Home / Urban / Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah / Bab 21 : Pelarian Melintasi Lautan Ganas

Share

Bab 21 : Pelarian Melintasi Lautan Ganas

last update Last Updated: 2024-09-16 09:47:34

Setelah mencapai tebing yang mengarah ke pantai, Dante dan Lorenzo tahu bahwa mereka tidak bisa sembarangan bergerak.

Sensor gerak dan sensor panas tersembunyi di sepanjang jalur menuju laut. Dante langsung mengandalkan Nexus untuk memetakan sensor-sensor tersebut.

"Nexi, aku butuh peta lengkap sensor gerak dan panas di sekitar tebing ini. Kita tidak bisa mengambil risiko terdeteksi," perintah Dante.

Nexus segera memproses data dari jaringan sensor. "Aku telah mendeteksi 12 sensor gerak dan 8 sensor panas di sepanjang jalur ini. Pola deteksi mereka saling tumpang tindih, namun ada jeda pendek antara pemindaian yang bisa kita manfaatkan."

Dante mengarahkan Lorenzo dan yang lainnya untuk bergerak di saat yang tepat. Setiap langkah mereka dihitung dengan sangat cermat.

Dengan menggunakan data dari Nexus yang menunjukkan kapan sensor gerak akan aktif dan kapan mereka bisa bergerak tanpa terdeteksi. Mereka bergerak dengan tenang dan perlahan, mengikuti instruksi dari Dante.

"Sekarang! La
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 22 : Di Jemput Oleh Kapal Pesiar Lorenzo

    Dengan Nexus yang memonitor kondisi laut dan cuaca secara real-time, mereka harus bertindak cepat dan tepat."Nexus, berikan analisis lengkap tentang kondisi laut dan arus. Apa ada jalur aman yang bisa kita lewati?" tanya Dante dengan napas tertahan, matanya menatap ombak besar yang menghantam pantai.Nexus segera memproses data cuaca dan arus laut. "Lautan di sekitar pulau ini sedang dalam kondisi sangat ganas, dengan ombak setinggi tiga hingga lima meter. Namun, aku mendeteksi pola arus yang bisa kita manfaatkan. Ada jeda dalam arus yang lebih tenang setiap sepuluh menit, yang bisa kita manfaatkan untuk melewati perairan paling berbahaya."Dante mengangguk perlahan. "Berapa lama kita punya waktu dalam jeda arus itu?""Jeda arus akan bertahan selama lima menit, setelah itu ombak besar akan kembali menghantam. Kita harus menggunakan waktu itu untuk mencapai perairan yang lebih tenang," jawab Nexus.Dante menjelaskan rencana tersebut kepada Lorenzo dan yang lainnya. Karena menganggap D

    Last Updated : 2024-09-17
  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 23 : Di Kejar Patroli Laut

    Ketika Dante naik ke dek utama, dia terkejut dengan kemewahan yang mengelilinginya. Meskipun dia tahu Lorenzo kaya, dia tidak menyangka Lorenzo memiliki kapal sebesar dan semewah ini. Di dek utama, terdapat kolam renang besar dengan air jernih yang tampak memantulkan cahaya malam. Di sekeliling kolam, terdapat kursi-kursi berjemur mewah dan gazebo tempat para tamu bisa bersantai.Di dekat kolam, ada jacuzzi pribadi yang dikelilingi tanaman hijau kecil yang memberikan suasana tropis. Sebuah bar outdoor lengkap dengan bartender profesional juga hadir di dek ini, siap menyajikan minuman eksotis dan koktail sesuai permintaan.Di bagian depan kapal, ada helipad yang memudahkan tamu-tamu VIP untuk datang dan pergi dengan helikopter, tanpa perlu menunggu di pelabuhan.Begitu memasuki bagian dalam kapal, Dante dan Lorenzo disambut oleh ruang tamu yang luas dengan lantai marmer berwarna putih mengkilap. Sofa-sofa empuk dari kulit asli, meja-meja dari kayu mahoni mahal, serta lampu gantung kri

