Beranda / Urban / Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah / Bab 27 : Perubahan Dante

Share

Bab 27 : Perubahan Dante

Penulis: Tenderwhitesan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ketika para tamu kapal, yang merupakan orang-orang kaya dengan status sosial tinggi dan komunitas jetset, melihat Dante pertama kalinya, mereka segera memasang tatapan merendahkan.

Mereka adalah kalangan elit yang hidup dalam kemewahan, dan penampilan Dante yang kumal membuat mereka memandangnya dengan ekspresi jijik.

Tidak hanya para tamu, tetapi juga lima pelayan pribadi yang ditugaskan untuk melayani Dante.

Gadis-gadis ini adalah pelayan terbaik di kapal, terlatih untuk memberikan layanan kelas atas kepada tamu VIP. Namun, saat mereka melihat Dante untuk pertama kalinya, dengan pakaian tahanan lusuh dan tubuh yang kotor, mereka tidak bisa menyembunyikan rasa tidak suka dan penghinaan dalam hati.

Mereka saling melirik satu sama lain, dengan tatapan penuh penghinaan yang tersembunyi di balik senyuman tipis yang mereka paksakan di wajah.

"Ini orang yang dipercaya Tuan Lorenzo sebagai orang nomor dua?" Pikir salah satu dari mereka dengan sinis.

"Dia terlihat seperti gelandangan." G
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 28 : Memenangkan Taruhan

    “Tidak… tidak ada masalah. Hanya… Tuan Lorenzo menunggu anda untuk sarapan bersama.” “Baik. Katakan padanya aku akan segera kesana.” Sikap mereka berubah seketika. Dari yang sebelumnya enggan untuk melayani Dante, kini mereka justru bersikap lebih antusias dan agresif. Wajah mereka yang semula penuh rasa jijik kini berubah menjadi senyum manis, dan mereka mulai mendekatkan diri ke Dante dengan cara yang lebih ramah dan menggoda. "Tuan Dante, bagaimana jika saya bantu untuk memakai baju?" tanya salah satu dari mereka dengan suara lembut dan penuh perhatian, sikap dinginnya lenyap tanpa bekas. Gadis lainnya segera mendekat dengan sikap yang jauh lebih hangat, menawarkan handuk tambahan dan bahkan menyentuh lembut lengan Dante saat dia memberikannya. "Tuan Dante, setelah sarapan, apa rencana anda? Bagaimana jika kita melakukan sesuatu yang menyegarkan?" tanya gadis lainnya dengan senyum menggoda. “Kita lihat saja nanti.” Dante membiarkan kelima gadis cantik membantunya berpak

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 29 : Kemampuan Baru Dante

    Dante mengerti, jelas Lorenzo tidak percaya sepenuhnya.Namun, saat permainan dimulai, Dante mengaktifkan Nexus di pikirannya. Sistem itu dengan cepat memindai setiap gerakan Phantom, menghitung probabilitas dari setiap kartu yang dibagikan, dan memberikan Dante informasi instan tentang strategi terbaik untuk memenangkan setiap ronde."Nexi, bantu aku membaca kartu lawan dan tentukan langkah terbaik," Dante berkata dalam benaknya."Pemain di seberang mu mencoba menipu. Dia menyembunyikan kartu di lengannya. Mainkan strategi ini untuk menjebaknya pada giliran berikutnya," jawab Nexus.Dengan arahan dari Nexus, Dante mulai memenangkan ronde demi ronde. Phantom, yang biasanya tak terkalahkan, mulai berkeringat saat melihat Dante terus mengungguli dia dalam setiap permainan. Dalam waktu singkat, Phantom kalah telak, dan semua chip di meja poker berpindah ke tangan Dante.Raffaele yang melihat kekalahan pertamanya mulai merasakan ketegangan. Namun, dia masih yakin dengan tim profesional la

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 30 : Jackpot!

