“Sebenarnya apa alasan Kak Leon membiarkan Marvin tinggal di rumah ini dan berusaha mendekatiku lagi. Bukankah kau sangat membencinya karena dia sudah merusak kepercayaan kita?” tanya Regita pada suatu waktu ketika dirinya punya kesempatan untuk berbicara berdua dengan sang kakak.Regita menagih penjelasan dari Leonardo atas perubahan sikap kakaknya itu. Regita masih tidak mengerti karena Leonardo yang semula membenci Marvin dan sangat bersi keras menjauhkan Regita dari pria itu, kini justru berbalik seolah menjadi tim sukses Marvin dalam mendekati Regita lagi. Leonardo memberi tempat tinggal bagi Marvin dan mendukung setiap tindakan pria itu.“Apa aku harus menjawabnya?” tanya Leonardo.“Tentu saja. Aku butuh penjelasan,” jawab Regita teguh pendirian. Leonardo yang sudah tidak bisa menghindar akhirnya mengatakan segalanya pada Regita.Dia menceritakan saat dia tidak sengaja menemukan buku catatan Regita. Sekaligus dia meminta maaf karena sudah membaca isinya tanpa izin. Regita tidak
Sikap Regita membuat Marvin kecewa. Hampir saja dia menyerah dengan perjuangannya kalau bukan karena Leonardo yang menguatkannya. Leonardo menekan Marvin agar tidak menyerah hanya dengan perubahan sikap adiknya jika pria itu memang serius dengan janjinya pada Leonardo. Marvin memang sudah berjanji pada Leonardo untuk bersungguh-sungguh memperjuangkan Regita hingga Leonardo bersedia memberinya kesempatan dan menerima Marvin di rumahnya.“Wajar jika perasaan Regita berubah-ubah dan meragukanmu. Selain memang emosinya tidak stabil sebab kehamilan, dia juga memiliki trauma yang belum sembuh. Kau pernah mengkhianati kepercayaannya hingga dia tidak segampang itu mempercayaimu lagi,” kata Leonardo.Leonardo tidak berniat untuk membela sang adik. Dia hanya memberikan nasihat yang menurutnya baik. Dalam kondisi seperti itu, Regita tidak bisa dihadapi dengan emosi atau semakin menentangnya. Leonardo menyarankan Marvin agar menyikapi Regita dengan tenang dan bijak.Nasihat Leonardo diambil denga
Marvin terus berusaha mendekati Regita. Dia sering menggunakan alasan Nathan untuk hal itu. Semakin hari interaksi mereka pun semakin dekat. Marvin juga tampak sangat perhatian pada Regita yang kehamilannya semakin membesar. Dia selalu berusaha melakukan apa pun saat Regita merasa ngidam. Sikap Marvin membuat Regita benar-benar dimanjakan. Regita merasa nyaman karena ada seorang suami yang sangat mempedulikannya meskipun status mereka juga belum benar-benar jelas.Ya. Regita belum sepenuhnya memutuskan untuk kembali pada Marvin. Seolah Marvin masih berada dalam masa percobaan. Meski merasa sikap Marvin sudah berubah dan tampak sungguh-sungguh mulai menunjukkan kasih sayang, tapi masih ada hal lain yang menahan Regita untuk memutuskan kembali kepadanya.Marvin terus bersabar dalam perjuangannya mengambil kembali hati Regita. Tapi seorang yang berjuang juga ingin tahu hasilnya. Marvin merasa sudah harus memastikan keputusan Regita setelah sekian banyak usaha yang dia lakukan. Setidakn
