengundang seluruh karyawan kantor dan juga rekan-rekan bisnis Marvin dan Leonardo. Selain mengumumkan kelahiran bayi Alena, mereka juga berniat untuk mengumumkan kembali kerja sama dua perusahaan mereka.Berbagai persiapan dilakukan untuk acara besar itu. Seluruh penghuni rumah ikut sibuk karena acara akan diselenggarakan di kediaman Marvin. Penataan lokasi, dekorasi, catering, semuanya sudah diurus sedemikian rupa. Marvin tidak ingin ada kesalahan untuk hari penting mereka.Selain sibuk mengatur konsep acara, Marvin juga langsung menyiapkan pakaian yang akan dikenakan keluarganya. Dia menyuruh perancang busana terkenal untuk membuatkan gaun khusus untuk dipakai Regita. Dia ingin istrinya tampil luar biasa di acara perayaan. Itu adalah bentuk perhatian Marvin pada Regita.Acaranya itu dilaksanakan malam hari. Saat hari H tiba, Marvin juga sampai mengundang
Regita tidak menyangka dirinya akan bertemu dengan mantan suaminya secara tidak sengaja. Meski cukup canggung, tapi Regita mencoba untuk bersikap biasa. Raka hanyalah masa lalu baginya.Raka tampak lebih kurus dan penampilannya sedikit berantakan dibandingkan dulu. Sudah lama sekali Regita tidak mendengar kabar tentang mantan suaminya itu. Sejak bercerai dan dinyatakan mengalami masalah kesuburan, Raka juga memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan Marvin. Entah di mana sekarang pria itu bekerja.“Kau juga sedang berbelanja?” tanya Regita dengan akrab. Saat itu Seravina pergi mencari bahan belanjaan yang lain sengaja untuk memberi kesempatan bagi Regita dan mantan suaminya. Tidak ada maksud lain, hanya saja untuk menjaga hubungan baik.“Ya begitulah. Mama sedang sakit sehingga aku yang memutuskan untuk belanja bulanan,” tutur pria itu.“Semoga Mama cepat sembuh,” balas Regita tanpa bertanya lebih panjang terkait sakit yang dialami oleh mantan ibu mertuanya itu.“Kalau kau sed
Setelah mengetahui kabar tentang apa yang menimpa Regita, Seravina pun menjadi sering berkunjung ke rumah sakit. Hubungannya dengan Leonardo juga perlahan membaik seiring kesalah pahaman yang telah terurai. Belakangan bahkan Seravina menjadi sangat akrab dengan Regita.Semasa di rumah sakit, Seravina yang sering menemani Regita ketika Marvin dan Leonardo harus kembali pada pekerjaannya. Terlebih lagi tanggungan Marvin cukup berat karena harus memperbaiki semua kekacauan yang dilakukan Recky di perusahaannya. Semenjak Recky ditahan, Marvin kembali berkuasa penuh atas perusahaan.Bahkan hal itu memang bagian dari salah satu tujuan Regita. Regita sudah membuat Recky menguasai perusahaan Marvin. Dengan ditangkapnya Recky, maka Regita juga bisa mengembalikan posisi Marvin seperti semula. Lagi-lagi hal itu tak luput menuai rasa terima kasih dan bangga dari Marvin untuk Regita.Cukup banyak kekacauan yang diciptakan Recky selama masuk di perusahaan Marvin. Memperbaikinya pun bukan sesuatu ya
“Bagaimana keadaanmu, Sayang?” tanya Marvin setelah Regita sadar. Dia merasa senang akhirnya istrinya itu bisa kembali membuka mata. Padahal sebelumnya dia sudah sangat takut akan kehilangan Regita.“Di mana Recky? Kau baik-baik saja ‘kan? Apa dia melukaimu juga?” tanya Regita dengan ekspresi panik. Marvin hanya tersenyum ringan.“Kau terluka tapi masih sempat mengkhawatirkanku, Sayang” ujar Marvin merasa begitu dicintai. Dia pun mengecup puncak kepala Regita.“Aku serius, Marvin. Di mana Recky? Sangat berbahaya jika dia masih berkeliaran bebas di sekitar kita,” ujar Regita masih cemas.“Tenang, Regita. Recky sudah diamankan oleh polisi. Aku jamin dia akan mendapatkan ganjaran seumur hidup atas semua kejahatan yang sudah dia lakukan selama ini. Dia juga sudah berani melukai istriku. Tadinya aku sangat takut kalau aku akan kehilanganmu,” ungkap Marvin sembari mengambil tangan Regita dan dikecupnya berkali-kali.“Tunggu sebentar, sepertinya ada yang aneh” ujar Regita. Dia baru sadar den
Marvin dan Leonardo menunggu dengan cemas. Dokter sedang melakukan tindakan. Mereka hanya bisa berharap akan mendapatkan hasil yang diharapkan yaitu keselamatan Regita.Selama menunggu, Marvin benar-benar tidak bisa tenang. Dia takut jika harus menerima kenyataan pahit yang tidak dia inginkan. Dia tidak siap untuk kehilangan Regita. Dia merasa belum sempat membahagiakan Regita dan membalas semua pengorbanan yang sudah Regita lakukan untuk dirinya.“Tuhan...jika aku tidak layak kau perhitungkan, setidaknya lihatlah dia. Perempuan itu begitu baik atas semua yang telah dia lakukan padaku. Selamatkanlah dia,” batin Marvin. Dia benar-benar kehilangan cara untuk menenangkan dirinya.Marvin teringat semua jasa Regita. Regita yang sangat perhatian dan menyayangi Nathan seperti anak kandungnya sendiri. Regita yang tidak mau Marvin jatuh pada perangkap licik Callista palsu. Regita yang tidak ingin Marvin celaka karena Recky. Sudah banyak hal yang Regita lakukan untuk hidup Marvin.Sementara itu
