Beranda / Romansa / Janda Milik Sang Aktor / 86. Resepsi Pernikahan

Share

86. Resepsi Pernikahan

Penulis: Hannfirda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-12 13:29:08

Resepsi pernikahan dilangsungkan di salah satu ballroom hotel terkenal. Sebetulnya Tara tidak ingin dilaksanakan terlalu berlebihan, tetapi pasangan Alejandro—yang telah resmi menjadi mertuanya itu sangat mendambakan pesta yang mewah dan ramai. Tidak bisa menolak, pada akhirnya Tara hanya mampu menurut dan pasrah menjadi pengantin baru yang berbahagia dalam resepsi tersebut.

Ketimbang akad nikah, tamu yang berdatangan sekitar empat kali lipatnya. Selain keluarga besar, banyak sekali tamu dari dunia hiburan yang datang untuk menyelamati Noah dan Tara. Bahkan seluruh staf Hacer datang diiringi senyum berbahagia.

Tara terperangah, berpikir bahwa para staf yang pernah membicarakannya secara diam-diam itu enggan datang—atau sedang mengumbar senyum palsu belaka. Tetapi, melihat bagaimana ketulusan dalam tiap sorot yang beradu dengan matanya, Tara menyadari jika mereka sedang berdamai dengan kenyataan yang ada.

Begitu juga dengan salah satu tamu yang hampir memintal hubungan baru terhadapny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Janda Milik Sang Aktor   87. Menghempas Semua Keresahan

    Juwita hamil.Sejak mendengar kenyataan tersebut terlontar dari mulut Seno, Tara tidak bisa berpikir jernih. Sisa hari itu Tara lebih banyak diam dengan isi kepala yang amburadul. Timbul berbagai praduga mengerikan mengenai dirinya sendiri, yang mana menambatkan keresahan dalam sudut hatinya.Noah mengetahui asal-usul atas keterdiaman yang istrinya itu rasakan. Dia sudah berusaha membangun konversasi sekecil apa pun, tetapi Tara hanya menanggapi sekadarnya. Seketika, Noah menarik pernyataannya mengenai kedatangan Seno yang tidak mencari gara-gara. Kenyataannya, pria tengik itu sengaja memancing emosi di salah satu hari bahagia Noah dan Tara.Seno ingin menghancurkan kebahagiaan yang Tara rasakan—lebih tepatnya begitu. Dari hal tersebut pula, Noah menyadari bahwa sebaik apa pun diri kita, tak mudah untuk membuat orang-orang jahat itu berhenti. Noah pikir, Seno sudah kapok. Namun lihatlah! Pria itu baru saja menambah dengung kegelisahan dalam kepala Tara bagaikan monster yang menerkam m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Janda Milik Sang Aktor   88. Pergi Berbulan Madu

    "Bulan madu? Harus—eh?" Tara cepat-cepat meralat pertanyaannya sendiri. "Maksudku, apakah perlu? Kita kan udah melakukan 'itu' di berbagai kamar bolak-balik, Noah."Salah satu keunggulan mempunyai istri yang sudah berpengalaman, bisa menempatkan diri di setiap situasi dengan baik. Terkadang, Tara bersikap tegas dan dewasa. Lalu pada beberapa kesempatan, wanita muda itu akan merengek bagaikan bocah perempuan yang meminta bimbingan. Apalagi kalau soal urusan ranjang—walah! Noah sampai kewalahan.Noah berdeham, menghabiskan suapan terakhir yang disodorkan oleh Tara. Iya, dia sedang bermanja-manja dengan sang istri. Selepas pergumulan menguras emosi yang terjadi semalam, keduanya makin lengket entah karena apa. Sebetulnya Federick sudah bertanya mengenai ketersediaan mereka untuk sarapan di bawah, tetapi Noah terlalu malas menjawabnya. Tentu saja, pastinya sang ayah mengetahui keadaannya saat ini. Terlebih, Noah ingin bersama dengan Tara setiap detiknya. Dia ingin memastikan dengan mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Janda Milik Sang Aktor   89. Berita Menggembirakan

