Marvin tidak bisa diam saja setelah mendengar kabar tentang pemutusan kerja sama yang dilakukan Leonardo. Perusahaannya bisa mengalami kerugian besar. Marvin merasa harus segera mencari sumber masalahnya. Dia yakin bahwa keputusan Leonardo masih berkaitan dengan Regita. Tapi dia tidak bisa memastikan dugaan Andri benar bahwa masalah itu terjadi karena Leonardo dan Regita sudah tahu rencana jahatnya. Sekalipun ternyata itu benar, Marvin berpikir keras bagaimana Regita bisa mengetahuinya. Selama ini rencana mereka hanya menjadi rahasia antara dirinya dan Andri. Semuanya tersimpan rapi. Marvin tidak mungkin membongkar kejahatannya sendiri. Satu-satunya orang yang mungkin untuk dicurigai adalah Andri. Tapi sebelum berasumsi terlalu jauh, dia ingin memastikan akar permasalahannya terlebih dahulu. Mau tidak mau, Marvin harus menemui Leonardo untuk memastikan semuanya. Setelah mengetahui bahwa Leonardo sedang ada di kantornya, Marvin pun langsung pergi ke sana. Ruang kerja Leonardo menjad
Marvin ingat bahwa dia pernah menceritakan semua rencananya pada Callista. Dia menduga Callista yang sudah memberitahu hal itu pada Regita. Callista tidak suka Regita tinggal bersama di rumah mereka. Bisa saja Callista sengaja memberitahu kebenaran Marvin untuk membuat Regita pergi dari sana.Sementara Marvin berkesimpulan demikian. Kecurigaannya mengarah pada Callista. Dia pun pulang ke rumah dan langsung menginterogasi perempuan itu. Callista tidak terima Marvin menuduhnya hingga akhirnya terjadi perdebatan di antara mereka berdua. "Pasti kau yang sudah memberi tahu Regita bahwa aku terpaksa menikahinya demi membebaskanmu dari Recky. Kau juga sangat senang saat dia memilih pergi dari sini," kata Marvin. "Jangan salah paham padaku, Marvin. Aku memang tidak suka Regita menjadi penghalang bagi kita berdua. Aku memang cemburu padanya. Tapi aku tidak pernah memberitahu rahasiamu pada Regita. Jangan menyalahkanku tanpa alasan," balas Callista. Dia kesal dicurigai oleh Marvin."Aku punya
Regita tidak bisa tenang semenjak tahu bahwa Nathan sedang dirawat di rumah sakit. Dia selalu menunggu informasi dari Suster Gabby terkait perkembangan kesehatan anak itu. Dia meminta Suster Gabby mengabarinya secara diam-diam. Meski begitu, rasa cemasnya tetap tak berkurang jika dia belum bisa melihat dan memastikan kondisi Nathan secara langsung. Di sisi lain, dia juga tak punya kesempatan pergi karena Leonardo melarangnya. Suster Gabby mengatakan bahwa demam Nathan mulai turun. Meski begitu, Nathan tetap sering menanyakan kapan dia bisa bertemu dengan Regita. Hati Regita semakin terenyuh mendengar hal itu. Kasih sayang antara dirinya dan Nathan tidak berbatas hanya karena mereka bukan orang tua dan anak kandung. Saat mendengar informasi tentang Nathan yang selalu merengek ingin bertemu Regita, Regita pun tak bisa terus menahan diri. Dia mencari kesempatan agar bisa pergi. Suster Gabby mengabarkan bahwa hari itu tidak ada orang lain yang menjaga Nathan di rumah sakit. Marvin pergi
Regita merasa heran dengan sikap Callista. Selama di rumah sakit, Regita mendapatkan penuturan dari Suster Gabby terkait perlakuan Callista selama Nathan dirawat. Suster Gabby mengatakan bahwa Callista tidak begitu perhatian pada Nathan. Perempuan itu tampak tidak terlalu mencemaskan kondisi putranya. Bahkan Callista sering tidak menjenguk Nathan ke rumah sakit jika tidak ada Marvin.“Iya, Nona. Saya juga heran kenapa sikapnya seperti itu padahal dia adalah ibu kandung Mas Nathan. Tapi tampaknya, kasih sayang Nona lebih besar dibandingkan dia. Saya tidak mengada-ada dan bermaksud memperkeruh keadaan. Saya hanya kasihan melihat Mas Nathan. Dia sangat kehilangan Nona tapi ibu kandungnya sendiri tidak bisa mengisi kekosongan kasih sayang itu,” tutur Suster Gabby.Pernyataan itu terus terngiang dalam pikiran Regita bahkan setelah dia sampai di rumah. Regita semakin merasa aneh. Sudah bertahun-tahun lamanya Callista tidak bertemu dan tidak bisa membersamai tumbuh kembang Nathan.Saat Regit
