Share

65. Khawatir

Penulis: Raisya_J
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-01 21:22:01

"Kenapa dia?" Dean mengerinyitkan alisnya.

Lelaki muda itu merasa bingung kenapa tiba-tiba Haura menjadi berteriak kepadanya. Padahal dia merasa tidak melalukan kesalahan apa pun, tetapi janda cantik tersebut malah terlihat sangat marah.

Bima pun menjadi bingung dengan Haura, padahal tadi baik-baik saja. Malah menjadi tiba-tiba menjadi marah, ingin bertanya wanita cantik itu sudah pergi dari rumahnya.

"Kamu tahu gak dia kenapa?" tanya Dean menatap lekat Bima.

Bima terlihat berpikir, lelaki itu lalu menyadari apa yang membuat Haura menjadi marah. "Orang tuanya udah meninggal, jadi wajar dia marah sama kamu," jelas Bima dengan raut wajah serius.

"Lalu apa hubungannya sama aku?" Wajah Dean mengerut, dia masih tidak mengerti.

Bima memukul kepalanya pelan, lalu menghela napas. "Ya, dia marah karena kamu yang masih punya orang tua, tapi malah buat kedua orang tua kamu sendiri khawatir karena hanya takut diomelin di rumah. Sedangkan Haura, kedua orang tuanya udah gak ada, pasti dia kangen sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   66. Menyesal pun percuma

    "Kenapa kalian dari tadi diam? Buat aku makin curiga aja, pasti ada yang kalian sembunyikan kan?" Elisa berkacak pinggang menatap kedua lelaki yang masih diam saja.Indra menyenggol tangan Dean untuk menjawab pertanyaan Elisa, karena dia tidak mau kalau wanita yang berada di depannya ini akan mengintrogasi mereka berdua."Enggak papa, Ma! Cuma masalah antar cowok aja, jadi Mama gak bisa ikut campur masalah kami!" jawab Dean berusaha santai.Dean sebenarnya gelisah, dia takut kalau sang ibu tidak mempercayai perkataan dirinya. Namun, hanya inilah yang terbesit di dalam pikiran."Kalau ada masalah, harus selesaikan baik-baik, jangan main kasar kayak gini! Nah, coba cerita masalah kalian berdua, biar aku bantu selesaikan supaya gak berantem kayak tadi lagi." Elisa memilih duduk di kursi yang berada di dalam kamar Dean.Tidak lupa, dia mengarahkan kedua lelaki yang masih muda itu untuk duduk di depannya. Yaitu di ranjang kamar milik Dean, supaya dia bisa membantu untuk menyelesaikan masal

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   67. Menyentuh!!

    "Lah kenapa? Aku baru saja datang tapi udah diusir!" Dean menaik-turunkan alisnya.Dia terheran-heran dengan sikap Haura yang sekarang, bukankah wanita tersebut sudah baikan dengan dirinya. Bahkan Haura tadi terlihat sangat panik, tetapi kenapa sekarang malah mengusirnya.Karyawan yang lain tidak berani ikut campur, mereka malah pura-pura sibuk mengerjakan pekerjaan. Haura tidak ingin menatap Dean, ada rasa iri di dalam hatinya kepada lelaki tersebut."Apa kamu marah karena aku gak mau pulang tadi? Tapi aku udah pulang lo, ini lihat bajuku udah ganti." Dean menarik ujung pakaiannya.Lelaki itu sengaja melakukan hal tersebut untuk memperlihatkan kepada Haura kalau dia tidak berbohong.Haura menoleh, dia melihat kalau pakaian lelaki itu memang berbeda. Namun, wanita cantik tersebut tidak ingin menyapa Dean karena perasaan iri yang tidak bisa dihilangkan.Dia iri, karena Dean kasih memiliki orang tua, sedangkan dirinya tidak. Haura merasa kesepian, apalagi saat dia memiliki masalah tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   68. Hukuman buat Haura

    "Haura, apa yang kamu lakuin?!" tanya Dean dengan wajah panik.Haura menatap Dean dengan polos. "Kan kamu tadi bilang kalau aku ambil sendiri, jadi aku ambil aja," jawab Haura dengan wajah tidak bersalah.Dean menutup mulutnya, wajahnya terlihat sangat merah sekali. Sedangkan Haura, dia baru saja tersadar kalau dirinya melakukan kesalahan yang sangat memalukan, karena menyentuh benda yang terasa keras sekaligus kenyal.Haura segera menjauhi Dean, lalu mengipasi wajahnya yang terasa panas karena menahan rasa malu yang sangat luar biasa dia rasakan.'Astaga, kenapa kamu lakuin hal kayak gitu Haura!' rutuk Haura di dalam hati, dengan tangan yang terus mengipasi wajahnya.Haura merutuki dirinya yang bodoh, bisa-bisanya melakukan hal yang sangat memalukan sekali. Dirinya pun berdiri kikuk, tidak memiliki selera lagi untuk mengambil kunci yang masih ada di dalam sana.Dean menutupi wajahnya, karena sentuhan Haura tadi berhasil membangunkan hasrat kelelakiannya. Perasaan ingin disentuh oleh