    Pagi itu, mobil yang Noah tumpangi baru saja meninggalkan kediaman baru mereka yang dekat dengan kantor yang suaminya kelola. Mereka telah memutuskan, rumah kecil yang Noah dan Tara miliki akan dikontrakkan saja. Walaupun Tara harus melepas rumah penuh kenangan yang dimilikinya tersebut dengan berat hati, tetapi keputusan yang mereka tempuh saat ini memang sudah benar.Tara akan pergi ke Hacer belakangan, sebab Cell sudah berjanji untuk menjemputnya. Rencananya mereka akan mampir ke rumah Reina untuk memberi sarapan yang ibu hamil itu idamkan. Sahabatnya itu menginginkan makanan buatannya.Setelah mempersiapkan diri dan memastikan rumah dalam kondisi bersih, Tara menunggu Cell di teras. Tidak lama kemudian, mobil si produser mungil itu terlihat di depan pagar rumah barunya. "Maaf lama, Tar!" Ucap Cell. "Aku harus cari coretan lirik yang semalam ikutan kebuang.""Nggak apa-apa kok! Yang pen—" Tara menghentikan perkataannya, lalu tangan kanan membekap mulutnya sendiri. "Cell? Ini bau p

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-14
  • Janda Milik Sang Aktor   90. Nyonya Muda Alejandro

    "Tara!"Noah berangsur memeluk Tara begitu memasuki ruangan yang berisikan oleh sang istri beserta keluarganya. Usai mendengar berita kehamilan Tara, Noah mengendarai mobil seperti pembalap. Dia tak sabar untuk bertemu sang terkasih dan mengungkapkan kebahagiaan yang akan meledak-ledak itu.Mengabaikan eksistensi keluarganya, Noah langsung memberondongi Tara dengan kecupan bertubi-tubi. Tara menepuk bibir sang suami dengan pipi memerah menahan malu. "Noah! Ada banyak orang kok kamu malah nyosor terus sih?!"Noah meringis, "Ini karena aku terlalu senang, Sayang. Astaga, rasanya aku mau teriak ke seluruh dunia, kasih tau kalau istri kesayanganku ini hamil.""Alay kamu ya?""Biarin! Alay-alay begini, suami kamu lho!" Noah mendekat, berbisik tepat di telinga kiri Tara. "Terus alay-alay macam gini, nyatanya sukses menghamili kamu juga lho!""Minta ditimpuk beneran ya kamu, Noah!" Tara sudah bersiap untuk memukul Noah menggunakan ponselnya, tetapi suaminya itu cepat-cepat bersembunyi di bal

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-14
  • Janda Milik Sang Aktor   91. Mengidam Sayang

    Sejak hari itu, Noah kerap pulang lebih awal untuk menjemput sang istri di Hacer. Iya, dia enggan membawakan mobil untuk Tara. Khawatir apabila sewaktu-waktu dilanda pusing sedemikian hebatnya yang bisa membahayakan keamanan wanita muda itu.Mau tak mau, Tara memilih untuk menurut. Daripada tidak bisa ke Hacer sama sekali, yang ada dia malah kelimpungan soal pekerjaan terakhir yang dipegangnya itu. Malam harinya selepas dari rumah sakit, Reina dan Cell kompak mendatangi Tara untuk memberi ucapan selamat. Bahkan setelahnya, Elisabeth dan Rosalie menyambangi Tara secara bergantian. Kini dalam perjalanan pulang, Tara tertawa sendiri saat mengingat betapa hebohnya kedua wanita tersebut."Kenapa kamu ketawa sendiri, Sayang?" tanya Noah keheranan. "Nggak lagi kesambet apa-apa kan?"Tara memberi lirikan tajam yang membuat Noah mengatupkan bibir secepat kilat. "Eherm, mau beli sesuatu nggak? Mumpung kita masih di luar.""Memangnya kalau nanti di rumah, kamu nggak mau membelikan, Noah?" samba