“Apa maksud dokter berkata seperti itu? Apa tidak bisa diselamatkan dua-duanya?” tanya Leonardo memastikan. Dia tidak tega melihat Marvin yang sudah terdiam dengan ekspresi tak berdaya.“Kami akan berusaha semaksimal mungkin, Pak. Tapi kami hanya punya opsi untuk menyelamatkan salah satu saja. Antara ibu atau anaknya. Kami membutuhkan persetujuan dari pihak keluarga untuk melakukan tindakan selanjutnya. Silahkan dirundingkan denga baik dan segera sampaikan hasil keputusannya pada kami. Kami juga tidak bisa menunda terlalu lama karena keselamatan pasien benar-benar dipertaruhkan,” ucap dokter itu kemudian pergi meninggalkan Marvin dan Leonardo. Mereka diberi kesempatan untuk berpikir secara matang dengan memperhitungkan segala konsekuensinya.Baik Marvin maupun Leonardo sama-sama merasa berada dalam situasi pelik. Kedua pilihan yang diajukan dokter sama beratnya. Mereka tidak ingin kehilangan keduanya.Marvin terduduk lesu di kursi tunggu. Dia benar-benar tidak menyangka akan ada satu
“Kau? Marvin?”Regita begitu terkejut melihat sosok yang datang ke kamar hotel tempat dia disembunyikan ternyata adalah Marvin. Regita tidak menyangka Marvin akan melakukan hal itu. Dia berpikir Marvin pasti ingin balas dendam atas penembakan yang sudah Regita lakukan saat di hotel.“Jadi kau yang sengaja menyuruh para polisi gadungan ini untuk menyamar dan menculikku?” ujar Regita.“Tentu saja. Kau lupa siapa aku? Bukan hanya kau yang bisa menipu orang lain. Aku pun sama,” balas Marvin. “Lantas apa yang kau inginkan setelah menangkapku seperti ini? Kau ingin balas dendam? Kau ingin menghabisiku karena aku sudah berani membuat nyawamu terancam, begitu?” kata Regita dengan nada menantang.“Tidak, Regita. Menghabisi adalah hukuman yang terlalu mudah,” bantah Marvin.“Lalu apa maumu?”“Aku berbaik hati untuk memberimu dua pilihan. Akuilah bahwa kau mencintaiku atau kau memilih mati.”“Apa?”Regita terkejut mendengar pilihan yang diutarakan Marvin. Baginya itu terlalu tidak masuk akal.
Situasi berubah menjadi panik karena penyerangan tidak terduga yang Recky lakukan tiba-tiba. Regita yang tidak sempat menghindar juga membuat tusukan Recky tepat mengenai dada kirinya. Bahkan Marvin yang berada di samping Regita juga tidak bisa berbuat apa-apa. Dia langsung menangkap tubuh Regita yang ambruk.“Kurang ajar!” umpat Leonardo emosi melihat adiknya dilukai.Tanpa pikir panjang, Leonardo pun mengeluarkan sebuah pistol dan melepas satu tembakan ke arah Recky yang digiring polisi. Tembakan itu mengenai paha kanan Recky hingga pria itu tak bisa berjalan. Meski begitu polisi tetap membawanya untuk diamankan.Perhatian mereka kemudian teralih pada Regita. Perempuan terbaring lemas di pangkuan Marvin. Regita masih sadar tapi lukanya terus mengeluarkan banyak darah. Marvin kebingungan mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk menutup luka itu sementara dan menghentikan pendarahan. Tapi sayangnya mereka tidak menemukan apa pun di sana.“Bertahanlah, Regita” ujar Marvin penuh kecema
“Jangan mencoba untuk membohongiku atau kau akan tahu akibatnya,” ancam Leonardo dengan nada serius. Dia masih berpikir bahwa Recky hanya sedang mengelak.“Aku tidak tahu di mana keberadaan adikmu,” tegas Recky dengan jawaban yang sama.Leonardo yang kehilangan kesabaran akhirnya memberi kode panggilan pada para polisi yang dia bawa. Recky tampak terkejut saat melihat para petugas itu. Dia masih belum mengerti kenapa para polisi itu mengepungnya.“Sialan! Kau pikir kau bisa menangkapku dengan membawa mereka?” ujar Recky dengan nada menantang. Leonardo hanya tersenyum sinis karena dia bisa membaca ekspresi getir yang berusaha Recky sembunyikan.“Kalian tidak bisa menangkap seseorang tanpa alasan. Bahkan hanya dengan tuduhan penculikan yang tak berdasarkan bukti,” kata Recky masih merasa tenang. Dia belum mengerti karena permasalahan apa dia akan ditangkap. Dia masih berpikir Leonardo melaporkannya atas tuduhan penculikan terhadap Regita.“Kata siapa mereka tidak punya bukti? Kau akan d