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   69. Enggak Enak Aja

    Entah kenapa Haura selalu merasa berdebar saat Dean menyentuhnya, bahkan di dalam hatinya dia menginginkan lagi sentuhan tersebut. Hanya saja, tentu saja Haura merasa malu untuk mengatakannya.Haura tanpa sadar menyentuh bibirnya yang masih terasa basah akibat kecupan singkat dari Dean."Kalau mau lagi bilang, aku akan berikan." Bisik Dean di telinga Haura.Haura yang terkejut segera mendorong lelaki itu menjauh, dia langsung berbalik arah membelakangi Dean dengan wajah yang memerah.'Kenapa aku kayak jadi anak muda sih? Kok jadi deg-deg'an kayak gini?!' batin Haura sambil tangannya menyentuh dada.Dean terkekeh kecil melihat tingkah Haura yang menurutnya sangat menggemaskan sekali. Dia pun memeluk wanita itu dari belakang dan memberikan kecupan singkat di leher Haura."Geli, Dean!" keluh Haura yang merasa kegelian."Tapi kamu suka, kan?" Dean semakin mengeratkan pelukannya.Haura bergeming, dia memilih diam saja karena tidak mau menanggapi perkataan lelaki tampan itu.Jujur perasaann

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   70. Kamu Siapa?

    "Pasangan yang beda usia ini kelihatan romantis sekali." Lilis datang dengan bertepuk tangan, dia tersenyum sinis kepada mereka."Kenapa sih dia datang lagi kemari?" tanya Haura pelan, tetapi masih terdengar di telinga Dean.Tahu kalau wanitanya tidak suka, Dean merapatkan tubuhnya dengan Haura. Lalu menyeringai." Emang kenapa? Ngiri, ya?" Dean menaik-turunkan alisnya."Idih, enggak kali! Ngapain aku ngiri sama cewek yang pacaran sama bocil? Yakali udah kerja, makan aja dikasih sama orang tua," ejek Lilis dengan tertawa terbahak-bahak.Dean mengeram marah, dia tidak terima dihina seperti itu. Haura yang melihat itu, segera mengeratkan genggaman tangannya kepada lelaki muda tersebut. Dean yang merasa ditenangkan oleh Haura, dia menjadi menahan amarahnya."Masalah kamu apa? Mau aku pacaran sama siapa aja, enggak masalah kali buat kamu! Tapi, apa kamu ngiri karena aku dapat cowok yang lebih tampan dari suami kamu itu?" Haura tersenyum mengejek kepada wanita hamil itu.Lilis langsung melo

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   71. Mau Memilih Yang Mana?

    "Ini mama, kenapa kamu keluar dari rumah sebelah sana?" Elisa bersedekap dada sambil menatap sang anak dengan penuh selidik.Dean menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, tetapi dia menanggapi sang ibu dengan santai. "Dia pacar baru aku, Ma!""Apa pacar baru? Masuk, kita perlu bicara di dalam!" Elisa menarik tangan Dean untuk mengikutinya masuk ke dalam.Raut wajah Elisa terlihat marah mendengar kalau anaknya menjalin hubungan dengan tetangga baru mereka itu."Kamu duduk di sini, jelasin kalau yang kamu katakan tadi tidak benar!" bentak Elisa dengan wajah memerah menahan emosi."Jelasin gimana maksudnya? Aku emang pacaran sama Haura, tetangga baru kita itu," jelas Dean sekali lagi.Lagi pula dia memang berniat akan mengatakan kepada sang ibu tentang hubungan mereka ini. Supaya Haura yakin kalau dirinya serius."Dia itu janda loh Dean, janda! Kenapa kamu yang masih lajang belum pernah nikah sama janda kayak dia." Elisa mengusap wajahnya dengan kasar.Dia tidak habis pikir dengan sang ana

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   72. Mama?