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Janda Milik Sang Aktor   92. Bertemu Manusia Penuh Drama

    Konser yang dinanti-nanti sebagai proyek besar terakhir Tara pun telah berakhir dan terlaksana dengan baik. Sesuai janji yang diutarakan kepada keluarga Alejandro, Tara langsung mengistirahatkan dirinya. Sejujurnya dia sendiri merasa sangat lemah, padahal nafsu makannya menggebu-gebu.Memasuki bulan ke-3 masa kehamilan, Tara merasa bahwa perutnya dua kali lebih besar dari perempuan hamil lain yang terjamah pandangan. Entah hanya firasatnya saja atau bukan, maka dari itu Noah menemani Tara untuk melakukan kontrol di dokter kandungan yang cukup dekat dengan keluarganya. "Kamu beneran nggak ada rapat atau pekerjaan penting lainnya, Noah?" tanya Tara, memastikan ketersediaan sang suami untuk mengantarnya ke rumah sakit hari ini."Aduh, Sayang. Kamu ini kenapa sih? Kan aku juga mau melihat bagaimana keadaan anak kita di dalam sana. Masa nggak boleh? Masa papanya sendiri nggak boleh lihat-lihat?" timpal Noah.Tara tertawa pelan. "Kamu pikir apaan? Lihat-lihat? Memangnya anak kita ini baran

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Janda Milik Sang Aktor   93. Menantu Kesayangan?

    Bukannya berlalu ke rumah sendiri, justru Noah memberhentikan mobil di kediaman utama Alejandro. Pria muda itu langsung memberitahukan yang sebenarnya mengenai kejadian mengerikan di mana mereka bertemu dengan Seno beserta drama rumah tangga yang tersuguh di rumah sakit tadi. Mendengarnya, Elisabeth sudah tidak sabaran hendak mendatangi rumah Sari. Dia ingin memberi mereka pelajaran, yang entah berupa apa.Tara meringis, merasa tak enak hati sudah menambah pikiran mertuanya itu. Di sampingnya, Rosalie duduk sembari menyodorkan segelas air jeruk nipis yang belakangan sangat disukai oleh Tara. "Makasih, Tante."Rosalie mengangguk, kemudian mengelus pundak Tara penuh kelembutan. Sedangkan saudaranya masih mencak-mencak, ditahan oleh Noah yang kelimpungan seorang diri. Federick tidak ada di rumah, telah pergi ke luar kota untuk mengurus beberapa pekerjaan penting. Maka dari itu, kediaman utama hanya diisi oleh sepasang saudara perempuan yang sama-sama menyayangi Tara tersebut."Jadi, kali

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Janda Milik Sang Aktor   94. Perhatian Ekstra

    Bugh!Saking kesalnya, bukan Tara yang didapat, tetapi tendangan susulan dari wanita hamil tersebut. Seno meringkuk kesakitan. Sedari dulu, kemampuan fisik Tara memang tak bisa diremehkan. Namun dalam kondisi hamil seperti ini, tentu saja Tara sudah dirundung kelelahan lebih cepat dari biasanya.Napas wanita muda itu terengah-engah, mundur perlahan dan terjatuh dalam dekapan hangat sang suami. Elisabeth dan Rosalie mendekat, hendak membantu menopang tubuh Tara yang harus beristirahat itu. Malahan, gelombang mual datang membanjiri tenggorokannya. Menepi, Tara memuntahkan sup tahu pedas yang baru dimakannya tadi."Pergilah!" Noah memberi gerakan mengusir yang langsung dijalankan oleh dua pengawal di sisi Seno. "Tara sudah tidak menaruh perasaan sedikit pun terhadapmu, Seno. Pergi! Pergilah selamanya dari hadapan kami! Kalau kamu memang mencintai Tara, ikhlaskan Tara dengan kehidupannya yang sekarang ini. Kalau ketahuan kamu datang untuk mengganggu kami lagi, maka aku tidak akan ragu unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16