    Last Updated : 2024-09-17
  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 24 : Penggerebekan La Sovrana & Kapten Rico Yang Cerdas

    Sementara mereka bergerak, Dante berbicara cepat dengan Nexus di dalam benaknya. "Nexi, kami butuh tempat untuk bersembunyi, dan kita harus mengelabui sistem patroli mereka. Apa ada tempat di kapal ini yang bisa menyembunyikan kita dari sensor mereka?" Nexus merespons dengan tenang meskipun situasinya genting. "Sistem telah memindai tata letak kapal. Ada ruang mekanik di bagian bawah kapal dekat ruang mesin. Tempat itu memiliki lapisan pelindung yang dapat menyamarkan sinyal panas dan gerakan. Jika kita bisa mencapai ruang itu dalam dua menit, maks akan aman dari deteksi patroli." Sambil mendengarkan arahan Nexus, Dante memimpin mereka menuju ruang mekanik. Mereka bergerak cepat melalui koridor sempit kapal, melewati area servis yang biasanya tidak terakses oleh tamu. Dan Nexus terus memantau posisi patroli. "Kapal patroli sudah berada dalam jarak 500 meter sedangkan helikopter patroli akan tiba dalam waktu satu menit," kata Nexus, memberi tekanan tambahan pada situasi. Akhirny

    Last Updated : 2024-09-17
  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 25 : Kehebohan Di Penjara Sentinel.

    "Tentu saja, jika Anda memiliki surat perintah yang valid, saya akan segera memfasilitasi pemeriksaan penuh. Namun, jika tidak, saya khawatir tindakan Anda akan dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional. Kapal ini terdaftar secara legal, dan setiap tindakan yang tidak sah bisa merugikan Anda secara hukum," lanjut Federico, tetap dengan nada ramah namun penuh kecerdasan.Komandan Alvaro mulai kehilangan pijakannya. Dia tidak memiliki surat perintah karena operasinya didasarkan pada dugaan aktivitas ilegal tanpa bukti konkret. Namun, dia tidak bisa membiarkan ini terlihat sebagai kelemahannya."Saya memiliki wewenang penuh di wilayah ini, dan saya tidak memerlukan surat perintah untuk menindak aktivitas kriminal," jawab Alvaro dengan tegas, meskipun dalam hatinya dia mulai meragukan langkahnya.Federico tersenyum sedikit lebih lebar, melihat kesempatan untuk lebih menekan Alvaro. "Saya mengerti, Komandan. Namun, klien saya memiliki pengacara yang sangat mumpuni, dan mereka akan m

    Last Updated : 2024-09-18
  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 26 : Memulai Petualangan

    “Sensor gerak tidak menunjukkan aktivitas abnormal sepanjang malam!” tambah penjaga lain yang bertugas memantau kamera. “Semua kamera menunjukkan bahwa mereka masih ada di dalam sel hingga dini hari! Tapi sekarang… mereka hilang!”Di ruang kontrol utama, para operator mencoba memutar ulang rekaman CCTV, mencari celah atau momen ketika Lorenzo dan Dante mungkin melarikan diri. Namun, semua rekaman terlihat normal, tanpa tanda-tanda gangguan. Sensor panas yang biasa mendeteksi keberadaan manusia tidak menunjukkan adanya perubahan, kedua tahanan itu benar-benar hilang seperti hantu yang bisa menembus tembok.Ketika berita ini sampai ke telinga Kepala Penjara, Warden Mikhailov, wajahnya langsung memerah karena marah dan frustasi. Sebagai pemimpin di salah satu penjara paling ketat di dunia, reputasinya dipertaruhkan. Jika ini terbongkar, karirnya bisa hancur dalam hitungan hari. Dan dia bisa saja dipecat.“Ini tidak mungkin terjadi!” geram Mikhailov sambil berjalan cepat ke ruang kontrol

