Share

5. Shock Therapy

Author: Lidia Rahmat
last update Last Updated: 2023-11-03 05:33:18

Lirih pertanyaan Senja terdengar mencuat lemah, padahal selama ini mulutnya selalu terkunci rapat.

"Masih bertanya?" tantang Yusuf sembari tersenyum sinis, terlihat bahagia menyadari bahwa kali ini Senja mulai terpancing untuk menanggapi kegilaannya yang selalu.

"Katakan apa kekuranganku, Kak. Kalo memang aku yang salah, aku berjanji aku akan berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki ..."

"Banyaaaaak. Mana mampu kamu perbaiki semuanya?"

Tatapan mengejek Yusuf jelas terlihat, saat menatap Senja dari atas sana dengan tatapan mata yang menyayat luka.

Senja memilih untuk benar-benar mencabut soket listrik terlebih dahulu, yang semula menghubungkan aliran listrik dengan setrika yang tak lagi berminat ia sentuh, kemudian ia berdiri tegak sembari berusaha menentang kilau mata sang suami yang entah kenapa begitu cepat berubah seolah tak bisa ia kenali lagi.

"Banyak ...?" ulang Senja.

"Ya, banyak. Saking banyaknya aku malah kesulitan mencari di mana letak kelebihanmu sampai-sampai dulu aku bisa mengejarmu seperti orang gila!"

Mendengar itu Senja terdiam, namun sepasang matanya tak bisa berbohong, bahwa ada kilat kesedihan, kekecewaan, juga terselip sedikit amarah didalamnya.

"Jangan-jangan kamu main dukun!"

Sepasang mata Senja kali ini benar-benar melotot mendengar tuduhan tak berdasar itu. "Astagfirullahhaladzim... Kak Yusuf ini bicara apa sih?"

"Tentu saja bicara tentang kebenaran!"

Senja membuang muka, memilih diam lagi sembari mengatur napas yang hendak memburu.

Demi apa ...?

Biar bagaimana pun, Senja juga manusia biasa. Selalu dituduh dengan hal-hal yang konyol seperti itu, siapa juga yang bisa tahan?

Seberapa besar kesabarannya?

Seberapa luas hatinya?

Mustahil setiap inchi perkataan suaminya yang kejam serta menyakitkan hati dan telinga yang selalu ia dengar setiap saat tidak bisa membuatnya kecewa.

'Apakah ini memang sifat asli Kak Yusuf yang sesungguhnya ...?'

'Lalu dimana pria santun lemah lembut pada dua tahun lalu, yang telah berhasil membuat aku luluh lantak sehingga bersedia menyerahkan seluruh hidup dan masa depanku kepadanya ...?'

Pertanyaan-pertanyaan tersebut kerap mendera benak Senja, yang seolah begitu sangsi perihal bagaimana bisa seseorang yang begitu baik dan penyayang seperti sosok Yusuf Akhyar, bisa berubah drastis seratus delapan puluh derajat dalam waktu relatif singkat.

"Asal kamu tau aja yah, aku sudah mengatakan niatku kepada ayah dan ibu, dan mereka setuju kalo aku akan menceraikan kamu ..."

Tenggorokan Senja seolah dibuat tercekat.

Sakit sekali rasanya, tapi beruntunglah Senja adalah seorang wanita yang telah kenyang makan asam, garam, bahkan kepahitan!

Lagipula apa yang ia harapkan?

Bukankah sejak awal kedua mertuanya tidak pernah sekalipun berada dipihaknya?

Kendatipun demikian, mendengar semua kalimat Yusuf rasanya tubuh Senja hendak merosot ke lantai, beruntung kedua kakinya masih terus kuat menyanggah tubuhnya yang lelah.

"Baiklah, Kak, kalau memang demikian adanya, memangnya apalagi yang bisa aku harapkan?"

Yusuf kelihatan sedikit tercengang mendapati tanggapan Senja yang datar, kemudian dari dalam mulutnya gemeretak giginya pun mulai terdengar.