“Kalau bukan karena memikirkan kebahagiaan Regita, mana mau aku membuang waktu memainkan permainan tidak berguna dengan bocah seperti ini,” keluh Leonardo.Pria itu tidak terbiasa berurusan dengan anak kecil. Tapi kini dia terpaksa harus menemani Nathan di rumah karena Marvin dan Regita sedang pergi berdua. Sejak tadi dia menemani Nathan mulai dari bermain kuda-kudaan sampai merangkai robot dari lego. Sungguh pekerjaan itu terasa sangat membosankan bagi Leonardo.“Rasanya lebih baik aku lembur dengan pekerjaan kantor dari pada harus mengurus anak seperti ini,” keluh pria itu.“Tidak boleh berkata seperti itu, Leon” sanggah Seravina yang datang dari arah dapur dengan membawakan dua piring nasi goreng untuk makan malam.Leonardo sengaja memanggil Seravina agar datang ke sana. Dia tidak ingin bosan sendirian jika hanya menghabiskan waktu berdua saja dengan Nathan. Seravina pun membantu menemani Nathan dan berinisiatif membuatkan makan malam untuk mereka berdua.“Apa kau tidak ingin punya
Leonardo langsung membawa Marvin ke rumah sakit agar segera mendapatkan pertolongan. Saat itu Marvin sudah kehilangan kesadaran. Luka tembaknya mengeluarkan banyak darah. Kejadian itu sempat menghebohkan hotel.Pihak hotel mengatakan akan melapor pada pihak yang berwajib agar kasus itu diselidiki dengan baik. Bagaimana pun juga mereka berusaha menjaga reputasi dengan mengusut kejadian buruk yang menimpa salah seorang pengunjungnya. Namun tentu saja Leonardo mencegah hal itu.Leonardo meminta pihak hotel agar tidak melaporkan dulu kejadian itu pada polisi. Bagaimana pun juga Leonardo tidak tahu seperti apa kebenarannya. Marvin sudah lebih dulu tak sadarkan diri tanpa sempat menjelaskan kejadian aslinya. Leonardo hanya mendengar Marvin sempat menyebut nama Regita sebagai pelaku penembakan itu.Tentu saja Leonardo tidak percaya apa yang dikatakan Marvin. Dia merasa adiknya tidak mungkin melukai Marvin sampai seperti itu. Leonardo memberi pengertian pihak hotel agar tidak terburu-buru mel
Sudah berhari-hari Leonardo mencari Regita tapi hasilnya nihil. Tak ada satu pun informasi yang dia dapatkan entah dari anak buahnya atau pun dari teman-teman geng Regita. Perempuan itu seolah menghilang di telan bumi.Leonardo tak bisa membuat laporan kehilangan pada pihak kepolisian. Dia tidak ingin masalah utama yang terjadi terkuak hingga adiknya dijadikan buronan sebab Regita pergi setelah melakukan aksi kriminal. Apalagi Leonardo sudah susah payah menutup mulut pihak hotel agar tidak menutup kasus penembakan Marvin malam itu.Leonardo masih yakin bahwa Regita tidak mungkin melukai orang begitu saja tanpa alasan. Alasan itulah yang ingin Leonardo temukan tapi jawabannya terberai seiring keberadaan Regita yang entah di mana. Leonardo bahkan pernah mendatangi rumah Recky untuk bertanya keberadaan adiknya.Dia berpikir semua itu ada kaitannya dengan Recky. Tapi Leonardo pun tidak mendapatkan siapa pun di sana. Recky juga mengelak saat dituduh menculik dan menyembunyikan Regita.Seme
“Sebuah peluru menembus dadaku. Regita benar-benar melakukan itu untuk membuktikan keseriusannya. Peluru itu tertancap dan membuatku berdarah. Tapi sakit yang Regita berikan terasa jauh lebih parah. Malam itu harapanku sudah berakhir,” ungkap Marvin menceritakan apa yang dia rasakan saat kejadian.“Lalu ke mana Regita pergi setelah itu?” tanya Leonardo lebih lanjut.“Aku melihatnya keluar dari kamar hotel setelah menembakku. Setelah itu aku tidak tahu lagi dia pergi ke mana. Aku sudah tidak punya kekuatan setelah melihatnya meninggalkanku begitu saja setelah aku terluka,” jawab Marvin.Marvin tak mau lagi menjelaskan lebih banyak tentang Regita. Dia sudah menceritakan semuanya pada Leonardo. Sekarang pria itu juga tidak tampak mengkhawatirkan Regita yang menghilang dan entah bagaimana kabarnya. Marvin seolah sudah tidak ingin tahu tentang Regita.Leonardo tak menyalahkan sikap yang ditunjukkan oleh Marvin. Wajar saja jika Marvin merasa dikhianati. Sekarang yang membuat Leonardo tak ha