    Last Updated : 2024-09-19
  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 27 : Perubahan Dante

    Ketika para tamu kapal, yang merupakan orang-orang kaya dengan status sosial tinggi dan komunitas jetset, melihat Dante pertama kalinya, mereka segera memasang tatapan merendahkan. Mereka adalah kalangan elit yang hidup dalam kemewahan, dan penampilan Dante yang kumal membuat mereka memandangnya dengan ekspresi jijik.Tidak hanya para tamu, tetapi juga lima pelayan pribadi yang ditugaskan untuk melayani Dante. Gadis-gadis ini adalah pelayan terbaik di kapal, terlatih untuk memberikan layanan kelas atas kepada tamu VIP. Namun, saat mereka melihat Dante untuk pertama kalinya, dengan pakaian tahanan lusuh dan tubuh yang kotor, mereka tidak bisa menyembunyikan rasa tidak suka dan penghinaan dalam hati.Mereka saling melirik satu sama lain, dengan tatapan penuh penghinaan yang tersembunyi di balik senyuman tipis yang mereka paksakan di wajah. "Ini orang yang dipercaya Tuan Lorenzo sebagai orang nomor dua?" Pikir salah satu dari mereka dengan sinis. "Dia terlihat seperti gelandangan." G

    Last Updated : 2024-09-19
  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 28 : Memenangkan Taruhan

    “Tidak… tidak ada masalah. Hanya… Tuan Lorenzo menunggu anda untuk sarapan bersama.” “Baik. Katakan padanya aku akan segera kesana.” Sikap mereka berubah seketika. Dari yang sebelumnya enggan untuk melayani Dante, kini mereka justru bersikap lebih antusias dan agresif. Wajah mereka yang semula penuh rasa jijik kini berubah menjadi senyum manis, dan mereka mulai mendekatkan diri ke Dante dengan cara yang lebih ramah dan menggoda. "Tuan Dante, bagaimana jika saya bantu untuk memakai baju?" tanya salah satu dari mereka dengan suara lembut dan penuh perhatian, sikap dinginnya lenyap tanpa bekas. Gadis lainnya segera mendekat dengan sikap yang jauh lebih hangat, menawarkan handuk tambahan dan bahkan menyentuh lembut lengan Dante saat dia memberikannya. "Tuan Dante, setelah sarapan, apa rencana anda? Bagaimana jika kita melakukan sesuatu yang menyegarkan?" tanya gadis lainnya dengan senyum menggoda. “Kita lihat saja nanti.” Dante membiarkan kelima gadis cantik membantunya berpak

    Last Updated : 2024-09-20
  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 29 : Kemampuan Baru Dante

    Dante mengerti, jelas Lorenzo tidak percaya sepenuhnya.Namun, saat permainan dimulai, Dante mengaktifkan Nexus di pikirannya. Sistem itu dengan cepat memindai setiap gerakan Phantom, menghitung probabilitas dari setiap kartu yang dibagikan, dan memberikan Dante informasi instan tentang strategi terbaik untuk memenangkan setiap ronde."Nexi, bantu aku membaca kartu lawan dan tentukan langkah terbaik," Dante berkata dalam benaknya."Pemain di seberang mu mencoba menipu. Dia menyembunyikan kartu di lengannya. Mainkan strategi ini untuk menjebaknya pada giliran berikutnya," jawab Nexus.Dengan arahan dari Nexus, Dante mulai memenangkan ronde demi ronde. Phantom, yang biasanya tak terkalahkan, mulai berkeringat saat melihat Dante terus mengungguli dia dalam setiap permainan. Dalam waktu singkat, Phantom kalah telak, dan semua chip di meja poker berpindah ke tangan Dante.Raffaele yang melihat kekalahan pertamanya mulai merasakan ketegangan. Namun, dia masih yakin dengan tim profesional la