"Jadi kamu menerimanya?!" sepasang mata Yusuf melotot tajam, apalagi saat melihat anggukan kepala Senja.

"Lakukan saja, Kak. Lakukan apa saja yang menurutmu baik dan pantas untukmu, karena mulai detik ini aku tidak akan lagi menghalanginya dan ..."

Bugh!

Sebuah bogem mentah tiba-tiba menghantam keras mulut Senja yang belum sempat menyelesaikan kalimat seutuhnya.

"Aaakhh ...!!"

Tubuh Senja langsung jatuh tersungkur, dengan darah segar yang langsung muncrat dari hidung dan sela-sela bibirnya yang pecah.

Sungguh Senja nyaris tak percaya jika saat itu, untuk yang pertama kalinya, Yusuf benar-benar berani berbuat kasar kepada dirinya.

Yah, itu adalah kali pertama, dimana Yusuf Akhyar gelap mata sehingga menjatuhkan tangannya, sebelum dikemudian hari pria itu menjadi semakin sering melakukan kekerasan fisik tanpa rasa iba, seolah ketagihan.

Belum juga Senja sadar sepenuhnya atas apa yang sedang terjadi, manakala sebuah tapak sepatu yang besar telah mendarat berkali-kali tanpa ampun diatas wajah begitupun dengan tubuhnya yang tak berdaya, membuat Senja mengaduh dan melolong kesakitan.

Sayangnya, bukannya iba dan menghentikan aksi brutalnya, Yusuf malah semakin bersemangat melakukan penyiksaan, seolah kesetanan.

"Dasar perempuan mandul tak tau diuntung ...!! PERGI SAJA KAMU KE NERAKAAAA ...!!"

đź’•

Tria sendiri bahkan tak menyangka, jika sepenggal pembicaraannya dengan Beno anehnya mampu membuatnya cukup penasaran.

Oleh karena itu begitu ia keluar dari ruang SPK, langkah kaki Tria yang semula hendak menuju ruangannya malah berbelok arah ke lorong yang menuju sel tahanan.

Di sana, Tria mendaoati seorang pria dengan perawakan sedang, sedikit lebih pendek beberapa inchi dari Tria terlihat duduk seorang diri di balik jeruji, tepat diatas lantai yang dingin dengan wajah tertekuk lesu.

"Bapak Yusuf Akhyar?"

Pria itu terperanjat mendengar suara berat yang berasal dari sosok tinggi tegap dengan pakaian dinas lengkap, yang sudah menjulang tegak didepan jeruji besi.

"I-Iya, Pak ...!"

Jawab Yusuf tergeragap, lalu buru-buru bangkit berdiri.

Lewat tanda kepangkatan yang tersemat dilengan kiri dan kanan Tria, Yusuf bisa menebak bahwa yang berdiri dihadapannya sudah pasti bukanlah anggota polisi biasa.

Biasanya untuk ukuran kantor kepolisian sektor di wilayah ini, seorang perwira polisi pastinya menduduki jabatan tertinggi.

So, bisa jadi pria dengan pangkat yang mirip dua buah balok berjejer itu adalah seorang Kapolsek baru, menggantikan pejabat lama yang dengar-dengar baru saja mengalami rolling mutasi.

"Kasus KDRT untuk yang kesekian kalinya atas nama ibu Pelangi Senja ..."

Yusuf tertunduk dalam, seolah sengaja ingin memperlihatkan rasa penyesalan yang mendalam.

"Saya menyesal, Pak ..."

Tria mendengus tertahan.

Entah kenapa tiba-tiba Tria menjadi sedikit emosi sehingga ingin rasanya membuat pria bernama lengkap Yusuf Akhyar ini jungkir balik lalu diakhiri dengan sikap tobat ala-ala hukuman yang kerap diterimanya saat masa pendidikan dulu.