“Aku sudah menepati janjiku. Sekarang kau percaya ‘kan bahwa aku tidak mungkin kembali lagi pada Marvin?” ujar Regita meyakinkan. Pria di hadapannya yang tak lain adalah Recky hanya tersenyum miring. Mereka bertemu di rumah Recky karena Recky meminta Regita datang ke sana.Regita meyakinkan Recky bahwa dia masih membenci Marvin dan punya tujuan sama untuk menghancurkan pria itu. Dia mengatakan bahwa dia sudah melukai Marvin. Bahkan karena hal itu, sekarang dia harus menyembunyikan diri dari semua orang dan meninggalkan keluarganya sendiri. Jika sampai kasus penembakan itu dilaporkan, dia bisa menjadi buron.“Aku akui keberanianmu sangat luar biasa. Tapi kau tetap seorang wanita yang bisa lemah karena terbuai dengan perasaan. Ingat, Regita! Orang-orangku akan selalu mengawasimu. Aku tidak mau kau berkhianat seperti Callista. Aku berpikir kau akan mengkhianatiku saat kau tampak begitu menikmati sentuhan Marvin dalam video yang dikirim anak buahku malam itu. Kau tampak begitu bergairah d
Seperti yang sudah direncanakan, Marvin benar-benar mengadakan perayaan besar untuk kelahiran anaknya. Perayaan dilakukan dengan mengundang seluruh karyawan kantor dan juga rekan-rekan bisnis Marvin dan Leonardo. Selain mengumumkan kelahiran bayi Alena, mereka juga berniat untuk mengumumkan kembali kerja sama dua perusahaan mereka.Berbagai persiapan dilakukan untuk acara besar itu. Seluruh penghuni rumah ikut sibuk karena acara akan diselenggarakan di kediaman Marvin. Penataan lokasi, dekorasi, catering, semuanya sudah diurus sedemikian rupa. Marvin tidak ingin ada kesalahan untuk hari penting mereka.Selain sibuk mengatur konsep acara, Marvin juga langsung menyiapkan pakaian yang akan dikenakan keluarganya. Dia menyuruh perancang busana terkenal untuk membuatkan gaun khusus untuk dipakai Regita. Dia ingin istrinya tampil luar biasa di acara perayaan. Itu adalah bentuk perhatian Marvin pada Regita.Acaranya itu dilaksanakan malam hari. Saat hari H tiba, Marvin juga sampai mengundang
Regita tidak menyangka dirinya akan bertemu dengan mantan suaminya secara tidak sengaja. Meski cukup canggung, tapi Regita mencoba untuk bersikap biasa. Raka hanyalah masa lalu baginya.Raka tampak lebih kurus dan penampilannya sedikit berantakan dibandingkan dulu. Sudah lama sekali Regita tidak mendengar kabar tentang mantan suaminya itu. Sejak bercerai dan dinyatakan mengalami masalah kesuburan, Raka juga memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan Marvin. Entah di mana sekarang pria itu bekerja.“Kau juga sedang berbelanja?” tanya Regita dengan akrab. Saat itu Seravina pergi mencari bahan belanjaan yang lain sengaja untuk memberi kesempatan bagi Regita dan mantan suaminya. Tidak ada maksud lain, hanya saja untuk menjaga hubungan baik.“Ya begitulah. Mama sedang sakit sehingga aku yang memutuskan untuk belanja bulanan,” tutur pria itu.“Semoga Mama cepat sembuh,” balas Regita tanpa bertanya lebih panjang terkait sakit yang dialami oleh mantan ibu mertuanya itu.“Kalau kau sed