    Dante hanya mengangguk tanpa banyak bicara, fokus pada tugasnya. Dalam waktu singkat, dia telah melumpuhkan beberapa anak buah Raffaele yang mencoba menyerangnya. Sebuah tendangan cepat dari Dante menghantam salah satu penyerang di dadanya, mengirimnya terbang ke meja judi dan membuatnya tergeletak tak berdaya.Kecepatan, kekuatan, dan ketenangan Dante dalam bertarung sekarang jauh di luar kemampuan manusia normal. Nexus terus mengarahkan otaknya, memberikan strategi untuk setiap serangan yang datang dan memandu gerakannya dengan sempurna. Dia bisa merasakan pola gerakan lawan sebelum mereka menyerang, memungkinkan dia untuk selalu selangkah lebih maju.Ketika jumlah anak buah Raffaele mulai berkurang, Dante berhadapan dengan tiga penyerang sekaligus. Mereka mengelilinginya, berpikir bisa menjatuhkannya dengan serangan bersama. Tapi Nexus dengan cepat memberi Dante instruksi. "Serang pria di sebelah kanan terlebih dahulu, lalu gunakan tubuhnya untuk menghalangi serangan dari kiri," k

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 31 : Pertemuan Dengan Alessandra

    Ini adalah jackpot terbesar yang pernah terjadi di Le Grand Fortuna."Selamat, Tuan," kata salah satu staf kasino yang mendekati Dante dengan ekspresi terpaksa, mencoba tetap profesional meskipun situasi terasa sangat tidak nyaman bagi mereka. "Ini adalah kemenangan terbesar yang pernah terjadi di sini."Dante menatap staf itu sejenak sebelum melirik ke arah Raffaele, yang tampak tak berdaya dan penuh amarah. Dengan sikap tenang, Dante menatap langsung ke mata Raffaele dan berkata, "Kau seharusnya tahu, Raffaele. Ketika kau bermain kotor, selalu ada seseorang yang bisa bermain lebih cerdas."Raffaele hanya bisa menggertakkan giginya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kekalahannya di atas meja judi, kekalahannya dalam pertempuran, dan sekarang kekalahan finansial yang memalukan, semuanya menghantamnya dengan keras.Setelah memastikan semua uang kemenangannya malam itu masuk ke dalam rekening pribadi atas namanya, dengan sikap puas, Dante berbalik, meninggalkan mesin slot yang kini t

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 32 : Melipat Gandakan Uang

    Karena bajunya sedikit kotor, Dante meminta izin kepada Lorenzo kembali ke kamarnya untuk mandi dan mengganti pakaian sebelum bergabung lagi dengan Lorenzo dan Alessandra di dek untuk perayaan yang lebih santai. Selama perjalanannya menuju kamar, Dante teringat uang hasil dari kemenangan judi di kapal Raffaele telah ditransfer ke rekening pribadinya. Jumlahnya sangat besar, jutaan dolar dari jackpot dan kemenangan lainnya. Namun, bagi Dante, ini baru permulaan. Dante memiliki ambisi besar, dan dia membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk memperkuat posisinya di organisasi Lorenzo, serta untuk menjalankan rencana balas dendamnya.Untuk menghindari kelima pelayan yang selalu menempel padanya, Dante, membawa laptop ke kamar mandi. Di kamar mandi yang mewah, Dante duduk di kloset tertutup dengan laptop di depannya. Dia membuka akun bank pribadinya dan melihat angka-angka besar yang muncul di layar. Senyum tipis terukir di wajahnya saat dia menatap jumlah jutaan dolar yang kini menjad

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 33 : Tuduhan Pada Dante & Alat Peledak

    Setelah selesai mandi dan ganti baju, Dante bergegas ingin kembali ke tempat pesta, namun baru beberapa langkah keluar dari kamarnya sebuah kejadian kecil menarik perhatiannya.Sebuah ruang tertutup terletak di depan kamar Lorenzo menarik perhatian Dante. Menurut pelayan itu adalah kamar Alessandra. Pintu ruang itu terbuka sedikit, dan dari celah tersebut, Dante melihat seorang pria berbaju hitam dengan gerak-gerik mencurigakan, seakan baru saja melakukan sesuatu di dalam. Pria itu cepat-cepat meninggalkan ruangan, berusaha menghindari tatapan siapa pun yang mungkin melihatnya.Dante yang waspada memperlambat langkahnya, matanya fokus memperhatikan pria itu. Firasatnya mengatakan jika ada sesuatu yang tidak beres. Namun, dia baru disini dan belum mengenal banyak orang. Walau wajahnya asing, tapi mungkin saja pria itu adalah orang-orang Alesandra, yang baru datang bersamanya.Dia tidak mau mencampuri urusan orang lain.Dante berbalik ingin meninggalkan tempat itu, tapi suara Nexus men