Sejak dulu Tria memang paling anti melihat hal-hal seperti ini. Masih mending ia menghadapi kasus tawuran yang melibatkan preman-preman sekalian, daripada kasus seorang pria breng sek yang tega melakukan penganiayaan kepada seorang wanita, terlebih jika wanita itu istrinya sendiri!

"Beruntung istri anda orang baik, sehingga tidak sedikitpun dia berkeinginan untuk menyulitkan anda. Tapi mengingat saya sangat membenci kasus KDRT apapun alasannya, maka berusahalah untuk tidak pernah kembali ke sel ini lagi dengan kasus yang sama. Jangan coba-coba anda bertemu saya lagi di sel ini, Bapak Yusuf Akhyar ... Karena bisa saya pastikan anda akan menyesal ..."

"B-baik, Pak, saya berjanji t-tidak akan mengulanginya lagi ..." ucap Yusuf Akhyar sambil mengkerut, dengan kalimat yang terbata-bata.

Ucapan Tria sudah jelas-jelas mengandung makna shock therapy yang cukup kental, jadi wajar saja jika nyali pria pengecut seperti seorang Yusuf Akhyar langsung ciut, apalagi saat mendapati wajah Tria yang sudah mengeras sempurna tepat didepan hidungnya.

"Baik, saya pegang janji anda."

Ujar Tria, dingin, kemudian langsung berbalik badan meninggalkan sel tahanan, seolah ia tak sudi berlama-lama menatap wajah pecundang milik seorang Yusuf Akhyar ...!

To be Continued.

Related chapters

  • Janda Kembang Milik Polisi Perjaka   6. Pria Patah Hati

    Satriadi Narajendra, yang kerap disapa Tria, berasal dari keluarga terpandang, dan sejak kecil selalu menjadi anak yang berprestasi.Cita-cita Tria sejak dini adalah menjadi seorang Aparat Penegak Hukum, mengikuti jejak sang ayah yang saat ini mulai memasuki masa purna bakti.Sepertinya bagi Tria bukanlah hal yang sulit untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang Perwira Polisi, karena selain pintar dan memiliki jasmani sehat yang membuat Tria menjadi salah satu lulusan terbaik di Akademi Kepolisian, latar belakang ayah Tria yang seorang Jenderal bintang dua tentu saja cukup berpengaruh pada jenjang pendidikannya.Dalam kehidupan percintaan, sudah pasti Tria juga digilai banyak wanita.Namun dibalik sejuta kelebihannya, ternyata Tria merupakan sosok laki-laki yang benar-benar setia.Sungguh pria idaman, bukan?Yah, tentu saja.Betapa beruntungnya seorang gadis yang bisa memenangkan hati pria seperti Tria, dan gadis beruntung itu adalah Calista, pujaan hati Tria yang cantik dan begit

    Last Updated : 2023-11-17
  • Janda Kembang Milik Polisi Perjaka   7. Mampu Mengalihkan Dunia

    "Nak, anggaplah semua ini merupakan bagian dari proses kehidupan yang harus kamu jalani. Ayah percaya, akan ada hikmah indah yang sedang menanti didepan sana, hanya saja kamu harus kuat, sabar, ikhlas serta tawakal dalam menjalani semua prosesnya terlebih dahulu. Satu hal yang harus kamu ingat, Tria, anakku, tak peduli apapun yang terjadi, ayah akan selalu bangga padamu!"Kalimat sang ayah terucap tidak hanya sekedar panjang lebar, melainkan begitu teduh dan menenangkan bathin.Pelukan hangat pada tubuh tinggi Tria juga berpengaruh besar dalam mendinginkan bara di hati.Sesaat kemudian, pria paruh baya itu harus rela melepas kepergian putra kebanggaannya di pintu terminal keberangkatan bandara Soekarno-Hatta.Yah, apa mau dikata.Sepertinya atas campur tangan ayah Arka yang memegang tampuk tertinggi di divisi propam, pada akhirnya sangsi demosi yang diterima Tria tak tanggung-tanggung.Tria harus menerima kenyataan bahwa dirinya kini dipindahtugaskan ke Polres Talaud, sebuah Polres ya