Setelah mengetahui kabar tentang apa yang menimpa Regita, Seravina pun menjadi sering berkunjung ke rumah sakit. Hubungannya dengan Leonardo juga perlahan membaik seiring kesalah pahaman yang telah terurai. Belakangan bahkan Seravina menjadi sangat akrab dengan Regita.Semasa di rumah sakit, Seravina yang sering menemani Regita ketika Marvin dan Leonardo harus kembali pada pekerjaannya. Terlebih lagi tanggungan Marvin cukup berat karena harus memperbaiki semua kekacauan yang dilakukan Recky di perusahaannya. Semenjak Recky ditahan, Marvin kembali berkuasa penuh atas perusahaan.Bahkan hal itu memang bagian dari salah satu tujuan Regita. Regita sudah membuat Recky menguasai perusahaan Marvin. Dengan ditangkapnya Recky, maka Regita juga bisa mengembalikan posisi Marvin seperti semula. Lagi-lagi hal itu tak luput menuai rasa terima kasih dan bangga dari Marvin untuk Regita.Cukup banyak kekacauan yang diciptakan Recky selama masuk di perusahaan Marvin. Memperbaikinya pun bukan sesuatu ya
“Bagaimana keadaanmu, Sayang?” tanya Marvin setelah Regita sadar. Dia merasa senang akhirnya istrinya itu bisa kembali membuka mata. Padahal sebelumnya dia sudah sangat takut akan kehilangan Regita.“Di mana Recky? Kau baik-baik saja ‘kan? Apa dia melukaimu juga?” tanya Regita dengan ekspresi panik. Marvin hanya tersenyum ringan.“Kau terluka tapi masih sempat mengkhawatirkanku, Sayang” ujar Marvin merasa begitu dicintai. Dia pun mengecup puncak kepala Regita.“Aku serius, Marvin. Di mana Recky? Sangat berbahaya jika dia masih berkeliaran bebas di sekitar kita,” ujar Regita masih cemas.“Tenang, Regita. Recky sudah diamankan oleh polisi. Aku jamin dia akan mendapatkan ganjaran seumur hidup atas semua kejahatan yang sudah dia lakukan selama ini. Dia juga sudah berani melukai istriku. Tadinya aku sangat takut kalau aku akan kehilanganmu,” ungkap Marvin sembari mengambil tangan Regita dan dikecupnya berkali-kali.“Tunggu sebentar, sepertinya ada yang aneh” ujar Regita. Dia baru sadar den
Marvin dan Leonardo menunggu dengan cemas. Dokter sedang melakukan tindakan. Mereka hanya bisa berharap akan mendapatkan hasil yang diharapkan yaitu keselamatan Regita.Selama menunggu, Marvin benar-benar tidak bisa tenang. Dia takut jika harus menerima kenyataan pahit yang tidak dia inginkan. Dia tidak siap untuk kehilangan Regita. Dia merasa belum sempat membahagiakan Regita dan membalas semua pengorbanan yang sudah Regita lakukan untuk dirinya.“Tuhan...jika aku tidak layak kau perhitungkan, setidaknya lihatlah dia. Perempuan itu begitu baik atas semua yang telah dia lakukan padaku. Selamatkanlah dia,” batin Marvin. Dia benar-benar kehilangan cara untuk menenangkan dirinya.Marvin teringat semua jasa Regita. Regita yang sangat perhatian dan menyayangi Nathan seperti anak kandungnya sendiri. Regita yang tidak mau Marvin jatuh pada perangkap licik Callista palsu. Regita yang tidak ingin Marvin celaka karena Recky. Sudah banyak hal yang Regita lakukan untuk hidup Marvin.Sementara itu
“Apa maksud dokter berkata seperti itu? Apa tidak bisa diselamatkan dua-duanya?” tanya Leonardo memastikan. Dia tidak tega melihat Marvin yang sudah terdiam dengan ekspresi tak berdaya.“Kami akan berusaha semaksimal mungkin, Pak. Tapi kami hanya punya opsi untuk menyelamatkan salah satu saja. Antara ibu atau anaknya. Kami membutuhkan persetujuan dari pihak keluarga untuk melakukan tindakan selanjutnya. Silahkan dirundingkan denga baik dan segera sampaikan hasil keputusannya pada kami. Kami juga tidak bisa menunda terlalu lama karena keselamatan pasien benar-benar dipertaruhkan,” ucap dokter itu kemudian pergi meninggalkan Marvin dan Leonardo. Mereka diberi kesempatan untuk berpikir secara matang dengan memperhitungkan segala konsekuensinya.Baik Marvin maupun Leonardo sama-sama merasa berada dalam situasi pelik. Kedua pilihan yang diajukan dokter sama beratnya. Mereka tidak ingin kehilangan keduanya.Marvin terduduk lesu di kursi tunggu. Dia benar-benar tidak menyangka akan ada satu