    "Kenapa wajah kamu pucat kayak gitu?" Dean heran menatap sang teman yang baru keluar dari rumah.Wajah Indra pucat, padahal tadi sebelum masuk meninggalkan Dean orang diri lelaki itu tidak sepucat itu."Enggak papa! Yok berangkat." Indra merangkul Dean untuk mengalihkan pembicaraan.Dean yang tidak ingin mengambil pusing, dia pun segera menjalankan mobil ke kampus. Lagi pula, kalau temannya sakit Indra akan segera mengasih tahu Dean. Apalagi Indra adalah tipe orang yang tidak bisa menahan sakit.*"Mama mau bertemu Haura, dia bilang enggak mendukung aku sama Haura karena dia janda!"Perkataan Dean sontak membuat Indra menjadi tersedak saat dia sedang minum. Semua minuman itu langsung menyembur keluar, membuat Indra menjadi terbatuk-batuk."Kenapa sih?" Dean menatap Indra kesal.Indra sigap membersihkan mulutnya yang belepotan dengan menggunakan tisu. "Enggak papa! Cuma kesedak aja,"Memang saat jam istirahat, Indra mengajak Dean untuk pergi ke kantin. Karena dia merasa lapar, setelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   73. Sudah Menduganya

    Haura terpeleset dari tangga, sekarang janda cantik tersebut meringis kesakitan."Kamu enggak papa, Haura?" tanya Dean mendekati sang kekasih."Kayaknya kaki aku terkilir," jawab Haura sambil meringis memandangi kakinya.Dengan sigap Dean membawa Haura ke dalam ruangan kerja janda tersebut, di belakang Elisa terlihat cemas sambil mengikuti kedua sepasang kekasih itu.Dean menurunkan Haura di sofa, lalu melihat kaki wanita cantik itu. "Ada minyak kayu putih atau minyak angin enggak?" tanyanya."Ada." Dengan sigap Elisa mengeluarkan minyak kayu putih dari tas yang dia bawa.Dean mengambil minyak kayu putih dari sang ibu, lalu mulai ingin mengoleskan ke kaki Haura sambil memberikan pijatan."Tunggu, Dean!" Haura menahan tangan lelaki muda tersebut. Dean mendongak menatap Haura, sebelah alis lelaki itu terangkat. "Ada apa? Ini kalau enggak cepat nanti bengkak loh,""Aku takut, sakit," jawab Haura dengan suara gemetar.Membayangkannya saja membuat Haura menjadi ngilu, apalagi kalau sampai

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09

Bab terbaru

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   119- Kepergian Haura - TAMAT

    Mau tidak mau Haura keluar dari sana, " maaf ya maaf." wanita itu keluar dengan menangkupkan kedua tangannya.Lalu Haura berlari kecil menuju di mana tempat Elisa berada.Saat sampai di sana Elisa menatap aura dengan tatapan terkejut, membuat wanita itu menjadi risih dan menundukkan kepalanya."Enggak cocok, ya, Ma?" Haura bertanya dengan kepala menunduk, merasa gelisah karena takut tidak sesuai apa yang Elisa inginkan.Elisa tersenyum memandang Haura, " cantik kok menantu mama," pujinya."Emang bener? Tapi kenapa rasanya risih," tanya Haura sambil memperhatikan pakaian yang dipakai."Enggak cantik kok, masa sih mama bohong sama kamu?" Elisa mendekati Haura.Setelah setelah meyakinkan Haura kalau wanita itu cocok mengenakan pakaian berwarna merah muda tersebut, mereka pun memilih pergi ke salon bersama untuk melakukan perawatan.Selama hampir seharian penuh kedua wanita tersebut baru memilih pulang. Mereka memilih membeli makanan matang, lantaran merasa lelah bahagia di luar rumah."A

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   118. Pergi bersama mertua

    Rangga dan Elisa terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Dean, dengan cepat mengubah ekspresi wajah mereka kembali seperti biasa."Enggak masalah, semuanya bakalan baik-baik saja. Mama sama Papa bakal dukung apapun keputusan kalian." Elisa menggenggam jemari Haura dengan erat, memberikan kekuatan kepada sang menantu.Karena dia tahu betul perasaan Haura sekarang, sama seperti dirinya yang dulu mengetahui kalau kehamilannya sangat berisiko. Lantaran kandungan lemah, mungkin memang berbeda dengan kasus Haura. Namun tetap saja dirinya mengerti apa yang sekarang menantunya itu rasakan."Makasih, Mama dan Papa selalu dukung kami berdua." Haura membalas menggenggam erat jemari Elisa. " kalau begitu, gimana kalau kita pulang saja? Soalnya kan belum memasak buat makan pagi ini. Apalagi Papa sama Dean mau pergi bekerja," sambung Haura mengajak mereka semua untuk pulang."Mumpung udah di sini, gimana kalau kita makan di luar saja?" Elisa memandangi satu persatu ketiga orang yang berada di sam