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 34 : Merayu Alessandra

    Vince yang mencoba membela Dante mewakili teman-temannya yang lain hanya bisa terdiam mendengar jawaban bos mereka. Sementara itu Alesandra diam-diam pergi menemui dante, dia penasaran kenapa pria itu berusaha untuk menyakitinya.Dante sedang berbicara serius dengan Nexus, saat Alessandra tiba-tiba muncul di pintu. Dia datang sendirian, di wajahnya terlihat kebingungan dan kekecewaan. Dia tidak mengerti mengapa Dante, orang yang katanya dipercaya oleh ayahnya, malah ingin berbuat jahat. Padahal selain datang untuk merayakan ulang tahun ayahnya, dia juga datang khusus untuk bertemu Dante.Matanya yang mencerminkan kecerdasan menatap Dante dengan campuran penasaran dan rasa ingin tahu."Dante," Alessandra memulai, suaranya dingin namun dengan nada yang terdengar terluka. "Aku ingin tahu… kenapa? Siapa yang menyuruhmu? Apa yang sebenarnya kau rencanakan?"Dante tahu bahwa dia tidak hanya harus membela dirinya, tetapi juga memenangkan kepercayaan Alessandra, mendapat dukungan sepenuhnya

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 35 : Mata-Mata

    Dante melanjutkan sambil menunjukkan pager di tangannya. "Pada intinya, alat ini memiliki dua fungsi. Yang pertama, seperti yang terlihat, adalah alat komunikasi yang dapat menerima sinyal dan pesan melalui jaringan komunikasi. Ini adalah fitur yang umum. Tetapi bagian yang berbahaya adalah bahwa alat ini telah dimodifikasi untuk memiliki fungsi kedua, fungsi pemicu peledak."Mario tampak bingung. "Bagaimana sebuah pager bisa menjadi pemicu peledak?" Tanyanya dengan alis terangkat.Dante mengangguk, memahami kebingungannya. "Alat seperti ini dimodifikasi dengan menambahkan komponen peledak miniatur yang disembunyikan di dalamnya. Ada dua elemen kunci yang membuat pager ini sangat berbahaya: sensor elektronik yang sangat sensitif, dan bahan peledak yang dapat dipicu dengan sinyal jarak jauh."Dia mengangkat pager itu lebih tinggi agar semua orang bisa melihatnya. "Di dalam pager ini, tersimpan sirkuit mikro yang terhubung dengan bahan peledak berukuran kecil namun sangat kuat. Ketika p

Bab terbaru

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 88 : Menyuapi Obat Dari Mulut Ke Mulut

    Di dalam rumah sederhana namun terasa hangat itu, kakek Alfonso duduk di samping Lorenzo, tangannya yang tua dan berkeriput masih cekatan membalut luka Lorenzo menggunakan kain yang dicelupkan ke dalam ramuan herbal berwarna kehijauan. “Tuan, anda mengerti pengobatan?” Tanya Dante matanya tidak lepas dari berbagai ramuan yang di pegang Alfonso. Dia tidak bisa membiarkan orang yang baru mereka kenal memberikan sembarang obat pada Lorenzo.“Aku tahu sedikit.”Dante duduk di dekat perapian, memperhatikan dengan cemas setiap gerakan kakek. "Lukanya dalam," kata Alfonso tanpa menoleh. "Aku sudah melakukan usaha terbaik dengan memberikan ramuan obat yang aku buat sendiri. Sekarang semua tergantung padanya." Dante mengernyit. "Maksud Anda?"Alfonso menghela napas panjang, lalu menatap Dante dengan tatapan mata yang serius. "Kalau dia bisa melewati malam ini, dia akan selamat. Tapi kalau demamnya semakin parah…" Alfonso menggeleng pelan, tidak meneruskan kalimatnya, namun Dante mengerti

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 87 : Lorenzo Terluka

    Air sungai membawa mereka menjauh dari musuh, tapi arus yang kuat membuat Lorenzo kesulitan menjaga kesadarannya. Luka di pinggangnya membuat tubuhnya semakin lemah, namun ia tetap berusaha berenang, menjaga agar Dante tetap di dekatnya. "Kau baik-baik saja?" Tanya Dante dengan suara keras, mencoba melawan suara arus. "Jangan pikirkan aku," sahut Lorenzo sambil mengatur napas. "Kita harus keluar dari sini sebelum arus membawa kita terlalu jauh."Tiba-tiba saja terdapat pusaran air yang cukup kuat menyeret tubuh Lorenzo, dan tanpa ampun kepalanya membentur batu hingga tidak sadarkan diri.Dante berusaha sekuat tenaga menahan tubuh Lorenzo agar tidak tertelan pusaran air. Sambil berpegangan pada akar pohon yang menjuntai, dengan sisa tenaga, Dante berenang menuju tepian sungai, mencari tempat yang aman untuk beristirahat. Malam mulai tiba, dan luka di kepala Lorenzo terlihat parah.***Dante memapah Lorenzo, satu tangannya melingkari tubuh Lorenzo yang lemah, sementara tangan lainny

