Hari itu Regita kembali bertemu dengan Carissa. Regita sudah menceritakan tentang perselisihan yang terjadi antara dirinya dan Marvin gara-gara ulah Callista. Sejak Marvin meminta Regita menjauhi keluarganya, gerak Regita menjadi lebih terbatas untuk bisa terhubung dengan orang-orang yang tinggal bersama Marvin termasuk Callista.Itu sebabnya Regita meminta bantuan Carissa. Sekarang hanya Carissa yang bisa masuk ke dalam keluarga Marvin dan mencari tahu lebih banyak fakta tentang Callista. Tidak akan ada yang mencurigai Carissa. Mereka tidak akan berpikir bahwa Carissa adalah bagian dari permainan. Regita sudah mengatur semuanya dengan rapi.“Aku mohon bantuanmu. Jika kau menganggap ini semua hanya untuk kepentinganku, aku tidak masalah untuk berhutang budi padamu seumur hidupku,” ujar Regita pada gadis itu.“Tidak, Regita. Aku melakukan ini bukan hanya untuk membantumu. Aku melakukannya juga demi mendiang kakakku. Aku tidak rela ada orang yang merusak nama baiknya bahkan setelah kaka
Kedatangan Carissa ke rumah itu membuat Callista kesal. Dia sebenarnya tidak suka dengan kedatangan gadis itu karena menambah berat tugasnya. Tanpa mengatakannya pada siapa pun, sebenarnya dia sangat ingin Carissa segera pergi dari sana. Tapi dia tidak tahu kapan Carissa akan kembali ke Australia.Sementara itu, Carissa tetap menjalankan sandiwaranya di sana. Dia berusaha mencari tahu kebenaran Callista dengan mengamati setiap gerak gerik perempuan itu. sebenarnya sejak awal bertemu, Carissa sudah punya feeling bahwa perempuan itu bukanlah Callista yang asli.Ada banyak perbedaan sikap yang ditunjukkan. Tapi saat Carissa mempertanyakannya, Callista selalu beralasan bahwa kebiasaan seseorang bisa berubah. Seperti hari itu saat Carissa mengajak seluruh keluarga makan ice cream bersama.Dia memesankan ice cream untuk semua orang dan meminta mereka berkumpul di ruang tamu. Marvin, Nathan dan juga Callista bergabung di sana.“Aku sangat rindu suasana berkumpul dengan keluarga seperti ini.
Keberadaan Carissa di rumah Marvin membuat Callista merasa kesal setiap hari. Perempuan itu selalu saja menempatkannya dalam posisi tidak menyenangkan. Carissa selalu ingin melakukan sesuatu yang biasa mereka lakukan bersama di masa lalu.Seperti hari itu, Carissa mengajak Callista masak bersama di rumah. Dia mengatakan ingin mengadakan makan bersama keluarga sebagai bentuk syukur atas kembalinya Callista. Callista sebenarnya tidak suka dibuat repot dengan hal semacam itu. Tapi Carissa membuatnya tak bisa menolak karena mengatakan hal tersebut di depan Marvin.“Aku ingin mengadakan acara syukuran kecil-kecilan dengan makan bersama keluarga sebagai ungkapan syukurku atas kembalinya Kak Lista. Nanti biar aku dan Kak Lista yang menyiapkan semuanya. Kita akan memasak bersama,” ujar Carissa saat mereka sedang sarapan.“Kenapa harus memasak sendiri? Kita bisa meminta pembantu menyiapkan makanan apa pun yang kita inginkan,” bantah Callista.“Di rumah ini memang ada banyak pembantu yang bisa
“Siapa Arabella?”Pertanyaan itu menjadi teka-teki besar bagi Regita dan Carissa. Kecurigaan mereka terbukti bahwa Callista yang datang ke rumah Marvin bukanlah Callista yang asli. Tapi sekarang mereka sibuk mempertanyakan siapa Arabella dan apa hubungannya dengan Marvin. Mereka juga penasaran tujuan apa yang diinginkan perempuan itu dengan berpura-pura mengaku sebagai Callista yang sudah meninggal.Regita tidak diam saja. Dia langsung menyuruh orang-orangnya untuk mencari tahu tentang Arabella. Mereka juga mengkaitkan semua itu dengan Recky. Recky pasti terlibat dalam pemalsuan identitas itu dan mengirim Callista yang palsu ke rumah Marvin.Usaha Regita tidak sia-sia. Orang suruhannya memang selalu bisa diandalkan. Setelah beberapa hari, dia pun mendapatkan informasi yang dia inginkan tentang Arabella.Informannya mengatakan bahwa perempuan bernama Synthia Arabella adalah kekasih simpanan Recky. Sudah lama mereka menjalin hubungan tapi Recky tidak pernah mengikat Arabella dalam sebu