Bab terbaru

  • Janda Milik Sang Aktor   102. Keluarga Kita - Tamat

    Beberapa tahun kemudian;"Pancake buatan Mama, enak?""Enak, Ma!""Sedapnyeee~""Enak dong, Sayang!""Sayang?""Eh?"Noah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Akibat salah memanggil, sekarang pria itu mendapatkan tatapan maut dari sang istri lalu tatapan penasaran dari si kembar. Berdeham, Noah menatap kedua anaknya secara bergantian."Lupakan ya? Papa nggak tau Papa bilang apa barusan. Jadi, pancake buatannya Mama enak kan?" Si kembar menggangguk, lantas Noah melemparkan cengirannya pada Tara. "Enak, Ma. Kata Alva dan Vira, enak kok! Iya kan?"Tara menggeleng-gelengkan kepala, tetapi seutas senyum terbit pada wajah cantiknya. Waktu bergulir begitu cepat. Noah dan Tara yang terlihat baru menjadi orang tua, kini telah mendapati si kembar berada pada jenjang Taman Kanak-kanak.Selepas menghabiskan sarapan, si kembar diantar ke TK oleh baby sitter. Dikarenakan Noah dan Tara harus mengurus beberapa hal, maka dari itu hari ini tidak bisa pergi bersama anak-anak mereka. Tara sudah kembali

  • Janda Milik Sang Aktor   101. Badai Pernikahan (2)

    Tara mengabaikan makan malam yang telah dipersiapkan oleh pembantu barunya. Wanita itu tengah memandang rintik hujan melalui jendela kamar. Seperti tak mempunyai semangat hidup, Tara hanya bergerak saat Alvaro atau Alvira terbangun. Selebihnya, dia akan diam saja. Melamun bagaikan sesosok mayat hidup.Hingga malam harinya, Tara terlelap dengan sendiri selepas menidurkan si kembar. Kala itu pula, Noah memberanikan diri untuk menilik tiga manusia yang sangat disayanginya itu. Melihat Tara tidur dengan mata membengkak, mampu mengiris Noah tanpa tedeng aling-aling. Menyakitkan sekali melihat wanita yang disayanginya menangis karena ulanya sendiri—keteledoran yang bisa berakibat buruk bagi masa depan keluarga kecilnya bila tidak segera diselesaikan secepat mungkin.Setelah seharian berkomunikasi dengan Padre dan seseorang yang menjadi dalang dari kesalahpahaman meresahkan ini, baru detik ini Noah menampakkan dirinya di hadapan sang istri. Kedua anaknya pun tampak menggemaskan. Mereka terti

  • Janda Milik Sang Aktor   100. Badai Pernikahan (1)

    Dari luar, pasangan Noah dan Tara terlihat harmonis dan baik-baik saja. Tetapi dalam setiap rumah tangga, selalu ada yang namanya huru-hara. Rintangan entah kecil maupun besar, keduanya pasti menyambangi tiap bahtera rumah tangga yang berlayar.Pada tahun pertama rumah tangga pasangan tersebut, mereka mendapatkan rintangan terbaru. Didukung oleh lelahnya fisik setelah seharian menjaga si kembar, kemudian kali itu Noah tidak bisa memberikan sedikit sanggahan."Maaf ya, Sayang? Aku sudah menyuruh Mbak Maryam untuk menemani selama dua puluh empat jam kok! Setelah semua urusan selesai, aku bakalan langsung pulang ke pelukanmu." Tutur Noah dengan berat hati.Dikarenakan perkara bisnis yang tak bisa sembarangan ditinggalkan, Noah harus pergi bersama Federick ke luar kota lagi. Tara tidak bisa bermanja-manja dengan berkata bahwa dia enggan membiarkan Noah pergi. Pada kenyataannya, selama ini Noah tak pernah absen dalam menemaninya. Sekarang, dia tak berhak untuk terlalu mengekang pria muda i