    Last Updated : 2023-11-17
  • Janda Kembang Milik Polisi Perjaka   8. Sekumpulan Kapas

    "Perlu bantuan, Komandan?"Tria tersentak untuk yang kedua kalinya."Egh, apa? Akh ... I-iya ..."Dengan nada suara yang tergeragap, Tria buru-buru mengangkat wajahnya yang baru saja mengalami keterpukauan hebat, manakala suara anak buahnya yang satu lagi berhasil mengusik kesenangannya dalam mengamati keindahan nyata yang merupakan ciptaan Sang Maha Kuasa, yang tadinya seolah tertutupi oleh kabut tebal sehingga Tria baru menyadarinya sekarang."Sebaiknya dibawa ke puskesmas terdekat apa gimana, Ndan?" saran polisi itu lagi."Iya, iya, udah bener saran kamu. Daripada kenapa-napa, mending dibawa ke puskesmas ...""Siap, Ndan!""Tolong siapin mobilnya aja, biar saya sendiri yang akan bawa ibu Senja ke puskesmas terdekat ..." desis Tria lagi sembari memberi perintah."Saya aja yang ambil mobilnya, Ndan ..." ungkap salah seorang anak buah Tria lainnya, berinisiatif."Ya udah, kalo begitu cepat siapkan mobilnya ..."Tanpa menunggu lebih lama, pria yang berucap barusan langsung bergegas men

    Last Updated : 2023-11-17
  • Janda Kembang Milik Polisi Perjaka   9. Tak Berhenti Tersenyum

    "Nama ibu ini Pelangi Senja, dok, dan sesungguhnya ibu ini memang bisa dibilang bukan siapa-siapanya saya. Saya bahkan baru saja mengenalnya di kantor, dan memang benar dia baru saja mengalami KDRT. Tapi karena yang bersangkutan tidak berkeinginan sedikitpun untuk melaporkan pelaku yang tak lain merupakan suaminya sendiri apalagi sampai memperpanjang proses hukum dan bersedia menjalani visum, maka untuk saat ini kami hanya bisa menghargai keputusan yang bersangkutan terlebih dahulu. Perihal keputusan saya yang berinisiatif untuk membawanya ke Puskesmas ini, karena tadi ia sempat pingsan, sesaat setelah hendak meninggalkan Polsek ..."Usai berbasa-basi yang terkesan begitu cepat akrab dalam sekejap, Tria pun berucap panjang lebar, berusaha menjelaskan kejadian yang menimpa Senja sehingga membuatnya mengambil keputusan untuk membawa wanita itu langsung ke Puskesmas terdekat."Oh, ternyata seperti itu ..." dokter Richard pun mengangguk-anggukkan kepalanya, menandakan dirinya cukup paham

    Last Updated : 2023-11-20
  • Janda Kembang Milik Polisi Perjaka   10. Berhutang Budi

    'Ternyata Pak Komandan ini orangnya cukup keras kepala juga ...'Senja bergumam dalam hati, sembari menghembuskan napasnya berat.Dalam hati ia merutuki dirinya yang sempat terdiam berjenak-jenak seolah kehilangan perbendaharaan kata. Tidak hanya sampai disitu, ia juga merasa sedikit kesal karena tanpa sadar sempat terpukau."Ehem, baiklah, kalau begitu berikan saya alasannya.""Alasan apa?""Alasan tentang kenapa 'harus' ...?"Pertanyaan tersebut dilontarkan Senja dengan nada suara yang seolah menantang."Apanya yang kenapa?"Tria yang bak memiliki kesempatan untuk terus membalikkan sepatah dua patah pertanyaan datar dari Senja, terlihat kembali menatap wajah kaku dihadapannya dengan ekspresi yang stay kalem."I-Iya, kenapa ...? Saya hanya merasa, sepertinya saya butuh penjelasan tentang kenapa Pak Komandan mengatakan harus ..."Satu tarikan napas Tria seolah tak mampu menambah kesabaran Senja dalam menanti jawaban."Jadi ibu Senja benar-benar tidak ingat kalau tadi ibu Senja pingsa