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   117. Hasil pemeriksaan

    Elisa sangat merasa bersalah melihat Haura yang terlihat sangat senang dia takut kalau semisalkan yang menanti itu tidak hamil sehingga dia mulai memikirkan kata yang tepat untuk mengatakan kepada Haura dengan pelan-pelan." Haura, coba kita periksa dulu ke rumah sakit. Biar tahu Hasilnya kayak gimana," Ucap Elisa dengan gelisah.Haura yang melihat Elisa gelisah membuat dia menganggukkan kepala. " Baiklah, Ma!""Kalau begitu memang bangun Papa dulu ya Sambil siap-siap kamu juga jangan lupa bangunin Dean supaya kita segera berangkat," ucap Elisa lalu pamit pergi ke kamar.Haura mengerti selalu segera menuju ke kamar untuk membangunkan sang suami, dia mengelus perutnya yang masih rata. Sambil terus berharap kalau di dalam perutnya itu ada bayi mungil yang bergerak-gerak di sana.Dengan penuh semangat Haura memilih membangunkan sang suami terlebih dahulu, dia mengguncangkan tubuh Dean perlahan." Dean, ayo bangun!" Haura mengguncangkan lagi tubuh dan secara perlahan." Ada apa, Haura? "

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   116. Apa iya hamil?

    Tumpukan piring dan perkakas dapur yang kotor akibat Dean memasak di sana, belum lagi kompor terkena banyak noda. Sehingga membuat Haura jadi merasa terbakar, lantaran menahan amarah di dalam dada.Namun dirinya terpaksa menahan itu, lantaran ada kedua mertua sedang berada di sini, tidak ingin menunjukkan pertengkaran kepada Elisa dan Rangga. Haura pun memilih untuk menghembuskan napas secara perlahan, beeharap perasaan marah di dalam dada hilang."Dean, kamu seharusnya enggak usah masak. Bangunin aku aja kalau lapar," ucap Haura dengan menahan perasaan marah di dalam dada."Kamu kan lagi sakit, masa aku suruh masak?" Dean menatap bingung kepada Haura, merasa heran kepada wanita itu."Iya, benar kata Dean. Masa kamu lagi sakit disuruh masak, seharusnya Dean beli aja di luar," ucap Elisa menimpali.Elisa juga merasa sesak sekali dengan tumpukan yang berada di wastafel, ingin sekali dirinya memarahi sang anak. Namun karena Dean berniat baik, jadi untuk kali ini dia menahan perasaan kesa

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   115. Masakan tidak layak dimakan

    Elisa langsung mendekati Dean untuk melihat apa yang terjadi, ternyata nasi yang dimasak lelaki tersebut menjadi bubur membuat dia menjadi tertawa dengan keras."Astaga, kok masak nasi aja malah jadi bubur?" Elisa tertawa dengan keras sambil memegangi perutnya yang terasa sakit."Hust, Ma! Haura lagi tidur di dalam kamar, nanti malah bangun," tegur Dean meminta kepada sang ibu untuk diam."Habisi, masak nasi aja sampai jadi bubur. Terus percaya diri banget masak, padahal ke dapur aja jarang," ejek Elisa yang tidak dapat menahan dirinya."Mau gimana lagi? Aku pengen masakin sesuatu buat Haura yang lagi sakit." Dean menundukkan kepalanya, merasa gagal ingin membuat sang istri terkesan."Kalau udah tahu enggak bisa masak, ya beli aja! Uang banyak kok, masa enggak mampu beli makanan matang," gerutu Elisa kesal, bisa-bisanya ingin memberikan makan menantunya dengan masakan tidak layak dimakan."Kalau beli makanan matang, buat apa aku capek-capek masak kayak gini? Tuh aku masakin dijamin en