“Kalau sikapmu seperti ini, aku merasa wajar jika Nathan lebih dekat dengan Regita dibandingkan denganmu,” ujar Marvin semakin membuat Callista naik darah. Emosinya tersulut karena dibanding-bandingkan dengan Regita.“Kenapa kau jadi membandingkan aku dengan Regita? Kau mulai suka pada perempuan itu?” balas Callista berbalik menyudutkan Marvin.“Aku tidak bermaksud begitu, Callista” bantah Marvin. Perdebatan di antara mereka berdua tidak bisa dihindari.“Kenapa tidak? Dia bukan orang lain. Dia istrimu juga kan,” kata Callista.“Aku hanya mengatakan agar kau berusaha lebih keras agar Nathan lebih dekat padamu yang merupakan ibu kandungnya dan bukannya terus terikat pada Regita.”“Perkataanmu seolah menyuruhku untuk menjadi sama seperti Regita.”“Kau salah memahamiku, Lista.”“Sudahlah, Marvin. Aku lelah terus berdebat denganmu. Kau minta saja Regita agar dia terus mengurus Nathan,” ujar Callista yang kemudian berlalu begitu saja. Dia meninggalkan Marvin yang masih kesal.Marvin mengusa
“Tunggu, Carissa. Kita tidak boleh gegabah. Jika memang kamu curiga bahwa perempuan itu bukanlah Callista yang asli, maka kita harus bergerak dengan sangat hati-hati. Kita tidak tahu siapa yang sebenarnya sedang mempermainkan kita saat ini. Bahkan mereka yang memegang kendali permainan ini tidak boleh tahu tentang kedatanganmu ke Indonesia,” kata Regita menjelaskan bagaimana sulitnya situasi yang mereka hadapi.Carissa pun bisa memahami apa yang dikatakan Regita. Dia setuju untuk tetap merahasiakan kedatangannya. Regita tidak mencegah Carissa untuk menemui Callista. Suatu saat pertemuan itu memang harus mereka rencakan. Tapi mereka juga harus menunggu waktu yang tepat. Selain itu, Regita juga menunjukkan informasi yang dia dapatkan dari orang-orang suruhannya terkait Callista yang mengunjungi rumah Recky.“Itu adalah mobil yang dipakai Callista saat ini. Informanku melihat Callista datang ke rumah Recky. Meski kita tidak bisa memastikan apa yang sebenarnya dia lakukan di sana,” kata R
“Kurang ajar, Regita! Ternyata dia memang tidak bisa disepelekan. Bahkan setelah dia pergi dari rumah ini, dia tetap saja menyusahkan. Lihat saja, Regita! Aku akan memberimu pelajaran. Kau akan merasakan akibat karena bermain api denganku,” batin Callista.“Kenapa Regita tega ingin merusak hubungan kita seperti itu?” ujar Callista sengaja memasang ekspresi sedih yang dibuat-buat.“Apa dia begitu sangat membenciku sampai dia ingin membuat kesalah pahaman antara kita berdua? Aku baru kembali ke rumah ini setelah lima tahun. Itu pun aku merasa dunia telah merenggut segalanya dariku. Kamar utama rumah ini menjadi miliknya. Putraku lebih menyayanginya. Apa dia masih belum puas dan ingin merenggut suamiku juga? Padahal aku sudah merelakan untuk berbagi dengannya walaupun itu berat untuk kujalani,” imbuhnya untuk mengundang simpati Marvin.“Tidak perlu bersedih, Sayang. Sekarang aku sudah tahu niat busuk Regita. Aku tidak akan membiarkannya merenggut kepercayaan antara kita berdua. Aku tetap
Hari itu Regita kembali bertemu dengan Carissa. Regita sudah menceritakan tentang perselisihan yang terjadi antara dirinya dan Marvin gara-gara ulah Callista. Sejak Marvin meminta Regita menjauhi keluarganya, gerak Regita menjadi lebih terbatas untuk bisa terhubung dengan orang-orang yang tinggal bersama Marvin termasuk Callista.Itu sebabnya Regita meminta bantuan Carissa. Sekarang hanya Carissa yang bisa masuk ke dalam keluarga Marvin dan mencari tahu lebih banyak fakta tentang Callista. Tidak akan ada yang mencurigai Carissa. Mereka tidak akan berpikir bahwa Carissa adalah bagian dari permainan. Regita sudah mengatur semuanya dengan rapi.“Aku mohon bantuanmu. Jika kau menganggap ini semua hanya untuk kepentinganku, aku tidak masalah untuk berhutang budi padamu seumur hidupku,” ujar Regita pada gadis itu.“Tidak, Regita. Aku melakukan ini bukan hanya untuk membantumu. Aku melakukannya juga demi mendiang kakakku. Aku tidak rela ada orang yang merusak nama baiknya bahkan setelah kaka