    Last Updated : 2023-11-20
  • Janda Kembang Milik Polisi Perjaka   11. Menggemaskan Sekaligus Menyebalkan

    "Terima kasih."Tria terkesima. Lagi-lagi alisnya bertaut sempurna menerima tanggapan Senja yang justru berucap terima kasih di saat dirinya dengan sengaja dan begitu rendah hati memperkenalkan diri, demi mengurangi situasi canggung yang ada diantara mereka."Maksud saya, terima kasih karena Pak Komandan sudah menolong saat saya pingsan bahkan membawa saya ke Puskesmas ini ..."'Itu kan yang ingin kamu dengar, Pak Komandan, yang nyebelin ...?''Mau berbuat kebaikan kok mengharapkan pamrih dan ucapan terima kasih ... Huhh ...'Diam-diam dibalik kalimatnya barusan ternyata Senja malah membathin hal yang lain, hal yang justru berkebalikan seratus delapan puluh derajat dari ucapannya sendiri "Tidak apa-apa, Ibu Senja, tidak usah sungkan. Melindungi masyarakat itu memang merupakan bagian dari tugas saya juga ..."Kali ini Tria belum menemukan tanggapan berarti atas balasan kalimatnya untuk ucapan terimakasih yang terucap tanpa setitik pun senyuman itu.Detik selanjutnya keheningan sempat

    Last Updated : 2023-11-21
  • Janda Kembang Milik Polisi Perjaka   12. Misi Pribadi

    "Tutup dulu pintunya, Ben." Tria berucap sambil berusaha menepis sejuta pemikirannya yang mulai berspekulasi saat menyadari langkah Beno mulai terayun ringan, hendak memasuki ruangannya yang terasa sejuk oleh hembusan hawa dingin dari air conditioner."Siap, Ndan."Beno mengatupkan pintu ruangan Tria terlebih dahulu dengan sigap, sebelum kembali meneruskan langkahnya mendekati meja biro, dimana sang komandan tengah duduk menunggui dirinya dengan posisi bersandar penuh di kursi sambil melipat kedua lengan diatas dada."Gimana, Ben?" tanya Tria dengan mimik wajah yang belum apa-apa sudah bergelayut kecewa, seolah ia sudah bisa menebak ketidakberhasilan sang anak buah dalam mengemban 'misi pribadi' yang ia perintahkan kira-kira sejam yang lalu."Maaf, Ndan, menurut perawat yang bertugas hari ini, katanya Ibu Senja sudah gak dirawat di Puskesmas Beo lagi."Dalam hati Tria terhenyak mendengar kabar tersebut, namun ia berusaha untuk mempertahankan wajah dan gestur tubuhnya agar rasa terkeju

    Last Updated : 2023-11-21
  • Janda Kembang Milik Polisi Perjaka   13. Keranjang Rotan

    "Buah darimana ini, Ben?" tanya Sayub yang baru saja ikutan nimbrung bersama rekan-rekannya yang lain, yang ternyata sudah lebih dahulu mengerubungi sebuah keranjang rotan berisikan aneka buah-buahan segar didalamnya."Dari Komandan ..." jawab Beno tanpa menoleh, sibuk mengupas kulit jeruk yang berwarna kuning terang."Kok bisa?" tanya Sayub lagi, yang langsung mencaplok dua buah rambutan sekaligus dari dalam keranjang yang sama."Bisa lah. Emang gak boleh pimpinan kasih sesuatu yang seger-seger sama anak buahnya?"Bukan Beno yang menjawab, melainkan Stenly, seorang anggota yang lumayan senior dengan pangkat AIPDA alias Ajun Inspektur Polisi Dua, yang memangku jabatan sebagai Kanit Sabhara Polsek Beo."Bukan gitu, Kanit, tapi lucu aja sih dikasih buah sama keranjang-keranjang rotannya sekalian. Udah kayak hantaran orang yang mau lamaran aja ..." Sayub nampak terkikik."Yaelah, nih anak, udah di service pimpinan dengan sebaik-baiknya masih protes aja ...""Ha ... Ha ... Ha ... Siap sal