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   114. Jadi lembek

    Haura menganggukkan kepalanya, memang tubuhnya terasa tidak baik-baik saja sejak tadi malam."Sebaiknya kamu minum teh hangat dulu, makan walau sedikit agar minum obat dan cepat istirahat. Biar aku buatkan teh hangatnya dulu, kamu duduk aja di sana." Dean membuatkan segelas teh hangat untuk Haura.Sedangkan Haura terduduk lemas karena habis muntah tadi, rasanya dia kehilangan tenaga untuk sekedar berdiri atau melakukan apa pun. Beberapa menit kemudian, Dean datang membawakan segelas teh hangat untuk sang istri."Minum dulu, lalu setelahnya makan, ya!" perintah Dean terlihat sangat khawatir."Aku enggak nafsu buat makan," tolak Haura dengan wajah pucat."Sedikit aja, biar bisa minum obatnya. Pokoknya setelah aku beli obat di apotik, kamu harus udah kelar makan!" Dean bergegas mengambil kunci mobilnya, lalu pergi keluar.Memang karena rumah masih baru sehari ditinggali, wajar saja tidak memiliki kotak obat seperti di rumah Elisa. Sayur dan ikan saja dibelikan sang mertua, jadi bagaimana

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   113. Muntah

    Dean dan Haura melakukan hal yang biasa para suami-istri lakukan dimalam hari, mereka sangat menikmati setiap kali berbagi kasih sayang di atas ranjang. Walau pun wanita cantik itu sering merasa was-was seiring berjalannya umur rumah tanggan mereka."Kok kamu murung, Haura?" Dean menyingkap rambut yang menutupi sebagian wajah Haura."Enggak papa, cuma capek aja sih. Yuk kita tidur, lagian ini udah malam juga!" ajak Haura yang langsung menarik selimutnya.Haura memejamkan mata yang terasa sangat sulit untuk diajak tidur, wanita itu menoleh ke arah belakang ternyata sang suami sudah tidur dengan nyenyak. Dia pun memilih menatap wajah Dean yang sedang tertidur tersebut, berharap akan ikut terlelap ke alam mimpi.***Bagun dipagi hari dengan perasaan senang di rumah sendiri, Haura berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Pertama yang Haura lakukan adalah memasak nasi, setelah itu baru membua kulkas yang tentu saja isinya penuh. Jangan tanya siapa yang memenuhi isi kulkas itu? Siapa

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   112. Akhirnya pindah

    "Eh, iya!" Haura ikut memperhatikan Lilis yang sedang menggendong bayi kecilnya.Rangga tidak menjawab, tetapi memilih memarkirkan mobilnya ke halaman rumah yang akan dia beli untuk sang anak. Memang belum dibayar, namun sudah sepakat untuk membeli rumah itu sebagai hadiah pernikahan. Hanya saja kalau Haura tidak menyukainya terpaksa Rangga membatalkan niat membeli walau pun sudah diberikan uang dimuka kepada pemilik rumah."Ngapain kalian kemari?" Lilis menatap ketus kepada keluarga Dean.Namun belum sempat menjawab, Dika keluar dari dalam rumah tersebut menatap mereka semua dengan ramah."Eh, Om dan yang lainnya udah datang! Ayo masuk ke dalam, biar bisa lihat-lihat rumahnya." Dika mengarahkan semuanya untuk masuk ke dalam."Ngapain ajak mereka masuk? Nanti kotor lagi rumahnya!" Lilis menatap t4jam kepada Dika, lelaki yang baru satu bulan dia nikahi."Lilis! Mereka ini yang mau beli rumah, jadi bisa enggak ramah sedikit sama mereka!" Dika menekan setiap kalimat yang keluar dari mulu

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   111. Bukannya Lilis?

    "Eh, Dean baru datang?" Elisa hanya senyum-senyum menatap sang anak."Asyik ya, pagi-pagi udah gosip." Dean mendudukkan bokongnya di kursi dengan kasar.Haura mengambilkan nasi lengkap dengan sayur dan lauknya untuk sang suami, lalu baru duduk kembali untuk menyantap makanannya."Mama enggak gosip loh, Dean. Soalnya kan istrimu nanti pasti tahu juga sama kebiasaanmu yang itu." Elisa tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan tangan."Tapi enggak gitu juga loh, Ma!" Dean menatap tidak suka sang ibu, mau bagaimana pun rasanya sangat tidak suka kalau diceritakan aibnya kepada sang istri.Menurut Dean pasti Haura akan mengetahuinya pelan-pelan tentang kebiasaannya itu, jadi tidak perlu diceritakan kepada sang istri."Benar kata Dean, Ma. Mau gimana pun nanti Haura juga bakalan tahu, kasian kalau diceritain aibnya itu. Kalau papa juga pasti kesal loh," ucap Rangga menimpali."Iya-iya deh. Mama minta maaf, tapi kamu harus benerin kebiasaanmu itu. Udah nikah koh masih aja dandannya lama, e

DMCA.com Protection Status