“Kau? Marvin?”Regita begitu terkejut melihat sosok yang datang ke kamar hotel tempat dia disembunyikan ternyata adalah Marvin. Regita tidak menyangka Marvin akan melakukan hal itu. Dia berpikir Marvin pasti ingin balas dendam atas penembakan yang sudah Regita lakukan saat di hotel.“Jadi kau yang sengaja menyuruh para polisi gadungan ini untuk menyamar dan menculikku?” ujar Regita.“Tentu saja. Kau lupa siapa aku? Bukan hanya kau yang bisa menipu orang lain. Aku pun sama,” balas Marvin. “Lantas apa yang kau inginkan setelah menangkapku seperti ini? Kau ingin balas dendam? Kau ingin menghabisiku karena aku sudah berani membuat nyawamu terancam, begitu?” kata Regita dengan nada menantang.“Tidak, Regita. Menghabisi adalah hukuman yang terlalu mudah,” bantah Marvin.“Lalu apa maumu?”“Aku berbaik hati untuk memberimu dua pilihan. Akuilah bahwa kau mencintaiku atau kau memilih mati.”“Apa?”Regita terkejut mendengar pilihan yang diutarakan Marvin. Baginya itu terlalu tidak masuk akal.
Situasi berubah menjadi panik karena penyerangan tidak terduga yang Recky lakukan tiba-tiba. Regita yang tidak sempat menghindar juga membuat tusukan Recky tepat mengenai dada kirinya. Bahkan Marvin yang berada di samping Regita juga tidak bisa berbuat apa-apa. Dia langsung menangkap tubuh Regita yang ambruk.“Kurang ajar!” umpat Leonardo emosi melihat adiknya dilukai.Tanpa pikir panjang, Leonardo pun mengeluarkan sebuah pistol dan melepas satu tembakan ke arah Recky yang digiring polisi. Tembakan itu mengenai paha kanan Recky hingga pria itu tak bisa berjalan. Meski begitu polisi tetap membawanya untuk diamankan.Perhatian mereka kemudian teralih pada Regita. Perempuan terbaring lemas di pangkuan Marvin. Regita masih sadar tapi lukanya terus mengeluarkan banyak darah. Marvin kebingungan mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk menutup luka itu sementara dan menghentikan pendarahan. Tapi sayangnya mereka tidak menemukan apa pun di sana.“Bertahanlah, Regita” ujar Marvin penuh kecema
“Jangan mencoba untuk membohongiku atau kau akan tahu akibatnya,” ancam Leonardo dengan nada serius. Dia masih berpikir bahwa Recky hanya sedang mengelak.“Aku tidak tahu di mana keberadaan adikmu,” tegas Recky dengan jawaban yang sama.Leonardo yang kehilangan kesabaran akhirnya memberi kode panggilan pada para polisi yang dia bawa. Recky tampak terkejut saat melihat para petugas itu. Dia masih belum mengerti kenapa para polisi itu mengepungnya.“Sialan! Kau pikir kau bisa menangkapku dengan membawa mereka?” ujar Recky dengan nada menantang. Leonardo hanya tersenyum sinis karena dia bisa membaca ekspresi getir yang berusaha Recky sembunyikan.“Kalian tidak bisa menangkap seseorang tanpa alasan. Bahkan hanya dengan tuduhan penculikan yang tak berdasarkan bukti,” kata Recky masih merasa tenang. Dia belum mengerti karena permasalahan apa dia akan ditangkap. Dia masih berpikir Leonardo melaporkannya atas tuduhan penculikan terhadap Regita.“Kata siapa mereka tidak punya bukti? Kau akan d