    Last Updated : 2023-11-22

Latest chapter

  • Janda Kembang Milik Polisi Perjaka   54. Bertemu Camer

    Saat Tria dan Senja tiba di rumah dinas milik Tria yang berada di kawasan Mako, tepat didepan selasar kantor sudah terlihat banyak anggota polisi yang berkumpul menunggu apel pagi yang akan dimulai tak lama lagi.Sebagian besar dari mereka terlihat berseragam dinas seperti halnya Tria, namun ada beberapa diantaranya memakai kemeja putih lengan panjang dipadu celana hitam berbahan kain."Yang satunya biar aku aja yang bawa." ujar Senja yang buru-buru turun dari mobil begitu menyadari pergerakan Tria yang begitu mesin mobil dimatikan terlihat tergesa-gesa turun dan langsung membuka pintu mobil belakang."Oke, kalo gitu abang bawa dua sekalian ..." jawab Tria sembari menyodorkan satu buah kotak kue ke tangan Senja yang buru-buru menyambut pemberian Tria.Detik berikutnya, dengan gesit Tria terlihat sudah menumpuk dua buah kotak kue yang tersisa dan tanpa banyak bicara langsung mengangkat dan membawanya masuk kedalam rumah dinas yang terlihat lenggang.Melihat hal tersebut alhasil secara r

  • Janda Kembang Milik Polisi Perjaka   53. Tidak Salah Pilih

    Bertepatan dengan Tria yang sukses memarkirkan mobilnya di seberang jalan, tepat didepan gang sempit yang biasanya menjadi akses masuk ke rumah Senja, secara bersamaan pula sosok yang hendak ia jemput itu terlihat berjalan keluar dari mulut gang.Sangat jelas terlihat bagaimana Senja cukup kerepotan dengan keberadaan tiga buah dus kue berbentuk persegi yang saling bertumpuk dalam genggamannya, ditambah lagi dia harus mengepit tas kecil yang tersampir di bahu kanan.Mendapati pemandangan tersebut sontak Tria melompat turun dari mobil secepat kilat, langsung berlari kecil menyongsong sosok Senja yang ternyata juga langsung notice akan keberadaan Tria dengan outfit khasnya yakni seragam dinas."Bisa-bisanya diborong sekali angkut. Kenapa gak ngomong kalo bawaannya sebanyak ini sih, Nja?" ujar Tria sambil buru-buru mengambil alih tiga buah dus kue yang saling bertumpuk itu sekaligus."Banyak gimana? Cuma tiga dus kue kok ..."Tria terlihat menggelengkan kepalanya mendapati jawaban ngeyel

  • Janda Kembang Milik Polisi Perjaka   52. Lampu Hijau

    Usai berbincang dengan Mpok Hindun hingga nyaris menjelang Isya, mendadak Senja seolah mendapatkan sebuah pencerahan, yang membuatnya menyesal mengapa tidak terpikir olehnya sama sekali dalam kurun waktu dua hari terakhir ini.Untuk itulah setelah Mpok Hindun pamit pulang, Senja buru-buru menunaikan sholat Isya kemudian dengan langkah pasti dia menuju ke warung terdekat dari rumahnya, yang menjadi tempat dirinya berbelanja kebutuhan sehari-hari."Beragam amat belanjaannya, Nja? Mau bikin kue ya?" tanya pemilik warung dengan nada suara yang ramah, begitu menyaksikan belanjaan Senja yang meliputi beberapa butir telur, tepung terigu, gula pasir, pengembang kue, pasta pandan dan masih ada beberapa jenis barang lainnya yang identik dengan bahan-bahan untuk membuat kue "Iya, Bu." jawab Senja, singkat."Emang rencananya mau bikin kue apa, Nja?" ujar ibu itu lagi, yang kini sudah mengambil ancang-ancang untuk menjumlah berbagai barang belanjaan Senja yang teronggok diatas meja kasir."Bolu pa