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 86 : Pelarian Dante & Lorenzo

    “Kalian menjebak kami!” Teriak Dante kepada pimpinan kelompok pembeli.“Omong kosong! Kami bukan orang serendah itu!” Setelah berkata sebutir peluru dari sniper melubangi tengkoraknya membuatnya tersungkur di depan Dante.Peluru mulai berdesing di udara dari segala arah, menghantam dinding dan barang-barang di dalam gudang. Kelompok lain yang ikut dalam transaksi langsung jadi sasaran utama. Mereka tewas di tempat, satu per satu roboh tanpa sempat melawan. “Sepertinya tempat ini sudah terkepung,” ujar Dante. Dante dan Lorenzo langsung berlindung di balik kotak kayu dan karung besar bersama anak buahnya. "Kita harus keluar dari sini secepatnya jika tidak ingin mati konyol," ujar Lorenzo sambil memasang ekspresi serius. "Aku tahu," jawab Dante, mengambil senjata dan mulai membalas tembakan. Dengan bantuan Nexus yang memberi informasi tentang posisi musuh, Dante dan kelompoknya berhasil menciptakan celah untuk kabur. Mereka keluar dari gudang melalui pintu rahasia yang berada di l

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 85 : Penyergapan

    Kesuksesan Alessandra dalam memperkenalkan dan memasarkan obat jenis baru tidak hanya membawa kekayaan bagi Serigala Malam, tetapi juga meningkatkan reputasi mereka.Semua tidak lepas dari peran Dante. Dan Alessandra memuji Dante di depan semua anggota.Hal itu membuat semua anggota semakin menghormati Dante, melihatnya sebagai pemimpin kedua setelah Alessandra. Gosip dengan cepat menyebar. Bahkan organisasi lain mulai memandang Dante dengan rasa kagum dan ketertarikan, berpikir betapa bagusnya jika jenius seperti Dante bergabung dengan mereka. Namun, tidak semua orang memuji Dante. Di La Fortezza, ada satu orang yang merasa terganggu oleh semua pencapaian Dante, Alejandro, kakek Alessandra. Alejandro duduk di balkon pribadinya bersama Jose, mengamati Alessandra dan Dante yang tengah bercanda mesra di taman bawah. Wajahnya yang biasanya angkuh kini terlihat semakin masam. Jose, yang berdiri di belakang Alejandro, memberanikan diri untuk bicara. "Tuan Alejandro, Anda sepertinya ter

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 84 : Kecemburuan Alessandra

    Alessandra tampak terkejut, alisnya naik sedikit. "Kenapa kau tanyakan itu sekarang? Membuat mood-ku menjadi buruk," katanya kesal, melepaskan tangannya dari leher Dante dan menyilangkannya di dada. "Ketua, aku bertanya karena dia belum kembali sejak pulang dari Nepal," jawab Dante dengan singkat, pandangannya tajam. “Jadi kau juga akhirnya mengakui jika kalian pergi bersama ke luar negeri? Hebat sekali, aku menyuruhmu melakukan tugas, tapi kau malah asik bersenang-senang dengan seorang wanita,” ucap Alessandra, dan kali ini suaranya lebih keras dari biasanya.Dante melirik ke sekeliling dimana para pengawal berbaju hitam rapi berdiri, dengan satu isyarat darinya, mereka semua serentak berbalik dan memasang earphone di kedua telinga mereka.“Kami disana untuk melaksanakan tugas darimu…”“Kenapa harus dia? Aku bisa menemanimu.” Alessandra menghela nafas, lalu berenang mundur dengan elegan, menjaga jarak. "Kau tenang saja, gadis kecilmu masih bernafas. Kau beruntung, jika aku seperti

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 83 : Pengumuman Kematian Lorenzo