  • Janda Milik Sang Aktor   99. Kehidupan Baru

    Menjadi orang tua baru dari sepasang anak kembar tidaklah mudah. Baik Noah maupun Tara kekurangan tidur. Bahkan Noah harus mengurus beberapa pekerjaan dari rumah, lantaran dia tidak mau terlalu meninggalkan sang istri. Federick dan Elisabeth sudah menyarankan untuk menyewa baby sitter, tetapi pasangan tersebut menolak dengan alasan ingin memberi perhatian penuh selagi masih kecil. Mereka akan menyewa baby sitter saat si kembar sudah bisa berjalan, membantu Tara dalam kesehariannya."Sayang?" Noah menyembulkan kepala dari daun pintu."Ssstt! Mereka baru tidur, Sayang."Noah mengangguk, lantas berjalan mengendap-ngendap memasuki kamar. Mereka sudah berada di rumah sendiri, tapi keluarga besar betah mondar-mandir untuk menilik Alvaro dan Alvira. Meletakkan ponsel di atas nakas, Noah mendekati Tara yang berada di sisi lain ranjang. Pria muda itu memeluk Tara, yang kemudian dibalas dengan dengusan lelah pula. "Kamu hebat, Sayang. Kamu mau apa? Mau dipijit? Mau aku belikan sesuatu? Maaf ya

  • Janda Milik Sang Aktor   98. Lahirnya Si Kembar

    Tara tidak bisa ke mana-mana. Kenyataan itu membuatnya hanya mampu bergerak pada satu teritori saja; kediaman utama Alejandro. Sebetulnya dia ingin pulang ke rumah sendiri, tetapi mertuanya menolak dengan alasan tidak dapat membantu atau mengawasi Tara setiap saat.Bersama dua pengawal yang masih setia melindungi, seharusnya tidak masalah. Namun Elisabeth tak mau Tara kesusahan dalam keadaan hamil besar. Tara sendiri memang masih belum terbiasa atas perhatian berlimpah yang didapat dari keluarga mertuanya. Bahkan kehamilan yang dialami sampai detik ini pun setara mimpi indah baginya."Sayang! Ayo sini makan buah!"Pintu kamar menjeblak kencang, memperlihatkan sang suami yang membawa piring berisikan buah-buahan. Kalau dihitung, terdapat sekiranya lima buah yang sudah diiris. Tanpa sadar Tara menahan napas, takjub akan betapa banyak buah-buahan segar yang selalu tersedia di kediaman utama Alejandro ini.Menempatkan diri di samping Tara, Noah langsung menyuapi irisan buah kiwi yang tamp

  • Janda Milik Sang Aktor   97. Kisah Cinta Sampingan

    Selepas kehamilan Tara yang membutuhkan perhatian lebih besar, Cell sering menghabiskan waktu di studionya tanpa mau keluar untuk sekadar ke kafetaria. Entahlah, dia jadi tidak bersemangat. Satu-satunya teman yang kerap mendampingi di segala situasi sedang membutuhkan istirahat tambahan, sehingga Cell mulai kesepian.Benar, dia tidak punya teman lain di Hacer selain Tara. Maka dari itu, saat ini dia tak peduli bila harus dikata sebagai penggila kerja. Mau mencari udara segar pun, dia akan tetap bertemankan kesendirian. Namun siang itu, tiba-tiba saja seseorang mengetuk pintunya dan menyembulkan sekantung plastik besar makanan."Oh? Tara?""Bukan!""Eh?" Cell mengerjap-ngerjapkan mata. Dahinya berkerut heran, tak menduga akan kedatangan seseorang yang lama tak bersua. "Radu? Ngapain ke sini? Katanya Tara, Noah lagi dinas di luar kota kan? Memangnya kamu nggak ikut Noah?""Enggak dong! Kan aku bukan pembantunya. Dulu aku memang mengikuti dia ke mana-mana karena memang itu tugasku sebaga