  • Janda Kembang Milik Polisi Perjaka   51. Dalam Hitungan Hari

    "Untuk anggota yang piket saya harap bisa bertanggung jawab penuh sampai besok pagi. Sementara untuk yang lain, silahkan pulang dan beristirahat, jaga kesehatan, dan jangan lupa seperti biasa besok pagi kita akan tetap melaksanakan apel pagi bersama di jam biasa, diteruskan dengan pelaksanaan operasi cipkon di sektor wilayah. Delapan enam?""Siap, delapan enam, Komandan!" Jawaban yang solid terdengar dari seluruh anggota yang ada, menanggapi titah yang diberikan oleh Tria, sebelum mengakhiri kegiatan patroli di malam itu.Jika kondisi kamtibmas sedang adem ayem begini, semua pihak pastinya merasa lebih lega karena tidak perlu bekerja ekstra, meskipun harus tetap siaga dengan kondisi apapun.Pelaksanaan operasi cipkon yang merupakan kepanjangan dari operasi cipta kondisi itu sendiri memang sudah menjadi kegiatan rutin yang wajib di tingkatkan oleh pihak kepolisian, dan biasanya dilaksanakan setiap akhir pekan dengan melibatkan personil dari berbagai fungsi.Namun mengingat moment perga

  • Janda Kembang Milik Polisi Perjaka   50. Tekad Yang Bulat

    Senja sedang duduk lesehan diatas tikar sambil memilah dan mengemasi tumpukan baju-baju miliknya untuk dimasukkan ke dalam sebuah kotak kardus dan sebuah koper besar, saat Mpok Hindun datang menyambangi rumahnya ba'da maghrib."Assalamualaikum ...""Waalaikumsalam. Eh, Mpok? Masuk, Mpok ..." jawab Senja semringah, menyadari salah satu sosok terbaik yang dia miliki muncul di bingkai pintu.Mpok Hindun pun bergegas masuk dengan tatapannya yang tak henti mengawasi tumpukan baju yang berjejer rapi diatas tikar."Udah mulai beberes rupanya ..." gumam Mpok Hindun sambil ikutan duduk lesehan diatas tikar, tepat dihadapan Senja yang kini menjeda sejenak aktifitasnya karena fokus dengan kedatangan Mpok Hindun."Iya, Mpok, ini lagi dipisah-pisahin. Soalnya kemarin kata abang jangan bawa banyak barang, karena selain rumah dinasnya kecil, ntar kalo hijrah ke kota juga gak mungkin dibawa semua ..."Mpok Hindun terlihat manggut-manggut sejenak mendengar penjelasan Senja yang panjang lebar."Trus baj

  • Janda Kembang Milik Polisi Perjaka   49. Partner Yang Hebat

    Semilir angin yang menerpa lembut di wajah sesaat membuat Senja merasa semakin terbuai, sebelum akhirnya dia bak mendapatkan setitik kesadaran yang datang dalam sekali sentak."Astagfirullah ... Aku ada dimana ...?"Punggung Senja sontak menegak, sepasang matanya yang masih terasa sepat mengerjap berkali-kali, sedangkan kepalanya celingak-celinguk kebingungan.Kini Senja sudah sadar sepenuhnya, bahwa ternyata dirinya sedang berada didalam mobil yang terparkir tanpa suara mesin, juga tanpa seorang pun selain dirinya.Di kursi sebelah terdapat seragam dinas yang tersampir begitu saja di jok pengemudi.Seragam tersebut menguarkan perpaduan aroma parfum manis dan maskulin, yang mulai terasa familiar di indera penciuman Senja.Dua kaca depan kiri dan kanan seolah sengaja diturunkan setengah demi memudahkan kesejukan angin laut masuk dengan leluasa.Di ufuk barat, kolaborasi warna yang khas membuat suasana yang mulai temaram terasa semakin syahdu.Sungguh, bahkan hanya dalam sekejap kesadara