    Breaking News siang itu, semua stasiun televisi nasional menyiarkan konferensi pers penting dari sebuah rumah sakit forensik terkemuka. Ruang konferensi di penuhi oleh wartawan dari berbagai media. Kamera terus bergerak mengambil gambar setiap sudut, dan suara klik kamera mendominasi suasana. Di podium utama, seorang juru bicara pemerintah berdiri dengan dokumen tebal di tangannya, siap memberikan pernyataan resmi yang baru saja mereka terima."Setelah melalui serangkaian tes DNA yang dilakukan secara teliti," kata juru bicara itu dengan suara penuh percaya diri, "tim kami dapat mengonfirmasi bahwa sisa-sisa tubuh yang ditemukan di mobil yang jatuh ke jurang adalah benar milik Lorenzo Sabatini, pemimpin organisasi kriminal Serigala Malam."Ruang konferensi langsung ramai, para wartawan berebut mengajukan pertanyaan. Nama Lorenzo yang selama ini dianggap sebagai bayangan gelap dalam dunia kejahatan kini kembali menjadi berita utama di seluruh negeri. "Apakah ini akhir dari Serigala Ma

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 82 : peluncuran Produk Baru

    Setelah kembali dari Nepal, Dante dan Sofia tiba di La Fortezza, markas besar organisasi. Begitu turun dari mobil, Sofia langsung disambut oleh beberapa anggota tim elite khusus, yang memintanya untuk menghadap Alessandra di ruang interogasi.Sofia menghela napas, melirik Dante sebelum pergi. "Kita bicara nanti," katanya dengan raut wajah tegang, mencoba tersenyum namun jelas terlihat gugup.Dante menatapnya sejenak, memberi anggukan kecil yang menenangkan. "Jangan khawatir. Kamu akan baik-baik saja, Ketua hanya ingin bertanya tentang kegiatanmu di luar selama ini." katanya pelan. Sebelumnya Nexus memberikan informasi tidak ada alat penyadap lain di tubuh Sofia, jadi Dante tidak merasa khawatir.Sofia melangkah pergi, dan Dante berbalik menuju area terlarang, tempat rahasia di La Fortezza yang disiapkan khusus untuk budidaya tanaman. Tempatnya bersebelahan dengan ladang jamur langka. Tidak sembarang orang yang dibolehkan masuk ke area terlarang. Itu sebabnya area terlarang memiliki si

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 81 : Berburu madu Halusinogen di Nepal

    Dante tersenyum kecil, “Berbohong padamu? Mana aku berani… nona intel yang terhormat.”Sofia duduk di pangkuan Dante, mengangkat alis, menatapnya dengan tatapan curiga. "Lalu… apa yang sebenarnya kau lakukan di sana? Kenapa kau mau mengambil resiko?”Dante tersenyum kecil, lalu mengangkat bahu seolah-olah itu bukan hal besar. "Aku hanya menjalankan tugas dari Alessandra. Aku tak menyangka tempat itu sudah kacau dan Esteban juga terluka, kami tidak bicara banyak sebelum akhirnya dia tewas.”Sofia tampak tak sepenuhnya yakin, tetapi berusaha menerima jawaban Dante. “Kami mendapat informasi tentang jamur yang digunakan sebagai bahan campuran obat terlarang. Namun semua terbakar habis, tidak ada bukti tersisa.”Dante menggeleng, menatap Sofia dengan tenang. "Sayang sekali."Sofia menghela napas. "Dante, kita bekerja sama," katanya sambil memandang Dante, ekspresi wajahnya mulai melunak. "Aku merasa punya hak untuk tahu segalanya. Kau berhutang padaku untuk apa yang telah kulakukan terakhi

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 80 : Budidaya Jamur & Madu Halusinogen

    Alessandra memandang serius matanya menunjukkan kekhawatiran. "Dante, apa yang sebenarnya terjadi? Kau bertemu Esteban dimana?"Dante menarik napas panjang, memutar ulang kejadian yang baru saja ia alami. "Aku bertemu Esteban," jawabnya pelan, menatap Alessandra. "Dia terluka parah dan meminta aku membawa koper ini untukmu. Tapi tak lama setelah itu, Matteo dan anak buahnya datang mengejar. Mereka ingin koper ini juga."Alessandra tampak terkejut, ekspresinya berubah menjadi muram. "Matteo... jadi dia menginginkan koper itu juga? Tapi kenapa sampai meledakkan tempat Esteban?"Dante menggeleng pelan, tak sepenuhnya yakin. Namun, di dalam pikirannya, Nexus mulai mengumpulkan informasi, menyaring data yang berhasil ia akses secara diam-diam."Dante," bisik Nexus di dalam benaknya, "ledakan dan pembakaran ini direncanakan oleh Vincent. Dia menginginkan jamur itu lebih dari Matteo. Vincent-lah yang berada di balik semua ini."Dante tersentak mendengar informasi itu, tapi ia berusaha tetap

DMCA.com Protection Status