“Kalau bukan karena memikirkan kebahagiaan Regita, mana mau aku membuang waktu memainkan permainan tidak berguna dengan bocah seperti ini,” keluh Leonardo.Pria itu tidak terbiasa berurusan dengan anak kecil. Tapi kini dia terpaksa harus menemani Nathan di rumah karena Marvin dan Regita sedang pergi berdua. Sejak tadi dia menemani Nathan mulai dari bermain kuda-kudaan sampai merangkai robot dari lego. Sungguh pekerjaan itu terasa sangat membosankan bagi Leonardo.“Rasanya lebih baik aku lembur dengan pekerjaan kantor dari pada harus mengurus anak seperti ini,” keluh pria itu.“Tidak boleh berkata seperti itu, Leon” sanggah Seravina yang datang dari arah dapur dengan membawakan dua piring nasi goreng untuk makan malam.Leonardo sengaja memanggil Seravina agar datang ke sana. Dia tidak ingin bosan sendirian jika hanya menghabiskan waktu berdua saja dengan Nathan. Seravina pun membantu menemani Nathan dan berinisiatif membuatkan makan malam untuk mereka berdua.“Apa kau tidak ingin punya
Leonardo langsung membawa Marvin ke rumah sakit agar segera mendapatkan pertolongan. Saat itu Marvin sudah kehilangan kesadaran. Luka tembaknya mengeluarkan banyak darah. Kejadian itu sempat menghebohkan hotel.Pihak hotel mengatakan akan melapor pada pihak yang berwajib agar kasus itu diselidiki dengan baik. Bagaimana pun juga mereka berusaha menjaga reputasi dengan mengusut kejadian buruk yang menimpa salah seorang pengunjungnya. Namun tentu saja Leonardo mencegah hal itu.Leonardo meminta pihak hotel agar tidak melaporkan dulu kejadian itu pada polisi. Bagaimana pun juga Leonardo tidak tahu seperti apa kebenarannya. Marvin sudah lebih dulu tak sadarkan diri tanpa sempat menjelaskan kejadian aslinya. Leonardo hanya mendengar Marvin sempat menyebut nama Regita sebagai pelaku penembakan itu.Tentu saja Leonardo tidak percaya apa yang dikatakan Marvin. Dia merasa adiknya tidak mungkin melukai Marvin sampai seperti itu. Leonardo memberi pengertian pihak hotel agar tidak terburu-buru mel
Sudah berhari-hari Leonardo mencari Regita tapi hasilnya nihil. Tak ada satu pun informasi yang dia dapatkan entah dari anak buahnya atau pun dari teman-teman geng Regita. Perempuan itu seolah menghilang di telan bumi.Leonardo tak bisa membuat laporan kehilangan pada pihak kepolisian. Dia tidak ingin masalah utama yang terjadi terkuak hingga adiknya dijadikan buronan sebab Regita pergi setelah melakukan aksi kriminal. Apalagi Leonardo sudah susah payah menutup mulut pihak hotel agar tidak menutup kasus penembakan Marvin malam itu.Leonardo masih yakin bahwa Regita tidak mungkin melukai orang begitu saja tanpa alasan. Alasan itulah yang ingin Leonardo temukan tapi jawabannya terberai seiring keberadaan Regita yang entah di mana. Leonardo bahkan pernah mendatangi rumah Recky untuk bertanya keberadaan adiknya.Dia berpikir semua itu ada kaitannya dengan Recky. Tapi Leonardo pun tidak mendapatkan siapa pun di sana. Recky juga mengelak saat dituduh menculik dan menyembunyikan Regita.Seme
“Sebuah peluru menembus dadaku. Regita benar-benar melakukan itu untuk membuktikan keseriusannya. Peluru itu tertancap dan membuatku berdarah. Tapi sakit yang Regita berikan terasa jauh lebih parah. Malam itu harapanku sudah berakhir,” ungkap Marvin menceritakan apa yang dia rasakan saat kejadian.“Lalu ke mana Regita pergi setelah itu?” tanya Leonardo lebih lanjut.“Aku melihatnya keluar dari kamar hotel setelah menembakku. Setelah itu aku tidak tahu lagi dia pergi ke mana. Aku sudah tidak punya kekuatan setelah melihatnya meninggalkanku begitu saja setelah aku terluka,” jawab Marvin.Marvin tak mau lagi menjelaskan lebih banyak tentang Regita. Dia sudah menceritakan semuanya pada Leonardo. Sekarang pria itu juga tidak tampak mengkhawatirkan Regita yang menghilang dan entah bagaimana kabarnya. Marvin seolah sudah tidak ingin tahu tentang Regita.Leonardo tak menyalahkan sikap yang ditunjukkan oleh Marvin. Wajar saja jika Marvin merasa dikhianati. Sekarang yang membuat Leonardo tak ha
