Sudah berhari-hari Leonardo mencari Regita tapi hasilnya nihil. Tak ada satu pun informasi yang dia dapatkan entah dari anak buahnya atau pun dari teman-teman geng Regita. Perempuan itu seolah menghilang di telan bumi.Leonardo tak bisa membuat laporan kehilangan pada pihak kepolisian. Dia tidak ingin masalah utama yang terjadi terkuak hingga adiknya dijadikan buronan sebab Regita pergi setelah melakukan aksi kriminal. Apalagi Leonardo sudah susah payah menutup mulut pihak hotel agar tidak menutup kasus penembakan Marvin malam itu.Leonardo masih yakin bahwa Regita tidak mungkin melukai orang begitu saja tanpa alasan. Alasan itulah yang ingin Leonardo temukan tapi jawabannya terberai seiring keberadaan Regita yang entah di mana. Leonardo bahkan pernah mendatangi rumah Recky untuk bertanya keberadaan adiknya.Dia berpikir semua itu ada kaitannya dengan Recky. Tapi Leonardo pun tidak mendapatkan siapa pun di sana. Recky juga mengelak saat dituduh menculik dan menyembunyikan Regita.Seme
“Sebuah peluru menembus dadaku. Regita benar-benar melakukan itu untuk membuktikan keseriusannya. Peluru itu tertancap dan membuatku berdarah. Tapi sakit yang Regita berikan terasa jauh lebih parah. Malam itu harapanku sudah berakhir,” ungkap Marvin menceritakan apa yang dia rasakan saat kejadian.“Lalu ke mana Regita pergi setelah itu?” tanya Leonardo lebih lanjut.“Aku melihatnya keluar dari kamar hotel setelah menembakku. Setelah itu aku tidak tahu lagi dia pergi ke mana. Aku sudah tidak punya kekuatan setelah melihatnya meninggalkanku begitu saja setelah aku terluka,” jawab Marvin.Marvin tak mau lagi menjelaskan lebih banyak tentang Regita. Dia sudah menceritakan semuanya pada Leonardo. Sekarang pria itu juga tidak tampak mengkhawatirkan Regita yang menghilang dan entah bagaimana kabarnya. Marvin seolah sudah tidak ingin tahu tentang Regita.Leonardo tak menyalahkan sikap yang ditunjukkan oleh Marvin. Wajar saja jika Marvin merasa dikhianati. Sekarang yang membuat Leonardo tak ha
“Aku sudah menepati janjiku. Sekarang kau percaya ‘kan bahwa aku tidak mungkin kembali lagi pada Marvin?” ujar Regita meyakinkan. Pria di hadapannya yang tak lain adalah Recky hanya tersenyum miring. Mereka bertemu di rumah Recky karena Recky meminta Regita datang ke sana.Regita meyakinkan Recky bahwa dia masih membenci Marvin dan punya tujuan sama untuk menghancurkan pria itu. Dia mengatakan bahwa dia sudah melukai Marvin. Bahkan karena hal itu, sekarang dia harus menyembunyikan diri dari semua orang dan meninggalkan keluarganya sendiri. Jika sampai kasus penembakan itu dilaporkan, dia bisa menjadi buron.“Aku akui keberanianmu sangat luar biasa. Tapi kau tetap seorang wanita yang bisa lemah karena terbuai dengan perasaan. Ingat, Regita! Orang-orangku akan selalu mengawasimu. Aku tidak mau kau berkhianat seperti Callista. Aku berpikir kau akan mengkhianatiku saat kau tampak begitu menikmati sentuhan Marvin dalam video yang dikirim anak buahku malam itu. Kau tampak begitu bergairah d
“Lama-lama aku bisa gila menghadapi pria ini. Untung saja aku bisa melepaskan diri dan menghindar darinya. Tidak. Aku tidak bisa berada dalam situasi ini terlalu lama. Aku harus segera mencari jalan keluarnya,” ujar Regita bermonolog.Perempuan itu lega berhasil keluar dengan selamat dari rumah Recky. Recky dengan terang-terangan menggodanya untuk berhubungan intim. Tapi Regita jelas tidak akan pernah melakukan hal serendah itu apalagi dengan seorang Recky.Regita terpaksa harus terus menunduk pada pria itu. Bahkan Recky juga menjadi dalang di balik peristiwa di hotel. Regita harus menuruti alur permainannya karena dia masih terikat dalam kerja sama mereka.Menguasai perusahaan Marvin saja ternyata tidak cukup membuat Recky merasa puas. Dia masih terus berusaha mengincar kehidupan Marvin untuk dia usik. Di situlah Regita mengerti bahwa kebencian Recky pada Marvin tidak akan ada habisnya dan bukan hanya karena masalah perebutan kekuasaan.Saat Recky mengetahui bahwa Marvin mulai berusa
Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, Marvin akhirnya diperbolehkan pulang. Seravina tetap menemani dan mendampinginya. Marvin meminta dibawa pulang ke rumahnya sendiri. Dia tidak akan lagi tinggal di rumah keluarga Regita.Bahkan sebelum pulang dari rumah sakit, dia sudah menyuruh Andri untuk menjemput Nathan yang masih berada di rumah Regita. Marvin juga meminta Andri membawa barang-barang miliknya dan Nathan yang ada di sana. Batinnya mengatakan mungkin dia tidak akan pernah menginjakkan kaki lagi di rumah itu.Marvin pulang ke rumah bersama Seravina. Semua pekerja rumah termasuk Suster Gabby cukup dibuat terkejut dengan kedatangan tuannya bersama dengan perempuan itu. Mereka semua tidak ada yang tahu bahwa Marvin baru pulang dari rumah sakit. Bahkan Nathan juga tidak diberi tahu kalau ayahnya tertembak dan sempat dirawat.Ada perasaan sesak di dada pria itu saat memasuki rumahnya. Dia kembali ke sana dengan menggenggam kegagalan. Padahal saat meninggalkan rumah itu untuk p
“Perempuan itu dalam penyamaran. Tapi aku yakin dia adalah Regita.”“Dasar bodoh! Kau tahu aku tidak suka dengan informasi yang tidak jelas.”Marvin mengumpat Andri karena tindakan pria itu. Marvin sempat mengira Andri benar-benar melihat Regita. Tapi ternyata semua itu hanya perkiraan semata.“Tapi aku yakin kalau dia adalah Regita, Marvin. Perutnya juga buncit karena sedang hamil,” ujar Andri tetap teguh dengan dugaannya sendiri.“Apa hanya perempuan hamil yang perutnya bisa membuncit? Apa hanya Regita satu-satunya perempuan di dunia ini yang sedang mengandung?” bantah Marvin.“Aku pikir semua ini pasti masih ada kaitannya dengan Recky. Kenapa kau tidak percaya padaku, Marvin?” keluh Andri.“Karena informasimu memang tidak jelas, Andri bodoh!” balas Marvin.“Lebih baik kau keluar saja dan tinggalkan aku sendiri dari pada kau membuatku semakin pusing saja,” usir Marvin.Marvin merasa tidak nyaman karena Andri mencoba untuk mempengaruhi perspektifnya tentang Regita. Andri pun keluar s
“Kau pasti salah lihat, Leon. Mana mungkin aku bertemu dengan Regita. Jelas-jelas kita semua tidak tahu di mana dia berada sekarang,” kata Seravina menyangkal.“Jangan berbohong, Sera. Aku bisa melihatmu dari posisiku sekarang.”Seravina panik dan mengedarkan pandangan ke sekeliling. Dia mencari-cari keberadaan Leonardo di sana. Regita yang sempat mendengar percakapan di telepon itu juga ikut panik. Dia merasa posisinya tidak aman.Regita dan Seravina saling melempar isyarat. Mereka sama-sama tidak tahu pasti di mana Leonardo berada. Tapi pria itu mengatakan bisa melihat posisi Seravina.“Aku percayakan semuanya padamu,” kata Regita berpamitan.Sesaat kemudian dia langsung pergi begitu saja setelah merapikan penyamarannya. Regita tidak bisa membiarkan orang lain menemukannya meskipun itu adalah kakaknya sendiri. Sementara itu justru Seravina yang harus menanggung semuanya.Leonardo telah mencurigai dirinya. Dia cukup tahu seperti apa Leonardo. Pria itu tidak akan diam saja sampai Sera
“Apa kau sudah gila?” ujar Regita bangkit dari duduknya sembari menggebrak meja.Untung saja kondisi cafe cukup sepi sehingga tindakannya tidak mengundang perhatian banyak pengunjung. Regita benar-benar tidak habis pikir dengan permintaan Recky. Sebelum-sebelumnya dia menuruti pria itu, tapi semakin ke sini keinginannya semakin tak bisa diterima akal. Bagaimana bisa pria itu menyuruh Regita menghabisi calon anaknya sendiri.“Kau mengatakan kau membenci Marvin. Jadi apa aku pikir untuk apa kau masih mempertahankan benih pria itu di tubuhmu dan membuatmu kesusahan sendiri dengan perut yang semakin membesar setiap hari,”jawab Recky dengan santainya.Tujuan Recky memang ingin membuat Marvin menderita. Bahkan terkait penembakan yang dilakukan Regita atas desakannya, dia sebenarnya tidak ingin Marvin benar-benar mati. Dia hanya ingin memisahkan Marvin dari Regita agar Marvin patah hati. Terkadang tetap hidup dengan siksaan patah hati akan lebih menyakitkan dibandingkan mati.Itulah yang ada