Hari itu Carissa mengemasi semua barangnya. Dia sudah berpamitan akan kembali ke Australia. Callista tampak senang dengan hal itu karena baginya keberadaan Carissa sangat mengganggu. Carissa sengaja keluar dari rumah Marvin seperti yang sudah dia rencanakan dengan Regita. Dia tidak akan benar-benar kembali ke Australia melainkan ke hotel. Dia tetap akan mengawasi Callista dari jauh. Marvin dan Callista mengantar Carissa ke bandara. Mereka melakukan perpisahan layaknya melepas anggota keluarga yang akan pergi jauh. Bagaimana pun juga, Carissa adalah adik ipar Marvin. "Jaga dirimu baik-baik di Australia," kata Callista sambil melayangkan sebuah pelukan untuk Carissa. "Begitu pun denganmu di sini," balas Carissa. Sebenarnya dia merasa muak dengan tingkah dan sandiwara Callista palsu di hadapannya. Tapi dia sengaja mengikuti permainan demi melancarkan rencananya dengan Regita. Padahal rasanya dia sudah sangat ingin mengungkapkan semuanya di hadapan Marvin. Marvin dan Callista hanya m
"Sial! Gara-gara perbuatanmu, hampir saja Marvin curiga padaku semalam," umpat Callista saat menemui Recky keesokan harinya. Dia menceritakan kejadian semalam ketika Marvin mendapati bekas percintaan Callista dan Recky. Untung saja dia cepat memutar otak dan mencari alasan lain agar Marvin percaya bahwa tanda merah itu bukanlah didapatkan dengan cara seperti yang Marvin pikirkan. "Kalau begitu, lain kali kau harus lebih berhati-hati, Sayang" balas Recky dengan santainya. "Harusnya kau yang berhati-hati. Seharusnya kamu tidak bermain di daerah-daerah yang membuat bekasnya mudah dilihat dan ketahuan orang lain," protes Callista. "Maafkan aku, Sayang. Kau tahu sendiri aku tidak bisa mengendalikan diri saat menyentuh tubuhmu. Semua itu candu bagiku. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menikmati semuanya," kata Recky dengan nada sensual yang hanya membuat Callista geleng-geleng kepala. "Untung saja semalam Marvin masih bisa percaya pada alasanku," keluh Callista. Mendengar hal itu
Sudah beberapa hari pikiran Marvin tidak tenang. Semua berawal dari pernyataan Carissa tentang perselingkuhan Callista. Awalnya Marvin tidak percaya dan tidak menghiraukan hal itu. Tapi saat dia melihat sendiri ada bekas tanda merah keunguan di leher Carissa, pikiran Marvin pun mulai curiga.Malam itu Callista memberinya sejumlah alasan yang tidak dia bantah. Tapi tetap saja sejujurnya dia tidak sepenuhnya percaya. Ada yang tetap mengganjal di benaknya. Marvin pria dewasa yang tidak mudah dibodohi dengan alasan klasik. Di saat yang sama, Callista juga menolak saat Marvin mengajaknya berhubungan. Itu sebabnya Marvin semakin kecewa. Dia tidak mengerti apa yang menyebabkan Callista menolaknya. Padahal seharusnya mereka sama-sama senang menyambut hal itu untuk mengobati rindu setelah lama tak bertemu."Ada apa, Marvin? Sepertinya ada yang sedang mengganggu pikiranmu belakangan ini," tanya Andri di sela jam istirahat kantor. "Ini tentang Callista," ujar Marvin. "Ada apa dengannya?" tany
Setelah sempat berdebat di rumah sakit, Marvin pun mengantar Regita pulang ke rumah. Dia sudah cukup lega mendengar kondisi calon anaknya baik-baik saja. Namun saat tiba di rumah itu, Marvin harus berhadapan dengan Leonardo.Pria itu tampak marah melihat adiknya datang bersama Marvin. Dia berdiri di depan pintu dengan kedua tangan terlipat di dada. Regita sudah bisa merasakan hawa tidak nyaman. Pasti akan ada keributan karena Marvin membawa Regita pergi tanpa izin.“Sudah berapa kali kakak ingatkan padamu untuk tidak menemui pengkhianat ini lagi?” ujar Leonardo membuat Regita tercekat.“Kami hanya pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungan,” jawab Regita.“Apa kamu tidak bisa mengajak kakak sampai harus pergi dengan dia?” cecar Leonardo dengan tatapan tak suka.“Tidak perlu marah-marah pada Regita, Leon. Aku yang memaksanya pergi denganku,” timpal Marvin.“Sudah aku duga. Adikku bukan seorang yang tidak penurut kecuali dia mendapat pengaruh buruk darimu,” kata Leonardo dengan s