    Last Updated : 2024-09-21

Latest chapter

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 95 : Menangkap Dante

    Warga desa menjerit dan menangis, beberapa mencoba berlutut dan memohon kepada Matteo. "Kami tidak tahu apa-apa! Tolong lepaskan kami" Seru seorang pria tua dengan suara bergetar. "Diam!" Bentak Matteo, menendang pria tua itu hingga jatuh ke tanah. Dante, yang bersembunyi di balik tumpukan karung jerami, menahan emosi. Dia mengatur napas, matanya menyipit memandang Matteo dari kejauhan. "Nexus, beri aku rute terbaik untuk mendekatinya, tanpa membahayakan warga desa," bisik Dante dalam hati. "Aku akan mengalihkan perhatian penjaga terdekat," jawab Nexus. "Bersiaplah." Sementara Matteo terus mengancam, Dante memanfaatkan keributan itu untuk melumpuhkan dua penjaga lainnya dengan cepat. Dia bergerak seperti bayangan, melumpuhkan setiap target tanpa suara. Ketika Matteo sadar bahwa hampir semua anak buahnya lenyap, dia menjadi semakin panik dan marah. "Keluar kau, pengecut!" Teriaknya lagi, kali ini sambil melepaskan tembakan ke udara. "Aku pasti akan menangkap dan mencincang

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 94 : Menyelamatkan Warga Desa

    Pagi itu, Lorenzo masih belum sadarkan diri. Alfonso seperti biasa mengganti perban dengan telaten."Dia sangat kuat," ujar Alfonso sambil mengikat perban dengan hati-hati. "Tapi kondisinya tetap harus diawasi. Luka barunya cukup dalam." Dante menghela nafas panjang, "Aku tahu Enzo kuat, tapi tetap saja... melihatnya seperti ini membuatku merasa bersalah."Alfonso menoleh, menepuk bahu Dante dengan lembut. "Kau sudah melakukan lebih dari cukup, anak muda. Kadang, kita hanya bisa menunggu dan berharap."Sambil membereskan kotak obat, Alfonso kembali bicara, “Ngomong-ngomong, tadi di pasar, Rose mendengar berita yang sedang hangat dibahas warga desa, yaitu tentang kediaman Ernesto yang terbakar habis bersama semua penghuninya,” Alfonso melirik Dante, “Alex apa kau yang…”“Kakek, apa menurutmu mereka tidak pantas menerima hukuman dari kejahatan mereka terhadap kalian selama ini?”“Tidak, aku tidak bilang begitu. Justru sebaliknya, apa kau tahu jika warga desa menganggap orang yang sudah

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 93 : "Hanya Mayat Yang Tidak Bisa Bicara"

    Dante mengangkat kedua tangannya perlahan, tapi matanya tetap menatap Ernesto tanpa rasa takut. "Kau lupa satu hal, Ernesto," kata Dante dengan suara rendah. "Untuk menghadapi orang sepertimu, aku tidak pernah bermain adil." Detik berikutnya, lampu di ruangan itu mendadak padam, suasana menjadi gelap gulita, dan suara perintah dari Nexus terdengar di kepala Dante. "Sekarang!" Kemampuan indra penglihatan Dante yang bisa melihat dalam gelap kembali aktif.Pertarungan sengit pun dimulai, Dante bergerak cepat seperti hantu di antara bayangan samar, anak buah Ernesto tumbang satu per satu, sementara Nexus terus memandu langkahnya. Meski kalah jumlah, Dante tidak akan menyerah sampai Lorenzo aman. “Kalian sudah melihat wajah Lorenzo, hanya mayat yang tidak akan banyak bicara. Jadi kalian semua harus mati,” gumam Dante.Dante memanfaatkan amunisi dan bahan peledak yang disimpan di kediaman Ernesto. Setelah memastikan Lorenzo berada di tempat aman, Dante menyalakan sumbu peledak dan me