“Aku sudah menepati janjiku. Sekarang kau percaya ‘kan bahwa aku tidak mungkin kembali lagi pada Marvin?” ujar Regita meyakinkan. Pria di hadapannya yang tak lain adalah Recky hanya tersenyum miring. Mereka bertemu di rumah Recky karena Recky meminta Regita datang ke sana.Regita meyakinkan Recky bahwa dia masih membenci Marvin dan punya tujuan sama untuk menghancurkan pria itu. Dia mengatakan bahwa dia sudah melukai Marvin. Bahkan karena hal itu, sekarang dia harus menyembunyikan diri dari semua orang dan meninggalkan keluarganya sendiri. Jika sampai kasus penembakan itu dilaporkan, dia bisa menjadi buron.“Aku akui keberanianmu sangat luar biasa. Tapi kau tetap seorang wanita yang bisa lemah karena terbuai dengan perasaan. Ingat, Regita! Orang-orangku akan selalu mengawasimu. Aku tidak mau kau berkhianat seperti Callista. Aku berpikir kau akan mengkhianatiku saat kau tampak begitu menikmati sentuhan Marvin dalam video yang dikirim anak buahku malam itu. Kau tampak begitu bergairah d
“Lama-lama aku bisa gila menghadapi pria ini. Untung saja aku bisa melepaskan diri dan menghindar darinya. Tidak. Aku tidak bisa berada dalam situasi ini terlalu lama. Aku harus segera mencari jalan keluarnya,” ujar Regita bermonolog.Perempuan itu lega berhasil keluar dengan selamat dari rumah Recky. Recky dengan terang-terangan menggodanya untuk berhubungan intim. Tapi Regita jelas tidak akan pernah melakukan hal serendah itu apalagi dengan seorang Recky.Regita terpaksa harus terus menunduk pada pria itu. Bahkan Recky juga menjadi dalang di balik peristiwa di hotel. Regita harus menuruti alur permainannya karena dia masih terikat dalam kerja sama mereka.Menguasai perusahaan Marvin saja ternyata tidak cukup membuat Recky merasa puas. Dia masih terus berusaha mengincar kehidupan Marvin untuk dia usik. Di situlah Regita mengerti bahwa kebencian Recky pada Marvin tidak akan ada habisnya dan bukan hanya karena masalah perebutan kekuasaan.Saat Recky mengetahui bahwa Marvin mulai berusa
Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, Marvin akhirnya diperbolehkan pulang. Seravina tetap menemani dan mendampinginya. Marvin meminta dibawa pulang ke rumahnya sendiri. Dia tidak akan lagi tinggal di rumah keluarga Regita.Bahkan sebelum pulang dari rumah sakit, dia sudah menyuruh Andri untuk menjemput Nathan yang masih berada di rumah Regita. Marvin juga meminta Andri membawa barang-barang miliknya dan Nathan yang ada di sana. Batinnya mengatakan mungkin dia tidak akan pernah menginjakkan kaki lagi di rumah itu.Marvin pulang ke rumah bersama Seravina. Semua pekerja rumah termasuk Suster Gabby cukup dibuat terkejut dengan kedatangan tuannya bersama dengan perempuan itu. Mereka semua tidak ada yang tahu bahwa Marvin baru pulang dari rumah sakit. Bahkan Nathan juga tidak diberi tahu kalau ayahnya tertembak dan sempat dirawat.Ada perasaan sesak di dada pria itu saat memasuki rumahnya. Dia kembali ke sana dengan menggenggam kegagalan. Padahal saat meninggalkan rumah itu untuk p
“Perempuan itu dalam penyamaran. Tapi aku yakin dia adalah Regita.”“Dasar bodoh! Kau tahu aku tidak suka dengan informasi yang tidak jelas.”Marvin mengumpat Andri karena tindakan pria itu. Marvin sempat mengira Andri benar-benar melihat Regita. Tapi ternyata semua itu hanya perkiraan semata.“Tapi aku yakin kalau dia adalah Regita, Marvin. Perutnya juga buncit karena sedang hamil,” ujar Andri tetap teguh dengan dugaannya sendiri.“Apa hanya perempuan hamil yang perutnya bisa membuncit? Apa hanya Regita satu-satunya perempuan di dunia ini yang sedang mengandung?” bantah Marvin.“Aku pikir semua ini pasti masih ada kaitannya dengan Recky. Kenapa kau tidak percaya padaku, Marvin?” keluh Andri.“Karena informasimu memang tidak jelas, Andri bodoh!” balas Marvin.“Lebih baik kau keluar saja dan tinggalkan aku sendiri dari pada kau membuatku semakin pusing saja,” usir Marvin.Marvin merasa tidak nyaman karena Andri mencoba untuk mempengaruhi perspektifnya tentang Regita. Andri pun keluar s