  • Janda Kembang Milik Polisi Perjaka   48. Putri Tidur

    Matahari mulai condong ke arah barat saat mobil yang dikemudikan Tria memasuki area Mapolsek Beo."Gak usah dibangunin ..."Tria urung menyentuh pundak dari wanita yang ada disebelahnya."Biar ayah turun dulu, nanti kamu antarkan saja Senja pulang ke rumah. Kasian dia, kayaknya kecapean ..."Tria pun mengangguk patuh, menerima titah ayahnya yang langsung melarangnya untuk membangunkan Senja.Surya Narajendra membuka pintu disebelahnya dengan hati-hati sembari beringsut keluar, begitupun juga dengan Tria yang akhirnya ikut melakukan hal yang serupa yakni membuka pintu yang ada disamping dan keluar dari mobil.Keduanya seolah kompak bergerak perlahan, sepertinya dengan tujuan yang sama yakni sekecil apapun pergerakan mereka tidak akan mengusik wanita yang sedang tertidur nyenyak di kursi depan.Sementara itu, mendapati pergerakan mobil berwarna merah yang melesat masuk ke area Mapolsek Beo, para anggota polisi yang sejak awal sudah standby di sana sontak mendekat dengan sigap.Surya Nara

  • Janda Kembang Milik Polisi Perjaka   47. Mantan Menantu

    Pesawat Wings Air tipe ATR 72-500 dengan kapasitas penumpang yang kurang lebih tujuh puluhan kursi, serta menjadi satu-satunya tranportasi udara yang melayani masyarakat di salah satu wilayah terluar perbatasan NKRI tersebut telah mendarat dengan sempurna di landasan pacu.Tak berapa lama kemudian para penumpang pesawat itu pun sudah dipersilahkan turun oleh dua orang pramugari yang bertugas.Yanwar Akhyar bersama istrinya Aminah Akhyar, nampak berada diantara barisan para penumpang yang turun dengan tertib.Ternyata keduanya merupakan bagian dari sekian banyak penumpang pada penerbangan barusan.Baru saja menginjakkan kaki di ruang tunggu Bandar Udara Melonguane, setelah melewati penerbangan selama kurang lebih lima puluh lima menit dari Bandar Udara Sam Ratulangi Manado, hiruk-pikuk kesibukan di bandara itu sudah terlihat jelas."Ada apa yah? Tumben rame banget ..." tanya salah seorang penumpang kepada sesama penumpang yang lain, menyadari ada begitu banyak Polisi yang memadati banda

  • Janda Kembang Milik Polisi Perjaka   46. Dua Kata

    Rencana kedatangan Irjen Polisi Surya Narajendra di salah satu wilayah perbatasan NKRI sudah jelas-jelas merupakan kunjungan pribadi dan tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan urusan kedinasan.Bahkan Surya Narajendra sengaja mengambil cuti demi bisa mendampingi Tria guna melamar wanita pilihan putra kebanggaannya itu.Namun begitu mendengar kabar kedatangan seorang yang berpangkat jenderal, meskipun sudah jelas-jelas bukan merupakan kunjungan dinas, pada kenyataannya tetap di respon oleh petinggi-petinggi kepolisian di wilayah tersebut."Pak Kapolsek, bisa-bisanya kedatangan Irjen Surya Narajendra gak kamu kasih tau saya?""Siap salah, Ndan." jawab Tria pasrah, saat dirinya ditodong dengan pertanyaan tersebut oleh bapak Kapolres via ponsel di pagi hari, sebelum dirinya memimpin apel bersama para anggotanya."Waduh, untung saja saya dikasih bocoran Pak Kabag Sumda, kalo gak saya malah gak tau sama sekali ..." imbuh sang pimpinan dari seberang sana."Siap salah, Ndan." lagi-lagi T

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status