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 92 : Menyelamatkan Lorenzo

    Langkah Dante dan Mariana terhenti ketika melihat sesuatu yang tidak biasa. Pintu rumah terbuka lebar, dan barang-barang terlihat berserakan di halaman depan. "Ya Tuhan, apa yang terjadi?" Tanya Mariana dengan suara gemetar. Dante mempercepat langkahnya, meletakkan belanjaan di teras, dan langsung menuju pintu masuk. "Tetap di belakangku," katanya tegas, melindungi Mariana dari kemungkinan bahaya. Saat mereka masuk, pemandangan di ruang tamu membuat Dante terkejut. Meja kayu kecil terbalik, kursi-kursi berserakan, dan beberapa pecahan gelas berserakan di lantai. Tidak jauh, Alfonso tergeletak di lantai dengan wajah penuh luka dan napas tersengal. "Kakek!" Dengan panik Mariana berlari mendekat, berlutut di samping Alfonso. Rose, yang duduk di lantai memegangi kepala Alfonso di pangkuannya, menangis tersedu-sedu. "Mereka datang secara tiba-tiba... mereka melukai Alfonso dan mengambil Enzo," katanya dengan suara gemetar. "Apa yang terjadi? Siapa mereka?" Tanya Dante sambil mem

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 91 : Mengurus Enzo

    "Aku tidak akan ke mana-mana," jawab Dante sambil duduk di kursi dekat kasur.Dalam pikirannya, Dante bertanya lagi pada Nexus. "Apa yang bisa aku lakukan agar dia cepat sembuh?""Beri dia waktu," jawab Nexus. "Semakin sering dia merasa aman, semakin cepat otaknya akan pulih. Tapi ini bukan proses yang instan." Dante menghela napas panjang, menatap Lorenzo yang perlahan tertidur dengan ekspresi damai dan polos. "Kau adalah Lorenzo yang legendaris, kenapa jadi begini?" gumamnya pelan. "Aku janji akan membantumu kembali menjadi dirimu kembali." ***Pagi itu, Dante berdiri di samping Lorenzo, menatap sahabat sekaligus bosnya yang kini tampak begitu berbeda. Lorenzo masih memeluk lututnya, wajahnya menatap ke jendela dengan ekspresi polos, seperti anak kecil yang tidak peduli pada dunia. "Ayo, Enzo," ujar Dante sambil menepuk pundaknya dengan lembut. "Kita perlu membersihkan badanmu hari ini." Lorenzo mengalihkan pandangan, wajahnya terlihat bingung. "Mandi?" Tanyanya dengan suara

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 90 : Perubahan Lorenzo

    Pria itu mendengus kesal, lalu memutar badan dan pergi, meninggalkan kedua anak buahnya yang masih tergeletak. "Bawa mereka!" Perintahnya kepada anak buah lain yang menunggu di pinggir desa. Setelah para preman pergi, Dante mengikuti keluarga Alfonso masuk ke dalam rumah. Kakek mengunci pintu dengan tergesa-gesa, wajahnya penuh kekhawatiran. Di ruang tengah, mereka duduk mengelilingi meja kayu kecil. "Bisakah kakek memberitahuku apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Dante. Alfonso menghela napas panjang, menatap Mariana yang masih menangis ketakutan di pelukan neneknya. "Mereka adalah anak buah Don Ernesto, seorang saudagar kaya yang memiliki banyak kekuasaan di desa ini." "Don Ernesto?" Dante mengernyit. "Kenapa dia ingin membawa Mariana?" Rose, mulai berbicara dengan suara sedih. "Semua ini dimulai dua tahun lalu," katanya sambil menggenggam tangan Mariana. "Ernesto datang ke Alfonso dengan tawaran uang untuk membantu perkebunan kami yang hampir bangkrut. Dia bilang itu hadiah

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 89 : Membantu Keluarga Alfonso