  • Janda Milik Sang Aktor   96. Permintaan Nyeleneh

    Kedatangan Seno yang terlalu berani ke kediaman utama Alejandro malam-malam begini, mengundang gurat keheranan pada wajah Tara. Yang mengherankan, bagaimana bisa Elisabeth dan Rosalie membiarkan cecunguk yang satu itu masuk? Bukan berniat menyalahkan, tetapi dia tau sendiri betapa protektifnya dua wanita itu. Membiarkan Seno masuk pada waktu seperti ini, sepertinya mantan suaminya itu melakukan sesuatu yang berhasil menarik iba dari Elisabeth dan Rosalie.Seno mendongak saat mengetahui kehadirannya. Apalagi, Tara sudah telanjur menggunakan parfum yang luar biasa harum dan kini rasanya menguar memenuhi seisi ruang tamu. Tara jadi malu sendiri. Tau begini, dia akan memakai parfum nanti saat hendak tidur saja.Sebab lihatlah—Seno malah senyam-senyum seperti orang sinting, berpikir jika Tara menyambut kedatangannya dengan tampil cantik dan wangi. Padahal Tara berdandan cantik untuk Noah tadi."Cepat katakan, Seno! Apa yang mau kamu katakan kepada menantu saya ini?" Suara Elisabeth memecah

  • Janda Milik Sang Aktor   95. Tamu tak Diundang

    Demi mengakhiri segala urusan yang—disinyalir masih belum selesai—oleh Seno, Tara memutuskan untuk berbicara empat mata dengan Seno di salah satu stand foodcourt. Sebenarnya dia luar biasa malas. Berhadap-hadapan dengan Seno, yang ada malah menambah tekanan darah tingginya. Saat itu, salah satu pramusaji datang untuk menawarkan lembar menu. "Bapak dan Ibu, silakan pilih, mau pilih makanan apa?"Seno tersenyum lebar, "Kami kelihatan cocok nggak, Mbak?"Tara mengernyit kebingungan. Maksud dari pertanyaan tersebut apa? Kenapa Seno tidak berkaca dari kejadian sebelumnya sih? Sekarang, Tara menyesal sudah mengizinkan dirinya untuk menuruti ajakan Seno yang tidak jelas itu.Si pramusaji mengangguk lantaran tidak tau yang sebenarnya. "Seharusnya Bapak di sampingnya Ibu ini, soalnya ibunya sedang hamil. Bukannya kalau hamil membutuhkan bantuan dari pasangannya ya, Pak?""Ah, begitu? Oke, kalau be—"Tara bersiap melempar ponsel ke arah Seno. Pria itu urung meneruskan ucapannya, memilih untuk

  • Janda Milik Sang Aktor   94. Perhatian Ekstra

    Bugh!Saking kesalnya, bukan Tara yang didapat, tetapi tendangan susulan dari wanita hamil tersebut. Seno meringkuk kesakitan. Sedari dulu, kemampuan fisik Tara memang tak bisa diremehkan. Namun dalam kondisi hamil seperti ini, tentu saja Tara sudah dirundung kelelahan lebih cepat dari biasanya.Napas wanita muda itu terengah-engah, mundur perlahan dan terjatuh dalam dekapan hangat sang suami. Elisabeth dan Rosalie mendekat, hendak membantu menopang tubuh Tara yang harus beristirahat itu. Malahan, gelombang mual datang membanjiri tenggorokannya. Menepi, Tara memuntahkan sup tahu pedas yang baru dimakannya tadi."Pergilah!" Noah memberi gerakan mengusir yang langsung dijalankan oleh dua pengawal di sisi Seno. "Tara sudah tidak menaruh perasaan sedikit pun terhadapmu, Seno. Pergi! Pergilah selamanya dari hadapan kami! Kalau kamu memang mencintai Tara, ikhlaskan Tara dengan kehidupannya yang sekarang ini. Kalau ketahuan kamu datang untuk mengganggu kami lagi, maka aku tidak akan ragu unt

DMCA.com Protection Status