    Suasana makan malam di rumah Alfonso terasa hangat, meski hujan deras masih mengguyur di luar. Dante duduk di meja makan, menikmati sup ayam lezat yang membuat perutnya hangat."Dari mana asalmu, Alex?” Tanya Alfonso sambil menyeruput supnya. "Aku... dari kota," jawab Dante singkat. Identitas mereka harus di rahasiakan.Mariana tersenyum kecil, menatap Dante dengan rasa ingin tahu. "Kota itu seperti apa? Aku ingin sekali pergi ke kota, tapi kakek tidak pernah memberikan izin,” katanya pelan. Sebelum Dante menjawab, terdengar ketukan di pintu depan. "Siapa yang datang malam-malam begini?" Gerutu Alfonso sambil bangkit dari kursinya. Dengan kewaspadaan seperti biasa, Alfonso membuka pintu, dan seorang wanita tua berdiri di sana. Tubuhnya basah oleh hujan, rambutnya sedikit acak-acakan, tapi wajahnya terlihat ramah. Dia memegang sebuah keranjang kecil yang tertutup kain, dengan senyuman di wajahnya. "Bukankah aku sudah katakan padamu untuk pulang besok pagi?” Kata Alfonso dengan

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 88 : Menyuapi Obat Dari Mulut Ke Mulut

    Di dalam rumah sederhana namun terasa hangat itu, kakek Alfonso duduk di samping Lorenzo, tangannya yang tua dan berkeriput masih cekatan membalut luka Lorenzo menggunakan kain yang dicelupkan ke dalam ramuan herbal berwarna kehijauan. “Tuan, anda mengerti pengobatan?” Tanya Dante matanya tidak lepas dari berbagai ramuan yang di pegang Alfonso. Dia tidak bisa membiarkan orang yang baru mereka kenal memberikan sembarang obat pada Lorenzo.“Aku tahu sedikit.”Dante duduk di dekat perapian, memperhatikan dengan cemas setiap gerakan kakek. "Lukanya dalam," kata Alfonso tanpa menoleh. "Aku sudah melakukan usaha terbaik dengan memberikan ramuan obat yang aku buat sendiri. Sekarang semua tergantung padanya." Dante mengernyit. "Maksud Anda?"Alfonso menghela napas panjang, lalu menatap Dante dengan tatapan mata yang serius. "Kalau dia bisa melewati malam ini, dia akan selamat. Tapi kalau demamnya semakin parah…" Alfonso menggeleng pelan, tidak meneruskan kalimatnya, namun Dante mengerti

  • Jaksa Penghukum Dari Dunia Bawah   Bab 87 : Lorenzo Terluka

    Air sungai membawa mereka menjauh dari musuh, tapi arus yang kuat membuat Lorenzo kesulitan menjaga kesadarannya. Luka di pinggangnya membuat tubuhnya semakin lemah, namun ia tetap berusaha berenang, menjaga agar Dante tetap di dekatnya. "Kau baik-baik saja?" Tanya Dante dengan suara keras, mencoba melawan suara arus. "Jangan pikirkan aku," sahut Lorenzo sambil mengatur napas. "Kita harus keluar dari sini sebelum arus membawa kita terlalu jauh."Tiba-tiba saja terdapat pusaran air yang cukup kuat menyeret tubuh Lorenzo, dan tanpa ampun kepalanya membentur batu hingga tidak sadarkan diri.Dante berusaha sekuat tenaga menahan tubuh Lorenzo agar tidak tertelan pusaran air. Sambil berpegangan pada akar pohon yang menjuntai, dengan sisa tenaga, Dante berenang menuju tepian sungai, mencari tempat yang aman untuk beristirahat. Malam mulai tiba, dan luka di kepala Lorenzo terlihat parah.***Dante memapah Lorenzo, satu tangannya melingkari tubuh Lorenzo yang lemah, sementara tangan lainny

DMCA.com Protection Status